Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan. 3 September 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru. Cipayung, 3 September 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM SELAKU KETUA TIM PELAKSANA BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR: 275/KPTS/M/2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. DATA. Spasial. Penunjukan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

Lampiran BAB II STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

REVITALISASI KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Penyusunan instrument evaluasi organisasi. Pengumpulan data. evaluasi organisasi. Pengolahan dan analisis data evaluasi organisasi

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Disampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419)

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 054/KPTS-II/2000 TENTANG

INTEGRASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK KE DALAM PEMBANGUNAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.24/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN. Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan

Peraturan...

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM Kepala Pusat Humas selaku PPID Utama Jakarta, 27 Juni 2011

Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2016, No f. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, sudah tidak sesuai

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

Transkripsi:

Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan 3 September 2014 1

Kementerian Kehutanan Saat Ini 0/9/21/51 8 Eselon I 5 Staf Ahli 52 Es II Pusat 172 Es. III (Bag., Bid., Sub Dit.) 403 Es. IV 1/6/4/13 1/5/20/59 1/6/25/59 1/6/28/65 1/5/24/52 1/6/23/55 1/4/13/33 1/5/16/36 PUSAT SARANA dan PERALATAN 2

Usulan Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan 2015-2019 3

Alasan Keberadaan Kemhut A. Mandat 1. UUD ps 33 2. UU 5/1990 3. UU 41/1999 4. UU No. 18/2013 5. Seluruh hutan termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara. 6. Penguasaan hutan oleh negara diurus oleh Menteri. 7. Perlu ada Kementerian Kehutanan B. Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tanggung Jawab atas Mandat 1. Mengatur dan Mengurus hutan, kawasan dan hasil hutan 2. Menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan menjadi bukan hutan 3. Mengatur dan menetapkan hubungan orang dengan hutan serta mengatur perbuatan hukum yang berkaitan dengan hutan C. Apa yang sudah dilakukan D. Apa yang belum dilakukan E. Apa yang tidak bisa oleh sektor lain. 4

Alasan Keberadaan Kemhut C. Lingkungan Strategis yang Mendukung : 1. Dalam Negeri a. Hutan sebagai modal dasar pembangunan, dan ketahanan nasional b. Keadilan distribusi manfaat hutan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Kawasan hutan sebagai penyedia ruang bagi pembangunan sektor lainnya d. Pendapatan per kapita naik dan meningkatkan kesadaran lingkungan. Salah satunya komitmen penurunan emisi sebesar 26%. e. Meningkatnya midle class yg menuntut peningkatan pangan, energi, dan air bersih. f. Hilangnya kekayaan negara 2. Internasional a. UNFF, UNFCCC, UNCCD, UNCBD. b. RIO + 20, menimbulkan tuntutan Green Economy c. Mandat dalam UUD ps 33UU Kementerian No 39/2008 pembentukan Kementerian Kehutanan d. Berbagai amanah yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan terkait. e. Tantangan yang besar (luas kawasan hutan, kondisi kawasan hutan, kualitas DAS, kondisi sosekbud, komitmen international) f. Program pembangunan Sektor kehutanan kedepan. g. PERPRES 62/2013 tentang Pembentukan Badan REDD yang bertanggungjawab kepada Presiden langsung dengan struktur 4 Deputi setingkat eselon I dan 1 Sekretaris setingkat eselon II. h. UU 18/2013 memerintahkan untuk membentuk Badan Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (BPPPH) dengan 4 Deputi dan 1 Sekretaris. 5

A. Kelembagaan Kemhut 2015-2019: 1. Kondisi saat ini adalah 8 Unit eselon I dengan 52 unit Eselon II. 2. Untuk dapat menjalankan tugas-tugas Sektor Kehutanan di periode 2015-2019 secara efisien dan efektif, Kementerian Kehutanan memerlukan 9 Unit Eselon I, dengan 52 unit Eselon II (penambahan satu Eselon I untuk meningkatkan efektivitas perlindungan dan pengamanan hutan tanpa menambah unit Eselon II). 3. Dengan mengintegrasikan Badan REDD (PERPRES 62/2013) kedalam Kementerian Kehutanan (meningkatkan efektivitas pelaksanaan REDD), maka Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan menjadi 10 Unit Eselon I, dengan penghematan berupa satu Kepala Badan setingkat Menteri, 3 Deputi setingkat eselon I, 1 Sekretaris setingkat eselon I, serta 16 unit Eselon II, dan 64 unit eselon III. 4. BPPPH sesuai UU 18/2013 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan tugastugas sektor kehutanan, untuk itu koordinasi pelaksanaannya akan dilakukan oleh Menteri Kehutanan. Dengan demikian Menteri Kehutanan merangkap sebagai Kepala BPPPH, dengan saeorang Wakil Kepala, 4 Deputi, dan 1 Sekretaris. 6

Alasan Keberadaan Kemhut A. Mandat 1. UUD ps 33 2. UU 5/1990 3. UU 41/1999 4. UU B. Tugas, Fungsi, dan Wewenang 1. Semua hutandan kekayaan alam didalamnya dikuasai negara. 2. Penguasaan oleh negara atas hutan diurus oleh Menteri. 3. Perlu ada Kementerian Kehutan 7

C. Lingkungan Strategis: 1. Dalam Negeri a. Kecenderungan elit politik melihat kekayaan negara berupa hutan hanya dilihat sebagai sumber lahan untuk berbagai kepentingan dan sumber pendapatan langsung., sebagai akibat tuntutan pembangunan yang terus berkembang. b. Pembangunan berkelanjutan terancam dengan timbulnya bencana hidrometeorologi dan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. c. Pendapatan per kapita naik dan meningkatkan kesadaran lingkungan. Salah satunya komitmen penurunan emisi sebesar 26%. d. Meningkatnya midle class yg menuntut peningkatan pangan, energi, dan air bersih. e. Hilangnya kekayaan negara 2. Luar Negeri a. UNFF, UNFCCC, UNCCD, UNCBD. b. RIO + 20, menimbulkan tuntutan Green Economy c. Mandat dalam UUD ps 33UU Kementerian No 39/2008 pembentukan Kementerian Kehutanan berbagai amanah yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan terkait. d. Tantangan yang besar (luas kawasan hutan, kondisi kawasan hutan, kualitas DAS, kondisi sosekbud, komitmen international) e. Program pembangunan Sektor kehutanan kedepan. f. PERPRES 62/2013 tentang Pembentukan Badan REDD yang bertanggungjawab kepada Presiden langsung dengan struktur 4 Deputi setingkat eselon I dan 1 Sekretaris setingkat eselon II. g. UU 18/2013 memerintahkan untuk membentuk Badan Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (BPPPH) dengan 4 Deputi dan 1 Sekretaris. 8

D. Kelembagaan Kemhut 2015-2019: 1. Kondisi saat ini adalah 8 Unit eselon I dengan 52 unit Eselon II. 2. Untuk dapat menjalankan tugas-tugas Sektor Kehutanan di periode 2015-2019 secara efisien dan efektif, Kementerian Kehutanan memerlukan 9 Unit Eselon I, dengan 52 unit Eselon II (penambahan satu Eselon I untuk meningkatkan efektivitas perlindungan dan pengamanan hutan tanpa menambah unit Eselon II). 3. Dengan mengintegrasikan Badan REDD (PERPRES 62/2013) kedalam Kementerian Kehutanan (meningkatkan efektivitas pelaksanaan REDD), maka Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan menjadi 10 Unit Eselon I, dengan penghematan berupa satu Kepala Badan setingkat Menteri, 3 Deputi setingkat eselon I, 1 Sekretaris setingkat eselon I, serta 16 unit Eselon II, dan 64 unit eselon III. 4. BPPPH sesuai UU 18/2013 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan tugas-tugas sektor kehutanan, untuk itu koordinasi pelaksanaannya akan dilakukan oleh Menteri Kehutanan. Dengan demikian Menteri Kehutanan merangkap sebagai Kepala BPPPH, dengan saeorang Wakil Kepala, 4 Deputi, dan 1 Sekretaris. 9

Kemhut Saat Ini 1. Sekretariat Jenderal; 2. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan; 3. Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial; 4. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; 5. Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan; 6. Inspektorat Jenderal; 7. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutanan; 8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan; 9. Staf Ahli Bidang Revitalisasi Industri Kehutanan; 10. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Perdaganagan Internasional; 11. Staf Ahli Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim; 12. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan 13. Staf Ahli Bidang Keamanan Kehutanan. 10

Kemhut Yang Akan Datang 1. Sekretariat Jenderal; 2. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan; 3. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial; 4. Direktorat Jenderal Konservasi Alam; 5. Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan; 6. Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pengamanan Hutan; 7. Inspektorat Jenderal; 8. Badan REDD+ 9. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutanan; 10. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan; 11. Staf Ahli Bidang Usaha Kreatif Kehutanan; 12. Staf Ahli Bidang Ekonomi Hijau; 13. Staf Ahli Bidang Politik Kehutanan; 14. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan 15. Staf Ahli Bidang Tenurial Hutan. 11

Saat ini (8/52) Periode 2015-2019 (10/57) Keterangan 1 Sekretariat Jenderal (5) 2 Inspektorat Jenderal (6) 1 Sekretariat Jenderal (Biro = 5,) 2 Inspektorat Jenderal (6) 3 DITJEN Planologi Kehutanan (6) 4 DITJEN Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (6) 3 DITJEN Planologi Kehutanan (5) fokus pada pengukuhan KH,data dan informasi KH, perpetaan KH, dan Perencanaan Sektor Kehutanan 4 Ditjen Perlindungan dan Pengamanan Hutan (5) Fokus tupoksi pada penyelenggaraan dan koordinasi serta pembinaan kegiatan-kegiatan terkait perlindungan dan pengamanan hutan, serta menjadi unsur utama yang mendukung BPPPH (UU 18/2013) - 5 DITJEN Konservasi Alam (6) fokus pada pengelolaan kehati nasional, pengelolaan gejala dan keunikan alam nasional, pengembangan ekoturism, pengembangan jasa lingkungan alam, dan pengelolaan KK 5 DITJEN Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial (5) 6 DITJEN Bina Usaha Kehutanan (6) 6 DITJEN Bina Pengelolaan DAS (5) 7 DITJEN Bina Usaha Kehutanan (6) - 8 Badan REDD (Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan) (5) 7 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan (4) 8 Badan LITBANG Kehutanan (5) 9 Badan PengembanganSDM dan Penyuluhan Kehutanan (4) fokus pada upaya peningkatan daya dukung DAS, dan pembinaan pengelolaan HL, serta usaha hutan hak/rakyat, HGU kayu fokus pada meningkatkan produktifitas HH kayu dan non kayu, pembinaan pengelolaan HP, pembinaan industri hasil hutan, dan pembinaan pemasaran hasil hutan. Melaksanakan amanah PERPRES No 62 tahun 2013. Dengan memasukan Badan REDD ke Kemhut, maka akan terjadi penghematan struktur satu kepala badan setingkat Menteri, tiga deputi setingkat Eselon I dan satu Sekretaris setingkat eselon I. fokus pada pengembangan SDM Kehutanan baik aparatur maupun non aparatur (NSPK dan Diklat), pengembangan prasarana penyuluhan Kehutanan (NSPK, materi penyuluhan dan pelatihan penyuluh) 10 Badan LITBANG Kehutanan (5) fokus pada penyelenggaraan LITBANG yang mendukung sektor Kehutanan 12

Struktur Organisasi KEMHUT Struktur Saat Ini (8/52) 2015-2019 (10/57) Eselon I 8 10 Staf Ahli 5 5 Eselon II 43 52 Pusat Es II 9 5 Eselon III 172 192 Eselon IV 423 465 13

Kementerian Kehutanan (10/57) SAM Menteri ITJEN SETJEN 1/6/4/13 1/5/20/59 10 Eselon I 5 Staf Ahli 52 Es II dibawah Eselon I 5 Pusat dibawah Menteri 192 Eselon III 465 Eselon IV Effisiensi dari Perpres 62/2013: 1. 1 Kepala setingkat Menteri 2. 3 Deputi setingkat eselon I 3. 1 Sekr. setingkat eselon I 4. 16 unit setingkat eselon II. 5. 64 unit setingkat Eselon III DJ DJ DJ Badan BPP BALIT DJ KA DJ BUK Plano. RLPS PPH REDD+ SDM BANG 1/5/20/48 1/5/20/48 1/6/24/57 1/5/20/48 1/6/24/57 1/5/16/36 1/4/13/33 1/5/16/36 Pusat PPH/BLU 0/1/3/6 Pusat KLN 0/1/3/6 Pusat Datin - LPSE 0/1/3/6 Pusat Pelayanan Perijinan - Pengadaan 0/1/3/6 Pusat Pengelolaan SARLAT 0/1/3/6 14

BPPPH (5/23) UU 18/2013 IRTAMA Kepala Wakil SESTAMA 5 Eselon I 3 Staf Ahli 20 Es II dibawah Eselon I 3 Es II dibawah Menteri 79 Eselon III 226 Eselon IV 0/1/5/10 1/4/16/48 Deputi Pencegahan. 1/4/13/39 Deputi Penindakan Deputi Hukum dan Kerjasama Deputi Pengawasan dan Pengaduan 1/4/13/39 1/4/13/39 1/4/13/39 Pusat Data dan Informasi dan LPSE 0/1/3/6 Pusat Humas dan ULP 0/1/3/6 15

Saran 1. Bila dibandingkan dengan Struktur Organisasi Kelautan (10/59), Pertanian (12/67), dan BPN (7/32), Struktur Organisasi Kemhut saat ini tidak gemuk, dan sudah efisien, yaitu 8 unit Eselon I dan 52 unit Eselon II. 2. Memperhatikan amanah sektor kehutanan yang terkandung dalam berbagai peraturan perundangundangan (landasan hukum), tantangan kondisi kehutanan saat ini, dan program pembangunan sektor kehutanan kedepan, dan untuk meningkatkan efektivitasnya, khususnya dibidang PPH, maka Struktur Organisasi KEMHUT terdiri dari 9 Unit Eselon I dengan 52 Unit eselon II. Terjadi pengelompokan kembali tanpa menambah Unit Eselon II, dan reposisi tupoksi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. 3. Sesuai PERPRES 62/2013, dibentuk Badan REDD yang terdiri dari Kepala (setingkat Menteri), 4 Deputi (setingkat Eselon I) dan 1 Sekretaris (setingkat Eselon I). Karena tupoksi Badan REDD merupakan Tupoksi KEMHUT, maka Badan REDD di integrasikan ke KEMHUT. Struktur Organisasi KEMHUT menjadi 10 Unit Eselon I dan 57 Unit eselon II. Terjadi penghematan satu Kepala (setingkat Menteri), 3 Deputi (setingkat Eselon I), 1 Sekretaris (setingkat Eselon I), 16 unit eselon II, dan 64 unit Eselon III. 4. Struktur Organisasi KEMHUT memilik 5 Pusat yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Kehutanan dibawah koordinasi Sekretaris Jenderal untuk mengakomodir amanah reformasi Birokrasi bidang Kelembagaan, yaitu untuk meningkatkan pelayanan publik, meningkatkan kualitas pengelolaan sarana dan peralatan kerja, serta untuk meningkatkan kerjasama internasional. 5. Untuk meningkatkan efektifitas lembaga yang dibentuk berdasarkan UU 18/2013, Kepala BPPPH dirangkap oleh Menteri Kehutanan, serta ditambah seorang Wakil Kepala BPPPH. Struktur BPPPH terdiri dari 5 unit eselon I, 23 unit eselon II, 79 unit Eselon III, dan 226 unit Eselon IV. 6. UPT KEMHUT selanjutnya perlu evaluasi dan harmonisasi untuk meningkatkan efektifitasnya. 16

UPT lingkup KEMHUT Saat Ini No. Unit Eselon I 1 SETJEN - 2 ITJEN - UPT Nama J R 3 DJ Planologi 1. Balai Pemantapan Kawasan Hutan 22 +2 4 DJ PPH 1. Brigade POLHUT/SPORC 0 +7 2. Brigade DALKARHUTLA 0 +12 5 DJ KA 1. Balai TN (8+42) 50 + 2. Balai CA/SM/TWA/TB 0 +20 3. Balai KSDA (8+19) 27 +6 6 DJ BPDAS 1. Balai Pengelolaan DAS 36 +1 2. Balai Perbenihan Tanaman Hutan 6-3. Balai Persuteraan Alam 1 +- 4. Balai Pengelolaan Hutan Mangrove 2 +- 17 7 DJ BUK 1. Balai Pemantauan Pemanfaatan HP 18 +3

UPT lingkup KEMHUT Saat Ini No. Unit Eselon I 8 Badan REDD - UPT Nama J R 9 Badan PPSDM 1. Balai DIKLAT 7 2. SKMA 5 +2 10 Badan LITBANG 1. BALIT Bioteknologi dan Pemuliaan TH 1 2. BALIT Dipterokarpa 1 3. BALITEK Serat Tanaman Hutan 1 4. BALITEK Pengelolaan DAS 1 5. BALITEK Perbenihan Tanaman Hutan 2 7. BALIT Konservasi Sumber Daya Alam 1 8. BALITEK Agroforestry 1 9. BALITEK Hasil Hutan Bukan Kayu 1 10. BALIT Kehutanan 10 18

Alternatif 1,2,3 dari Sinergi Consulting 19

Struktur Organisasi Alternatif 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sekretariat Badan Pusat Litbang Standarisasi Lingkungan Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan Pusat Litbang Tatakelola dan Kebijakan Kehutanan 20

Struktur Organisasi Alternatif 2 Badan Penelitian Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Kehutanan Badan Penelitian Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Kehutanan Sekretariat Badan Pusat Peningkatan Produktivitas dan Standarisasi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Pusat Litbang Tatakelola dan Kebijakan Hutan Pusat Penyuluhan dan Diklat Kehutanan 21

Struktur Organisasi Alternatif 3 Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sekretariat Badan Pusat Litbang Standarisasi Lingkungan Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan Pusat Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan 22

BADAN LITBANG KEHUTANAN Saat ini Alternatif I Alternatif II Alternatif III 1 Sekretariat 1 Sekretariat 1 Sekretariat 1 Sekretariat 2 Pusat LITBANG Konservasi dan Rehabilitasi 3 Pusat LITBANG Peningkatan Produktifitas Hutan 4 Pusat LITBANG Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan 5 Pusat LITBANG Perubahan Iklim dan Kebijakan 2 Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 3 Pusat Penelitian Hasil Hutan 4 Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan 5 Pusat Inovasi dan Pengembangan 2 Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 3 Pusat Penelitian Hasil Hutan 4 Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan 5 Pusat Inovasi dan Pengembangan 2 Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 3 Pusat Penelitian Hasil Hutan 4 Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan 5 Pusat Inovasi dan Pengembangan 23

Terimakasih 24