Kurotu A yun SMA N 1 Surakarta ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

PENERAPAN MULTIMEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD ISLAM PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN 2012/2013

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB V PEMBAHASAN. siswa SDN 02 Kendalbulur, Boyolangu, Tulungagung. pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

*Keperluan korespondensi, telp: ,

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika diajarkan tingkat dasar hingga tingkat menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Arnot Pakpahan Surel :

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI GAMBAR TEKNIK

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA KLAS XII RSBI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Kurotu A yun SMA N 1 Surakarta ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Populasi penelitian adalah siswa klas XII SMA Negeri 1 Surakarta yaitu klas XII RSBI 1. Instrumen Pelaksanan Penelitian berupa Satuan Pelajaran (SP) dan CD Pembelajaran yang dibuat oleh peneliti berupa Visualisasi Gelombang elektromagnetik. Hasil Analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep Gelombang elektromagnetik dengan ditunjukan oleh peningkatan prestasi belajar pada materi tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada materi Gelombang elektromagnetik melalui pembelajaran inovatif dengan media audio visual Katakunci: Visualisasi, Gelombang electromagnetic, media audio visual PENDAHULUAN Pada pembelajaran Fisika sering kali hasil belajar dari siswa masih rendah, tidak seperti yang diharapkan. Seperti pada materi dengan kompetensi dasar gelombang elektromagnetik yang dianggap sulit karena bersifat abstrak sehingga siswa tidak tertarik untuk mempelajarinya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pada materi pokok bahasan tersebut selalu kurang dari 70. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor siswa maupun dari faktor guru yang mengajar. Dari faktor siswa, hal dimungkinkan karena tidak adanya minat motivasi ataupun tidak adanya konsentrasi sewaktu diadakan pembelajaran. Selain itu mungkin juga karena mempunyai rasa bosan atau menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan tidak mengasyikkan. Kemungkinan lain dari faktor guru yang mengajar. Siswa cepat merasa bosan dan kurang minat, kemungkinan disebabkan metode pembelajaran yang kurang variatif dan kurang menarik. Padahal sampai saat ini sebenarnya sudah banyak media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam pembelajarannya. Setiap guru selalu ingin agar fisika tidak menjadi pelajaran yang sulit dan membosankan dan agar dalam kelas siswa tidak hanya belajar tetapi juga menikmati (nyaman dengan) pelajaran fisika. Berbagai usaha diarahkan untuk mencapai hal tersebut. Untuk membuat pelajaran lebih mudah merupakan hal yang telah banyak dilakukan oleh para pendidik. Dari siswa para pendidik telah menyadari bahwa proses belajar banyak dipengaruhi oleh apa yang telah diketahui oleh siswa sebelumnya, atau yang lebih dikenal dengan pengetahuan awal (prior knowledge). Proses pendidikan dikelas berusaha untuk menjadi jembatan yang dapat menghubungkan materi sekarang dengan materi yang lalu. Sehingga kemampuan awal akan menjadi prasyarat untuk dapat mempelajari materi pokok selanjutnya. Pada sisi lain ada upaya untuk menjadikan pelajaran menjadi rangkaian langkah yang lebih sederhana yang dapat dipelajari oleh siswa, pendidik selalu berusaha men- Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 54

jadikan siswa sadar akan belajar mereka sendiri. Dalam dunia pendidikan tentu saja tidak terlepas dari faktor belajar. Belajar adalah masalah setiap orang. Karena kecakapan, pengetahuan, kebiasaan, ketrampilan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk dan berkembang karena belajar. Belajar dapat terjadi dilingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga formal, akan tetapi tidak semua siswa mempunyai kasadaran untuk belajar. Pendidikan seringkali menggunakan penguatan, untuk memberikan motivasi kepada anak didik untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Penguatan sendiri adalah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan dalam hal ini pendidik dengan maksud untuk merangsang peserta didik agar belajar lebih keras dan lebih baik. Penguatan itu akan bermanfaat apabila mengandung tujuan yang akan bermanfaat sebagai kepuasan untuk kebutuhan psikologi anak didik, karena penguatan dapat untuk memuaskan seseorang. Oleh karena seorang pendidik harus kreatif dan imaginatif menyediakan penguatan tersebut. Keberhasilan pembelajaran merupakan keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, menganalisa apa yang dipelajari, dan mengalami kesulitan dalam memahami isi pembelajaran, serta sulit membentuk kompetensi, dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya metode khusus agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajarnya. Seorang guru harus berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi maka akan semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih baik apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turutan (sekuensial). Dengan alat bantu mengajar maka akan dapat turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Dengan media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Selain itu media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan besar siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Pada media dengan audio visual sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan. Meskipun saat ini penggunaan media ini masih dianggap mahal, akan tetapi dalam beberapa tahun mendatang biaya ini akan semakin rendah dan dapat terjangkau sehingga dapat digunakan secara meluas di berbagai jenjang sekolah. Pada media dengan audio visual, agar pembelajaran berlangsung dengan baik, maka seorang siswa harus dapat menginternalisasi informasi. Oleh karena belajar memerlukan kegiatan, maka pada pembelajaran dengan audio visual, partisipasi siswa dapat dimunculkan dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab siswa disela-sela penyajian materi pembelajaran. Dengan partisipasi tersebut diharapkan kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi tersebut. Atau dapat pula dilakukan dengan memperlihatkan suatu gambar film dilayar yang menyangkut pelajaran tersebut. Mungkin dengan mata untuk mengamati dan telinga untuk mendengarkan, akan lebih tertarik dan termotivasi

dalam memahami pelajaran tersebut. Bentuk visualpun dapat disajikan dengan gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda atau diagram yang melukiskan hubunganhubungan konsep, organisasi, struktur materi ataupun dapat pula dengan grafik seperti tabel, grafik atau chart (bagan) yang menyajikan gambaran kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar angka-angka. Pada materi gelombang elektromagnetik diperlukan pemahaman yang baik terlebih dahulu tentang gejala gelombang dan gelombnag mekanik. Karena pada bab sebelumnya berkaitan dengan bentuk dari gelombang, frekuensi gelombang, periode gelombang kecepatan merambatnya gelombang, macam-macam gelombang, persaman umum gelombang, yang kesemuanya itu adalah prasyarat untuk memahami adanya gelombang elektromagnetik. Untuk mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dan sejauh mana siswa berhasil menguasainya maka diperlukan alat ukur keberhasilan siswa dalam belajar yaitu dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar merupakan salah satu alat pengukuran dibidang pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber informasi guna mnegambil keputusan (Saifuddin, 2005: 9). Kemudian menurut Gronlund (1977) yang dituliskan oleh Saifuddin bahwa tes harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi dengan jelas, berisi item-item yang cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan. Sehingga peneliti berusaha untuk dapat memilih soal-soal yang benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa dalam pemahamannya tentang gelombang elektromagnetik. KAJIAN TEORI Suatu proses pembelajaran akan dikatakan efektif apabila dapat memberikan prestasi yang lebih baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik tidaknya suatu prsoes pembelajaran itu berlangsung ditunjukkan dengan jalan memberikan tes. Menurut Stice bahwa pembelajaran akan menjadi sangat efektif jika responden dimotivasi dan disemangati untuk mengambil bagan dari tugas tugas belajarnya (Stice: 1998). Maka jika siswa tidak termotivasi untuk belajar, maka sulitlah bagi guru untuk menangani siswa tersebut. Semakin tinggi tingkat keefektifan suatu pembelajaran maka semakin tinggi pula taraf keberhasilan belajar siswa yang diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar siswa. Sehingga peneliti dalam menggunakan metode pemberian tugas dengan media modul interaktif dan audio visual berusaha agar pembelajaran tersebut menghasilkan prestasi yang lebih baik, pembelajaran berlangsung konsolidasi dan dan latihan soal, dan dapat menimbulkan motivasi untuk belajar yang ditandai dengan adanya respon positif siswa terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan penyampaian pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan yaitu penyampaian pesan melalui saluran media tertentu ke penerima. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi materi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Menurut Suparna proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum (Suparna: 2004). Dari uraian diatas, maka yang dinamakan pembelajaran pada penelitian ini adalah penyampaian materi pelajaran yang terdapat pada kurikulum yang dilakukan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran didalam klas dengan menggunakan media audio visual. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar (Slametto, 30: 1995). Hal ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa yang mengalami proses belajar. Sedangkan guru hanya membimbing menunjukkan jalan dengan menyediakan fasilitas yang dapat merangsang motivasi siswa. Guru harus berusaha menempatkan anak/siswa untuk menghadapi kesulitan dan berusaha memecahkannya atau mencari jalan keluar. Oleh karena itu perlu sarana dan Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 3

media yang dapat memberikan stimulus yang menarik bagi siswa. Didalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian tidak langsung baru timbul jika dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik, akan tetapi juga dengan mengunakan media yang merangsang siswa untuk berpikir, maupun menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Jika perhatian kepada pelajaran itu ada pada siswa, maka pelajaran yang diterimanya akan dihayati, diolah didalam pikirannya, sehingga timbul pengertian. Usaha ini dapat mengakibatkan siswa dapat membanding-bandingkan, membedakan dan menyimpulkan pengetahuan yang diterimanya. Mengajar dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir. Guru diharapkan dapat membina dan menyediakan fasilitas media yang efektif untuk pengajarannya Media adalah sesuatu yang dapat digunakan secara efektif untuk menyampaikan informasi atau pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dari penerima sehingga tercipta bentuk-bentuk komunikasi antara pemberi dan penerima pesan tanpa terjadi kesalahfahaman. Sesuatu tersebut dapat berupa benda sebagai model misalnya berupa gambar-gambar benda sesungguhnya atau hanya gambar sederhana, berupa buku, simbol-simbol, foto, slide, radio, film, video ataupun komputer. Seperti yang dikemukakan oleh Raharja, 1984, dalam Kukuh Santosa, (2002 :6) bahwa Media menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar atau merupakan sub system dari system pembelajaran. Apakah kemampuan medium membuat perbedaan dalam belajar, itu tergantung pada bagaimana menghubungkan situasi belajar, tugastugas dan siswa yang terlibat dengan cara kemampuan media digunakan dalam desain pembelajaran. Yang dimaksud dengan macam-macam tugas disini adalah sesuai dengan situasi dan tempatnya dalam menghadirkan kreasi siswa untuk mengolah dan melaksanakan informasi. Jadi dapatlah dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian serta minat sehingga proses belajar dapat terjadi. Media berkembang sebagai alat bantu mengajar yang dapat memberikan pengalaman konkrit, meningkatkan motivasi dan daya serap siswa. Berbagai macam media digunakan guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme (Arief S. Sadiman, 1996 :7). Sehingga dengan menggunakan media audio visual sangat membantu siswa mengurangi kebosanan yang timbul sewaktu proses belajar mengajar berlangsung. Pada teknologi audio visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses balajar seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau symbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut : Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 4

program yang dapat membangun rasa berkelanjutan, sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan. Pada media dengan audio visual sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan. Meskipun saat ini penggunaan media ini masih dianggap mahal, akan tetapi dalam beberapa tahun mendatang biaya ini akan semakin rendah dan dapat terjangkau sehingga dapat digunakan secara meluas di berbagai jenjang sekolah. Pada media dengan audio visual, agar pembelajaran berlangsung dengan baik, maka seorang siswa harus dapat menginternalisasi informasi. Oleh karena belajar memerlukan kegiatan, maka pada pembelajaran dengan audio visual, partisipasi siswa dapat dimunculkan dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab siswa disela-sela penyajian materi pembelajaran. Dengan partisipasi tersebut diharapkan kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi tersebut. Atau dapat pula dilakukan dengan memperlihatkan suatu gambar film dilayar yang menyangkut pelajaran tersebut. Dengan mata untuk mengamati dan telinga untuk mendengarkan, siswa akan lebih tertarik dan termotivasi dalam memahami pelajaran tersebut. Bentuk visualpun dapat disajikan dengan gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan sesuatu benda atau diagram yang melukiskan hubunganhubungan konsep, organisasi, struktur materi ataupun dapat pula dengan grafik seperti tabel, grafik atau chart (bagan) yang menyajikan gambaran/ kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar/angka-angka. Akhirnya berdasarkan pemikiran tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Proses pembelajaran menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Apabila pemikiran tersebut digambarkan dalam suatu bagan akan terlihat sebagai berikut : PermasalahaN Perencanaan tindakan i Pelaksanaan tindakan i SIKLUS i Refleksi I Pengamatan /pengumpulan data I PermasalahaN BARU HASIL REFLEKSI Perencanaan tindakan ii Pelaksanaan tindakan ii SIKLUS II Refleksi II Pengamatan /pengumpulan data II Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Vol 1 No 1 5

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir Keterangan: Permasalahan: Pada kondisi awal menunjukkan pemahaman konsep Gelombang Elektromagnetik yang masih rendah ditandai dengan hasil belajar siswa yang masih rendah. Perencanaan Tindakan I: Penggunaan Pembelajaran Inovatif melalui media audio visual menggunakan visualisasi gelombang tsunami untuk orientasi awal. Pelaksanaan Tindakan I: Pelaksanaan Pembelajaran dengan instrument Penelitian berupa CD Visualisasi Gelombang Elektromagnetik diawali dengan visualisai gelombang tsunami untuk memusatkan perhatian siswa (orientasi), kemudian menuju apersepsi dengan menayangkan alat untuk mendeteksi gelombang tsunami, kemudian masuk ke kegiatan inti pembelajaran tentang gelombang elektromagnetik. Disela-sela penayangan diberikan pertanyaan-pertanyaan soal uraian yang disajikan dengan audio lagulagu slow sehingga menarik siswa. Pengamatan dan pengumpulan data: Melakukan observasi selama pelaksanaan Pembelajaran Inovatif dengan media audio visual berlangsung. Melakukan tes dengan materi tentang kompetensi dasar mendeskripsikan spektrum Gelombang Elektromagnetik untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik setelah mendapat treatment pada siklus 1. Refleksi: Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian selama siklus 1 berlangsung. Beberapa permasalahan yang muncul pada siklus 1 diantaranya: a). perhatian siswa masih kurang optimal, hal ini dapat diamati saat menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang ditayangkan pada setiap beberapa slide yang ada; b) ketertarikan saat penayangan kurang optimal, ditandai dengan saat penayangan gelombang tsunami berlangsung ada beberapa siswa yang kurang optimal memperhatikan tayangan tersebut. c) hasil belajar siswa sebenarnya sudah baik, akan tetapi ada beberapa siswa yang nilainya masih kurang optimal. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, peneliti melanjutkan dengan siklus 2 untuk pemantapan dan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Pada siklus ke-2 ini peneliti memperbaiki CD Pembelajaran yang bersifat lebih interaktif dan tayangan yang lebih menarik dengan software 3-D Max untuk penayangan animasi simulasi gelombang elektromagnetik. Kemudian pada pertanyaan-pertanyaan disela-sela slide yang ditayangkan, divariasi dengan soal pilihan ganda yang bersifat interaktif dengan menunjukkan respon jawaban siswa melalui komentar salah benarnya dari jawaban tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat peneliti uraikan sebagai berikut: a). Permasalahan: Ada beberapa siswa dalam memahami konsep Gelombang Elektro-magnetik yang masih kurang optimal ditandai dengan hasil belajar beberapa siswa yang kurang optimal. b). perencanaan Tindakan II: Penggunaan Pembelajaran Inovatif melalui media audio visual menggunakan visualisasi gelombang elektromagnetik mengunakan software 3-D max dalam pembuatan animasinya. c) Pelaksanaan Tindakan II: Pelaksanaan Pembelajaran dengan instrument Penelitian berupa CD Visualisasi Gelombang Elektromagnetik diawali dengan visualisai gelombang elektro-magnetik untuk memusatkan perhatian siswa (orientasi),kemudian menuju apersepsi dengan menayangkan animasi gelombang elektromagnetik melalui tayangan, kemudian masuk ke kegiatan inti pembelajaran tentang gelombang elektromagnetik. Disela-sela penayangan diberikan pertanyaanpertanyaan soal pilihan ganda yang disajikan dengan menunjukkan respon jawaban dari siswa secara interaktif. Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan observasi selama pelaksanaan Pembelajaran Inovatif dengan media audio visual berlangsung dengan melihat jawaban-jawaban siswa saat ditunjuk untuk menjawab soal-soal dibeberapa slide yang berupa soal pilihan ganda. Melakukan tes dengan materi pada

kompetensi dasar menjelaskan aplikasi Gelombang Elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik setelah mendapat treatment pada siklus yang ke-2. Refleksi: Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian selama siklus 2 berlangsung. Dari hasil evaluasi menunjukkan hasil belajar seluruh responden terjadi peningkatan yang baik. Sehingga tidak perlu lagi untuk mengadakan siklus yang ke -3. Bertitik tolak dari kajian teori, perumusan masalah, pembatasan masalah, dan pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis: a). penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep gelombang elektromagnetik; b) siswa termotivasi dalam belajar dengan menggunakan media audio visual METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan selama 3 bulan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada pembelajaran melalui media audio visual tentang aplikasi gelombang elektromagnetik pada kehidupan seharihari. Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Surakarta di Jalan Monginsidi no 40 Surakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII RSBI 1 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 siswa. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a). data kondisi awal berupa nilai harian pada kompetensi dasar gelombang; b). data siklus 1 yang berupa hasil belajar siswa setelah mengikuti tes pada kompetensi dasar mendeskripsikan spectrum gelombang elektromagnetik; c). data siklus ke-2 yang berupa nilai hasil pada akhir siklus ke 2 yaitu setelah mengikuti tes kompetensi dasar menjelaskan gelombang elektromagnetik pada kehidupan sehari-hari. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes yaitu tes pilihan ganda untuk kondisi awal, siklus 1 maupun siklus ke- 2 untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum maupun setelah mendapat treatment. Indikator kerja tindakan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XII RSBI 1 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 dapat diamati dengan cara berikut: dilihat secara umum dengan membandingkan tingkat keberhasilan siswa mulai dari kondisi awal, pemberian treatment pada siklus 1 dan siklus 2. Sedangkan indikator kerja tindakan dapat dilihat dari kriteria yang ditentukan peneliti sebagai berikut: 90% dari seluruh siswa terjadi peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Fisika terutama pada pokok bahasan gelombang elektromagnetik; 100% siswa menunjukkan kehadiran dalam proses belajar mengajar berlangsung. HASIL PENELITIAN Dari hasil pengamatan peneliti selama kegiatan belajar belajar menggunakan media audio visual, peserta didik terlihat sangat termotivasi dan aktif mengikuti dan mengamati tayangan dengan sangat baik. Terbukti dari hasil prestasi belajar pada materi gelombang elektromagnetik terjadi peningkatan yang baik. Hal ini dimungkinkan peran penggunaan media audio visual mempermudah siswa dalam menangkap pelajaran konsep fisika yang diajarkan. Dan kemungkinan lain siswa lebih perhatian dan tertarik dengan menggunakan media audio visual ini. Jika Hasil belajar siswa antara kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dibandingkan maka akan tampak peningkatan hasil yang memuaskan. Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Jumlah siswa yang tuntas 12 (50%) 19 (80%) 24 (100%) Jumlah siswa yang belum tuntas 12 5 0 Rata-rata nilai 70,33 79,83 88,75 Nilai tertinggi 76 96 100 Nilai terendah 53 63 75

Jika dibandingkan nilai masing-masing responden pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 perbandingan hasil belajar pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus2 No Nilai kondisi awal Nilai pada siklus 1 Nilai pada siklus 2 1 76 96 100 2 73 83 93 3 67 77 87 4 54 64 78 5 72 92 100 6 75 85 95 7 68 76 86 8 69 79 89 9 70 80 98 10 75 85 95 11 62 72 82 12 75 85 95 13 53 63 83 14 75 85 95 15 56 66 86 16 76 86 96 17 74 94 94 18 76 96 96 19 66 66 86 20 76 86 86 21 75 75 85 22 75 75 75 23 75 75 75 24 75 75 75 Perbandingan jumlah ketuntasan antara kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut: Grafik lingkaran 3.5 Perbandingan ketuntasan pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 Keterangan grafik lingkaran : 1. Perbandingan ketuntasan pada kondisi awal sebesar 22% 2. Perbandingan ketuntasan pada siklus 1 sebesar 35 % 3. Perbandingan ketuntasan pada siklus 2 sebesar 44% Jadi dari grafik tersebut dapat disimpulkan adanya peningkatan jumlah ketuntasan dari kondisi awal (pra tindakan ), siklus 1 dan siklus 2. KESIMPULAN Berdasar latar belakang masalah, rumusan masalah maka hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan media audio visual akan memberikan suasana yang

berbeda dalam menambah ketertarikan siswa dalam proses belajar mengajar. Secara keseluruhan siswa yang mendapat pembelajaran melalui media audio visual memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih tinggi. Menurut pengamatan selama proses penelitian berlangsung, siswa lebih perhatian dan konsentrasi dalam pembelajaran dengan media audio visual. Dan sangat tertarik akan tampilan selama proses pada CD pembelajaran berlangsung. Dibuktikan dengan hasil jawaban soal-soal selama tayangan berlangsung disela-sela tampilan serta dari hasil tes yang dilakukan. Penggunaan media audio visual terbukti dapat mengangkat prestasi belajar siswa pada bidang studi fisika terutama pokok bahasan gelombang elektromagnetik yang memerlukan daya imaginasi yang tinggi untuk memahaminya. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa lebih tertarik dengan variasi media dalam pembelajaran fisika, dalam hal ini menggunakan media audio visual. Kegairahan dan ketertarikan siswa inilah yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang studi fisika. Implikasi praktis dari penelitian adalah bahwa metode pembelajaran melalui media audio visual adalah alternatif dalam pembelajaran fisika disamping masih ada beberapa variasi lain. Disarankan bagi pengajar fisika hendaknya tidak enggan menggunakan beberapa media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran fisika karena dengan menggunakan media yang bervariasi yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, tentunya akan dapat lebih menambah ketertarikan siswa dalam pembelajaran fisika. Harapan kami Pihak sekolah sendiri dapat memberikan kesempatan, dorongan dan penyediaan fasilitas disekolahnya sehingga dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitas guru maupun siswanya dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar fisika terutama dalam pembelajaran fisika pada umumnya, khususnya untuk materi yang banyak memerlukan imaginasi. DAFTAR PUSTAKA Saifuddin 2005 Gronlund 1977 Suparna 2004 Stice 1998 Arief Sadiman. 2005. Media Pendidikan. Jakarta : P.T Rajagrafindo Persada, Pustekkom DikBud. Slametto. 1995. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: P.T Rineka Cipta. Saifuddin. (2005). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.