HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

HUBUNGAN RISIKO POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEMANEN KELAPA SAWIT DI PT. SINERGI PERKEBUNAN NUSANTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANNGUANMUSKULOSKELETAL PADA CLEANING SERVICE

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

Metode dan Pengukuran Kerja

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

Analisis Postur Kerja Operator Penyusunan Karton Box di Departemen Produksi PT XYZ dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PERAJIN KERUPUK SEKTOR INFORMAL, JAKARTA SELATAN TAHUN 2013

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

FAKTOR RISIKO KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BERAS DI PT BUYUNG POETRA PANGAN PEGAYUT OGAN ILIR

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) UNTUK MENGURANGI KELUHAN FISIK PADA OPERATOR TENUN IKAT TROSO

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS MANUAL HANDLING OLEH KARYAWAN MAIL PROCESSING CENTER MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)


BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PENYORTIR TEMBAKAU DI GUDANG SORTASI TEMBAKAU KEBUN KLUMPANG SUTK PTPN II TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

Transkripsi:

HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR Relations Vibration Intensities with Complaints Musculoskeletal Disorders (MSDs) on Labor Unit of Production Paving Block in CV. Sumber Galian Makassar Dimi Cindyastira, Syamsiar S. Russeng, Andi Wahyuni Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS (dimicindyastira@yahoo.com, syamsiarsr@yahoo.co.id, andiwahyuni105@yahoo.co.id, 081252627261) ABSTRAK Getaran merupakan faktor fisik di tempat kerja yang berasal dari peralatan kerja yang digunakan. Getaran yang dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau pekerja dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan. MSDs merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, kartilago, struktur tulang, dan pembuluh darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan intensitas getaran, umur, masa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga dan sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) terhadap pekerja di pabrik paving block. Desain penelitian observasional dengan desain cross sectional study dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 40 pekerja. Analisis data adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi keluhan MSDs cukup tinggi dirasakan oleh 26 pekerja (65%). Analisis data menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan keluhan MSDs adalah umur (p=0,002), masa kerja (p=0,007), kebiasaan olahraga (p=0,030) dan sikap kerja (p=0,015). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan keluhan MSDs adalah intensitas getaran (p=0,864) dan lama kerja (p=0,079). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara umur, masa kerja, kebiasaan olahraga dan sikap kerja dengan keluhan MSDs di CV. Sumber Galian Makassar. Disarankan kepada pekerja agar dapat menggunakan alat bantu kerja untuk menghindari terjadinya keluhan MSDs. Kata Kunci: MSDs, getaran, pekerja paving block ABSTRACT Vibration is the physical factors in the workplace that comes from the work equipment in use. The vibrations produced by the machine when exposed by human or workers may give rise to harmful effects for health. MSDs are a group of symptoms that are associated with a network of muscles, cartilage, bone structure, and blood vessels. The purpose of research to determine the relationship of vibration intensity, age, period of employment, working time, work attitude and exercise habits with complaints of musculoskeletal disorders (MSDs) against workers at a factory paving block. Types of observational research with cross sectional study design with sampling technique using total sampling of as many as 40 workers. Analysis of data is univariat and bivariat. The result showed that the prevalence of complaint MSDs is quite high perceived by 26 workers (65,0%). Analysis of data show that variable are associated with complaints MSDs is age (p=0,002), working time (p=0,007), the habit of sports (p=0,030) and attitudes of work (p=0.015).while variable that does not deal with complaints MSDs is vibration intensities (p=0,864) and old workings (p=0,079).the implications of research that is no link between age, working time, the habit of sports and attitude work with complaints MSDs in CV. Sumber Galian Makassar. Advised to a worker to be able to use the device auxiliary verb to prevent a complaint MSDs. Keywords: MSDs, vibration, workers paving block 1

PENDAHULUAN Hasil penelitian Nurhikmah mengatakan bahwa getaran pada mesin yang digunakan dengan bantuan tangan untuk mengoperasikan dapat menyebabkan penyakit carpal tunnel syndrome dimana adanya gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu panjang secara berulang. 1 Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Menurut Tarwaka, keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai yang sangat fatal. Pada awalnya, keluhan MSDS berupa rasa sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar yang berakibatnya pada ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pergerakan dan koordinasi gerakan anggota tubuh atau ekstrimitas sehingga mengurangi efisiensi kerja dan kehilangan waktu kerja sehingga produtivitas kerja menurun. 2 Hasil penelitian Ariani menunjukkan bahwa berbagai penelitian dari berbagai negara yang menunjukkan MSDs adalah satu satu kasus kesehatan kerja terbanyak. Penelitian di Amerika, diperkirakan 6 juta kasus per tahun atau rata-rata 300-400 kasus per 100 ribu orang pekerja. Masalah ini menyebabkan kehilangan hari kerja (lost day) untuk istirahat sehingga perusahaan merugi karena kehilangan produktivitas. Diperkirakan biaya akibat MSDs yang harus dikeluarkan adalah rata-rata 14.726 dolar per tahun atau lebih dari 130 juta rupiah. 3 Hasil survey Departemen Kesehatan RI dalam profil masalah kesehatan tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa gangguan MSds (16,0%), kardiovaskuler (8,0%), gangguan syaraf (6,0%), gangguan pernafasan (3,0%) dan gangguan THT (1,5%). 4 Studi mengenai faktor yang turut berkontribusi terhadap MSDs pada pekerjaan pengelasan, salah satunya disebabkan oleh posisi yang buruk (jongkok, berlutut dan over head), berat alat yang tidak standar, posisi leher dan bahu statis dengan mendongak ke atas. Fakta 2

mengenai risiko yang ditimbulkan dari faktor pekerjaan, menurut Grandjen adalah sikap kerja yang tidak alamiah pada umumnya akan menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal. 5 Kondisi aktivitas pekerja paving block di CV. Sumber Galian Makassar berpotensi menimbulkan permasalahan kesehatan khususnya MSDs terhadap pekerja. Sampai saat ini, belum ada data yang tercatat dengan lengkap khususnya mengenai keluhan MSDs yang dialami oleh pekerja paving block sebagai dampak dari pekerjaannya, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan intensitas getaran dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs), serta hubungannya dengan variabel umur, masa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga dan sikap kerja. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (intensitas getaran, umur, masa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga, dan sikap kerja) dengan variabel dependen (keluhan Musculoskeletal Disorders). Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar pada bulan 25 Maret- 2 April tahun 2014. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja paving block CV. Sumber Galian Makassar sebanyak 40 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh dari populasi pekerja paving block sebanyak 40 orang. Penarikan sampel menggunakan total sampling. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square, uji fisher s exact dan uji phi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan angket kuesioner dan observasi dengan pengambilan gambar sikap kerja kemudian melakukan penilaian risiko menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) serta menggunakan Nordic Body Map Questionare (NBM) untuk melihat adanya keluhan MSDs pada pekerja. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan sistem komputerisasi program SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL Hasil pengukuran intensitas getaran di Unit Produksi CV. Sumber Galian ditunjukkan bahwa responden yang tidak memenuhi syarat sebanyak 15 responden dengan presentase 37,5%, sedangkan memenuhi syarat sebanyak 25 responden dengan presentase 62,5%. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa responden memenuhi syarat lebih banyak dibanding responden yang tidak memenuhi syarat (Tabel 1). 3

Distribusi responden berdasarkan umur dari 40 jumlah responden terdapat 18 orang atau sebesar 45,0% yang termasuk responden berumur muda ( 30 tahun) dan 22 orang atau sebesar 55,0% yang termasuk responden berumur tua (>30 tahun). Distribusi responden berdasarkan lama kerja dari 40 jumlah responden, persentase terbesar lama kerja responden adalah kategori lama kerja memenuhi syarat ( 8 jam/hari) yaitu sebanyak 24 responden (60,0%) dan persentase terkecil lama kerja responden adalah kategori lama kerja tidak memenuhi syarat (>8 jam/hari) yaitu sebanyak 16 responden (40%) (Tabel 1). Distribusi responden berdasarkan masa kerja yaitu jumlah pekerja yang telah bekerja di atas 3 tahun sebanyak 26 responden atau sebanyak 65,0% dan jumlah pekerja yang masa kerjanya kurang dari 3 tahun sebanyak 14 responden atau sebanyak 35,0%. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan olahraga dari 40 responden jumlah pekerja yang melakukan olahraga sebanyak 28 responden atau sebanyak 70,0% sedangkan jumlah pekerja yang tidak melakukan atau olahraganya kurang baik sebanyak 12 responden atau sebanyak 30,0% (Tabel 1). Hasil distribusi responden menurut sikap kerja dengan dua kategori risiko tinggi (skor REBA 8-15) dan risiko sedang (skor REBA 4-7). Sikap kerja ditunjukkan bahwa responden yang mengalami risiko tinggi sebanyak 25 responden atau sebanyak 62,5%, sedangkan risiko sedang sebanyak 15 responden atau sebanyak 37,5%, hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak yang mengalami risiko tinggi pada sikap kerja dibanding risiko sedang. Distribusi responden yang memiliki keluhan MSDs sebanyak 26 responden dengan presentase 65,0%, sedangkan responden yang tidak memiliki keluhan sebanyak 14 responden dengan presentase 14,0% (Tabel 1). Hasil skor REBA setiap aktivitas pekerja paving block menunjukkan bahwa risiko sikap kerja tertinggi terdapat 5 responden pada aktivitas produksi paving block yaitu skor REBA 11-15 dan berada pada level aksi 4, sedangkan risiko terendah terdapat 1 responden pada aktivitas operator forklip dan penyusun yaitu skor REBA 4-7 dan berada pada level aksi 2 (Tabel 2). Keluhan MSDs dalam penelitian ini diukur menggunakan Nordic Body Map Questionare dengan metode wawancara langsung kepada responden untuk mengetahui adanya keluhan muskuloskeletal pada pekerja paving block. Hasil wawancara penelitian menemukan dari 40 responden terdapat 25 pekerja yang merasakan keluhan MSDs dan hanya 14 pekerja yang tidak merasakan keluhan MSDs. Data Nordic Body Map (NBM), dari 26 responden yang merasakan keluhan MSDs, jumlah keluhan yang dirasakan sebanyak 105 dengan tingkat kesakitan C (sakit). Seorang responden dapat merasakan lebih dari satu keluhan otot dan tulang pada bagian 4

tubuhnya. Keluhan tertingi pada bagian punggung dan pinggang sebanyak 14 keluhan dengan tingkat kesakitan C (sakit) yang dirasakan pada pekerja paving block diakibatkan sikap kerja berdiri dan membungkuk serta memutar badan, keluhan tertinggi kedua dirasakan oleh pekerja pada leher atas sebanyak 11 keluhan dengan tingkat kesakitan C (sakit) dikarenakan kelelahan otot akibat tremor pada otot leher saat mengangkat paving block dengan cara mendongak (Tabel 3). Hasil analisis tentang hubungan antara intensitas getaran, umur, masa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga, dan sikap kerja dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja paving block di CV. Sumber Galian Makassar. Hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa ada hubungan antara umur dengan keluhan MSDs (p=0,002), ada hubungan masa kerja dengan keluhan MSDs (p=0,007), ada hubungan kebiasaan olahraga dengan keluhan MSDs (p=0,030), serta ada hubungan sikap kerja dengan keluhan MSDs (0,015), tidak ada hubungan intensitas getaran dengan keluhan MSDs (p=0,864), dan tidak ada hubungan lama kerja dengan keluhan MSDs (p=0,079) (Tabel 4). PEMBAHASAN Hasil analisis menggunakan uji chi-square mengenai hubungan intensitas getaran dengan keluhan MSDs menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas getaran dengan keluhan MSDs pada pekerja paving block, hal tersebut dipengaruhi juga bahwa tidak semua pekerja berada disekitar sumber getaran yaitu alat atau mesin press, pekerja lebih banyak bekerja di bagian produksi dibanding bekerja di sekitar alat. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat mengenai paparan getaran mesin gerinda dan keluhan subyektif (hand arm vibration syndrome) pada tenaga kerja di Abadi Dental Laboratorium Gigi di Surabayan menunjukkan bahwa berdasarkan data primer 13 orang (72,2%) dengan intensitas paparan getaran 0,3 m/detik² 1,2 m/detik² mengalami keluhan Hand Arm Vibration Syndrome dan sebanyak lima orang (27,8%) tidak mengalami keluhan, walaupun intensitas paparan getaran rendah namun getaran ikut memberikan dampak pada munculnya keluhan Hand Arm Vibration Syndrome. Intensitas getaran memang tidak memiliki hubungan bermakna dengan keluhan MSDs tetapi tetap dapat memberikan dampak pada pekerja apabila intensitas getaran yang diterima terus-menerus. 6 Hasil analisis berdasarkan umur dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan keluhan MSDs. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 5

semakin tua umur seseorang semakin banyak keluhan yang dirasakan, terlebih jika sesorang bekerja di tempat yang memerlukan tenaga berlebih. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maijunidah mengenai keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja assembling PT. X Bogor, menunjukkan bahwa responden yang berusia 30 tahun sebagian besar mengalami keluhan MSDs yaitu sebanyak 97,6%. Risiko terkena gangguan keluhan MSDs pada usia 30 tahun lebih besar dibanding dengan usia <30 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan keluhan muskuloskeletal. 7 Hasil tabulasi menggunakan uji chi-square antara lama kerja dengan keluhan MSDs menunjukkan bahwa tidak ada hubungan lama kerja yang signifikan terhadap keluhan MSDs, yang membuat lama kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan MSDs bisa saja disebabkan oleh aspek lain misalnya frekuensi kerja yang berbeda dan dari segi waktu istirahat tiap pekerja. Hasil observasi, sebagian pekerja menggunakan alat bantu kerja seperti gerobak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurwahyuni untuk responden yang tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah, persentase tertinggi juga terdapat pada kategori lama kerja <8 jam sehari yakni sebanyak 13 responden (18,3%). Hasil analisis uji statistik Fisher s Exact Test tentang hubungan antara lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tingkat kemaknaan 0,05 (95%) diperoleh nilai p=0.254 yang berarti nilai p>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat barang di pelabuhan Nusantara Kota Pare-Pare. 8 Hasil analisis berdasarkan masa kerja dengan menggunakan uji fisher s exact menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs. Hasil ini juga dipengaruhi bahwa makin lama masa kerja seseorang maka makin lama pula keterpaparan terhadap waktu dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, sehingga akan menimbulkan berbagai keluhan-keluhan fisik akibat pekerjaannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dikemukakan oleh Hendra tentang keluhan MSDs pada pekerja panen kelapa sawit yang menyatakan bahwa responden yang telah lama bekerja, yang mengalami MSDs berat sebesar 70,0% dan yang mengalami MSDs ringan sebesar 30,0%, sedangkan responden yang baru bekerja yang mengalami MSDs berat sebesar 23,5% dan yang mengalami MSDs ringan sebesar 76,5% dengan hasil uji statistik ada hubungan antara masa kerja dengan MSDs. 9 6

Hasil analisis berdasarkan kebiasaan olahraga dan sikap kerja dengan menggunakan uji fisher s exact menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan olahraga dan sikap kerja terhadap keluhan MSDs. Hasil ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kebiasaan olahraga seseorang, pada umumnya keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk berolahraga dan sebaliknya, bagi orang yang bekerja dalam kesehariannya memerlukan banyak tenaga dan tidak cukup beristirahat akan lebih sering mengalami keluhan otot. Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi risiko kejadian terjadinya keluhan otot, sikap kerja yang dilakukan bergantung dari kondisi sistem kerja yang ada. Sikap kerja tidak ergonomis akan membuat pekerja melakukan sikap paksa dalam melakukan pekerjaannya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasinya maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan MSDs. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajrah pada variabel sikap kerja, diketahui bahwa dari 85 responden dengan sikap kerja tidak ergonomis terdapat 52 responden mengalami gangguan muskuloskeletal berat (61,2%) dan gangguan muskulosksletal ringan terdapat 33 responden (38,8%) sedangkan dari 25 responden dengan sikap kerja ergonomis terdapat dua responden mengalami gangguan muskulosksletal berat (8,0%) dan 23 responden mengalami gangguan musculoskeletal ringan (92,0%). Hasil analisis statistik Chi Square Test tentang hubungan antara sikap kerja dengan gangguan muskuloskeletal pada tingkat kemaknaan 0,05 (95%) diperoleh nilai p=0,000 yang berarti nilai p<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap kerja dengan gangguan muskuloskeletal pada cleaning service di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013. 10 Penyebab timbulnya keluhan MSDs pada pekerja paving block adalah akibat dari sikap kerja atau posisi tubuh pada saat melakukan aktivitas pekerjaan dan terdapat pembebanan pada otot yang berulang-ulang dalam posisi janggal sehingga menyebabkan cidera atau trauma pada jaringan lunak dan sistem saraf. Trauma tersebut akan membentuk cidera yang cukup besar yang kemudian diekspresikan sebagai rasa sakit atau kesemutan, pegal, nyeri tekan, pembengkakan dan kelemahan otot. Trauma jaringan yang timbul dikarenakan kronisitas atau peenggunaan tenaga yang berulang-ulang, peregangan yang berlebihan atau penekanan lebih pada suatu jaringan. 7

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini, ada hubungan signifikan antara umur, masa kerja, kebiasaan olahraga dan sikap kerja dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja paving block di CV. Sumber Galian Makassar, sedangkan intensitas getaran dan lama kerja tidak memiliki hubungan signifikan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja paving block di CV. Sumber Galian Makassar. Saran untuk para pekerja paving block pada saat mengangkat beban yang berat sebaiknya menggunakan alat bantu kerja untuk menghindari adanya cidera yang yang dapat mengakibatkan terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) serta pekerja sebaiknya melakukan istirahat selama beberapa menit disaat sudah mulai merasakan kelelahan atau stress otot tubuh. DAFTAR PUSTAKA 1. Nurhikmah. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Furnitur di Kecamatan Benda Kota Tangerang. Jurnal. Jakarta: Universitas Islam Negeri; 2011 2. Tarwaka. Ergonomi dan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press; 2004 3. Ariani, Tati. Gambaran Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) dalam Pekerjaan Manual Handling pada Buruh Angkut Barang (Porter) di Stasiun Kereta Jatinegara. Jurnal. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2009 4. Departemen Kesehatan. Profil Masalah Kesehatan; 2005 5. Grandjean, E. Fitting The Task to The man, 4th ed. London: Taylor dan Fancis.inc;1993 6. Hidayat. Paparan Getaran Mesin Gerinda dan Keluhan Subyektif (Hand Arm Vibration Syndrome) pada Tenaga Kerja di Abadi Dental Laboratorium Gigi. Jurnal. Surabaya: Universitas Airlangga; 2013 7. Maijudinah, Emi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Assembling PT. X Bogor. Jurnal. Jakarta: UIN Syarief Hidayatullah; 2010 8. Nurwahyuni. Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bongkar Muat Barang Pelabuahan Nusantara Kota Pare-Pare. Jurnal. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012 8

9. Hendra. Risiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pemanen Kelapa Sawit. ISBN : 978-979-704-802-0. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi IX, Semarang; 2009 10. Hajrah. Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Muskuloskeletal pada Cleaning Service Di Rsup Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013 9

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Getaran, Umur, Lama Kerja, Masa Kerja, Kebiasaan Olahraga, Sikap Kerja dan Keluhan MSDs pada Pekerja Paving Block CV. Sumber Galian Makassar Variabel Independen n % Intensitas Getaran Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat Umur Responden Tua Muda Lama Kerja Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat Masa Kerja Lama Baru Kebiasaan Olahraga Kurang Baik Baik Sikap Kerja Risiko Tinggi Risiko Sedang Keluhan MSDs Ada Keluhan Tidak ada keluhan 15 25 22 18 16 24 26 14 28 12 25 15 37,5 62,5 55 45 40 60 65 35 70 30 62,5 37,5 26 14 65 35 Total 40 100 Sumber: Data Primer, 2014 10

Tabel 2. Skor REBA Setiap Aktivitas Pekerja Paving Block CV. Sumber Galian Makassar Skor REBA Risk Level Action Level 1 Negligible 0 Action None necessary Produksi Mesin Material Operator Forklip Penyusun 2-3 Low 1 Maybe necessary 4-7 Medium 2 Necessary 7 4 1 1 8-10 High 3 11-15 Very high 4 Sumber : Data Primer, 2014 Necessary soon Necesarry now 10 3 1 1 4 5 3 11

Tabel 3. Distribusi Keluhan MSDs pada Pekerja Unit Produksi Paving Block CV. Sumber Galian Makassar Bagian Tubuh Tingkat Kesakitan Frekuensi Persen A B C D (n) (%) Leher Atas 15 13 11 1 40 100 Leher Bawah 27 9 4 0 40 100 Bahu kiri 23 12 5 0 40 100 Bahu kanan 22 11 7 0 40 100 Lengan atas kiri 23 11 6 0 40 100 Punggung 16 9 14 1 40 100 Lengan atas kanan 23 12 5 0 40 100 Pinggang 16 8 14 2 40 100 Pantat (Buttock) 35 5 0 0 40 100 Pantat (Bottom) 36 4 0 0 40 100 Siku kiri 33 7 0 0 40 100 Siku kanan 32 5 3 0 40 100 Lengan bawah kiri 23 13 4 0 40 100 Lengan bawah kanan 22 12 4 2 40 100 Pergelangan tangan kiri 23 10 7 0 40 100 Pergelangan tangan kanan 20 8 7 5 40 100 Tangan kiri 26 9 5 0 40 100 Tangan kanan 25 10 5 0 40 100 Paha Kiri 35 5 0 0 40 100 Paha Kanan 35 5 0 0 40 100 Lutut kiri 32 6 2 0 40 100 Lutut kanan 31 7 2 0 40 100 Betis kiri 26 14 0 0 40 100 Betis kanan 26 14 0 0 40 100 Pergelangan Kaki Kiri 35 5 0 0 40 100 Pergelangan Kaki Kanan 37 3 0 0 40 100 Kaki Kiri 34 6 0 0 40 100 Kaki Kiri 34 6 0 0 40 100 Jumlah 661 239 105 11 40 100 Sumber : Data Primer, 2014 12

Tabel 4. Hubungan Intensitas Getaran, Umur, Lama Kerja, Masa Kerja, Kebiasaan Olahraga dan Sikap Kerja dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Paving Block CV. Sumber Galian Makassar Keluhan MSDs Tidak Ada Variabel Independen Ada Keluhan Uji Statistik Keluhan n % n % Intensitas Getaran Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat Umur Tua Muda Lama Kerja Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat Masa Kerja Lama Baru Kebiasaan Olahraga Kurang Baik Baik Sikap Kerja Risiko Tinggi Risiko Sedang Sumber: Data primer, 2014 Ket *: Signifikan 10 16 19 7 13 13 21 5 15 11 14 12 66,7 64 86,4 38,9 81,2 54,2 80,8 35,7 40,9 94,4 51,9 92,3 5 9 3 11 3 11 5 9 13 1 13 1 33,3 36 13,6 61,1 18,8 45,8 19,2 64,3 59,1 5,6 48,1 7,7 p = 0,864 p = 0,002* p = 0,079 p = 0,007* p = 0,030* p = 0,015* 13