PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta. Pasar modal menjadi sarana perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan (Financial Market), di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Fungsi ini penting karena dalam kegiatan operasinya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi, alangkah baiknya apabila kita tidak hanya menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. dan di dukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia secara efektif, dengan di dukung oleh sumber-sumber lainnya dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia sebagai perusahaan yang go publik (emiten) yang semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Skripsi)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak menentu, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) Oleh RUSLI KARYANA NPM. 083403153 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham, pada PT. Astra International, Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kasus, dimana pengumpulan datanya dilakukan melalui dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah path analysis. Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Dividend Payout ratio (DPR) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham dan secara parsial EarningPer Share (EPS) berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham sedangkan Dividend Payout ratio (DPR) berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham. Dalam hal ini sebaiknya PT. Astra International, Tbk lebih meningkatkan nilai EPS dan DPR nya agar saham-sahamnya menjadi prioritas investor dalam berinvestasi sehingga harga Saham perusahaan dapat meningkat. PENDAHULUAN Pemegang saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Informasi yang baik tentang kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi ekonomi makro, dan informasi relevan lainnya diperlukan untuk menilai saham secara akurat. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan relatif besar. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini berarti investasi dalam bentuk saham menjanjikan keuntungan yang besar sekaligus berisiko. Sebagaimana analisis yang dipergunakan dalam penilaian harga saham salah satunya, menggunakan pendekatan fundamental dengan indikatornya adalah kinerja perusahaan dimana salah satu sumber informasinya adalah laporan keuangan (Abdul Hakim, 2005:11). Saham merupakan salah satu instrumen Financial asset diperdagangkan oleh perusahaan dalam Capital Market (pasar modal), khususnya pasar modal yang merupakan wadah jual beli instrumen keuangan jangka panjang disamping surat berharga lain baik yang diterbitkan pemerintah maupun perusahaan swasta. Di dalam pasar modal para pemegang saham (investor) melakukan diversifikasi

investasi, membentuk portofolio sesuai resiko yang ada serta tingkat keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dalam memperhatikan return saham yaitu dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan. Apabila harga saham terlalu tinggi, investor akan berpaling dan mencari saham lain yang dapat menghasilkan keuntungan yang sama namun dengan harga yang lebih murah. Namun bila terlalu rendah, investor akan meragukan kinerja dari perusahaan karena harga saham dapat juga dijadikan patokan hasil kerja perusahaan sehingga dapat menurunkan permintaan terhadap saham perusahaan. Karena itu perusahaan harus mampu untuk mempertahankan stabilitas harga sahamnya, salah satunya dengan mempertahankan kinerja perusahaannya. Kinerja perusahaan dapat mempengaruhi asumsi investor dalam berinvestasi. Salah satu indikator yang biasa digunakan dalam menilai kinerja perusahaan adalah perolehan laba bersih per lembar saham (EPS). EPS setiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan nilai EPS menandakan kinerja perusahaan yang bagus, karena perusahaan dapat menghasilkan laba per lembar saham cukup besar yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga sesuai dengan harapan pemegang saham untuk mendapatkan return yang tinggi. Penurunan nilai EPS menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang kurang baik sehingga dapat menurunkan laba yang dihasilkan untuk dibagikan kepada pemegang saham, serta dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan. Turunnya tingkat kepercayaan investor dapat menurunkan minat investor dalam menanamkan investasi, sehingga permintaan akan sahampun menurun dan harga saham menjadi turun, begitupun sebaliknya jika permintaan akan saham naik maka harga sahampun akan naik. Hal ini dikarenakan harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti penawaran dan permintaan. Investor yang menanamkan dananya pada saham-saham perusahaan sangat berkepentingan terhadap laba saat ini dan laba yang diharapkan di masa yang akan datang serta adanya stabilitas laba. Sebelum menanamkan dananya investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Mereka berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi keuangan yang berdampak pada kemampuan perusahaan untuk membayar dividen guna menghindari kebangkrutan. Oleh karena itu, investor hanya akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang mempunyai reputasi baik. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik adalah perusahaan yang mampu memberikan dividen secara tetap kepada pemegang saham. Semakin meningkatnya laba yang diterima perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan membayar dividen perusahaan kepada pemegang saham. Dividen sendiri merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham, presentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham (Basri, 2002:11) Setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas akan terabaikan. Pembagian dividen

sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang lebih memilih dividen tinggi yang mengakibatkan retained earning menjadi rendah. Investor beranggapan bahwa dividen yang diterima saat ini lebih berharga dibandingkan capital gain yang diperoleh dikemudian hari. Seperti perusahaan lainnya PT. Astra International Tbk berusaha mengembangkan dan menunjukkan kinerja yang lebih baik dimata investor. Semakin berkembangnya kegiatan perusahaan PT. Astra International Tbk tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut tentunya diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana berupa (fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan sebagai pengganti ataupun sebagai penambah dana yang sedang dijalankan ataupun untuk pengembangan dan perluasan bidang usaha. Dalam rangka pemenuhan dana tersebut selain mencari pinjaman, merger, perusahaan PT. Astra International Tbk dapat mencari tambahan modal dengan cara mencari pihak lain yang berpartisipasi dalam menanamkan modalnya, selain itu PT. Astra International Tbk pun memenuhi kebutuhan modalnya dengan menggunakan modal pinjaman dari luar perusahaan. Ini dilakukan dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan penjualan sebagian saham dalam bentuk efek kepada masyarakat luas. Usaha ini dikenal dengan istilah penawaran umum (go public) di pasar modal. Perusahaan yang go public dapat menjual/belikan saham secara luas di pasar sekunder. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh penerimaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Biasanya penerimaan dan penawaran ini dipengaruhi baik faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan, seperti besarnya dividen yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek di masa yang akan datang, rasio utang dan equity. Faktor eksternal yaitu hal-hal di luar kemampuan manajemen perusahaan untuk mengendalikannya, seperti munculnya gejolak politik, perubahan kurs, laju inflasi yang tinggi, tingkat suku bunga deposito dan lain-lain. Oleh karena itu penting bagi perusahaan dalam memperhatikan return saham yaitu dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan. Apabila kinerja perusahaan menurun sudah jelas akan berdampak pada perolehan laba bersih per lembar saham (EPS) dan apabila perolehan laba bersih per lembar saham menurun maka pendistribusian presentase dividen kepada investor akan tidak stabil atau menurun. Sehingga akan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan, maka reputasi perusahaan tersebut akan menjadi kurang baik dimata investor atau pemegang saham. Jadi perusahaan diharapkan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan yang nantinya dapat meningkatkan laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) dan selalu stabil mendistribusikan dividennya kepada pemegang saham, Dengan meningkatnya EPS perusahaan para investor akan lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya karena dapat memberikan deviden yang lebih besar kepada para investor. Alasan peneliti mengambil tingkat earning per share dan dividend payout ratio sebagai variabel penelitian adalah sebagai berikut: pertama, semakin

berkembangnya pasar modal di Indonesia menuju ke arah yang efisien dimana semua informasi yang relevan bisa dipakai sebagai masukan untuk menilai harga saham. Kedua, kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham dan kemampuan perusahaan membagikan dividen merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan, yang seringkali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Maka sebelum memutuskan investasi untuk membeli saham suatu perusahaan, investor memerlukan berbagai informasi yang akan dianalisis guna pengambilan keputusan yang tepat, dua jenis informasi yang merupakan sinyal penting untuk menilai prospek perusahaan yaitu laba dan dividen. Informasi yang berkaitan dengan dividen meliputi earning per share dan dividend payout ratio. Berdasarkan pengamatan di atas,. Permasalahan yang terjadi dari fenomena pertumbuhan Earning Per Share, Dividend Payout Ratio dan Harga Saham pada PT. Astra International, Tbk tersebut adalah seberapa besar pengaruh Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Berdasarkan permasalahan di atas, penulis bermaksud melihat sejauh mana pengaruh dari Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham, dengan mengadakan penelitian dalam penyusunan skripsi yang berjudul: Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham (Study Kasus Pada PT. Astra International, Tbk). KERANGKA PEMIKIRAN Dalam menilai atau mengukur sukses atau tidaknya suatu pengelolaan usaha dapat dilihat dari besarnya laba atau pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan untuk memeperkecil risiko yang ada dalam pengambilan keputusan investasi. Motivasi investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen (bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham) dan capital gain (keuntungan harga jual saham lebih tinggi dari harga belinya). Saham menurut Arin Widiyanti (2004:10) saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan pada suatu perseroan terbatas.saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia saham atas nama, artinya nama pemilik saham akan tercantum dalam daftar pemegang saham perseroan bersangkutan. Sedangkan harga saham menurut Sartono (2001:70), yaitu harga pasar saham melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Salah satu indikator yang biasa digunakan oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah Earning Per Share (EPS). EPS adalah suatu ukuran pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham. Abdul Halim (2003: 12) menyatakan bahwa EPS adalah perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan. EPS menunjukkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang memberikan EPS lebih tinggi. Dengan mengetahui besarnya EPS, investor akan dapat memprediksi hasil

dividen yang dapat diterimanya, apabila ia berinvestasi pada saham perusahaan itu, dengan demikian EPS mencerminkan pendapatan dimasa depan. Selain itu,pembagian dividen memberikan sinyal positif kepada para investor akan prospek saham karena mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Investor akan bereaksi terhadap perubahan dividend payout ratio. Penurunan payout ratio akan ditanggapi negatif karena menggambarkan penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan sebaliknnya peningkatan payout ratio akan ditanggapi positif oleh investor. Menurut Indriyono dan Basri (2002: 232), dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Pembayaran dividen dapat ditafsirkan bahwa manajemen perusahaan memperkirakan prospek perusahaan di masa yang akan datang lebih baik. Sebaliknya apabila perusahaan mengurangi pembayaran dividen. Maka hal ini bisa ditafsirkan sebagai indikator bahwa memperkirakan prospek perusahaan kurang menguntungkan. Semakin tinggi nilai laba per lembar saham tentu saja menggembirakan pemegang saham dan Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Earning Per Share secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham PT. Astra International, Tbk periode 2006-2013. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk meningkatkan Harga Saham tidak hanya dengan ditentukan oleh Earning Per Share semakin besar dividen yang diberikan perusahaan maka cenderung akan semakin banyak permintaan saham, pembelian saham atau penanaman modal, yang pada akhirnya harga saham akan cenderung meningkat. Earning Per Share berpengaruh sangat positif terhadap Dividend Payout Ratio dan Harga Saham perusahaan, begitupun Dividend Payout Ratio berpengaruh secara positif terhadap Earning Per Share dan harga saham sebagaimana hukum permintaan dan penawaran. Sehingga perusahaan diharapkan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan yang nantinya dapat meningkatkan laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) dan selalu stabil mendistribusikan dividennya kepada pemegang saham. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio merupakan bagian informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham dengan asumsi bahwa suatu informasi akan di anggap informatif jika informasi tersebut mampu menambah atau mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. saja, tapi masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi diantaranya seperti faktor likuiditas, aspek kepercayaan, laporan keuangan, return on ivestment, dividend payout ratio, dan minat beli. 2. Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham PT. Astra International, Tbk periode 2006-2013. Hal tersebut

menunjukan bahwa untuk meningkatkan Harga Saham tidak hanya dengan ditentukan oleh Dividend Payout Ratio saja, tapi masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi diantaranya seperti faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk melunasi hutang, tingkat ekspansi yang direncanakan. 3. Harga Saham PT.Astra International, Tbk periode 2006-2013 secara umum berfluktuasi mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahun nya. Harga saham tertinggi pada tahun 2013 sedangkan harga saham terendah terjadi pada tahun 2006. 4. Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham PT. Astra International, Tbk periode 2006-2013. Dikarenakan tidak hanya Earning Per share dan Dividend Payout ratio saja yang dapat mempengaruhi Harga Saham, namun masih banyak komponen lainya. Saran Berdasarkan hasil penelitian, Adapun saran penulis sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Perusahaan hendaknya meningkatkan Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio agar saham dari perusahaan ini menjadi prioritas investor dalam membeli saham dan dapat memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham sehingga harga saham perusahaannya dapat meningkat. 2. Bagi Investor Hasil penelitian menunjukan bahwa antara Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham terjadi kolerasi yang rendah. Oleh karena itu, disarankan bagi investor yang akan berinvestai untuk berpikir raisonal dengan melakukan analisis sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi. Tidak hanya melakukan analisis fundamental tetapi dengan analisis teknikalnya. 3. Bagi Peneliti Lain Disarankan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan,dengan menambahkan periode waktu penelitian yang lebih lama, sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat menjadi bahan perbandingan dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama.