Petunjuk Teknis PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN KOTORAN SAPI

dokumen-dokumen yang mirip
1. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. 2.

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

Pupuk Organik dari Limbah Organik Sampah Rumah Tangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

INOVASI TEKNOLOGI PENANGANAN LIMBAH

PEMUPUKAN BUDIDAYA PADI ORGANIK rekommendasi BWD. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

V. GAMBARAN UMUM USAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

SEKUENS PUPUK DAN PEMUPUKAN. Kompetensi yang ingin dicapai. Pertemuan 6 dan 7 1. PUPUK

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencarian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

TINJAUAN PUSTAKA. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Transkripsi:

Petunjuk Teknis PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN KOTORAN SAPI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2007

ISBN : 978-979- 8308-75-8 PETUNJUK TEKNIS PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN KOTORAN SAPI PENI WAHYU PRIHANDINI TEGUH PURWANTO

Pembuatan Kompos Berbahan Kotoran Sapi Diterbitkan : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Hak Cipta @ 2007. Loka Penelitian Sapi Potong Jln. Pahlawan Grati No. 2 Grati Pasuruan 67184 Penyunting Pelaksana : Andi Mulyadi Marsandi Tata Letak dan Rancangan Sampul : Andi Mulyadi Isi buku dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan Kotoran Sapi 2007. Penulis :Peni Wahyu Prihandini dan Teguh Purwanto, Grati Loka Penelitian Sapi Potong Grati, 2007 : Vii + 20 halaman ISBN : 978-979-8308-75-8

2007 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya dengan diselesaikannya buku Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Organik Asal Kotoran Sapi dapat tersusun dengan lancar Buku petunjuk teknis ini disusun untuk memberikan informasi kepada para pelaku usaha dan pemerhati peternakan tentang cara pembuatan kompos organik yang berasal dari kotoran sapi yang berguna untuk memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah serta produksi tanaman. Penerbitan buku ini dibiayai dari dana kegiatan Prima Tani Loka Penelitian Sapi Potong T.A. 2007. Kepada staf peneliti di Loka Penelitian Sapi Potong yang telah menyusun buku petunjuk teknis ini diucapkan penghargaan dan terima kasih. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Bogor, September 2007 Kepala Pusat, Dr. Abdullah M. Bamualim iii

2007 DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vi I. PENDAHULUAN... 1 II. MANFAAT KOMPOS ORGANIK... 2 III. PRODUKSI DAN KANDUNGAN KOMPOS 3 ORGANIK.... IV. PEMBUATAN KOMPOS ORGANIK 5 1. Istilah kompos...... 5 2. Bahan dan peralatan... 5 3. Cara pembuatan kompos organik... 6 a. Pemanenan kompos... 6 b. Proses pembuatan kompos curah.. 6 c. Proses pembuatan kompos blok.. 8 d. Proses pembuatan kompos granula... 8 e. Proses pembuatan bokhasi... 10 V. CARA PEMAKAIAN KOMPOS ORGANIK... 11 VI. BIAYA PEMBUATAN KOMPOS MASING- 12 MASING JENIS... iv

2007 VII VIII. KESIMPULAN DAN SARAN... 13 DAFTAR PUSTAKA... 14 v

2007 DAFTAR TABEL Nomor Tabel 1 2 Judul Kandungan N, P Dan Kdalam Kotoran Sapi Potong... Hal Hasil Analisis Kompos Organik ( hi-grade)... 4 4 3 Perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos Curah,blok,granula dan bokhasi... 12 vi

2007 DAFTAR GAMBAR Halaman Nomor Gambar 1 2 3 4 5 6 Judul Kandang sapi sistem kelompok... 5 Pemanenan kotoran sapi... 6 Prosesp embuatan kompos curah. 7 Alat pres... 8 Produk Kompos Granula... 8 Mesin granula... 9 vii

I. PENDAHULUAN Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih efektif, menambah pendapatan peternak dan mengatasi pencemaran lingkungan. Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah ( < 20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO 2 dan H 2 O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman. Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama. Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah dan melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis pembuatan kompos organic berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani dalam memanfaatkan kotoran sapi, sekaligus memproduksi pupuk organic yang akhirnya akan menambah pendapatan. 1

II. M ANFAAT KOMPOS ORGANIK Manfaat kompos organik diantaranya adalah 1) memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan; 2) mperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai; 3) menam daya ikat tanah terhadap air dan unsure-unsur hara tanah; 4) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah; 5) mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah ini tergantung dari bahan pembuat pupuk organik); 6) membantu proses pelapukan bahan mineral; 7) memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia; serta 8) menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan (Yovita, 2001). Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P dan K yang tinggi sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanah dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik (Iwan, 2002). Pada tanah yang baik/sehat, kelarutan unsur-unsur anorganik akan meningkat, serta ketersediaan asam amino, zat gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari aktivitas mikroorganisme efektif dalam tanah akan bertambah, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi semakin optimal (Rully, 1999). 2

III. PRODUKSI DAN KANDUNGAN KOMPOS ORGANIK Seekor sapi mampu menghasilkan kotoran padat dan cair 23,6 kg/hari dan 9,1 kg/hari (Tauscher et al. sitasi Iwan, 2002). Undang (2002) melaporkan bahwa seekor sapi muda kebiri akan memproduksi 15-30 kg kg kotoran per hari. Kotoran yang baru dihasilkan sapi tidak dapat langsung diberikan sebagai pupuk tanaman, tetapi harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu. Beberapa alasan mengapa bahan organik seperti kotoran sapi perlu dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman antara lain adalah : 1) bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan organik berlangsung cepat sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, 2) penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah, 3) struktur bahan organik segar sangat kasar dan daya nya terhadap air kecil, sehingga bila langsung dibenamkan akan mengakibatkan tanah menjadi sangat remah, 4) kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan, sehingga pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan organik sebelum digunakan sebagai pupuk. Kandungan nitrogen (N), phospor (P) dan kalium (K) dalam kotoran sapi potong tertera pada Tabel 1. Hasil analisis laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong dan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jawa Timur terhadap kompos organik ( hi-grade) produksi Loka Penelitian Sapi Potong, datanya tertera pada Tabel 2. 3

Tabel 1. Kandungan N, P dan K dalam kotoran sapi potong Bobot Badan (kg) N (%) P (%) K (%) 277 28,1 9,1 20,0 340 42,2 13,6 30,0 454 56,2 18,2 39,9 567 70,3 22,7 49,9 Sumber : Vanderholm (1979) dalam Undang (2002). Tabel 2. Hasil Analisis Kompos Organik No Parameter Nilai 1. ph 7,3 2. Kadar Air (%) 24,21 3. Nitrogen (%) 1,11 4. C. Organik (%) 18,76 5. C/N ratio (%) 16,9 6. Phospor (%) 1,62 7. Kalium (%) 7,26 4

IV. PEMBUATAN KOMPOS ORGANIK ( HI-GRADE) 1. Istilah Kompos Hi-grade `Dinamakan kompos organik hi-grade karena mengandung unsur kimia yang komplit berasal dari campuran kotoran sapi n urine yang diaduk secara merata oleh ternak sendiri dengan cara diinjak-injak sehingga telah mengalami proses dekomposer dengan baik. 2. Bahan dan peralatan a. Kotoran sapi yang bercampur dengan urine (berasal dari kandang kelompok Gambar 1) b. Sekam atau gergajen (limbah gergajian kayu) c. Kapur bubuk d. Skop dan saringan e. Karung plastik f. Timbangan Gambar 1. Kandang sapi sistem kelompok 5

3. Cara pembuatan kompos Pembuatan kompos diawali dengan pengumpulan kotoran sapi dengan cara pemanenan dari kandang sistem kelompok, dilanjutkan dengan proses pengolahan menjadi kompos curah, blok, granula dan bokhasi. a. Pemanenan kompos Dilakukan setelah ketebalan kotoran sapi dan urine di lam kandang kelompok mencapai 25-30 cm (1,5 2 bulan) (Gambar 2) Pemanenan dilaksanakan sesuai dengan tujuan jenis kompos organik, yaitu kompos curah, kompos blok, kompos granu dan bokhasi. Gambar 2. Pemanenan kotoran sapi b. Proses pembuatan kompos curah Kotoran yang dipanen dari kandang diangin-anginkan di tempat teduh selama ± 2 bulan di musim hujan atau 1 bulan di musim kemarau, kotoran dihancurkan dan diayak dengan ukuran lubang 0,5 x 0,5 cm, kemudian dikemas dalam karung (Gambar 3). 6

) Pengangin-anginan kotoran (1 Penghancuran kotoran (2) Pengayakan kotoran (3) Pengemasan kotoran (4) Gambar 3. Proses pembuatan kompos curah 7

c. Proses pembuatan kompos blok Kotoran yang baru dipanen (kondisi masih basah), dicetak menggunakan alat pres manual sederhana atau dengan men gunakan mesin pres batako. Cetakan kompos blok berukuran p = 20 x l = 12 atau 6 x t = 5 cm. Gambar 4. Alat Pres d. Proses pembuatan kompos granula Bahan 1. Kompos curah 2. Tepung tapioka 3 5 % dari berat kering kompos 3. Air 8 10 % dari berat kering kompos 4. Zat pewarna ( merah, kuning, orange, hijau) Cara Kerja a. Tepung tapioka yang telah dicampur dengan pewarna, ditaburkan pada mesin granul. 8

Gambar 6. Mesin granul b. Kompos curah yang dihaluskan ditempatkan di atas lapisan tepung tapioka. c. Air disemprotkan melalui saluran yang ada pada mesin granul. d. Mesin dihidupkan dengan gerakan memutar sehingga akan terbentuk bulatan bulatan granul. e. Dikemas dalam plastik. 9

f. Proses pembuatan bokhasi Bahan 1. Kotoran sapi setelah ditiriskan 2. Sekam (10% dari bobot kotoran sapi) 3. Abu sekam (10% dari bobot kotoran sapi) 4. Dedak padi (5% dari bobot kotoran sapi) 5. Larutan EM-4 + Tetes + Air ( 2 : 2 : 1000) atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 2cc tetes atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 6 sendok makan gula pasir. Cara membuat 1. Campur kotoran sapi + sekam + abu sekam + dedak padi sesuai takaran, kemudian diaduk hingga merata. 2. Tuang campuran larutan EM-4 + tetes + air ke dalam campuran No. 1. dan diaduk hingga merata sampai membentuk adonan dengan kadar air + 40%. 3. Ditutup dengan karung goni atau tikar. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu bokkhasi meningkat 35-40 o C. Bila suhu mencapai 50%, maka bokhasi dobolak-balik agar udara masuk dan suhu turun. Lama fermentasi antara 4-5 hari dan bokhasi dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering, dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka pembuatan bokhasi dianggap gagal. 10

V. CARA PEMAKAIAN KOMPOS ORGANIK Kompos organik yang dihasilkan oleh mitra kerja pengguna teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Loka Penelitian Sapi Potong dapat digunakan untuk tanaman padi, polowijo dan hortikultura. Cara pemberiannya ditebarkan merata di permukaan tanah dengan dosis sesuai jenis tanaman; untuk pemupukan individu seperti tanaman dalam pot (jeruk, mangga, bunga, dsb), kompos disebarkan dibawah kanopi terluar dari daun; untuk hamparan tanaman padi dan tanaman polowijo diberikan 10 ton/ha setiap 6 bulan; untuk tanaman bawang merah 20.000 kg/ha; untuk tanaman semangka 2 kg/bedengan. Marsono (2001) menyatakan bahwa pemakaian pupuk kompos organik berdasarkan umur tanaman adalah 500 g/tanaman pada umur 1-3 bulan, 1000 g/tanaman pada umur tanaman 4-9 bulan. Berdasarkan hasil pengkajian BPTP Jawa Barat menunjukkan bahwa tanaman tomat varietas sakura yang dipupuk kompos kotoran sapi mampu berproduksi 3,15 kg/tanaman. Sedangkan untuk tanaman bawang daun dan seledri dengan pemakaian kompos organik kotoran sapi dapat meningkat produksinya masing-masing 57,1% dan 47,6%. 11

VI. BIAYA PEMBUATAN KOMPOS M ASING-M ASING JENIS Hasil perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos curah, blok, granula dan bokhasi yang dilakukan di kandang percobaan Loka Penelitian Sapi Potong yang menggunakan bahan uta kotoran sapi dari kandang kelompok (berisi 10 ekor sapi) (Tabel 3). Tabel 3. Perhitungan biaya pembuatan kompos Jenis kompos Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya 1. Kompos Curah - kotoran sapi 1 kg 100 100 - kemasan plastic 1 buah 50 50 - biaya operasional 1 kg 100 100 Jumlah biaya 1 kg 250 2. Kompos Blok - kotoran sapi 1 kg 100 100 - kemasan plastic 1 buah 50 50 - biaya operasional 1 kg 100 100 Jumlah biaya 1 kg 250 3. Kompos granula - kotoran sapi 1 kg 100 - bahan yang lain 1 250 250 - kemasan plastic 1 buah 100 100 Jumlah biaya 450 4. Kompos bokhasi - kotoran sapi 1 kg 100 100 - bahan yang lain 1 kg 1000 1000 - kemasan plastic 1 buah 100 100 Jumlah biaya 1200 12

VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kotoran sapi dapat dibuat menjadi beberapa jenis kompos yaitu curah, blok, granula dan bokhasi. Kompos sebagai pupuk organik yang berbahan kotoran sapi mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan pupuk anorganik. Selain itu, kompos juga mempunyai prospek dan peluang yang besar untuk dipasarkan secara lebih meluas untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Penyediaan kompos organik yang berkelanjutan dan praktis dapat mempermudah petani untuk memanfaatkannya sebagai penyubur tanah da tanaman pertaniannya. 13

VIII. DAFTAR PUSTAKA Setiawan, A.I. 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan ke tiga Penebar Swadaya. Jakarta. Marsono. 2001. Pupuk Akar (Jenis dan Aplikasi). Penebar Swadaya. Jakarta. Hardianto, R. 1999. Rakitan Teknologi Penggunaan Mikroorganisme Efektif dan Bokasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Tidak diterbitkan. Yovita. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Untung. 2002. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar Swadaya. Jakarta. 14