PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA (WEBBED) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNISI ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI MAKASSAR



dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. RAHMANIAR Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jaring Laba-laba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL MAKASSAR

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA


Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

: Model Pembelajaran Kontekstual (CTL), KeaktifanSiswa

Jurnal Pesona PAUD Page 1

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN MELAWI

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Model Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sangalla

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN BALOK ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. Hairanisa Al Amanah Dewi Komalasari

Pengaruh Strategi Pembelajaran Card Sort Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Pemahaman konsep merupakan ide

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. HAIRANISA AL AMANAH DEWI KOMALASARI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE NUMBERD HEAD TOGETHER DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BERUK 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 3 Palu

Transkripsi:

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA (WEBBED) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNISI ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI MAKASSAR RAHMANIAR Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan E-Mail: rn_umar@yahoo.com

2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jaring labalaba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain preetest-posttest kontrol group design. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Artinya bahwa kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring labalaba (webbed) lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba. ABSTRACT This study aims at :examining the influence of webbed learning model towards cognitive competence of early childhood at pertiwi Kindergarten in Makassar. This study is an experiment research with pretest-posttest control group design. Data were analized with descriptive analysis and inferential analysis. The results reveal that there is positive influence of webbed learning model toward the improvement of cognitive competence of early childhood at Pertiwi Kindergarten in Makassar. It means that the children s cognition ability who use webbed learning model is higher than those who do not use webbed learning model. Kata Kunci : Pembelajaran AUDI, Model pembelajaran jaring laba-laba, kemampuan kognisi

3 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua anak karena pendidikan merupakan suatu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. Pendidikan anak usia dini (fase prasekolah) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kebeberapa arah, di antaranya pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, sosioemosional, kepribadian, moral dan kesadaran beragama. Hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti melalui Buku Laporan Perkembangan Anak (BLPA) bahwa perkembangan dari segi kognisi anak masih berada pada kategori rata-rata dan hanya beberapa anak saja yang sudah melebihi standar. Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di kelas ditemukan bahwa pada umumnya guru-guru di TK menggunakan media pembelajaran yang disediakan berupa gambar-gambar di kelas, dan belum ada upaya untuk menyiapkan sesuai dengan kebutuhan anak. Taman Kanak-kanak sebagai lembaga PAUD mendapat tantangan yang cukup besar dalam menghadapi kenyataan ini. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menerapkaan model, pendekatan ataupun metode pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi anak secara optimal dan yang memungkinkan optimalisasi seluruh otak sehingga penerimaan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan informasi terjadi secara efisien. Hal yang paling mendasar yang harus diketahui guru dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah tentu saja mengetahui perkembangan kognitif anak. Dengan mengetahui dan memahami tahapan perkembangan anak dalam area kognitifnya, guru akan dapat mengembangkan model, pendekatan, metode-metode pembelajaran, dan dapat merancang kegiatan pembelajaran yang paling tepat bagi anak. Peran model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sebagai salah satu inovasi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak diharapkan dapat memberikan solusi yang baik bagi kebermaknaan pembelajaran pada anak. Model ini menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam berbagai

4 kegiatan dan/atau bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) ini, tema berfungsi sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak dengan tujuan menyatukan isi kurikulum dan memperkaya perbendaharaan kata anak. Kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema adalah pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan berpikir melalui berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga lebih menekankan pada keterlibatan anak dan mengerahkan anak untuk aktif (learning by doing). Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan (nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional) untuk memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik dianggap sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada pembelajaran anak usia dini di TK dapat membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematis dan holistik. Berdasarkan uraian konsep pembelajaran dengan model jaring laba-laba (webbed) dan tinjauan tentang kondisi riil di Taman Kanak- Kanak Pertiwi Makassar, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh model pembelajaran

5 jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanakkanak Pertiwi Makassar. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Memperkaya khasanah keilmuan pada lembaga pendidikan anak usia dini khususnya pada tingkat Taman Kanak-Kanak (pra sekolah). b. Dengan mengetahui, memahami serta melihat dampaknya secara langsung atas pengaruh dari model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap kemampuan kognisi anak usia dini di Sekolah Taman Kanak-Kanak, diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran tersebut di taman kanak-kanak. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan atau informasi kepada guru dan kepala sekolah tentang pentingnya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan prinsip pengembangan pada anak usia dini pada sekolah taman kanak-kanak. b. Sebagai umpan balik terhadap perbaikan penyelenggaraan pembelajaran anak usia dini maupun sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pelayanan pendidikan anak usia dini bagi masyarakat. c. Dengan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak usia dini, diharapkan para guru atau pendidik menyiapkan anak didiknya untuk memasuki jenjang pendidikan dasar.

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Tentang Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed). Menurut Aisyah dkk (2007:4.3) model jaring laba-laba (webbed) merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan/atau bidang pengembangan. Istilah jaring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut, kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Dengan demikian model ini, merupakan model yang menggunakan model tematis lintas bidang pengembangan. Lebih lanjut Fogarty menyatakan bahwa karakteristik model jaring laba-laba (webbed) adalah: (1) adanya pandangan luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapat membentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan; (2) menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut pada masing-masing bidang pengembangan. (Sujiono, 2010:67) Model pembelajaran jaring laba-laba sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran dengan model jaring laba-laba pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan setiap bidang pengembangan sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.

7 B. Hakikat Kemampuan Kognisi Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995:228) bahwa dunia kognisi anak-anak prasekolah ialah kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Pada hakikatnya anak adalah individu yang membangun sendiri pengetahuannya, dalam arti bahwa guru dan pendidik anak usia dini lainnya tidaklah dapat menuangkan air begitu saja ke dalam gelas yang seolaholah kosong melompong. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap untuk ditumbuhkembangkan asalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi yang dapat merangsang kemunculan dan potensi yang tersembunyi tersebut. Setiap anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang umum, tetapi pada saat yang sama setiap anak juga adalah makhluk individu yang unik. Pembelajaran yang sesuai dengan minat, tingkat perkembangan kognisi serta kematangan sosial dan emosional. Berdasarkan Permendiknas (2009:11) pengembangan kognisi berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5 6 tahun meliputi: (1) mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi, menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik, menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, mengenal sebabakibat tentang lingkungannya, menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan, memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari; (2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola yang meliputi: Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: lebih dari ; kurang dari ; dan paling/ter, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari dua variasi, mengenal pola ABCD-ABCD, mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya; (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan lambang huruf meliputi: menyebutkan lambang bilangan 1-10, mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kognisi anak usia dini adalah pengembangan yang berhubungan dengan pengembangan konsep berhitung permulaan, konsep bentuk dan ukuran dan konsep sains permulaan yang berhubungan dengan kegiatan percobaan-percobaan sederhana

8 yang menuntut daya berfikir anak, eksplorasi, kolaborasi dan elaborasi dalam setiap kegiatan. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan metode true experimental design. Penelitian ini menggunakan desain preetest-posttest kontrol group design yang merupakan bentuk desain penelitian dengan metode true experimental design. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Pertiwi yang beralamat di Jalan Bonto Langkasa No. 15 Gunung Sari Baru Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari 19 Agustus sampai dengan 19 Oktober 2011. Setiap kali pertemuan berlangsung mulai 07.30 sampai dengan 10.15 Wita. Kegiatan penelitian berlangsung masing-masing enam kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak didik TK Pertiwi Makassar tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 97 anak pada kelompok B yang tersebar dalam lima kelas yaitu; kelas B1, B2, B3, B4 dan B5. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara multi stage random sampling dengan Melakukan randomisasi untuk menentukan jumlah sampel dengan mengambil setiap bagian dari kelompok masingmasing berjumlah 20 orang. Sampel keseluruhan yang diambil secara random tersebut berjumlah 40 anak. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan kognisi anak usia dini. B. Definisi Operasional Variabel berikut. Adapun definisi operasional masing-masing variabel di atas adalah sebagai 1. Pembelajaran jaring laba-laba (webbed) adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan menentukan tema dan sub tema, mengidentifikasi sub tema dan

9 menentukan indikator yang akan dicapai, setiap kegiatan dikembangkan dengan melibatkan semua bidang pengembangan (Bahasa, kognitif, Sosial emosional, fisik motorik dan seni). Selanjutnya, setiap sesi pembelajaran menekankan pada keterlibatan anak, membangun kreatifitas dan membiasakan bereksplorasi dalam bentuk praktek dan pengamatan langsung, berlatih memecahkan masalah, dan membangun pemahaman konsep. Setiap sesi kegiatan pada setiap bidang pengembangan mendukung peningkatan kemampuan kognisi anak. 2. Kemampuan kognisi anak usia dini adalah kemampuan yang dimiliki anak yang meliputi kemampuan bereksplorasi, berkreasi, menyebutkan, mencocokkan benda dan tulisan (huruf dan angka), membedakan bentuk atau benda dan rasa, menciptakan bentuk, mengelompokkan, membandingkan media nyata dan abstrak, membilang, membangun konsep, dan membedakan. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan penilaian anak melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed). 2. Dokumentasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa dokumen tentang rekaman proses kegiatan penelitian. 3. Pedoman penilaian, digunakan untuk melihat hasil dari penelitian dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada kelompok eksperimen dan pembelajaran pada kelompok kontrol. D. Teknik Analisis Data Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan statistika. Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa skor kemampuan kognisi anak usia dini dianalisis dengan dua macam teknik analisis statistika, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

10 adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistika deskriptif tersebut meliputi distribusi frekuensi, histogram, mean, median, modus, dan simpangan baku. Karena penelitian ini ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistika inferensial. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono,2008:209). Kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel kebenarannya bersifat peluang (probability) yang mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Pengujian taraf signifikansi dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi α 0.05 dengan taraf kepercayaan 95%. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (webbed) terhadap Peningkatan Kemampuan Kognisi Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar 1. Gain Score Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan deskripsi data kemampuan kognisi anak usia dini pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka hasil tersebut akan dipaparkan lebih lanjut pada pembahasan berikut: Tabel 4.9 Perbandingan gain score kelompok eksperimen dan Mean Median Standar Deviasi Range Minimum Maksimum Sum Data hasil penelitian 2011 kelompok kontrol Eksperimen 15,90 15,50 3,386 13,00 9,00 22,00 318,00 Kontrol 6,80 6,00 4,124 14,00 1,00 15,00 136,00

11 Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa untuk kelompok yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) reratanya 15,90, median 15,50, dengan standar deviasi 3,386. Sedangkan untuk kelompok kontrol reratanya adalah 6,80, median 6,00 dengan standar deviasi 4,124. Dengan demikian rerata kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata kelompok anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba. Selanjutnya gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditemukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognisi anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh total nilai sebesar 318 dengan nilai minimum 9,00 dan nilai maksimum 22,00. Sedangkan kemampuan kognisi anak pada kelompok kontrol diperoleh total nilai 136 dengan nilai minimum 1,00 dan nilai maksimum 15,00. Dengan demikian terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini. Artinya rerata kemampuan kognisi kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada rerata kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring labalaba. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dari hasil penelitian, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol, ternyata kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05, dengan dasar pengambilan keputusan jika nilai probabilitas (sig) > α 0,05 maka H 0 diterima dan jika nilai probabilitas (sig) < α 0,05 maka H 0 di tolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini. Artinya kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada

12 kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring labalaba. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh data bahwa nilai probabilitas (sig) = 0,000 lebih kecil dari α 0,05 atau nilai sig 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Dengan kata lain, kemampuan kognisi kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring labalaba lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, ternyata kemampuan kognisi anak usia dini kelompok eksperimen yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring labalaba. Dalam hal ini, rerata skor kemampuan kognisi kelompok anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor kemampuan kognisi kelompok anak yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih memberi kesempatan kepada anak untuk memahami konsep secara menyeluruh melalui tema-tema yang bertolak dari kebutuhan anak, menyenangkan karena tema yang diangkat disesuaikan dengan minat anak. Karena pembelajaran ini diberikan dengan melibatkan semua bidang pengembangan dalam setiap kali pertemuan sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga dapat mengembangkan keterampilan berfikir karena pembelajaran dengan model ini lebih mengedepankan berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi. Pola model pembelajaran pada kelas kontrol lebih diinterpretasikan dengan pengenalan subjek materi yang dilakukan oleh guru, memberikan contoh, dan anak didik menjadi penerima pasif terhadap informasi yang diberikan. Sedangkan pola

13 model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keingintahuannya melalui eksplorasi sehingga memberikan kebermaknaan pengetahuan kepada anak. Anak didik termotivasi untuk melakukan pengamatan, membandingkan benda kongkrit dengan abstrak, membedakan bagianbagian tanaman dan bagian-bagian tubuh dan membedakan rasa serta memecahkan masalah secara mandiri. Memperoleh pengetahuan baru melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan kreatif dengan melakukan berbagai kegiatan secara berkelompok maupun mandiri dan guru bertindak sebagai fasilitator memberikan refleksi diawal dan diakhir pertemuan. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan proses pembelajaran yang bersifat mengkonstruksi pengetahuan melalui penjabaran berbagai bidang pengembangan dalam satu payung tema disetiap pertemuan sehingga sesuai dengan cara berfikir anak yang masih holistik. Kemudahan ini akan membuat anak semakin termotivasi untuk belajar. Selama proses penelitian berlangsung, pada kelompok anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed), anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran. Pada kegiatan praktek membuat rumah dari potongan geometri misalnya, ketertarikan anak ketika mereka diberi kesempatan untuk menggunakan potongan geometri dari berbagai warna, sehingga anak dengan senang dapat membuat rumah sesuai dengan warna kesukaannya masing-masing, dan anak diajak bereksplorasi dalam kegiatan ini. Demikian pula pada kegiatan pengamatan ikan mas di toples. Anak dengan sangat antusias mengamati gerak-gerik ikan mas dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan yang diamatinya serta secara bergantian menghitung ikan yang ada di toples tersebut. Kegiatan menyenangkan yang lain juga nampak pada saat mengamati bagian-bagian tanaman dan pada tema sayur-sayuran dan buah-buahan, dimana anak pada kegiatan ini diberi kesempatan untuk mencicipi berbagai macam rasa buah-buahan.

14 V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan uji stastistik pada pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Artinya bahwa kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba.

15 DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S. 2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka. Ary, Donald Dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional. Depdiknas. 2007a. Kerangka Dasar Kurikulum PAUD. Direktorat PAUD. Direktorat Pembinaan TK dan SD. Universitas Negeri Jakarta (UNJ).. 2007b. Pedoman Pembelajaran Bidang Kognitif Di Taman Kanak- Kanak. Jakarta. Direktorat Pembinaan TK dan SD Hendrawati. 2009a. Pembelajaran Tematik dan Implikasinya Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Hurlock, Elizabeth B. 1988. Perkembangan Anak. (Edisi Keenam). Terjemahan oleh Meitasari T & Muslichah Z. Jakarta: Erlangga. Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung. Kemendiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak: (Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Dirjen. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD. Papalia, Diane E dkk.2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Edisi Kesembilan:Terjemahan. Jakarta: Kencana. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Cetakan Pertama). Jakarta: Rajawali Pers. Santrock. John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. (Edisi Kelima: Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Seefedt, Carol & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Terjemahan oleh Pius Nasar. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung: Alfabeta. Sujiono. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas. PPPG Matematika. Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.