BAB I PENDAHULUAN. tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh bahkan kematian

dokumen-dokumen yang mirip
Kelompok Umur. Frekuensi Umur Responden Guru di Narada National Plus School Jakarta. Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%) tahun 26 77,52

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

Penatalaksanaan Epistaksis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

P3K Posted by faedil Dec :48

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDIDIKAN KESEHATAN. By: Yenni, Siska & Sandra Sembel

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

Mengapa disebut sebagai flu babi?

NEONATUS BERESIKO TINGGI

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

Definisi Bell s palsy

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Pusat Hiperked dan KK

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

DEFENISI. Merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguangangguan. peradangan, infeksi dan kejang otot.

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

Obat Herbal Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

SD N Kotagede V Yogyakarta terletak di daerah padat penduduk dalam wilayah

PENGARUH PEMBERIAN SENAM ASMA TERHADAP FREKWENSI KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

KUESIONER PENELITIAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LUKA BAKAR Halaman 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

SISTEM CARDIOVASCULAR

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB IV. EFEK BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

PENGELOLAAN OPERASI K3

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertolongan pertama merupakan suatu tindakan pertolongan ataupun bentuk perawatan yang diberikan secara cepat dan tepat terhadap seorang korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh bahkan kematian sebelum korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis yang resmi sehingga pertolongan pertama bukanlah tindakan pengobatan yang sesungguhnya dari suatu diagnosis penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Epistaksis atau yang sering disebut mimisan adalah suatu perdarahan yang terjadi di rongga hidung yang dapat terjadi akibat kelainan lokal pada rongga hidung ataupun karena kelainan yang terjadi di tempat lain dalam tubuh. Bagian dalam hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang selalu basah banyak mengandung jalinan pembuluh darah, di bagian depan jalinan pembuluh darah disebut pleksus kiesselbach yang bila pembuluh darah ini pecah maka terlihat mimisan. Epistaksis atau mimisan biasanya di alami oleh anak usia TK-SD, merupakan kejadian yang dapat disebabkan oleh pembuluh darah yang masih tipis dan peka karena suatu benturan atau trauma akibat mengkorek-korek hidung, bersin yang terlalu kuat, perubahan cuaca yang ekstrim (panas, kering) dan tekanan udara juga dapat sebagai pemicu terjadinya mimisan yang dapat terjadi secara sepontan. 1

2 Faktor lain berupa trauma eksterna karena suatu benturan ataupun mencium bahan kimia (seperti asam sulfat, bensin, amonia), mukosa hidung yang kering, masuknya benda asing di rongga hidung, defisiensi vitamin, infeksi akut (berlangsung singkat) atau infeksi kronis (berlangsung lama) yang terjadi pada hidung. Epistaksis atau mimisan dibagi atas dua kelompok yaitu : Epistaksis anterior yaitu perdarahan berasal dari septum (pemisah lubang hidung kiri dan kanan) bagian depan yaitu dari pleksus kiesselbach atau arteri etmoidalis anterior, dan epistaksis posterior yaitu perdarahan berasal dari bagian hidung yang paling dalam yaitu dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis itu sendiri bukanlah penyakit tetapi suatu gejala dari adanya kelainan sehingga pada saat anak dengan kondisi mimisan dan terjadi perdarahan di hidung mungkin reaksi pertama orang lain yang melihatnya adalah panik dikarenakan perdarahan yang keluar dari hidung baik dari satu lubang hidung maupun dari kedua lubang hidung penderita. Namun dengan penanganan yang tepat perdarahan yang terjadi dapat segera teratasi. Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan bila melihat seseorang ataupun seorang anak dengan mimisan atau mengalami perdarahan hidung adalah dengan melakukan hal sebagai berikut : a. Anak di dudukkan di kursi atau dalam posisi berdiri dengan kepala sedikit kedepan. Dengan posisi berdiri hidung yang berdarah lebih tinggi dari jantung, tindakan ini bermanfaat utuk mengurangi laju perdarahan. Kepala ditundukkan ke depan agar darah mengalir lewat lubang hidung tidak mengalir ke

3 tenggorokan yang apabila masuk ke lambung dapat menimbulkan mual dan muntah dan bila masuk ke paru-paru dapat menimbulkan gagal nafas bahkan dapat menyebabkan kematian b. Tekan seluruh cuping hidung tepat diatas lubang hidung dan dibawah tulang hidung. Pertahankan tindakan ini selama 10 menit dan anak diminta untuk bernafas melalui mulut c. Beri kompres dingin di daerah sekitar hidung. Kompres dingin membantu mengerutkan pembuluh darah sehingga perdarahan dapat berkurang d. Jika perdarahan masih terjadi maka diperlukan pemasangan tampon yang telah dibasahi dengan adrenalin dan pantokain / lidokain serta bantuan alat penghisap untuk membersihkan bekuan darah Narada National Plus School adalah sebuah sekolah yang didirikan oleh Yayasan Buddhist Theravada Indonesia terletak di wilayah Barat Jakarta yang tepatnya berlokasi di Perumahan Kosambi Baru Blok.A Ext.1. Narada National Plus School memiliki fasilitas sekolah yang cukup lengkap, salah satunya adanya ruang klinik Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Klinik UKS Narada National Plus School berada di lantai 1 sekolah. Program kerja UKS meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang tidak terbatas pada pendidikan kesehatan sekolah yang menyeluruh, layanan kesehatan sekolah, lingkungan sekolah, konseling, layanan psikososial, gizi, keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam kegiatan sekolah.

4 Dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan sebelum penelitian dilakukan di klinik UKS tersebut ditemukan sekitar 25-30 % dari total kunjungan murid ke UKS mengalami mimisan datang ke klinik rata-rata datang dengan keadaan belum mendapatkan tindakan pertolongan bahkan ada beberapa kejadian dengan darah mengucur sampai ke tangan bahkan mengenai pakaian seragam murid. Pada saat kejadian dikelas ataupun di luar ruang kelas mereka biasanya melaporkan ke guru kelas atau guru piket. Guru yang melihat kejadian tersebut segera menyuruh murid ke klinik UKS untuk mendapatkan tindakan ataupun pengobatan tanpa melakukan tindakan apapun juga. Melihat kondisi yang telah penulis lihat maka penulis tertarik untuk meneliti langsung mengenai Hubungan pengetahuan guru tentang epistaksis/mimisan dengan tindakan pertolongan pertama pada kejadian mimisan di kelas di Narada National Plus School Jakarta. B. Identifikasi Masalah Tindakan pertolongan pertama pada epistaksis/mimisan berkaitan dengan ketersediaan peralatan kotak P3K yang memadai, keterbatasan waktu guru dalam melakukan pertolongan pertama pada saat perdarahan terjadi dan keterbatasan guru dalam hal memperhatikan murid satu persatu, ketidak tahuan guru terhadap penanganan epistaksis/mimisan yang benar. Kejadian tersebut sering kali menimbulkan permasalahan sebagai berikut : 1. Tidak tersedianya peralatan kotak P3K yang memadai tidak ada di dalam kelas, kotak P3K hanya ada diruang guru. Seharusnya kotak P3K tersedia di tiap-tiap

5 kelas yang di dalam kotak P3K tersedia peralatan untuk penanganan perdarahan pada epistaksis misalnya tissue, kasa tampon untuk menghentikan perdarahan dan peralatan lainnya. 2. Keterbatasan waktu guru dalam melakukan pertolongan pada saat terjadinya perdarahan. Biasanya pada saat guru dalam kondisi mengajar dan untuk kepentingan akademik bila terjadi mimisan pada anak, guru yang terkadang dengan rasa panik segera menyuruh murid ke klinik untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan. Hal yang seharusnya dilakukan oleh guru bila terjadi perdarahan mendadak adalah tanpa rasa panik menekan hidung anak dan menundukkan kepala anak sekitar 10 menit hingga perdarahan berhenti. Ini dapat dilakukan tanpa mengganggu proses mengajar karena murid biasanya dapat melakukannya sendiri. 3. Tindakan pertolongan yang salah dilakukan oleh guru yaitu pada saat mimisan terjadi. Beberapa guru terlihat panik dan segera menutup hidung murid dengan kondisi kepala tengadah atau anak disuruh tidur. Yang seharusnya dilakukan adalah kepala ditundukkan ke depan agar darah mengalir lewat lubang hidung tidak mengalir ke tenggorokan yang apabila masuk ke lambung dapat menimbulkan mual dan muntah dan bila masuk ke paru-paru dapat menimbulkan gagal nafas. Ini dapat dilihat bahwa kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukan pertolongan pertama pada kejadian mimisan walaupun kotal P3K ada diruang guru. 4. Ketidak tahuan ataupun kurangnya pengetahuan guru terhadap epistaksis itu sendiri, faktor penyebabnya dan penanganan yang baik bila terjadi perdarahan

6 pada murid. Seharusnya guru-guru di beri seminar tentang epistaksis/mimisan atau simulasi untuk penanganan epistaksis/mimisan tersebut. C. Pembatasan Masalah Kejadian mimisan biasanya terjadi dikelas ataupun disekitar ruangan belajar dan kejadian tersebut yang paling banyak menyaksikan dan melihat adalah guru untuk itu sebaiknya guru memiliki pengetahuan tentang penanganan epistaksis/ mimisan sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat tentang penanganan epistaksis/mimisan oleh karena itu, maka penulis melakukan penelitian tentang kejadian epistaksis/mimisan dihubungkan dengan pengetahuan guru tersebut. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan penulis bahas adalah Apakah ada hubungan pengetahuan guru tentang epistaksis dengan pertolongan pertama pada kejadian mimisan di kelas yang dilakukukan oleh guru pada kejadian epistaksis/mimisan di Narada National Plus School Jakarta?

7 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan guru tentang epistaksis/mimisan dengan tindakan pertolongan pertama pada kejadian mimisan di kelas di Narada National Plus School Jakarta 2. Tujuan Khusus a. Mengukur pengetahuan guru tentang epistaksis di Narada National Plus School Jakarta b. Mendapatkan gambaran tindakan pertolongan pertama pada kejadian epistaksis/mimisan di kelas di Narada National Plus School Jakarta c. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan guru tentang epistaksis/mimisan dengan kejadian mimisan di Narada National Plus School Jakarta. 3. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Mahasiswa Mengetahui bahwa apakah ada hubungan pengetahuan guru tentang pertolongan pertama terhadap kejadian epistaksis/mimisan sehingga dapat menerapkan tindakan yang benar pada pertolongan pada mimisan di kelas

8 2. Bagi Institusi Tempat Penelitian Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang berguna untuk guru mengenai pertolongan pertama dan penanganan terhadap kejadian epsitaksis/mimisan dan dapat dilakukan sosialisasi terhadap pertolongan pertama pada kejadian mimisan dapat berupa seminar ataupun simulasi langsung terhadap kejadian epistaksis/mimisan 3. Bagi Insitusi Pendidikan Dapat dijadikan masukan dan sumbang saran pemikiran yang membangun dalam rangka mengembangkan materi perkuliahan serta penelitian dapat menciptakan kerjasama yang bermanfaat antara Institusi Pendidikan yaitu Universitas Esa Unggul Jakarta dan Narada National Plus School Jakarta