Bab 18 Hubungan Kantor Pusat-Cabang dan Antar Cabang

dokumen-dokumen yang mirip
TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian giro nasabah 2. Mengidentifikasi jenis

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, kas

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada perkembangan sektor perbankan

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi

Gawe Mancing Halaman.. oke!!!

UNISKA TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sering membutuhkan informasi yang cepat

LAMPIRAN A PEMIMPIN CABANG BIDANG PEMBINAAN PELAYANAN PENYELIAAN LAYANAN PRIMA / EMERALD

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

A. DEPOSITO BERJANGKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dunia perbankan Indonesia telah mengalami perubahan orientasi. Sebelum tahun 1980-an, bank-bank masih merupakan lembaga yang berorientasi pada

AKUNTANSI PENEMPATAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan dengan mengadakan pengumpulan data melalui usaha-usaha yang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Jasa perbankan untuk menjamin terlaksananya transaksi yang terjadi antara pihak luar bank dari kemungkinan risiko yang timbul dikemudian hari semakin

A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. Bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia. Aspek hukum..., Ariyanti, FH UI, 2010.

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG

PENGENALAN. General Ledger = Neraca. Manajemen Lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. (2012:4) akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan kas perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan keefektifan fungsi

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Tidak hanya pada

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan apapun jenisnya dan skala usahanya, baik perusahaan

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2007 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN DAN PENGELOLAAN REKENING MILIK BENDAHARA UMUM NEGARA

A. JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi dalam :

A. PENGERTIAN TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan bank tersebut dimana dalam penilaian kesehatannya, Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

SURAT PERNYATAAN & KUASA REKENING INVESTOR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS MENGGUNAKAN REKONSILIASI BANK MENUJU SALDO KAS YANG BENAR PADA PT. DIALOGUE EUREKA SOLUTION AYU PRATIWI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

Contoh Soal Akuntansi Perbankan Jurnal untuk Giro, Tabungan, Deposito, Traveller s Cheques, Pinjaman

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN DAN PENGHIMPUNAN DATA DAN INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PERPAJAKAN

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

JAKARTA, 10 NOVEMBER 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. sudah direncanakan maupun keperluan yang mendesak dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek. Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memerlukan keadaan

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

KEWIRAUSAHAAN II BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si TEKNIK INFORMATIKA. Modul ke: Fakultas FASILKOM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

M 1 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. Tujuan. MATERI AKPER 1 Hal -1

SUMBER DAN ALOKASI DANA PERBANKAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk memperoleh keamanan dan kenyamanan. Awalnya nasabah

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan mengalami kesulitan dalam hal keuangan, tingkat suku bunga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi memerlukan peran serta lembaga keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS SWOT TERHADAP PENINGKATAN ASET BMT DANA UKHUWAH TAHUN

MATERI KE 10 AKUNTANSI HUBUNGAN PUSAT DAN CABANG (1)

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaaan harus mengadakan efisiensi di berbagai bidang, terutama. manajer keuangan untuk mencari sumber dana yang murah dan

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

Transkripsi:

picasaweb.google.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan Unit Banking System dan Branch Banking System 2. Mengidentifikasi karakteristik kantor cabang 3. Membuat pencatatan di kantor pusat dan kantor cabang 4. Membuat pencatatan transaksi antar kantor 183

A. UNIT BANKING SYSTEM DAN BRANCH BANKING SYSTEM Pada Unit Banking System, berlakunya pola operasional perbankan pada ruang lingkup unit tersebut saja, berdiri sendiri dan mempunyai kewenangan yang mencakup kegiatan sebatas di bank yang bersangkutan. Pada sistem ini bank tidak membuka cabang diluar wilayah kerja kerja/distrik/propinsi. Bank yang menganut sistem ini di Indonesia misalnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank yang menganut sistem ini secara umum memiliki ciri-ciri organisasinya relative kecil, ruang lingkup operasi terbatas, delegasi wewenang masih terbatas, keputusan kredit lebih cepat karena prosedurnya tidak berbelit-belit dan langsung ditangani direkturnya. Kelemahan pada sistem ini bisa mengakibatkan terhimpunnya kekuasaan/sentralistik. Branch Banking System, yaitu sistem perbankan yang terdiri dari kantor pusat, kantor cabang dengan manajemen modern yang terpadu, terencana, dan ada desentralisasi kewenangan yang luas serta wilayah operasionalnya sangat luas/tidak pada wilayah tertentu saja. Contoh sistem ini adalah yang dianut oleh bank-bank nasional (Bank Mandiri, Bank Syariah, Bank BNI, dll). Ciri-ciri bank yang menganut sistem ini adalah: 1. Bank lebih fleksibel untuk melakukan diversifikasi produk yang lebih bervariatif guna mendukung jaringan cabang/operasional yang lebih luas. 2. Bank dapat melakukan intermediary lokasi sehingga dapat tumbuh lebih cepat dan dapat mengambil peran yang lebih besar dalam perekonomian. 3. Bank dapat melakukan ekspansi fisik ke daerah ekonomi baru (terutama pusat-pusat pertumbuhan) sehingga meningkatkan kemampuan ekonomi kerakyatan setempat. 4. Kantor pusat membuat perencanaan jangka panjang, cabang-cabang membuat rencana jangka pendek. 5. Delegasi wewenang lebih jelas dan mantap terutama dalam memutuskan kredit berdasarkan status cabang. Biasanya ada cabang kels I, II dan seterusnya yang memiliki kewenangan pengucuran kredit yang berbeda. 184

6. Sistem ini lebih memungkinkan untuk mengjangkau pasar terdekat dengan adanya cabang-cabang. Branch Banking System memberikan beberapa kelebihan, namun kelemahan terutama ketika cabang menerima permohonan kredit yang bukan kewenangannya (diatas plafond yang ditentukan cabang). Proses perkreditan menjadi lebih lama karena harus melalui kantor pusat. Disamping itu dengan sistem ini akan merugikan bank bila delegasi wewenang dari kantor pusat ke cabang tidak diikuti kemampuan manajerial maupun kemampuan SDM dalam menyajikan informasi secara cepat dan akurat. Untuk itu disamping kemampuan manajerial, keahlian akuntansi menjadi tuntutan pada setiap cabang. Cabang sebagai unit bisnis akan berdiri sendiri tetapi sebagai bentuk usaha merupakan bagian dari pusat. Oleh karena itu akuntansi cabang harus diintegrasikan dengan kantor pusat. B. KARAKTERISTIK KANTOR CABANG Kantor cabang dikelola oleh seorang pimpinan cabang atau direktur cabang yang bertanggung jawab langsung kepada direktur utama (top management) di kantor pusat. Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan cabang, pimpinan cabang harus melaporkan setiap aktivitas cabang setiap waktu tertentu agar kantor pusat bisa mengambil keputusan tertentu. Laporan-laporan keuangan cabang bisa digunakan oleh kantor pusat untuk menilai kinerja cabang atau alat control terhadap cabang, meskipun disadari sebagai unit bisnis bahwa kantor cabang berdiri sendiri. Karakteristik kantor cabang sebagai unit bisnis yang berdiri sendiri adalah: 1. Kantor cabang berdiri karena didirikan oleh kantor pusat sehingga akan dibiayai oleh kantor pusat misalnya diberikan modal kerja berupa uang tunai, diberikan aktiva tetap (gedung, tanah, kendaraan) maupn aktiva lainnya hingga siap beroperasi.. 2. Kantor cabang memiliki kewenangan untuk bertransaksi dengan pihak ketiga. Transaksi itu baik yang menyangkut penghimpunan dana mapun penempatan dana (misalnya penempatan kredit perbankan). 185

3. Dalam hal membelanjai aktivitas cabang, kantor cabang dapat mendanai dari sumber dana yang dimiliki kantor cabang. Namun demikian bila tidak mencukupi akan meminta bantuan kantor pusat. 4. Kantor cabang mempunyai kewenangan untuk menganalisis permintaan kredit, memutuskan pemberian kredit (sampai dengan volume tertentu), menyelanggarakan administrasi kredit sampai kembalinya kredit (dilunasi), serta hal yang menyangkut penyelamatan kredit di tingkat cabang. Namun demikian keputusan kredit harus tunduk pada standar perkreditan yang telah ditentukan oleh pusat. 5. Kantor cabang dapat mengelola uang tunai dari hasil penghimpunan dana maupun dari pelunasan kredit serta melakukan transaksi-transaksi pembayaran atas nama inisiatif kantor cabang. C. PENYELENGGARAAN AKUNTANSI Penyelenggaraan akuntansi di tingkat cabang sebenarnya relative sama dengan akuntansi pada bank sebagai badan usaha, yang membedakan adalah kantor cabang bank tidak memiliki rekening modal. Sebagai pengganti rekening modal adalah Rekening Antar Kantor (RAK)-Kantor Pusat. Rekening ini untuk menampung selisih antara aktiva dengan pasiva pada kantor cabang bank. RAK Kantor pusat pada sisi kredit merupakan modal bagi kantor cabang, namun bagi kantor pusat merupakan investasi pada cabang. Hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang tercermin pada pencatat transaksi di kantor cabang yaitu RAK kantor pusat dan di kantor pusat akan mencatat RAK-kantor cabang. Contoh: kantor pusat di Jakarta telah mentransfer dana Rp 300.000.000 ke kantor cabang Surabaya. Pencatatannya sebaga berikut: Pencatatan di kantor cabang Surabaya Dr. Kas 300.000.000 Cr. RAK Kantor Pusat 300.000.000 186

Pencatatan di kantor pusat (Jakarta) Dr. RAK Kantor cabang 300.000.000 Cr. Kas 300.000.000 Transaksi tersebut menunjukkan investas kantor pusat pada cabang sebesar Rp 300.000.000 dan modal kantor cabang sebesar Rp 300.000.000. Apabila terjadi mutasi aktiva pada kantor cabang, kantor pusat tidak akan mencatatnya. Hal ini sebagai konsekuensi kantor cabang sebagai unit bisnis yang diberi kewenangan untuk mengelola aktiva mauun pasivanya. Contoh kantor cabang menggunakan dana dari kantor pusat tersebut untuk membeli kendaraan opearsional secara tunai Rp 125.000.000, maka pencatatan transaksi ini hanya terjadi di kantor cabang. Dr. Kendaraan 125.000.000 Cr. Kas 125.000.000 D. HUBUNGAN ANTAR KANTOR CABANG Hubungan antara kantor cabang pada bank yang sama akan terjadi sebagai akibat transaksi yang dilakukan antar cabang. Transaksi antar cabang akan mengakibatkan hubungan hutang-piutang antar cabang. Hubungan hutang-piutang ini akan menimbulkan biaya bunga bagi kantor cabang yang mempunyai kewajiban terhadap cabang lain, dan akan menimbulkan pendapatan bunga RAK bagi kantor cabang yang memiliki piutang terhadap kantor cabang lain. Akuntansi untuk transaksi antar cabang sangat tergantung sistem yang dianut oleh bank yang bersangkutan. Bila bank menganut pencatatan secara sentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang akan mengakibatkan pendebetan atau pengkreditan RAK Kantor pusat, namun bila bank menganut desentralisasi maka masing-masing kantor cabang akan mendebet atau mengkredit RAK kantor cabang. Praktik yang sering dilakukan bank selama ini adalah desentralisasi dalam pencatatan transaksi antar kantor cabang. 187

Contoh pencatatan transaksi antar kantor dengan sistem sentralisasi : Tanggal 10 April 2006 Bank BRI Cabang Bandung mentransfer dana sebesar Rp 50.000.000 ke cabang Semarang atas beban nasabah giro Danang. Transfer tersebut untuk keuntungan nasabah giro Bambang di Bank BRI Semarang. Kantor pusat Bank BRI di Jakarta. Pencatatan transaksi antar kantor, bank dengan sistem sentralisasi: Jurnal di Bank BRI Bandung: Dr. Giro Danang 50.000.000 Cr. RAK Kantor Pusat 50.000.000 Jurnal di Bank BRI Semarang: Dr. RAK Kantor Pusat (Jakarta) 50.000.000 Cr. Giro Bambang 50.000.000 Jurnal di Bank BRI kantor pusat Jakarta: Dr. RAK Kantor Cabang Bandung 50.000.000 Cr. RAK Kantor Cabang Semarang 50.000.000 Pencatatan transaksi antar kantor, bank dengan sistem desentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang akan dibukukan langsung oleh kantor cabang: Jurnal di Bank BRI Bandung: Dr. Giro Danang 50.000.000 Cr. RAK Cabang Semarang 50.000.000 Jurnal di Bank BRI Semarang: Dr. RAK Cabang Bandung 50.000.000 Cr. Giro Bambang 50.000.000 188

Latihan soal: Pada tanggal 20 Agustus 2007 Bank Niaga Cabang Jakarta mentransfer dana sebesar Rp250.000.000 ke Cabang Surabaya atas beban nasabah giro Yanuar. Transfer tersebut untuk keuntungan nasabah giro Hendriansyah di Bank Mandiri Cabang Surabaya. Buat pencatatan bank dengan sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi! 189