BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan yaitu: 1. Dari hasil perhitungan didapatkan 2 model struktural didalam penelitian ini, yaitu: Struktural 1: DPR = 0,268 + 0,052ROE 0,022DER + 0,102CP 0,039TAG + e CGPI = 0,833 + 0,068ROE + 0,007DER 0,009CP 0,112 TAG + e DPR = 1,139 0,063ROE 0,034DER + 0,118CP + 0,150TAG + 1,689CGPI + e Struktural 2: CGPI = 0,165ROE + 0,375DER 0,113CP 0,265TAG + 0,752 DPR = 0,036ROE 0,439DER + 0,330CP + 0,083TAG + 0,395CGPI + 0,689 2. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa secara simultan variabel profitabilitas, leverage, cash position, growth, dan good corporate governance berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 3. Dari hasil uji t diketahui bahwa profitabilitas secara parsial tidak mempengaruhi kebijakan dividen karena adanya biaya agency yang tinggi 69
70 sehingga profit yang dihasilkan oleh perusahaan sebagian digunakan untuk membiayai perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen tersebut, hal ini mengakibatkan dividen yang dibayarkan perusahaan menjadi kecil. 4. Dari hasil uji t diketahui bahwa leverage secara parsial mempengaruhi kebijakan dividen, hal ini dikarenakan hubungan antara kebijakan dividen dengan leverage merupakan informasi asimetris yang mencakup informasi tentang rencana kemajuan perusahaan dengan menggunakan ekuitas perusahaan. Hal ini berarti ekuitas yang dimiliki perusahaan mampu menutupi hutang perusahaan. 5. Dari hasil uji t diketahui bahwa cash position secara parsial mempengaruhi kebijakan dividen, hal ini menunjukkan semakin tinggi cash position maka semakin tinggi dividen yang dibagikan. Karena tersedianya kas yang cukup mampu digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan dalam membagi dividen. 6. Dari hasil uji t diketahui bahwa growth secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, hal ini menunjukkan bahwa total assets growth bukan menjadi prioritas utama dalam memprediksi tingkat pengembalian investasi dalam bentuk dividen, karena pembagian dividen tidak bergantung pada tingkat pertumbuhan aset saja tetapi juga memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan. 7. Dari hasil uji t diketahui bahwa profitabilitas secara parsial tidak mempengaruhi good corporate governance, hal ini terjadi karena diharapkan
71 dengan adanya GCG manajemen dapat mengelola perusahaan pada upaya pencapaian laba, namun ada kalanya usaha tersebut tidak berhasil. 8. Dari hasil uji t diketahui bahwa leverage secara parsial mempengaruhi good corporate governance, hal ini dikarenakan perusahaan menganggap pihak eksternal telah memberikan pengawasan terhadap tingkat hutang dalam struktur modal sehingga tidak memerlukan lagi pelaksanaan GCG. 9. Dari hasil uji t diketahui bahwa cash position secara parsial tidak mempengaruhi good corporate governance, hal ini menunjukkan bahwa posisi kas perusahaan yang meningkat tetapi program program yang dijalankan tidak sesuai hasilnya karena mungkin lebih dialokasikan ke dana investasi ataupun dapat juga dengan perusahaan melakukan program lain yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. 10. Dari hasil uji t diketahui bahwa growth secara parsial berpengaruh terhadap good corporate governance, hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang diberikan dari penerapan GCG dapat mengurangi biaya agency sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan aset perusahaan dalam waktu jangka panjang. 11. Dari hasil uji t diketahui bahwa good corporate governance secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen, hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang diberikan dari penerapan GCG dapat meyakinkan investor bahwa pemegang saham akan menerima return atas dana yang telah diinvestasikan. 12. Dari hasil uji t diketahui bahwa good corporate governance bukan merupakan variabel intervening, hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai
72 koefisien antara pengaruh langsung dan tidak langsung yang menyatakan bahwa koefisien langsung lebih dominan daripada pengaruh tidak langsungnya. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan terbuka (go public) yang melaksanakan GCG dan terdaftar pada peringkat CGPI tahun 2010 2013 sehingga didapatkan sampel yang tidak banyak, dikarenakan masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan GCG karena bersifat sukarela. 2. Penelitian ini menggunakan tahun penyusunan laporan keuangan dengan standar yang berbeda, tahun 2010 2011 menggunakan SAK, sedangkan tahun 2012 2013 sudah mengadopsi IFRS dalam penyusunan laporan keuangan. 5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagi berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel kontrol seperti ukuran perusahaan untuk memperkuat hubungan antara kebijakan dividen dengan good corporate governance.
73 2. Untuk penelitian mendatang sebaiknya mengganti variabel penelitian, seperti arus kas bebas, kepemilikan manajerial, dan lain-lain, karena variabel yang digunakan sudah banyak digunakan. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan tahun penelitian dengan standar penyusunan laporan keuangan yang sama.