Suwondo Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Biologi Fkip Unri

dokumen-dokumen yang mirip
Sri Wulandari Dan Yusnida Bey

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN KONSEP RANCANGAN EKSPERIMEN MELALUI PEMBELAJARAN BERKELOMPOK PADA MATA KULLUJ BIOMETRI

Tengku Idris * Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Riau *Corresponding author, HP: ,

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Sri Wulandari Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Merita Diana SMPN 1 Tanjungraja, Lampung Utara. ABSTRAK

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Perkalian Bilangan. Eny Handayani

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Proses pembelajaran di dalam kelas harus dapat menyiapkan siswa

PERBANDINGAN KEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas XB SMA Negeri 1 Pasangkayu

SILABUS MATA KULIAH. Program Studi : Teknologi Pembelajaran (S2) Mata Kuliah : Teori Pembelajaran Jumlah SKS : 2

Kata Kunci: PBL, Berbasis Lingkungan, Keterampilan Proses Sains, Komponen Ekosistem.

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Etik Andriani Aunillah Kusno. STKIP PGRI Sidoarjo Jl.Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

POTENSI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL RANGKA PADA PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES, SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH KIMIA FISIKA I

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Journal of Innovative Science Education PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA BERBASIS MASALAH BERVISI SETS

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS MULTIPLE REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. proses pembelajaran dalam kelas menggunakan model pembelajaran

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PGPAUD DALAM MATA KULIAH TARI UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

Muhammad Habibi Rio Andika*,Hendar sudrajat**, M. Rahmad** ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Sri Irawati Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP UNIB

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar. Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah

Oleh : Rubiati,S.Ag. SMA Negeri I Kwadungan - Ngawi

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA KONSEP RANCANGAN EKSPERIMEN DALAM MATA KULIAH BIOMETRI Suwondo Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Biologi Fkip Unri ABSTRAK Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada konsep Rancangan Eksperimen dalam perkuliahan Biometri, sehingga pembelajaran dapat menyenangkan yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MlPA FKIP UNRI pada Semester Genap Tahun ajaran 2007/2008 dari bulan Maret sampai Mei 2008. Subyek penelitian adalah mahasiswa Program Strata 1 Pendidikan Biologi yang mengambil mata kuliah Biometri yang berjumlah 47 mahasiswa (5 laki-laki dan 42 perempuan). Penelitian dilaksanakan 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari 2 kali pertemuan dan 1 kali tes ( kuis )). Siklus ke dua terdiri dari 3 kali pertemuan,1 kali tes (kuis). Setiap pertemuan berlangsung selama 2 X 50 menit. Parameter yang diamati meliputi: (1) Hasil belajaryang dilihatdari daya serapdan ketuntasan individu mahasiswa, (2) Aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil peneltian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran PBL. Mahasiswa yang memperoleh hasil belajar katagori baik sekali lebih banyak yaitu 38 orang (80,85%) dengan interval nilai 81 sampai 100. Aktivitas mahasiswa dalam poses belajar mengajar dikategorikan baik, dengan rata-rata 67,69%, dan dalam melaksanakan percobaan dikategorikan baiksekali, dengan rata-rata sebesar84,21 %. Penerapan model pembelajaran PBL dipandang efektif diterapkan pada mata kuliah Biometri pada konsep rancangan percobaan. Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) PENDAHULUAN Biometri adalah mata kuliah yang mempelajari penerapan metode statistika untuk pemecahan masalah biologi baik sebagai ilmu biologi dasar maupun bidang terapannya. Biometri membahas tentang unsur-unsurpenting dalam perancangan ekperimen, analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL), pembanding berganda (beda nyata terkecil, uji Tukey, Duncan Multiple Range Test) dan analisis Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNRI, mata kuliah Biometri merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester 5 Program Strata 1 dengan bobot 2 SKS (teori). Tujuan mata kuliah ini agar mahasiswa dapat memahami konsep eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan. Mata kuliah Biometri sangat mendukung penyelesaian tugas akhir (skripsi) mahasiswa dan mata kuliah lainnya yang menggunakan pendekatan eksperimen. Berdasarkan pra-refleksi atas pengalaman belajar secara langsung melalui tatap muka (observasi interaksi belajar mengajar) maupun perolehan nilai mahasiswa selama ini (ujian mid dan semester) terungkap bahwa penerapan konsep rancangan eksperimen pada skala lapangan dan analisis data sukar dipahami mahasiswa dalam lingkup biometri. Kesulitan ini banyak dikeluhkan oleh mahasiswa lebih tertuju kepada karakteristik materi yang berisi banyak contoh penelitian yang dipecahkan dengan menggunakan rancangan eksperimen dan cara analisis data yang rumit. 26

UniUERSiTRS Rmu Berdasarkan hasil identifikasi yang menjadi akar permasalahannya adalah lemahnya kemampuan mahasiswa dalam hal mengkonstruksi suatu struktur kognitifnya menjadi jaringan konsep yang utuh untuk memahami konsep rancangan eksperimen, rendahnya motivasi untuk mencoba menganalisis data secara kuantitatif dan rendahnya kemampuan berfikir dalam memecahkan suatu permasalahan. Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis kompetensi menuntut untuk dikembangkannya inovasi pembelajaran yang kondusif sehingga mutu pendidikan di Perguruan Tinggi meningkat. Oleh karena itu dosen diharapkan mencari model alternatif pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata kuliahnya. Karakteristik materi dari mata kuliah Biometri adalah memecahkan masalah dengan pendekatan statistik sehingga mahasiswa perlu dirangsang dan dimotivasi untuk aktif dan bertanggung jawab dalam belajar. Perbaikan dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar mahasiswa aktif {active learning) dan melakukan langsung {learning by doing). Pada mata kuliah Biometri banyak terdapat materi-materi yang bisa dikaitkan dengan permasalahan yang autentik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mahasiswa mudah memahami materi yang diberikan. Model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan kondisi proses pembelajaran yang aktif dan kreatif bagi mahasiswa adalah pembelajaran berbasis masalah {Problem Based Learning). Muslimin (2003), menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan memecahkan masalah. Kerja sama yang dilakukan dalam pembelajaran berdasarkan masalah, mendorong munculnya berbagai keterampilan inquiri dan dialog sehingga akan berkembang keterampilan sosial berpikir. Selanjutnya menurut Ibrahim dan Nur(2002) model pembelajaran ini memberikan kepada mahasiswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan untuk penyelidikan dan inquiri. Slavin, dkk, 1995 menyatakan ciri-ciri khusus pembelajaran berdasarkan masalah adalah : (1) pengajuan masalah; (2) keterkaitan masalah dengan disiplin yang lain; (3) pengamatan yang autentik; (4) menyajikan hasil pemecahan masalah dan (5) kerjasama antar peserta didik. Model pembelajaran ini mempunyai tahapan yang jelas dan terstruktur yaitu : (1) orientasi mahasiswa pada masalah; (2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar; (3) Membimbing penyelidikan secara kelompok atau individu; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dengan adanya permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menerapan model pembelajaran problem based learning (PBL pada mata kuliah biometri sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada konsep rancangan eksperimen yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif model pembelajaran Biometri yang efektif sesuai dengan tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNRI pada Semester Genap Tahun ajaran 2007/2008 dari bulan Maret sampai Mei 2008. Subyek penelitian adalah mahasiswa Program Strata 1 Pendidikan Biologi yang mengambil mata kuliah Biometri yang berjumlah 47 mahasiswa (5 laki-laki dan 42 perempuan). Parameter Penelitian adalah : (1) Hasil belajar yang dilihat dari daya serap, diperoleh dari nilai Kuis pada setiap akhir siklus dan ketuntasan 27

LEmBRGR PEHELITinn individu maiiasiswa, (2) Aktivitas maliasiswa selama proses pembelajaran Penelitian tindakan kelas dilaksanakan 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari 2 kali pertemuan dan 1 kali tes ( kuis ). Siklus kedua terdiri dari 3 kali pertemuan,1 kali tes (kuis). Setiap pertemuan untuk tindakan berlangsung selama 2 X 50 menit. Tahapan pada setiap siklus terdiri dari: Persiapan, Pelaksanaan, Observasi,Evaluasi serta Refleksi. Sebelum pelaksanaan tindakan kelas, terlebih dahulu dilakukan pre-test selama 100 menit dan sosialisasi model pembelajaran berdasarkan masalah. Tahapan pembelajaran PBL adalah a. Pendahuluan Fase 1 : Orientasi mahasiswa kepada masalah Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran dan memunculkan masalah dari tugas yang telah dikerjakan di laboratorium dan kebun biologi untuk memotivasi mahasiswa. Kegiatan Inti Fase 2 : Dosen mengorganisasi mahasiswa untuk belajar dan membagikan LKM untuk dipecahkan secara kelompok sehingga mahasiswa menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan. Fase3 : Dosen membimbing mahasiswa berdiskusi dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah Fase 4 : Mahasiswa menyajikan hasil pemecahan masalah Penutup Fase 5 : Dosen bersama mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Keberhasilan pelaksanaan tindakan melalui: 1. Hasil Belajar a. Daya Serap Daya serap mahasiswa diukur dengan tes (kuis), dengan kriteria keberhasilan : Tabel 1. Interval dan Kategori Hasil Belajar No Interval Kategori 1 81-100 sekali 2 66-80 3 56-65 Cukup 4 41-55 Kurang 5 0-40 Gagal Sumber: UNRI, 2003 b. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar individu jika mahasiswa memperoleh nilai e" 65. 2. Aktivitas mahasiswa selama pembelajaran Aktivitas mahasiswa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, diamati dengan menggunakan lembar observasi. Untuk mengetahui aktivitas mahasiswa dapat diketahui dengan 28

menggunakan rumus sebagai berikut: P = F X 100% N Dimana : P = angka prosentase F = frekuensi aktivitas mahasiswa N = banyaknya mahasiswa (Sudjiono, 2007) Dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 2. Interval dan Kategori Aktivitas Mahasiswa No Interval Kategori 1 75-100 sekali 2 65-74 3 55-64 Cukup 4 <54 Kurang Sumber: Anonim, 1991 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Mahasiswa Hasil belajar mahasiswa dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) disajikan pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Hasil Belajar Mahasiswa Setelah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Kuliah Biometri T.A. 2007/2008 No. Interval Katagori Hasil Belajar Sebelum PBL Setelah PBL Pre Test Siklusi Siklus 2 N (%) N (%) N (%) 1 81-100 Sekali 8 ( 17,02) 32 (69,57) 38 (80,85) 2 66-80 10(21,27) 8(17,39) 9(19,15) 3 56-65 Cukup 15(31, 91) 5(10,87) 4 41-55 Kurang 9 (19,14) - - - 5 0-40 Gagal 5(10,63) 1 (2,17) - Jumlah 47(100%) 46 (100%) 47(100%) Berdasarkan Tabel diatas dapat terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar antara sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran PBL. Mahasiswa yang memperoleh hasil belajar katagori baik sekali setelah pembelajaran PBL lebih banyak yaitu 38 orang (80,85%) dibandingkan sebelum pembelajaran PBL 8 orang (17,02%), begitu juga mahasiswa yang termasuk katagori kurang dan gagal mengalami penurunan. Pada siklus 1 terdapat 1 orang (2,17%) yang termasuk katagori gagal tetapi setelah siklus ke 2 tidak terdapat lagi. Penerapan model pembelajaran PBL dipandang efektif diterapkan pada mata kuliah Biometri pada konsep rancangan percobaan. Terjadinya peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran PBL erat kaitannya dengan keterampilan berfikir mahasiswa dalam memecahkan masalah yang autentik sehingga mahasiswa aktif bekerjasama dengan kelompoknya dan memudahkan mahasiswa dalam melakukan 29

LEmenGR PEnELiiinn penyelidikan, mengerjakan LKM serta membuat laporan hasil pemecahan masalah. Sesuai dengan pendapat Ibrahim (2004), bahwa PBL dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual mahasiswa. Natuna dan Yusuf (2004), menyatakan bahwa tujuan pembelajaran PBL adalah menyajikan kepada peserta didik situasi masalah yang autentik dan bermakna, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam melakukan penyelidikan dan inkuiri. Dilihat dari ketuntasan belajar individu mahasiswa, penerapan model pembelajaran PBL memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar pada pokok bahasan rancangan percobaan (Tabel 4 ), sebelum perlakuan yang tuntas 70,21% dan setelah penerapan model pembelajaran PBL siklus 1 ( 70,21%) dan ke 2 (100%). Hal ini tidak terlepas dari kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang diberikan lebih kritis, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan lebih mandiri dalam memecahkan masalah. Pada saat berdiskusi mahasiswa terlihat lebih aktif dan melakukan kerja sama yang baik dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang baik pula. Tabel 4. Hasil Belajar Mahasiswa Berdasarkan Ketuntasan individu Sebelum Dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Kuliah Biometri TA 2007/2008 Evaluasi Jumlah Tuntas Tidak runtas Mahasiswa Jumlah % Jumlah % Pre Test 47 33 70,21 14 29,79 Tes Siklus 1 46 45 97,82 1 2,18 Tes Siklus 2 47 47 100 0 0 Aktivitas Belajar Mahasiswa 1. Aktivitas Mahasiswa dalam Proses Belajar Mengajar Aktivitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model PBL disajikan pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Aktivitas Mahasiswa dalam Proses Belajar Mengajar Setelah Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Kuliah Biometri T.A. 2007/2008 Pertemuan Ke- No Aktivitas Mahasiswa 1 2 3 4 5 Rata-rata N (%) N1%1 _ N (%) N (%) N (%) 1. Mengemukakan 12 17 17 14 11 31,74 ide/gagasan (26,09) (37,78) (39,53) (31,89) (23,40) Kurang 2. Aktif memecahkan 32 41 40 41 45 88,52 3. 4. 5. masalah Bekerjasama kelompok Mengajukan pertanyaan Menanggapi pertanyaan Rata-rata Kategori dalam (69,56) 40 (86,96) 33 (71,74) 12 (26,09) 56,09 Cukup (91,11) 42 (93,33) 35 (77,78) 22 (48,89) 69,78 (93,02) 41 (95,35) 40 (93,02) 23 (53,49) 75.35 Sekali (93,18) 39 (88,64) 40 (90,91) 21 (47,73) 70,47 (95,74) 45 (95,74) 37 (78,72) 20 (42,55) 67,23 sekali 92,004 Sekali 82,43 Sekali 43,75 Kurang 67,69 30

umuereitfls Rmu Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa rata-rata aktivitas mahasiswa mengalami peningkatan pada pertemuan I sampai pertemuan III, sedangkan pada pertemuan IV dan V mengalami penurunan. Pada pertemuan I, rata-rata aktivitas mahasiswa adalah 56,09 % (cukup), pertemuan II adalah 69,78 % (baik), pertemuan III adalah 75,35 % (baik sekali), pertemuan IV adalah 70,47 % (baik) dan pertemuan V adalah 67,23 % (baik). Secara keseluruhan aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 67,69 %. Rata-rata aktivitas mahasiswa yang mengemukakan ide/gagasan adalah 31,74 % yang dikategorikan kurang. Hal ini disebabkan karena mahasiswa masih memahami materi secara konseptual, sehingga mahasiswa kesulitan dalam menghubungkan dan memberi contoh antara konsep dengan permasalahan di lapangan. Disamping itu cakupan materi pada pokok bahasan konsep rancangan lebih banyak memahami tentang analisis data. Pokok bahasan ini memang sulit dipahami mahasiswa jika hanya dengan membaca wacana atau buku teks. Jadi, mahasiswa lebih banyak bertanya kepada dosen untuk penjelasan materi daripada mengemukakan ide atau menanggapi pertanyaan. Disinilah peran dosen untuk memotivasi mahasiswa, baik dalam bertanya maupun cara dosen dalam menjawab pertanyaan atau menjelaskan materi. Sebagaimana dikemukakan oleh Ishaq (2002), bahwa peran pengajar adalah sebagai motivator yaitu sebagai pemberi rangsang kepada peserta didik untuk terus belajar. Aktivitas mahasiswa dalam bekerjasama dengan kelompoknya dan aktivitas mahasiswa yang aktif memecahkan masalah dikategorikan baik sekali, dengan rata-rata yaitu 92,004 % dan 88,52 %. Peningkatan aktivitas mahasiswa ini disebabkan karena pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah disajikan materi yang sesuai dengan lingkungan sekitar, sehingga mahasiswa lebih aktif, bersemangat dan mudah dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Selain itu mahasiswa juga tidak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Akinoglu STandagon (2007), yang menyatakan bahwa salah satu kelebihan dari PBL adalah dapat mengembangkan sikap sosial dan keahlian berkomunikasi mahasiswa dalam belajar dan bekerja dalam kelompok. Aktivitas mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan kepada dosen atau teman dapat dikategorikan baik sekali dengan nilai rata-rata 82,43 %. Berbeda dengan aktivitas mahasiswa dalam menanggapi pertanyaan yang hanya dikategorikan kurang dengan nilai rata-rata 43,75 %. Hal ini disebabkan karena mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan. Sehingga mahasiswa lebih banyak bertanya untuk penjelasan materi dari pada menanggapi pertanyaan. Senada dengan teori belajar menurut Vygotsky, mengemukakan bahwa komunikasi verbal dengan orang-orang yang dianggap lebih mengetahui akan mengembangkan pengertian belajar dan memudahkan dalam penyelesaian kesulitan (Suparno, 1997). 2. Aktivitas Mahasiswa dalam Melaksanakan Percobaan Aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan percobaan dengan menerapkan model Problem Based disajikan pada Tabel 6 dibawah ini. 31

LEmBRGn PEnELiTinn Tabel 6. Aktivitas Mahasiswa dalam Melaksanakan Percobaan Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah Biometri T.A. 2007/2008 N (%) N(%) N (%) Berdasarkan pada tabel 6 di atas terlihat bahwa aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan percobaan dilaksanakan pada pertemuan ke III, IV dan V. Pada pertemuan III aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa adalah mengajukan masalah, membuat hipotesis dan melakukan percobaan/ eksperimen. Pada pertemuan IV, aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa adalah melakukan pengamatan terhadap percobaan yang telah mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya. Sedangkan pada pertemuan V, aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa adalah membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang telah mereka lakukan. Jadi, aktivitas-aktivitas mahasiswa pada saat melaksanakan percobaan tidak dilakukan secara bersamaan, melainkan secara bertahap. Oleh karena itu aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan percobaan ini tidak bisa diselesaikan hanya pada 1 kali pertemuan. 32

UniUERSiTRS Rmu Dari data pada tabel di atas terlihat bahwa aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan percobaan dikategorikan baik sekali dengan rata-rata 84,21 %. Pada aspek mengajukan masalah 25,58 % (kurang), membuat hipotesis 100 % (baik sekali), melakukan percobaan 100 % (baik sekali), melakukan pengamatan 95,45 % (baik sekali), dan membuat kesimpulan 100 % (baik sekali). Aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan percobaan diperoleh kategori baiksekali (84,21%). Hal ini disebabkan karena konsep rancangan percobaan menghendaki aplikasi langsung, yaitu dengan menerapkan eksperimen secara langsung di laboratorium atau di lapangan. Dengan demikian pemahaman mahasiswa terhadap materi konsep rancangan percobaan tidak hanya bersifat konseptual. Sesuai dengan pendapat Bruner dalam Dahar (1989), yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses penemuan dengan pencarian pengetahuan secara aktif, sehingga memberikan hasil yang baik. Selanjutnya berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, akan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bemnakna. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil belajar Biometri pada mahasiswa, setelah penerapan model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan yang signifikan dengan katagori baik sekali sebanyak 38 orang (80,85%) dengan interval nilai 81 sampai 100. 2. Aktivitas mahasiswa dalam poses belajar mengajar dengan menerapkan model Problem Based Leaming (PBL) pada mata kuliah Biometri dikategorikan baik, dari rata-rata aktivitas belajar sebesar 67,69%. Sedangkan aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan percobaan dengan menerapkan model Problem Based Leaming (PBL) pada mata kuliah Biometri dikategorikan baik sekali, dengan rata-rata sebesar 84,21 %. 3. Model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada konsep rancangan percobaan pada mata kuliah Biometri di Program Studi Biologi T.A. 2007/2008. Hal ini berdasarkan dari hasil belajar mahasiswa dan aktivitas belajar mghasiswa.., DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1991. Petunjuk Operasional Peningkatan Mutu Pendidikan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Riau. Pekanbaru. Akinoglu, O. & Tandagon, R. O. 2006. The Effects of Problem-Based Active Leaming in Science Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1), 71-81. Tersedia [On line]: http: www.eimdte.com. 8 Maret 2008. Dahar,R,W. 1989. Teori-Teori Belajar. Eriangga.Jakarta Ibrahim dan Nur. 2002. Pengajaran Berdasarkan Masalah. University Press. Surabaya Ishaq, I. 2002. Mengajar Efektif Pedoman Praktis Bagi Guru dan Galon Guru. UNRI PRESS. Pekanbaru. Muslimin Ibrahim. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Depdiknas. Jakarta. Slavin, R.E. 1994. Education Psychology : Theories and Practice. Fourth Edition. Massachusett: Allyn and Bacon Publisher. Sudjiono, A. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanasius Yogyakarta. 33