RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN INTERN PP NOMOR 60 TAHUN 2008

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWER MEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) DI PERGURUAN TINGGI

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

IMPLEMENTASI PARADIGMA ITJEN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

INSPEKTORAT MENJADI APIP YANG EFEKTIF

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

64 Persen Temuan BPK sudah Ditindaklanjuti

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERIKSAAN KEUANGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA

Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

REVIU RKA UPAYA MEMINIMALISIR PENYIMPANGAN DAN TEMUAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

HASIL REVIU LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 DAN PROBLEMATIKANYA

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

PENGAWASAN TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIBERI WAKTU 60 HARI UNTUK MENGEMBALIKAN KERUGIAN NEGARA, TEMUAN BPK TAK BISA LANGSUNG DIUSUT JAKSA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

KEBIJAKAN PENERAPAN SPIP DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA. Disampaikan oleh: Kepala BPKP DALAM RAKER BNPB TAHUN FEBRUARI 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

Fungsi SPI PTN. 4. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemriksaan internal dan eksternal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

ASPEK HUKUM DALAM TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

PERAN APIP DALAM PERCEPATAN PENCAPAIAN WTP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Transkripsi:

RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI Bogor, 29 April 2016 Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Penguatan Lingkungan Pengendalian a. Mendapatkan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga (assurance activities) b. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga (anti corruption activities); dan c. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga (consulting activities) d. Mendorong pelaksanaan pelaporan gratifikasi e. Mendorong peningkatan peran SPI Penguatan Pelaksanaan Pengawasan a. Optimalisasi reviu sebagai upaya pencegahan b. Optimalisasi penyelesaian hasil pemeriksaan eksternal c. Evaluasi hasil reviu dan hasil pemeriksaan eksternal Evaluasi Berkala IMPLEMENTASI Evaluasi berkala pelaksanaan penguatan lingkungan pengendalian dan pelaksanaan pengawasan

RISIKO UTAMA ITJEN SDM 1. SDM Jumlah SDM Itjen yang belum memadai 2. Kualitas SDM Itjen yang belum memadai Dana Peralatan Sistem & Prosedur Sarpras 1. Belum teralokasikannya dana satker Itjen yang memadai 2. Belum tersedianya alokasi dana untuk peningkatan kesejahteraan pegawai secara memadai 1. Belum tersedianya komputer yang memadai 2. Belum tersedianya Alat Tulis Kantor yang memadai 1. Belum tersedianya sistem dan prosedur pengawasan intern yang memadai 2. Belum tersedianya sistem dan prosedur pertanggungjawaban keuangan yang memadai 3. Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kinerja yang memadai 1. Belum tersedianya ruang kerja yang memadai 2. Belum tersedianya sarana transportasi yang memadai 3. Belum tersedianya perumahan dinas bagi pejabat secara memadai

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO ITJEN Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi. b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional. d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik. e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain yang terkait. f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN

PENGERTIAN Kemungkinan kejadian yang mengancam tujuan dan sasaran instansi pemerintah (PP No. 60/2008, Pasal 3 ayat 1b) Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya (PMK No. 191/PMK.09/2008)

Perencanaan dan Penganggaran Reviu Reviu Reviu KEGIATAN Reviu

EVALUASI RISIKO likelihood Level Descriptor Example detail description 5 Almost certain Is expected to occur in most circumstances 4 Likely Will probably occur in most circumstances 3 Possible Might occur at some time 2 Unlikely Could occur at some time 1 Rare May occur only in exceptional circumstances Lev Descriptor Example detail description consequences 1 Insignificant No injuries. Minor delays. Little financial loss. $0 - $4,999* 2 Minor First aid required. Small spill/gas release easily contained within work area. Nil environmental impact. Financial loss $5,000 - $49,999* 3 Moderate 4 Major 5 Catastrophic Medical treatment required. Large spill/gas release contained on campus with help of emergency services. Nil environmental impact. Financial loss $50,000 - $99,999* Extensive or multiple injuries. Hospitalisation required. Permanent severe health effects. Spill/gas release spreads outside campus area. Minimal environmental impact. Financial loss $100,000 - $250,000* Death of one or more people. Toxic substance or toxic gas release spreads outside campus area. Release of genetically modified organism (s) (GMO). Major environmental impact. Financial loss greater than $250,000*

Fokus pada pengendalian (manajemen bertanggung jawab atas manajemen risiko) Fokus pada penilaian risiko (penilaian risiko bersama-sama manajemen) Fokus pada assurance (penilaian secara independen atas manajemen risiko)

RISK BASED AUDIT MASA LALU SEKARANG MASA DATANG OBJEK AUDIT OBJEK MAJEMEN RISIKO Bagaimana caranya menggunakan data masa lalu untuk mengusahakan tujuan masa depan tercapai????

HASIL PEMERIKSAAN BPK (Ristek) Tahun Temuan (Nilai, Jml) (dlm juta) 2008 169.948 9 2009 121.729 7 2010 956 11 2011 928 14 2012 5.427 21 2013 0,33 10 2014 21.974 19 2013/14 PDTT 1.475 11 Total 320.962 91 Rekomendasi (Nilai, Jml) 166.716 9-7 116 14 928 32 5.100 41 0,33 18 13.630 89 1.475 29 186.491 210 Sesuai Rekomendasi (Nilai, Jml) 166.716 9-7 116 13 928 30 5.100 40 0,33 17 6.446 64 179.307 180 Proses (Nilai, Jml) Blm TL Nilai Penyrhn Aset/Pnyetorn ke Kas Neg - - 166.716 - - - 1-1 - 1-1 7.184 25-116 - 1 - - 1.475 (29) 7.184 29 1.475 29 928-282 - 0.33-3.093 171.136

Tahun HASIL PEMERIKSAAN BPK (Dikbud) Temuan (Nilai, Jml) (dlm juta) 2008 389.097,97 $ 9.564,50 6 2009 1.863.964,79 20 2010 25.833,67 13 2011 922.126,29 $ 32.764,68 25 2012 3.199.229,63 37 2013 152.140,53 29 Rekomendasi (Nilai, Jml) 20 45 33 50 96 100 Sesuai Rekomendasi (Nilai, Jml) 9 14 16 19 Proses (Nilai, Jml) 11 31 17 30 Blm TL 0 0 0 1 Nilai Penyrhn Aset/Pnyetorn ke Kas Neg 2014 2015 27 17 33 57 36 28 Total 6.552.397,85 $42.329,18 189 522 102 181 65

TEMUAN KEPATUHAN (1) Perjalanan Dinas tidak melakukan perjalanan dinas; tidak menerima lumpsum sesuai standar biaya; tandatangan tidak sesuai; pejabat penandatangan lembar SPPD tidak sesuai; pelaksana melakukan absensi di kantor; tidak ada surat penugasan; pelaksana perjalanan dinas tidak jelas lembaganya (2) Pengadaan Barang tidak diketahui berapa unit barang yg diadakan dan berapa harga per unit barang; kelebihan pembayaran; pengadaan tidak didukung bukti yg sah; pengadaan tidak ada bukti penerimaan barang; pengadaan bersifat proforma; kerjasama yg menguntungkan pihak ketiga (3) Pembayaran Narasumber tandatangan berbeda di daftar hadir, form honor dan lembar pertanggung jawaban; narasumber tidak jelas instansinya; ketidaksesuaian jumlah narasumber dan peserta rapat (4) Penggunaan PNBP penggunaan langsung; penerimaan di Satker BLU tanpa pengesahan (5) Hibah yang diterima belum dicatat (6) Kelebihan pembayaran gaji, tunjangan fungsional, dan tunjangan profesi dosen (7) Aset belum bersertifikat dan surat kendaraan tidak lengkap.

TEMUAN SPI (1) sistem pengendalian internal (SPI) perjalanan dinas, seperti kelemahan penyusunan SOP, TOR dan RAB, pengawasan penerbitan surat tugas, pengawasan pertanggung jawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) aturan internal yang mengatur narasumber untuk FGD, rapat koordinasi. (3) kejelasan output untuk membedakan narasumber dan peserta. (4) Koordinator Kegiatan seringkali tdk mencatat dan membukukan pengelolaan dana yang diterimanya (5) belum adanya SOP baku mengenai mekanisme pembayaran UP dan TUP. (6) belum ada SOP pengadaan barang

REKOMENDASI KE ITJEN DAN SPI REKOMENDASI TAHUN NILAI ITJEN SPI 2015 5 3 2014 9 1 152.4 M 2013 5-3.1 T

TINDAK LANJUT TEMUAN (1) Pasal 20 UU No 15 Tahun 2004 (1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan (2) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. (3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enampuluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. (4) BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi administrative sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. (6) BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak lanjut sebnagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada lembaga perwakilan dalam hasil pemeriksaan semester.

TINDAK LANJUT TEMUAN (2) Pasal 5 Peraturan BPK No. 2 Tahun 2010 (1) Apabila sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), Pejabat wajib memberikan alasan yang sah. (2) Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kondisi: a. force majeur, yaitu suatu keadaan peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran dan gangguan lainnya yang mengakibatkan tindak lanjut tidak dapat dilaksanakan. b. subjek atau objek rekomendasi dalam proses peradilan: 1) pejabat menjadi tersangka dan ditahan; 2) pejabat menjadi terpidana; atau 3) objek yang direkomendasikan dalam sengketa di peradilan. c. rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien, dan ekonomis antara lain, yaitu: 1) perubahan struktur organisasi; dan/atau 2) perubahan regulasi. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) Pejabat tidak menindaklanjuti rekomendasi tanpa adanya alasan yang sah, BPK dapat melaporkan kepada instansi yang berwenang.

TEMUAN BERISIKO HUKUM BPK merekomendasikan kepada agar menginstruksikan untuk memerintahkan PPK menagih kembali pembayaran perjalanan dinas yang tidak sesuai ketentuan dan menyetorkan ke Kas Negara sebesar Rp BPK merekomendasikan kepada agar menginstruksikan untuk memberikan sanksi sesuai ketentuan kepada PPK yang tidak cermat dalam, pada masing-maisng satuan kerja yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya. Memerintahkan untuk menarik kelebihan pembayaran kepada dan menyetorkan ke Kas Negara sebesar Rp

TINDAK PIDA KORUPSI memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian nasional (Pasal 2 ayat (1) UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan TPK) menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanyakarena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara. (Pasal 3 ayat (1) UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan TPK)

Peran SPI dalam Pengelolaan Risiko 1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Pendampingan dan Reviu Laporan Keuangan 2. Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemantauan dan Pengkoordinasian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal; Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pengawasan 3. Pengawasan Dini Pengawasan Kebijakan dan Program; Pengawasan Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan, dan BMN; Pemberian Saran dan Rekomendasi 4. Pendampingan Penataan BMN Pengawasan Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan, dan BMN

Terima kasih Contact: dadit@ristekdikti.go.id