Effect of Therapy Group Activities Increase In Price of Self Interest Clients In The Soul Dr Seruni Rs Radjiman Wediodiningrat Lawang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Muzayyin 1, Abdul Wakhid 2, Tri Susilo 3 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

EFFECT OF ACTIVITY GROUP THERAPY: THE SOCIALIZATION OF THE CLIENT S VERBAL COMMUNICATION SKILL WITH SOCIAL ISOLATION IN THE PSBL PHALA MARTHA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

Koping individu tidak efektif

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA

PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI WISMA LANSIA KAB. LUMAJANG

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Hubungan Peran Perawat dengan Kemampuan Bersosialisasi pada Pasien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Prov. Sumatera Utara Medan

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT GHRASIA PROVINSI DIY

Pengaruh Terapi Individu Generalis Dengan Pendekatan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terhadap Frekuensi Halusinasi Pada Pasien Halusinasi

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Oleh Perawat Pada Pasien Rawat Inap di RSD Madani Palu Tahun 2013

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

Aristina Halawa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan besar karena komunikasi 1. Oleh sebab itu komunikasi

INTISARI. Ni Wayan Margitri, Lilis Murtutik

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

ABSTRAK. Kata Kunci : Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi, Harga Diri Rendah ABSTRACT

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

Ah. Yusuf*, Khoridatul Bahiyah*, Yustina Barek Ola*

MENGONTROL MARAH PADA PASIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DENGAN PENDEKATAN NIC DAN NOC DI RSJ DR. RADJIMAN WEDYODININGRAT LAWANG SKRIPSI

PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SESSI 1-3 TERHADAP KEMAMPUAN MENGENDALIKAN HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI PASIEN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan. manifestasi dan atau ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

EFEKTIVITAS PROSES EDUKASI TERPUSAT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENTINGNYA IDENTIFIKASI PASIEN DI RUANGAN RAWAT INAP RUMKITAL DR

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITAS SESI I-III TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN HALUSINASI DI RSJD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

PENYULUHAN PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEGAGALAN PENGOBATAN PENDERITA TUBERKULOSIS

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

PERBANDINGAN TINGKAT KEMAMPUAN MEKANISME KOPING SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN BIMBINGAN INDIVIDU PADA MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT JIWA*

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH

PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DAN HALUSINASI DI RSJD DR. RM SOEDJARWADI KLATEN

PENGARUH TERAPI INDIVIDU SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI DESA BANARAN GALUR KULON PROGO YOGYAKARTA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka

PENGARUH MINDFULNESS MEDITATION

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB I PENDAHULUAN.

Ni Wayan Sri Utami 1, Abdul Ghofur 2, Wahyu Rochdiat 3 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJD

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.K DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG GELATIK RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Sultan Agung Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI TERHADAP HARGA DIRI KLIEN MENARIK DIRI DI RUANG SERUNI RS JIWA DR RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG Effect of Therapy Group Activities Increase In Price of Self Interest Clients In The Soul Dr Seruni Rs Radjiman Wediodiningrat Lawang Sri Widowati 1, Nur Lailatul M 2, Widayanti 3 1, 2) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 3) Alumni Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami 188A Malang 65145 *) e-mail: irs_widowati27@yahoo.co.id ABSTRAK KSalah satu terapi modalitas adalah Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang ditujukan untuk klien dengan masalah yang sama. TAK merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan harga diri pasien agar dapat kembali ke masyarakat sehingga dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Untuk pasien menarik diri kita dapat melakukan dengan TAK peningkatan harga diri yang bertujuan untuk menerima dirinya sendiri dengan penuh kepercayaan, menghargai dirinya, dan menilai positif diri sendiri. TAK peningkatan harga diri merupakan upaya untuk meningkatkan harga dirinya bagi pasien menarik diri yang harga dirinya rendah. Tujuannya mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh TAK peningkatan harga diri terhadap harga diri pasien menarik diri. Desain penelitian menggunakan preexperiment design dengan pendekatan pre test-post test design. Menggunakan purposive sampling sebanyak 5 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dengan menggunakan uji wilcoxon signed ranks test. Penelitian dilaksanakan selama sebulan pada bulan Juli 2009 di Ruang Seruni. Dari hasil analisa data dan interpretasi data dapat disimpulkan, harga diri pada pasien menarik diri sebelum diberikan TAK peningkatan harga diri mean untuk pre test = 11,8000 dan setelah dilakukan TAK peningkatan harga diri mengalami penurunan tanda gejala harga diri rendah mean untuk post test = 4,2000. Dan didapatkan perhitungan menggunakan uji wilcoxon signed ranks test adalah z = -5 a dan p = 0,00 (p < 0,05). Sehingga Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga pada pasien menarik diri di RS Jiwa DR Radjiman Wediodiningrat Lawang. Kata kunci: TAK peningkatan harga diri, peningkatan harga diri, menarik diri ABSTRACT One of modality therapy is group activity therapy addressed for client with the same problem. Group activity therapy be one of way applied to increase patient self-regard to regain to public causing interaction can with others and vicinity area. For patient withdraws we can do with group activity therapy of increase of self-regard with aim to receive their/his self fully trust, esteems self, and assess positive of own self. Group activity therapy of increase of self-regard is striving to increase the price of self for patient withdraws which the price of low self. As for purpose of generally is identify there are not of increase group activity therapy influence of self-regard to increase of self-regard at patient withdraws. Research design applied is research design of pre method pre-experiment design with approach of pre test-post test design. Sample taken is purposive sampling counted five responders. Data collecting method applied is observation sheet by using wilcoxon signed ranks test. Research executed during one month in July 2009 in chamber Seruni. From result analysis data interpretation and data can be concluded, self regard at patient withdraw before given do not the make-up of self regard of mean for the pre of test = 11,8000 and after conducted do not the make-up of natural self regard of degradation of low self regard symptom sign of mean for the post of test = 4,2000. And got by calculation use test of wilcoxon ranks signed test is z = - 5 a and p = 0,00 ( p < 0,05). So that Ho refused, mean there is influence which isn t it between before and after conducted by group activity therapy is make-up of price at patient withdraw in DR Radjiman Wediodiningrat Lawang Mental Hospital. 45

Sri Widowati 1, Nur Lailatul M 2, Widayanti 3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Keywords: group activity therapy, increasing of self-respect, attractive self LATAR BELAKANG Gangguan kesehatan jiwa pada pasien jiwa bermacam-macam, salah satunya adalah menarik diri. Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Pada klien dengan menar ik diri diperlukan rangsangan atau stimulus yang adekuat untuk memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan atau diberikan kepada klien tetap menarik diri yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup sehari-hari kurang adequat. Klien menarik diri juga mengalami penurunan harga diri karena kurangnya kepercayaan diri. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2007). Penelitian oleh FIKUI pada 2000 tentang pengaruh model TAK sosialisasi terhadap kemampuan komunikasi verbal dan non verbal pada klien menarik diri di rumah sakit jiwa. Sampel sebanyak 36 klien menarik diri di RSJP Jakarta dan 76 klien di RSJP Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bila dibandingkan dengan standar kemampuan yang diharapkan yaitu 75%, maka kemampuan kelompok intervensi melebihi standart sedang kelompok non intervensi kurang dari standar tersebut. Perbandingan kenaikan kemampuan komunikasi antara kelompok intervensi TAKS dan non TAKS berbeda bermakna dengan p = 0,0001. Hasil survey peneliti pada 14 Juli 2009 di RS Jiwa DR Radjiman Wediodiningrat Lawang di Ruang Seruni dengan prosentase menarik diri lebih tinggi yaitu 36,36% (8 orang). Harga diri merupakan katalisator untuk mempertahankan cahaya batin yang dapat menciptakan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif bagi pengembangan pribadi. Melalui har ga diri inilah kita dapat membedakan diri dengan orang lain dengan kata lain harga diri digunakan sebagai parameter untuk menilai atau membedakan diri kita dengan orang lain dalam hal penghargaan terhadap keunikan penampilan fisik, kemampuan intelektual, kecakapan pribadi, dan kepribadian. Harga diri yang positif dapat meningkatkan kesadaran akan perkembangan diri atau kapan tindakan dan pikiran melenceng dari tujuan semula, sehingga dapat menghadapi tantangantantangan bila diperlukan (Malieq, 2007). Pasien menarik diri perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dapat kembali ke masyarakat dengan memiliki konsep diri yang positif sehingga dapat memudahkan mereka untuk bersosialisasi kepada orang lain dengan meningkatkan harga diri mereka terlebih dahulu. Salah satu upaya untuk dapat mengembalikan harga diri klien menarik diri dengan memberikan terapi modalitas yaitu terapi aktivitas kelompok (Keliat, 2004). METODE Penelitian ini merupakan pre experiment dengan menggunakan pre test-post test design. Responden sebanyak 5 orang dengan karakteristik: bersedia mengikuti TAK peningkatan harga diri; klien menarik diri tidak dalam fase krisis; klien tidak dalam keadaan sakit fisik. Penelitian dilakukan di Ruang Seruni RS Jiwa DR Radjiman Wediyodiningrat Lawang selama 1 bulan pada bulan Juli 2009. Dengan menggunakan purposive sampling, klien dengan menarik diri diberi pre test (observasi) tentang peningkatan harga diri, kemudian 46 Januari 2010: 45-49

diberi perlakuan berupa TAK peningkatan harga diri sebanyak 5 kali selama 20 menit dan dilakukan post test (observasi). Selama observasi menggunakan instrument berupa lembar observasi, dan panduan pengamatan. Data hasil observasi dianalisa menggunakan uji wilcoxon signed ranks test dengan program SPSS 10 for windows dengan nilai signifikansi (kesalahan) adalah á < 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Harga Diri Klien Menarik Diri (Pre Test) Dari tabel 1 diketahui pada mean untuk pre test = 11, 8000 hal ini menunjukkan harga diri klien menarik diri sebelum dilakukan TAK peningkatan harga diri (pre test) masih rendah. Harga Diri Klien Menarik Diri (Post Test) Dari tabel 2 diketahui pada mean untuk post test = 4.2000 hal ini menunjukkan harga diri klien menarik diri sesudah dilakukan TAK peningkatan harga diri (post test) mengalami peningkatan. Pengaruh TAK Peningkatan Harga Diri Terhadap Harga Diri Klien Menarik Diri. Dari tabel 3 diketahui hasil yang diperoleh dari perhitungan menggunakan uji wilcoxon signed ranks test adalah z = -5 a dan p = 0,00 (p < 0,05). Sehingga Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga. Harga Diri Klien Menarik Diri (Pre Test) semua responden pada penelitian ini merupakan klien menarik diri yang mempunyai tanda gejala dengan harga diri rendah yang belum pernah dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri, dan selain itu juga klien mengalami penurunan harga diri. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan, dan merasa gagal dalam mencapai keinginan (Keliat, 2002). Harga Diri Klien Menarik Diri (Post test) Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri tampak adanya perubahan nilai dari responden. Sehingga seluruh responden mengalami peningkatan harga diri ditandai dengan berkurangnya tanda dan gejala harga diri rendah pada klien menarik diri. Terdapat 2 responden yang mengalami penurunan tanda gejala karena responden tersebut dikategorikan dalam fase pemeliharaan, 1 responden mengalami penurunan tanda gejala dan masuk dalam fase pemeliharaan, dan 2 responden mengalami penurunan tanda gejala karena masuk dalam fase akut. Sehingga setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri tidak ada lagi responden yang mengalami penurunan tanda gejala, bahkan sebaliknya semua responden mengalami peningkatan terhadap harga dirinya. Hal ini dikarenakan semua responden tidak dalam fase krisis, semua responden mengikuti tiap-tiap tahap terapi aktivitas kelompok dengan baik, tidak meninggalkan tempat saat melakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri. Sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri masingmasing responden dilakukan pre test terlebih dahulu dengan menggunakan lembar observasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil observasi yang dilakukan diketahui 47

Sri Widowati 1, Nur Lailatul M 2, Widayanti 3 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Tabel 1. Identifikasi harga diri klien menarik diri sebelum dilakukan TAK peningkatan harga diri (pre test) Pre test Post tes N Mean Std. deviation Min Max 5 11.8000.44721 11.00 12.00 5 4.2000 2.58844 2.00 7.00 Tabel 2. Identifikasi harga diri klien menarik diri setelah dilakukan TAK peningkatan harga diri (post test) Pre test Post tes N Mean Std. deviation Min Max 5 11.8000.44721 11.00 12.00 5 4.2000 2.58844 2.00 7.00 Tabel 3. Pengaruh TAK peningkatan harga diri terhadap harga diri klien menarik diri Pre test-post tes Negative ranks Positive ranks Ties Total N Mean rank Sum of ranks 5 a 3.00 15.00 0 b.00.00 0 c 5 Adanya kiat-kiat pengembangan harga diri pada klien yang mengalami penurunan harga diri seperti: melihat diri sendiri sebagai pribadi yang terpisah dari serangkaian nilai, kebutuhan, dan impian yang anda miliki; melatih pikiran untuk menghargai diri sendiri sebagaimana adanya; hentikan kebiasaan merendahkan diri dengan mengubah self-talk; menjadi diri yang sebenarnya ; dan hentikan sikap mengalahkan diri sendiri. Kiatkiat tersebut akan mengembalikan konsep diri klien menjadi lebih adaptif. Pengaruh TAK Peningkatan Harga Diri Terhadap Harga Diri Klien Menarik Diri Masing-masing responden mengalami peningkatan harga diri ditandai dengan berkurangnya tanda gejala yang dimiliki. Dari hasil uji analisa menunjukan bahwa terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri memberikan pengaruh positif terhadap harga diri klien menarik diri sehingga dapat memudahkan klien untuk bersosialisasi baik di lingkungan rumah sakit maupun di rumah. Hal ini sesuai dengan tujuan terapi aktivitas kelompok yaitu berfokus pada peningkatan harga diri dengan klien dengan gangguan persepsi, menarik diri dengan realita, inisiatif dan kurang ide, kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal (Yosep, 2007). Selain itu, fokus terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri adalah untuk meningkatkan harga diri yang ditandai dengan mengenali diri sendiri, menghargai diri sendiri, tidak memusuhi diri sendiri dan berfikir positif dan rasional. Selain itu terapi aktivitas kelompok memiliki manfaat yaitu: mendapat infor masi har apan anggota kelompok, meningkatkan harapan anggota kelompok, memberikan kesadaran tentang adanya persamaan pikiran, perasaan, dan masalah. Berbagai masalah pengalaman untuk menolong orang lain, membantu pengalaman belajar yang sebelumnya didapat dalam keluarga, kesempatan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan melalui perilaku imitasi pada anggota kelompok, kesempatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap interaksi sosial dan keter ampilan sosial, meningkatkan kemampuan hubungan yang luas, sehingga tanggung jawab dan kompleksitas dalam berhubungan meningkat. Meningkatkan kemampuan anggota untuk menggali eksistensi mereka, dan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang tidak terekspresikan (Yalon dalam Stuard & Sundeen, 1995). 48 Januari 2010: 45-49

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan disimpulkan bahwa sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri klien menarik diri, seluruh responden belum menunjukkan adanya perubahan pada harga dirinya dikarenakan seluruh responden masih memiliki tanda gejala harga diri rendah. Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri pada klien menarik diri, responden mengalami perubahan yang bermakna yang ditandai dengan berkurangnya tanda gejala harga diri rendah. Ada pengaruh terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri terhadap harga diri klien menarik diri. Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sebaiknya dengan menggunakan responden yang lebih banyak, dan terapi aktivitas kelompok peningatan harga diri ini sebaiknya masing-masing tahap tidak hanya dilakukan sekali, melainkan lebih dari satu kali. Disarankan juga melakukan penelitian dalam jangka waktu yang cukup lama, karena terapi ini membutuhkan observasi lebih lanjut dalam memantau munculnya kekambuhan pada klien. Anonymus. 2002. Pelatihan Nasional Asuhan Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi Terapeutik Keperawatan. Makalah tidak dipublikasikan. Malang: Tim PPNI RS Jiwa DR Radjiman Wediodiningrat. DepKes RI. 2000. Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa I: Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta. Keliat, B.A. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. Malieq. 2007. http://malieq.wordpress.com / 2007/08/25/5-kiat-mengembangkanharga-diri-yang-rendah/. Diakses pada 21 Desember 2008. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeskulapius. Maramis, W.F. 1998. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga university Press. Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. Stuart, G.W., Sundeen, S.J. 1995. Principles and Practice, psychiatric Nursing. 5th edition. Lippicoln: Philadhelpia. Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Ed. 1. Bandung: PT Refika Aditama. DAFTAR PUSTAKA 49