9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

Tim Penulis Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Riau Dalam Angka 2016.

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

BUPATI INDRAGIRI HILIR

Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

"Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA"

Laporan Investigatif EoF PT RML GSK BB publikasi Mei

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

West Kalimantan Community Carbon Pools

TEMUAN DAN ANALISIS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI PROPINSI RIAU. ICCC Coffee Morning o Climate Change Jakarta, 15 April 2014

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Bertuah Aneka Yasa Oktober 2015

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu Hutan Tanaman PT Artelindo Wiratama Oktober 2015

Penggunaan lahan untuk kepentingan lain marak di empat unit manajemen HTI di Riau Laporan pemantauan kinerja pemegang SVLK

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 244/KPTS-II/2000 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 82/KPTS-II/2001 TENTANG

Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013

HUTAN HUJAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA PENTING BAGI IKLIM, SATWA LIAR DAN MASYARAKAT HUTAN

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 249/KPTS-II/1998 TENTANG

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.17/MENHUT-II/2006 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 1970-an, Indonesia mengandalkan hutan sebagai penopang

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Resiko Korupsi dalam REDD+ Oleh: Team Expert

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.192/MENHUT-II/2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.398/MENHUT-II/2005 TENTANG

ADA ATAU TANPA SFMP dan SFMP 2.0, APRIL BERKELANJUTAN MERUSAK HUTAN RIAU

LAPORAN VERIFIKASI KELUHAN TERKAIT TUDUHAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. DAYA TANI KALBAR TIM VERIFIKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.94/MENHUT-II/2005 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 397/Kpts-II/2005

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK BENCANA ASAP TERHADAP KEBERLANJUTAN INDUSTRI KEHUTANAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.45/MENHUT-II/2006 TENTANG

IV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

Ringkasan Publik PT. Suntara Gajapati RINGKASAN PUBLIK PT. SUNTARA GAJAPATI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

LAND AVAILABILITY FOR FOOD ESTATE. Oleh : MENTERI KEHUTANAN RI ZULKIFLI HASAN, SE, MM

Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

1 TAHUN PELAKSANAAN INPRES 10/2011: Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.393/MENHUT-II/2005 TENTANG

MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

POTRET PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI INDONESIA *)

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK. 55/Menhut-II/2006

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 744/Kpts-II/1990 TANGGAL : 13 Desember 1990

sumber pembangunan ekonomi dan sumber kehidupan masyarakat, tetapi juga sebagai pemelihara lingkungan global.

HASIL VERIFIKASI TERKAIT LAPORAN PELANGGARAN MORATORIUM HUTAN ALAM

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

Transkripsi:

9/1/2014 Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

Satu Pelanggaran yang dirancang sebelum Forest Conservation Policy APP/SMG diluncurkan ke Publik SENARAI Pada 5 Februari 2013, Sinar Mas Grup (SMG/APP) mengumumkan penghentian penebangan hutan alam di seluruh rantai pasokannya di Indonesia, kebijakan tersebut menyebutkan: APP dan seluruh pemasok hanya akan mengembangkan area yang bukan merupakan lahan hutan, sesuai dengan hasil identifikasi dalam penilaian HCVF dan HCS secara independen. Tidak akan ada aktifitas pembangunan kanal atau infrastruktur di area konsesi lahan gambut yang belum ada pembangunan HTI, hingga proses penilaian HCVF telah selesai dilakukan yang sudah melalui rekomendasi dari ahli lahan gambut. Untuk menerapkan kebijakan ini, APP/SMG di dalam protokol penebangannya menetapkan: Penebangan dan pembukaan lahan dihentikan paling lambat 31 Januari 2013. Baik di areal tegakan hutan alam, maupun di areal Lahan Terbuka (LT), dan Belukar Muda (BM) sampai adanya verifikasi." Semua unit alat-alat berat (A2B) yang dipergunakan untuk kegiatan penebangan, pembukaan lahan, pembuatan jalan dan kanal (sesuai daftar yang diserahkan) disimpan di tempat yang ditetapkan. Namun, pada Agustus 2014 Jikalahari kembali menemukan salah satu pemasok kayu APP/SMG PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa telah melanggar FCP APP. PT. Mutiara Sabuk Khatulistiwa (PT. MSK) merupakan konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) atau Hak Pengelolaan Hutan (HPH) menjadi salah satu pemasok bahan baku kayu alam dan akasia bagi SMG/APP. Konsesi IUPHHK-HA/HPH menerapkan dua system silvikultur yaitu Tebang Habis Tanam Permudaan dan Tebang Pilih. PT. MSK memperoleh areal kerja secara definitif pada 29 Desember 2000, melalui surat Keputusan Menteri Kehutanan SK.109/Kpts-II/2000 dengan luas areal 44.595 ha, yang kemudian mendapat ketetapan areal melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.59/Menhut- II/2013, areal MSK menjadi seluas ± 44.433,66 Ha, yang terletak di kelompok Hutan Sungai Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. PT. MSK secara administrasi terletak di Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir.

Berdasarkan peta land use yang dikeluarkan PT. MSK per 31 Januari 2013, konsesi ini dibagi dalam area community use, indigenous species, pulpwood plantation area, area pencadangan pulpwood plantation dan area penebangan tebang pilih. Dengan kebijakan SMG/APP, area di manapun pada konsesi ini harus menghormati dan mengikuti semua isi kebijakan SMG/APP, apalagi di areal yang masih ada hutan alam dan bergambut tebal. TEMUAN TERBARU Investigasi Jikalahari pada 26-29 Agustus 2014 menemukan 1 (satu) unit alat berat sedang bekerja membuat kanal dan jalan pada konsesi PT. MSK di area community use. Menurut pantauan lapangan investigator, alat berat ini telah bekerja mulai bulan Agustus 2014 dan telah membuat kanal dan jalan lebih kurang 5 (lima) kilometer. Alat berat ini diduga milik perusahaan perkebunan PT Setia Agrindo Lestari (first resources group/surya Dumai Grup). FOTO: Alat berat sedang mengeruk gambut untuk dijadikan kanal di dalam areal PT MSK Dugaan ini setelah tim Jikalahari melakukan kajian terhadap Izin Lokasi PT Setia Agrindo Lestari dan lampiran petanya, di mana arealnya tumpang tindih dengan PT MSK.

Izin lokasi PT Setia Agrindo Lestari dikeluarkan oleh Badan Perizinan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Kabupaten Indragiri Hilir tanggal 01 Agustus 2012 seluas 17.009 ha dan diberikan Izin Usaha Perkebunan (IUP) oleh Bupati Indragiri Hilir Indra Mukhlis Adnan pada Oktober 2013 1. Diperkirakan areal PT Setia Agrindo Lestari tumpang tindih dengan PT MSK lebih kurang 2.000 hektar, hal ini sesuai dengan alokasi areal community use seluas sekitar 2.000 ha. PETA 1: Berdasarka peta konsesi KEMENHUT 2010 pada kawasan konsesi PT. Setia Agrindo Lestari terdapat tumpang tindih dengan dengan kawasan konsesi PT. Mutiara Sabuk Kahtulistiwa seluas ± 2.000 Ha. Pertanyaan kritisnya, apakah PT MSK dan grup SMG/APP telah mengalokasikan sebagian arealnya untuk perkebunan kelapa sawit untuk PT Setia Agrindo Lestari? Dan kemudian mempublikasikan dengan penanaman areal community use? Karena jauh sebelum FCP APP dipublikasikan, PT Setia Agrindo Lestari telah memperoleh Izin Lokasi. Dugaannya, SMG/APP telah mengetahui proses izin perkebunan sawit ini dan mengelak dikemudian hari jika terjadi penebangan hutan alam bukan dilakukan oleh SMG/APP. Indikasinya, PT MSK, SMG/APP tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankan atau melindungi kawasan konsesinya atau bekerjasama dengan PT Setia Agrindo Lestari untuk menjadikan areal tersebut menjadi perkebunan sawit. 1 Indra Mukhlis Adnan berakhir menjabat sebagai Bupati Indragiri Hilir pada 22 November 2013

Jikalahari memberikan kesimpulan bahwa: Areal community use adalah modus bagi PT MSK, SMG/APP untuk dialihkan ke perkebunan sawit dan penebangan hutan alam dapat dilakukan, padahal ini suatu proses yang telah dirancang jauh sebelum FCP APP diluncurkan. Temuan Jikalahari ini bersesuaian dengan temuan Ekologika yang menyebut: Selain dampak potensial oleh operasional perusahaan dampak lain yang akan mempengaruhi keberadaan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya berupa keberadaan ijin-ijin lain pada wilayah lanskap kawasan konsesi MSK terdapat beberapa ijin perusahaan lain bidang Kehutanan dan Perkebunan. 2 Foto: Bekas tapak alat berat yang membelah hutan alam, gambut dikeruk untuk dijadikan kanal di dalam areal PT MSK 2 Lihat Ikhtisar Laporan PENILAIAN NILAI KONSERVASI TINGGI PT. Mutiara Sabuk Kathulistiwa Indragiri Hilir Riau, Desember 2013

Peta 1. Temuan Jikalahari pada konsesi PT. MSK, salah satu supplier bahan baku industry pulp and paper SMG/APP di Riau. Gambar 1 dan 2; alat berat sedang melakukan pembuatan jalan dan penggalian kanal. Gambar 3, 4 dan 5; Jalan dan kanal di konsesi PT MSK diperkirakan telah dibuat sekitar 5 km dan gambar 6 ditemukan jejak harimau sumatera yang menunjukan pada konsesi PT MSK merupakan habitat harimau sumatera.

Modus serupa juga terjadi ketika SMG/APP melegalkan penebangan hutan alam pada konsesinya setelah FCP APP diluncurkan, lihat laporan; Deforestasi berlanjut di satu konsesi pemasok SMG/APP di Riau, hutan alam ditebangi pada gambut dalam di habitat harimau setelah moratorium dicanangkan, April 2013 http://www.eyesontheforest.or.id/attach/eof%20%2816may13%29%20deforestation%20continues% 20in%20SMGAPP%20supplier%20concession%20FINAL.pdf Indikasi pelanggaran terhadap moratorium hutan oleh pemasok kayu APP di Kalimantan Barat yaitu PT Asia Tani Persada dan PT Daya Tani Kalbar, Maret 2013 http://www.wwf.or.id/?27920/rphk-komitmen-forest-conservation-policy-perlu-libatkan-semua- Pihak-dan-Sebenar-benarnya-Lindungi-Hutan-dan-Lahan-Gambut Hutan Alam segera ditebang di areal PT Suntara Gaja Pati di dalam areal Tanaman Kehidupan untuk masyarakat Desa Batu Teritip di Dumai. Pada 24-25 Februari 2014, Jikalahari bersama NGO lainnya bersama TFT dan PT Suntara Gaja Pati bertemu langsung dengan khalifah Hasan Basri dan menemukan fakta bahwa sekitar 1.600 areal telah diokupasi oleh Khalifah Hasan Basri sejak 2011 dan telah melakukan MoU dengan PT SGP pada 2013 terkait realisasi Tanaman Kehidupan di Desa Batu Teritip, Sungai Sembilan, Dumai. Sekitar 900 hektare telah ditanami karet, sawit dan perumahan. Sisanya seluas 700 ha masih berupa hutan alam menunggu untuk ditebang. Terkait FCP APP lahan seluas 700 hektar dihentikan sementara pengelolaannya hingga kajian penilaian HCS dan HCFV. 3 Hasil temuan investigator Jikalahari tersebut membuktikan bahwa: PT MSK tidak mematuhi aturan terkait kehutanan atau telah gagal menjalankan kewajibannya melindungi hutan dalam areal kerjanya sebagaimana termaktub dalam UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, PP 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan dan Surat Edaran Nomor SE.7/VI-BUHT/2014 tentang Pelaksanaan Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Hutan Pada Areal Kerja IUPHHKHTI. UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, Pasal 48 ayat (3): Pemegang izin usaha pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 29, serta pihak-pihak yang menerima wewenang pengelolaan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, diwajibkan melindungi hutan dalam areal kerjanya. Penjelasan ayat 3: Kewajiban melindungi hutan oleh pemegang izin meliputi pengamanan hutan dari kerusakan akibat perbuatan manusia, ternak, dan kebakaran. PP 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan, Pasal 8 ayat (2) dan ayat (4), Ayat (2): Perlindungan hutan atas kawasan hutan yang telah menjadi areal kerja pemegang izin pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan, izin pemungutan hasil hutan, dan pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab pemegang izin yang bersangkutan. 3 Hasil Meeting Forum Diskusi Grup Tanaman Kehidupan PT Suntara Gajapati pada 18 Oktober 2013 di hotel Grand Zuri Pekanbaru

Surat Edaran Nomor SE.7/VI-BUHT/2014 tentang Pelaksanaan Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Hutan Pada Areal Kerja IUPHHKHTI. Poin ke 3: kami tegaskan bahwa dalam setiap penerbitan keputusan IUPHHKHTI, para pemegang IUPHHKHTI wajib melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman khusus pada bidang perlindungan dan pengamanan hutan pada areal kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu: a. Perlindungan hutan, antara lain: 1) Mencegah adanya penebangan pohon tanpa izin, 2) Menyediakan sarana dan prasarana pengamanan hutan, 3) Ikut aktif melaksanakan pencegahan, pemadaman dan penanggulangan kebakaran hutan dan di sekitar areal kerjanya. 3) Pemegang izin wajib mencegah dan menghindarkan terjadinya tindak pelanggaran oleh karyawan atau pihak lain yang menyebabkan kerusakan hutan atau lahan hutan dalam areal kerjanya, antara lain: penggarapan dan atau penggunaan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah dan perambahan lahan hutan, pencegahan pemburuan satwa liar dan atau satwa yang dilindungi. REKOMENDASI Terkait pelanggaran FCP APP oleh PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa: Jikalahari mendesak APP/SMG harus segera: a. Segera melakukan moratorium penebangan hutan alam dan menghentikan operasi alat berat di seluruh konsesi pemasok SMG/APP. b. Mendesak SMG/APP melakukan dan menugaskan penilaian HCVF dan HCS pada konsesi PT. MSK terutama pada area temuan Jikalahari. c. Mendesak SMG/APP untuk menghentikan segala aktifitas PT Setia Agrindo Lestari dan atau pihak lainnya di konsesi PT MSK yang bertentangan dengan komitment FCP SMG/APP. d. SMG/APP dan PT MSK mendesak Pemerintah Daerah dan Kementerian Kehutanan untuk mengevaluasi perizinan PT Setia Agrindo Lestari. e. Mendesak SMG/APP untuk merehabilitasi kawasan gambut dan area lainnya di konsesi PT MSK yang telah di konversi oleh PT Setia Agrindo Lestari dan atau pihak lainnya --------*Selesai*-------