I PENDAHULUAN. Latar Belakang tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan pemasaran semakin kompetitif sehingga mendesak pemasar

BAB I PENDAHULUAN. Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 dari jenis kopi tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. ketat khususnya untuk industri dalam kategori yang sejenis. Kelangsungan hidup

Judul : Pengaruh Brand Equity, Brand Trust, Brand Preference,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pendatang kemudian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kondisi yang demikian membuat bisnis minuman ready to drink

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. evaluatif, analitis dan selalu mempertimbangkan semua informasi atas

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial pasti selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. In-store stimuli, seperti efek perbedaan tempat penyusunan rak produk, promosi discount dan bundling, dan lain nya.

I. PENDAHULUAN. Sudah lama sektor consumer goods diwarnai ingar-bingar produk baru

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ketat, khususnya pada perusahaan yang bergerak dalam industri Fast Moving

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sewaktu-waktu dapat beralih pada produk lain. Dalam hal ini, komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan berdampak pada perusahaan. Pemasaran merupakan hal yang. dengan produk baru yang semakin inovatif dan beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di

BAB I PENDAHULUAN. biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan ekonomi yang terbilang pesat di Indonesia,

I. PENDAHULUAN lndonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 204,4

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar. dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK EXTRA JOSS

BAB I PENDAHULUAN. cairan tubuh yang hilang karena aktivitas sehari-hari. Cairan isotonik adalah suatu

PENDAHULUAN. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam. kuat dengan konsumen (Swasta, 2000: 234).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan konsumen atau kebutuhan manusia merupakan dasar bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan produknya dan merebut pangsa pasar (market share) Durianto,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan kepraktisan minuman dalam

I. PENDAHULUAN. Olah raga merupakan suatu gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil agar

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang bergerak di ranah fast moving consumer

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu minuman ringan yang cukup popular dan digemari masyarakat. Sari

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka

1. PENDAHULUAN. lndonesia berjumlah 179,4 juta jiwa. Jumlah ini meningkat rata - rata 1,98

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memliliki pertumbuhan. Fenomena tersebut yang menyebabkan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. produknya agar dapat bersaing dengan produk lain. Menurut Kotler(2009),

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk. merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat

1. BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi di dunia. Menurut salah satu lembaga riset (AC Nielsen) tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam pasar perdagangan sangatlah ketat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. minuman siap minum atau dikenal dengan istilah non-alcoholic ready to drink

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis detergen di Indonesia, mempunyai pesaing pasar yang begitu

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan perusahaan baik dari

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik masyarakat agar menggunakan produk tersebut. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun

aspek penting yang mendukung perusahaan itu sendiri. pemasaran itu diawali

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mempertahankan konsumen dan memperluas pangsa pasar.

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor consumer goods saat ini diramaikan oleh kemunculan produkproduk baru, khususnya pada kategori minuman penyegar. Di tahun 2003 muncul produk minuman kemasan yang memposisikan produknya sebagai air beroksigen. Kemudian muncul trend minuman isotonik yang melakukan penetrasi pada tahun 1990 yang dipelopori oleh merek Pocari Sweat. Produk minuman penyegar lain yang cukup semarak di pasaran yakni produk minuman penyegar kategori kopi instant. Dari sepuluh kategori produk yang bertumbuh paling tinggi, kopi termasuk di dalamnya. Data Nielsen hingga juni 2012 menunjukkan dari sisi pertumbuhan value kopi menempati posisi kedua dengan kenaikan 16 persen. Sementara peringkat pertama kategori ready to drink (RTD) tea dengan pertumbuhan value sebesar 35.2 persen. Pertumbuhan pasar kopi dari sisi volume menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni, sebesar 8.2 persen, dengan demikian pertumbuhan volume kopi menempati peringkat ketiga setelah kategori RTD (ready to drink) tea 40.5 persen. Produk shampo posisi kedua dengan nilai mencapai 9.2 persen. Potensi pasar kopi di Indonesia masih sangat besar dibanding negara kawasan ASEAN lainnya. Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar. (Nielsen Media Research 2013). Kopi merupakan salah satu contoh minuman paling terkenal di kalangan masyarakat, kopi digemari karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas (Ramalakshmi 2000). Seperti terlihat pada Gambar 1 bahwa konsumsi kopi per kapita di Indonesia meningkat setiap tahun. Hal ini tentu saja akan membuka peluang bagi para produsen kopi instant di Indonesia. jumlah konsumsi kopi (ons) 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 2008 2009 2010 2011 2012 tahun jumlah konsumsi kopi 2 per. Mov. Avg. (jumlah konsumsi kopi) Sumber : Survei sosial ekonomi nasional 2009 2013 Gambar 1 Jumlah konsumsi perkapita kopi di Indonesia

2 Menurut Rejo (2010) Kopi dapat bermanfaat sebagai zat antioksidan, merangsang kinerja otak, dan zat antikanker. Kandungan antioksidan dalam kopi lebih banyak dibandingkan antioksidan pada teh dan coklat. Selain memiliki kelebihan kopi juga memiliki kekurangan yaitu mengandung kafein dan asam organik yang tinggi. Kandungan kafein pada biji kopi berbeda-beda tergantung dari jenis kopi dan kondisi geografis di mana kopi tersebut ditanam. Kandungan asam dan kafein yang berlebih pada kopi tersebut dapat berdampak negatif pada beberapa orang dengan kondisi lambung yang sensitif dan kandungan asam yang berlebih dalam kopi juga dapat menyebabkan sakit perut setelah mengkonsumsinya (Ramalakshmi 2000). Tingginya minat orang Indonesia terhadap kebiasaan minum kopi telah mendorong produsen kopi instant untuk berinovasi baik dari segi rasa maupun cara pengolahan. Seperti inovasi kopi putih (white coffee) yang memilki kandungan low acid, sehingga aman bagi konsumen dengan lambung yang sensitif. Kopi putih (white coffee) instant pertama kali diperkenalkan oleh PT Javaprima Abadi Semarang dengan merek Luwak White Koffie. Kopi putih (white coffee) menggunakan jenis biji kopi yang sama dengan kopi hitam biasa, yang membedakan adalah proses dan teknologinya. Kopi putih diproduksi dengan mesin berteknologi cold drying dari Jepang yaitu melalui proses pembekuan atau pendinginan hingga -40 derajat Celcius yang mampu menghilangkan asam gastrik penyebab nyeri lambung hingga 80 persen namun kafein masih tetap bisa dipertahankan hingga 100 persen. Terkait dengan konsep pemasaran, penulis melihat bahwa perusahaan berusaha untuk memenuhi nilai konsumen peminum kopi dengan menawarkan kopi yang aman bagi lambung melalui inovasi white coffee dalam kemasan instant. Munculnya varian kopi putih instant yakni Luwak White Koffie cukup menyita perhatian pemasar lain yang menimbulkan munculnya beberapa merek baru dengan kategori produk serupa antara lain Kopiko White Coffee produk dari PT. Mayora Indah; ABC White Coffee dan Kapal Api Grande White Coffee produk dari PT. Santos Jaya Abadi. Kondisi tersebut sejalan dengan salah satu artikel SWA yang menyatakan bahwa tingginya minat orang Indonesia untuk minum kopi ternyata menarik sejumlah perusahaan untuk meciptakan produk inovatif berbahan dasar kopi (swa.co.id 2012). Saat ini kopi merupakan industri global raksasa dan mampu menempati urutan kedua setelah minyak bumi dengan lebih dari 400 miliar cangkir yang dikonsumsi seiap tahun. Persaingan bisnis kopi instant di Indonesia sangat ketat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya merek kopi instant dengan berbagai varian rasa yang muncul dipasaran. Para produsen kopi instant tersebut berusaha untuk menarik minat calon konsumennya melalui komunikasi pemasaran diberbagai media. Pemain pasar white coffee saat ini gencar melakukan periklanan setidaknya lebih dari sekali di stasiun televisi swasta. Trend penggunaan iklan sebagai media komunikasi pemasaran di Indonesia terus mengalami peningkatan sebagaimana yang diungkapkan oleh lembaga riset AC Nielsen bahwa periklanan Indonesia naik 21 persen pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Seperti Top Coffee dan Luwak White Koffie yang merupakan produk baru. Top Coffee yang merupakan produk dari Wings Food saat ini gencar melakukan promosi khususnya beriklan melalui media televisi. Pada periode januari hingga oktober 2012 Top Coffee telah mengeluarkan belanja iklan hingga mencapai Rp. 344.2

3 Miliar. Sedangkan merek Kapal Api sebagai Market Leader telah mengeluarkan belanja iklan sebesar Rp. 127.8 Miliar. Para produsen kopi ini berusaha untuk mengkomunikasikan produk mereka melalui media televisi hingga mencapai nilai miliaran rupiah seperti data pengeluaran belanja iklan dari berbagai merek kopi instan di Indonesia yang terlihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Pengeluaran belanja iklan 2012-2013 (miliar rupiah) Merek 2012 2013 ABC 45.977 550 62.047 440 Kapal Api 84. 577 540 126.813 935 Kopiko 0 144.565 45 Luwak White Coffe 19. 211 250 36.14970 Sumber: Ac Nielsen 2012-2013 Produsen kopi instan tentunya akan berusaha untuk membangun sikap konsumen yang positif terhadap produk white coffee, terutama melalui media iklan televisi. Sehingga stimulus tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produk white coffee. Para produsen kopi instant telah mengeluarkan belanja iklan yang cukup besar guna meningkatkan penjualan produknya. Perilaku konsumen pada hakikatya adalah upaya untuk memahami why do consumers do what they do. Dalam hal ini pemasar harus mengerti alasan apa yang melatarbelakangi konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli suatu produk atau jasa. Dengan begitu, dapat diprediksi bagaimana reaksi konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Pada akhirnya pemasar dapat mempengaruhi konsumen untuk memilih produk atau jasa (Sumarwan 2004). Mengarahkan konsumen untuk mau berperilaku membeli white coffee merupakan sesuatu yang tidak mudah. Hal ini terkait dengan faktor kebiasaan lama konsumen yang sudah merasa cocok dengan produk kopi yang biasa dikonsumsi, namun kopi putih instan ini hadir untuk konsumen peminum kopi yang memiliki masalah dengan lambung dan jantung, dengan kandungan low acid yang ditawarkan diharapkan mampu menarik segmen pasar tersebut. White coffee sebagai produk baru tentu banyak konsumen peminum kopi yang ingin mencoba varian tersebut. Namun apakah konsumen yang mencoba white coffee tersebut akan terus membeli atau akan berhenti membeli karena merasa tidak cocok dengan produk white coffee. Hal tersebut melatar belakangi penelitian ini guna mengkaji sikap konsumen terhadap produk white coffee. Trend white coffee dikalangan masyarakat saat ini apakah akan membuat konsumen peminum kopi hitam beralih ke jenis kopi putih tersebut, oleh karena itulah dibutuhkan stimulus yang kuat untuk mengarahkannya. Minat (intention) adalah salah satu stimulus yang dapat mengarahkan suatu perilaku, termasuk perilaku dalam membeli produk white coffee. Adapun minat konsumen akan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait dengan sikap, sehingga riset konsumen dengan menggunakan pendekatan sikap dapat dilakukan untuk mengetahui minat berperilaku dengan menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB). Produsen kopi putih instan perlu melihat bagaimana sikap dan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi white coffee. Sebagai bahan masukan bagi

4 perusahaan dalam meningkatkan pelayanan yaitu untuk meningkatkan kualitas produk. Berdasarkan kondisi-kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya, hal tersebut yang telah menjadi perhatian dan pertimbangan peneliti untuk mengkaji sikap konsumen terhadap produk white coffee dalam penelitian ini. Kota Bogor merupakan salah satu kota dari Provinsi Jawa Barat. Letak kota Bogor berada ditengah-tengah wilayah kabupaten Bogor dan letaknya sangat dekat dengan ibukota negara, serta merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa bagi masyarakat Kota Bogor. Luas wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan Kabupaten Bogor yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Bojong Gede dan Kemang, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Ciomas dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Caringin. Jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Seperti pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Bogor mencapai 967.398 jiwa naik dari tahun 2010 yang berjumlah 950.334 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Bogor dan dapat menjadi peluang bagi setiap produsen kopi instant untuk memasarkan produknya. Perumusan Masalah Kopi sebagai produk yang populer di kalangan masyarakat memiliki banyak jenis dan varian rasa, Hal ini guna memenuhi nilai konsumen peminum kopi. White coffee sebagai salah satu produk baru yang muncul pada awal Desember 2010 merupakan kopi putih instant pertama yang hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, jenis kopi putih (white coffee) semakin popular dan semakin banyak produsen kopi yang ikut memproduksi varian tersebut. Kopi putih (white coffee) instant pertama kali diperkenalkan oleh PT Javaprima Abadi Semarang dengan merek Luwak White Koffie. Dalam penelitian ini, perlu diketahui alasan konsumen memilih produk white coffee terutama alasan konsumen beralih dari kopi hitam atau kopi instan lainnya ke produk white coffee. Memahami sikap sama artinya dengan memahami apa yang disukai dan tidak disukai oleh konsumen (Mowen dan Minor 1998). Sikap merupakan perasaan seseorang atau pengaruh respon yang dirasakan seseorang terhadap suatu obyek. Selanjutnya sikap yang terbentuk akan berpengaruh terhadap minat (intention) seseorang untuk berperilaku tertentu (behavior intention), yang dalam hal ini adalah minat untuk berperilaku membeli white coffee. Minat yang tinggi terhadap white coffee akan cenderung mengarahkan konsumen pada perilaku membeli white coffee. Oleh karena itulah, melihat faktorfaktor yang berkontribusi pada pembentukan minat membeli produk white coffee merupakan hal yang penting. Dengan begitu, produsen dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan keenggaan konsumen serta hal-hal yang mendorong minat konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi white coffee.

5 Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian yang diangkat pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik konsumen white coffee? 2. Bagaimana pengambilan keputusan pembelian konsumen white coffee? 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk terus membeli white coffee? 4. Bagaimanakah implikasi manajerial yang dapat diambil dari hasil penelitian? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka ditetapkan tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Menganalisis karakteristik konsumen white coffee. 2. Menganalisis pengambilan keputusan pembelian konsumen white coffee. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen untuk terus membeli white coffee. 4. Merumuskan implikasi manajerial yang dapat diambil dari hasil penelitian. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi penulis, agar penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan, dan juga sekaligus menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan. 2. Bagi institusi pendidikan, agar penelitian ini dapat bermanfaat khususnya sebagai bahan pustaka dan sebagai pembanding dalam penelitian mengenai sikap konsumen. 3. Bagi pihak produsen agar penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan sebagai informasi tambahan dan masukan untuk mengevaluasi dari strategi pemasaran. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang ada pada tingkat konsumen saja. Pendekatan sikap konsumen ini akan lebih mengarah pada minat konsumen dalam membeli produk white coffee. Penelitian ini dibatasi pada konsumen peminum kopi yang tidak terfokus pada merek. Konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini berlokasi di daerah Kota Bogor.