A. LATAR BELAKANG Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan



dokumen-dokumen yang mirip
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 BUKU 5 RAMBU RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 BUKU 5 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

A. LATAR BELAKANG Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2010 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

Website :

A. LATAR BELAKANG Panduan Pelaksanaan Pendidikandan Latihan Profesi Guru (PLPG) Tahun 2013

PANDUAN PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) 2015

PANDUAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) 2015

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) 2013 RAYON 128 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2014 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2013 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

A. LATAR BELAKANG Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**)

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

SERTIFIKASI GURU. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

Surabaya,...,... Penilai (...) NIP/NIK. Skor total Nilai peserta= X

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2008

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PANDUAN PESERTA (PLPG) 2013

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

Tim Sertifikasi Guru Konsorsium Sertifikasi Guru Departemen Pendidikan Nasional

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2013 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011 BUKU 4 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPGT UNESA TAHUN 2015

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T

Tim Sertifikasi Guru

PENYUSUNAN PORTOFOLIO GURU SEBAGAI INSTRUMEN SERTIFIKASI GURU Disampaikan dalam Seminar Pendidikan Nasional, di Hotel Bumi Wiyata Depok, 2009

USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

PANDUAN INSTRUKTUR (PLPG) 2013

BAGIAN I PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2010

Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG-SM3T UNESA TAHUN 2015

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2014 BUKU 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DI RAYON LPTK

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI SD...

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011 BUKU 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012 BUKU 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DI RAYON LPTK

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAMPAK SERTIFIKASI GURU DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DI KALANGAN GURU SMK PELITA SALATIGA

PANITIA SERTIFIKASI GURU SUBRAYON UNIVERSITAS RIAU

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2016 PANDUAN INSTRUKTUR PAUD/SD/SMP/SMA/SMK PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 116 UNIVERSITAS JEMBER 2016

Oleh: Dr. H. Johar Permana, M.A.

BAB V PENUTUP. bagi guru dalam jabatan dilakukan dengan pola Portofolio, Pola Pendidikan dan

PENETAPAN PESERTA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2013

PEDOMAN SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

TAHUN 2008 KONSOSIUM SERTIFIKASI GURU Tim Sertifikasi Guru Ditjen Dikti

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

SERTIFIKASI GURU/DOSEN DALAM MENINGKATKAN INOVASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

KURIKULUM NASIONAL PPG SM3T 2014 DAN IMPLEMENTASINYA DI PROGRAM PPG SM-3T UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 INFOMASI RINGKAS TENTANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

SIKAP DAN PANDANGAN GURU MATEMATIKA TERHADAP EFEKTIVITAS PENINGKATAN KOMPETENSINYA MELALUI PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GUR U (PLPG)

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011 BUKU 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAGIAN I PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

PERANAN KOMPETENSI GURU IPA FISIKA JALUR PLPG TAHUN 2010 SUB RAYON 26 TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA FISIKA SISWA SMP DI KABUPATEN KOLAKA

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2017 BUKU III RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN PLPG

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Transkripsi:

A. LATAR BELAKANG Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru menyatakan guru adalah pendidik professional. Guru yang dimaksud meliputi guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling/ konselor, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan. Guru profesional dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen. Pengakuan guru sebagai pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui suatu proses sistematik yang disebut sertifikasi. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan formal secara berkelanjutan. Guru dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan dapat mengikuti sertifikasi melalui: (1) Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL), (2) Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4) Pendidikan Profesi Guru (PPG). Untuk sertifikasi guru dalam jabatan melalui PPG diatur dalam buku panduan tersendiri. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan, alur pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan disajikan pada Gambar 1. 1

Gambar 1. Alur sertifikasi bagi guru dalam Jabatan B. DASAR HUKUM Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai upaya meningkatkan profesionalitas guru di Indonesia, diselenggarakan berdasarkan landasan hukum sebagai berikut. 1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik. 2

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan. C. TUJUAN Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi. D. PESERTA Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memilih (1) sertifikasi pola PLPG, (2) pola portofolio tetapi tidak lulus tes awal atau tidak lulus penilaian portofolio, atau tidak lulus verifikasi berkas portofolio, dan (3) PSPL tetapi berstatus tidak memenuhi persyaratan. Peserta yang memilih pola PLPG secara langsung harus menyerahkan: (1) fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 dan atau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, (2) fotokopi SK pengangkatan dan SK terakhir yang disahkan oleh pejabat terkait, (3) fotokopi SK mengajar dari Kepala Sekolah yang disahkan oleh atasan, dan (4) Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota. Peserta yang dipanggil untuk mengikuti PLPG harus membawa referensi, data yang relevan dengan bidang keahlian masing-masing, dan Laptop. Guru kelas dan guru mata pelajaran membawa kurikulum, buku, referensi, contoh RPP, dan diharapkan membawa laptop. Guru BK membawa buku, referensi, contoh rencana program layanan dan bimbingan, contoh laporan pelaksanaan bimbingan, data-data relevan, dan laptop. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan membawa buku, referensi, contoh RKA, RKM, contoh laporan kepengawasan, data-data relevan, dan laptop. 3

Peserta PLPG yang tidak memenuhi panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilaksanakan. Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk melanjutkan PLPG hanya pada tahun berikutnya. E. PENYELENGGARAAN Penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagai berikut. 1. PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program studi relevan dengan bidang studi/mata pelajaran guru peserta PLPG. 2. PLPG diselenggarakan selama minimal 10 hari dan bobot 90 Jam Pertemuan (JP), dengan alokasi 22 JP teori dan 68 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit. 3. Penentuan tempat pelaksanaan PLPG harus memperhatikan kelayakan (representatif dan kondusif) untuk proses pembelajaran. 4. Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu bidang keahlian/mata pelajaran 1. 5. Satu rombel maksimal 36 orang peserta, dan satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising maksimal 12 orang peserta. 1 Dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan (dari segi jumlah) rombel dapat dilakukan berdasarkan rumpun bidang studi/mata pelajaran. 4

Dalam kondisi tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising dapat disesuaikan. 6. Satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising difasilitasi oleh satu orang instruktur yang memiliki NIA yang relevan termasuk pada saat ujian. 7. PLPG diawali pretest secara tertulis (1 JP) untuk mengukur kompetensi pedagogik dan professional awal peserta. 8. Pembelajaran dalam PLPG dilakukan dalam bentuk workshop yang didahului dengan penyampaian materi penunjang workshop dengan menggunakan multi media dan multi metode yang berbasis pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). 9. PLPG diakhiri uji kompetensi dengan mengacu pada rambu-rambu pelaksanaan PLPG. Uji kompetensi meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). F. MATERI Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru, yaitu: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) sosial. Standardisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu yang ditetapkan oleh Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan hasil need assesment. Materi PLPG dapat berupa buku, diktat, atau modul. Oleh karena pembelajaran dalam PLPG lebih menekankan workshop, sebaiknya bahan ajar dikemas bentuk modul. Modul, paling tidak mencakup: tujuan pembelajaran (kompetensi yang ingin dicapai), paparan materi, latihan-latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka. Rambu-rambu materi PLPG dijabarkan dalam struktur kurikulum PLPG, terdapat pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 7. 5

G. INSTRUKTUR Instruktur PLPG direkrut dan ditugaskan oleh Ketua Rayon LPTK Penyelenggara dengan syarat-syarat sebagai berikut. 1. Warga negara Indonesia yang berstatus sebagai dosen pada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi, dosen pada perguruan tinggi pendukung (perguruan tinggi non-kependidikan), dan widyaiswara pada LPMP/P4TK di wilayah Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi. 2. Memiliki NIA yang relevan atau dalam kondisi tertentu serumpun dengan mata pelajarannnya. 3. Sehat jasmani/rohani dan memiliki komitmen, kinerja yang baik, serta sanggup melaksanakan tugas. 4. Berpendidikan minimal S-2 (dapat S-1 dan S-2 kependidikan; atau S-1 kependidikan dan S-2 nonkependidikan; atau S-1 nonkependidikan dan S-2 kependidikan). Khusus untuk bidang kejuruan, instruktur dapat berkualifikasi S-1 dan S-2 nonkependidikan yang relevan dan memiliki Akta V atau Akta IV atau sertifikat Applied Approach. 5. Instruktur yang berstatus dosen harus memiliki pengalaman mengajar pada bidang yang relevan sekurang-kurangnya 10 tahun, khusus bagi instruktur pelatihan guru BK diutamakan memiliki pengalaman menjadi konselor di sekolah. Instruktur yang berasal dari LPMP/P4TK harus memiliki pengalaman menjadi Widyaiswara sekurang-kurangnya 10 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan bidang studi yang diampu. 6. Instruktur untuk PLPG guru yang diangkat dalam jabatan pengawas diutamakan dosen yang memiliki kompetensi kepengawasan rumpun mata pelajaran yang relevan dan sudah memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) untuk bidang kepengawasan. 7. Bidang keahlian/mata pelajaran instruktur harus relevan atau serumpun sesuai dengan Lampiran 23. 8. Apabila Rayon LPTK tidak memiliki prodi yang sama dengan mapel guru yang disertifikasi, dapat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi 6

pendukung (PT Pendukung) yang memiliki prodi yang sama dengan mapel guru tersebut. 9. Kerjasama antara Rayon LPTK dengan PT Pendukung dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. a. Rayon LPTK (Induk/Mitra) harus memiliki program studi yang dapat memayungi program studi yang ada pada PT Pendukung. Program studi payung tersebut sekurang-kurangnya serumpun. b. Apabila Rayon LPTK tidak memiliki prodi yang dapat memayungi kerja sama dengan PT Pendukung, maka fakultas pendidikan yang memiliki prodi relevan dapat dijadikan sebagai payung prodi. c. Untuk Rayon yang berbentuk FKIP tetapi tidak memiliki prodi yang dapat memayungi kerjasama dengan PT Pendukung, maka FKIP dapat menjadi payung kerja sama apabila di perguruan tinggi dari FKIP tersebut atau mitranya memiliki fakultas yang relevan dengan mapel guru yang disertifikasi. 10. Apabila dalam satu Rayon LPTK dan PT Pendukung tidak memiliki prodi yang relevan dengan mapel guru yang disertifikasi, Rayon LPTK dapat melakukan pelimpahan tugas dan wewenang dengan rayon LPTK lain. Rambu-rambu pelimpahan tugas dan wewenang sertifikasi guru sebagai berikut. a. Alternatif 1 1) Rayon LPTK asal mengundang instruktur dari Rayon LPTK tujuan. 2) Seluruh biaya pelaksanaan PLPG yang terdiri atas honor, transport, penginapan instruktur dan biaya sertifikat pendidik menjadi beban Rayon LPTK asal. 3) Sertifikat pendidik diterbitkan oleh Rayon LPTK tujuan. b. Alternatif 2 1) Rayon LPTK asal mengirimkan peserta ke Rayon LPTK tujuan 7

2) Seluruh biaya pelaksanaan PLPG yang terdiri atas: honor dan transport instruktur dan panitia PLPG, biaya modul, biaya sertifikat pendidik, uang harian peserta menjadi beban Rayon LPTK asal. 3) Sertifikat pendidik diterbitkan oleh Rayon LPTK tujuan. H. SKENARIO WORKSHOP Pada saat workshop, setiap kelas (36 peserta) difasilitasi oleh minimal dua orang instruktur/asesor, dan paling tidak, salah satu di antaranya memiliki NIA. Skenario workshop adalah sebagai berikut. 1. Untuk guru kelas dan guru mata pelajaran a. Penelitian Tindakan (PT) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Workshop PTK merupakan tindak lanjut dari pendalaman materi PTK sebelumnya. Workshop dilakukan dengan skenario sebagai berikut. 1) Peserta difasilitasi instruktur mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas pada sekolah tempat tugasnya 2) Peserta memilih masalah yang paling penting dan memerlukan pemecahan dengan segera 3) Peserta membuat rancangan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Penelitian Tindakan (PT) yang sekurang-kurangnya mengandung unsur: (1) judul, (2) latar belakang masalah, (3) rumusan masalah, (4) kajian teori walaupun hanya point-point yang akan dibahas (5) metodologi penelitian tindakan kelas, sekurang-kurangnya berisi: setting, skenario PTK, dan kriteria keberhasilan PTK/PT. 4) Peserta mempresentasikan rancangan proposalnya b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1) Peserta difasilitasi instruktur melakukan orientasi dan diskusi modelmodel silabus, RPP, lembar kerja siswa (LKS), rancangan bahan ajar, media, dan instrumen asesmen 8

2) Peserta memilih standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran 3) Peserta didampingi instruktur mengembangkan perangkat pembelajaran, yang terdiri atas: a) Silabus (SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, dan sumber belajar) b) RPP (sekurang-kurangnya memuat: perumusan tujuan/ kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/ media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar. c) Rancangan bahan ajar (untuk modul paling tidak mencakup: tujuan pembelajaran/kompetensi yang ingin dicapai, paparan materi, latihan-latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka) d) Media pembelajaran e) LKS dan perangkat penilaian 4) Presentasi dan refleksi hasil workshop 2. Bagi Guru BK a. Penelitian Tindakan (PT) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Penjelasannya dapat dilihat pada nomor 1a) b. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (PPBK) 1) Peserta difasilitasi instruktur mengidentifikasi masalah-masalah layanan bimbingan yang pernah dilakukan 2) Peserta memilih program layanan yang paling banyak ditemukan di tempat tugasnya 3) Peserta membuat rancangan PPBK yang sekurang-kurangnya memuat: nama program, lingkup bidang (pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia/budi pekerti), yang di dalamnya berisi tujuan, materi kegiatan, strategi, instrumen dan media, waktu kegiatan, biaya, rencana evaluasi dan tindak lanjut. 4) Peserta mempresentasikan rancangan PPBK-nya 9

c. Laporan Layanan Bimbingan dan Konseling 1) Peserta difasilitasi instruktrur mengidentifikasi layanan bimbingan yang belum dilaporkan 2) Peserta memilih layanan bimbingan yang akan dilaporkan 3) Peserta membuat laporan layanan bimbingan dan konseling yang sekurang-kurangnya memuat: agenda kerja guru bimbingan dan konseling, daftar konseli (siswa), data kebutuhan dan permasalahan konseli, laporan bulanan, laporan semesteran/tahunan, aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung) dan laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. 3. Bagi guru yang diangkat dalam jabatan Pengawas Satuan Pendidikan a. Penelitian Tindakan (PT) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Penjelasannya dapat dilihat pada nomor 1a) b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Penjelasannya dapat dilihat pada nomor 1b) c. Rencana Kepengawasan Manajerial 1) Peserta difasilitasi instruktur mengidentifikasi masalah-masalah manajerial yang ditemui di sekolah binaannya 2) Peserta memilih masalah yang paling banyak ditemukan di sekolah binaannya 3) Peserta membuat rencana kepengawasan manajerial yang dalam hal ini berupa rencana pengelolaan informasi untuk memecahkan masalah yang terkait dengan manajemen sekolah, yang sekurang-kurangnya memuat: masalah yang akan dipecahkan, tujuan pemecahan masalah, indikator keberhasilan, teknik pengumpulan masukan, skenario kegiatan pengambilan keputusan, rumusan keputusan yang diambil. 4) Peserta mempresentasikan rencana kepengawasan manajerial-nya 10

d. Rencana Kepengawasan Akademik 1) Peserta difasilitasi instruktur untuk mengidentifikasi sekolah-sekolah binaannya yang memiliki masalah akademik, misal: tahun lalu tingkat kelulusannya hanya 20% 2) Peserta memilih sekolah binaan yang masalah aqkademiknya paling parah 3) Peserta membuat rencana kepengawasan akademik yang berupa rencana pembinaan terhadap sekolah yang memiliki masalah akademik. Rencana kepengawasan akademik ini sekurang-kurangnya memuat: aspek kepengawasan, tujuan kepengawasan, indikator keberhasilan, teknik kepengawasan, skenario kegiatan kepengawasan, penilaian dan instrumen, dan rencana tindak lanjut. 4) Peserta mempresentasikan rencana kepengawasan akademik-nya e. Laporan Kepengawasan 1) Peserta difasilitasi instruktur untuk mengidentifikasi hasil kepengawasan yang belum dilaporkan 2) Peserta memilih hasil kepengawasan yang akan dilaporkan 3) Peserta membuat laporan kepengawasan yang sekurang-kurangnya memuat: aspek, tujuan, pendekatan/metode, hasil dan pembahasan, simpulan, dan rekomendasi tindak lanjut. 4. Produk workshop dinilai dengan menggunakan instrumen sebagai berikut. NO NAMA PRODUK WORSHOP INSTRUMEN YANG DIGUNA KAN UNTUK MENILAI 1 Rancangan proposal penelitian PT/PTK Lampiran 11 2 Rancangan Pembelajaran Lampiran 12 3 Perencanaan Bimbingan dan Konseling Lampiran 13 4 Perencanaan Kepengawasan Manajerial Lampiran 14 5 Perencanaan Kepengawasan Akademik Lampiran 15 11

NO NAMA PRODUK WORSHOP 6 Laporan Pelaksanan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling 7 Laporan Pelaksanan Program Kepenga wasan INSTRUMEN YANG DIGUNA KAN UNTUK MENILAI Lampiran 18 Lampiran 21 I. UJIAN Penyelenggaraan PLPG diakhiri dengan ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian kinerja. Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan pedagogik, ujian kinerja untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Keempat kompetensi ini juga bisa dinilai selama proses pelatihan berlangsung. Ujian kinerja dalam PLPG dilakukan dalam bentuk praktik pembelajaran bagi guru atau praktik bimbingan dan konseling bagi guru BK, atau mengajar & praktik supervisi bagi guru yang diangkat dalam jabatan pengawas. Ujian kinerja untuk setiap peserta minimal dilaksanakan selama 1 JP. Rambu-rambu Ujian PLPG disajikan pada Lampiran 10. 1. Uji Tulis a. Ujian tulis pada akhir PLPG dilaksanakan dengan pengaturan tempat duduk yang layak dan setiap 36 peserta diawasi oleh dua orang pengawas. b. Naskah soal ujian tulis terstandar secara nasional yang pengembangannya dikoordinasikan oleh KSG. c. Pelaksanan uji tulis harus sesuai dengan rambu-rambu uji PLPG yang disajikan pada Lampiran 10. 2. Ujian Praktik a. Peserta dalam rombel dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 12 peserta, selanjutnya setiap kelompok kecil melakukan hal-hal berikut. 12

1) Guru kelas dan guru mata pelajaran Ujian praktik terpadu dengan kegiatan peer teaching. Setiap peserta tampil tiga kali, dan pada tampilan ketiga merupakan ujian praktik. Tampilan pertama, kedua, dan ke tiga untuk menilai kemampuan mengajar peserta a) untuk 30 menit pertama, peserta melakukan praktik mengajar dengan menggunakan RPP yang disusun pada saat workshop b) pada 20 menit berikutnya peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP (Lampiran 16) 2) Guru bimbingan konseling atau konselor di sekolah Ujian praktik terpadu dengan kegiatan peer counseling. Setiap peserta tampil tiga kali dan ketiganya merupakan ujian praktik. Tampilan pertama, kedua, dan ke tiga untuk menilai kemampuan memberikan bimbingan dan konseling. a) Peserta menunjukkan kemampuan memberikan bimbingan dan konseling-nya dengan menggunakan PPBK hasil workshop b) Peserta yang tampil mengemukakan jenis layanan/nama program layanan/masalah yang akan dipecahkan c) Peserta yang tampil mengemukakan tujuan pemberian layanan atau pemecahan masalah d) Peserta yang tampil mendemonstrasikan atau memperagakan cara memberi layanan atau cara memecahkan masalah e) peserta yang tampil (atau dinilai) minta peserta lainnya untuk memberi masukan tentang cara memecahkan masalah/strategi layanan f) pada 20 menit terakhir peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPKMBK (Lampiran 17) g) peserta yang tampil juga harus mengumpulkan laporan layanan bimbingan dan konseling yang dibuat saat workshop PLPG dan akan dinilai oleh instruktur menggunakan IP4BK (Lampiran 18). 13

3) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas Untuk guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan, setiap peserta tampil tiga kali, dan ketiganya merupakan ujian praktik Ujian praktik dilakukan dalam bentuk peer supervising, untuk menilai: kemampuan mengajar, kemampuan kepengawasan manajerial, dan kemampuan kepengawasan akademik yang dalam hal ini berupa kemampuan membuat rancangan kepengawasan. Secara rinci, skenario ketiga tampilan itu adalah sebagai berikut. a) Tampilan pertama, untuk menilai kemampuan mengajar peserta (1) untuk 30 menit pertama, peserta melakukan praktik mengajar dengan menggunakan RPP yang disusun pada saat workshop (2) pada 20 menit berikutnya peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP (Lampiran 16). b) Tampilan kedua untuk menilai kemampuan kepengawasan manajerial peserta (1) peserta menunjukkan kemampuan kepengawasan manajerialnya dengan menggunakan RKM hasil workshop (a) peserta yang akan tampil mengemukakan masalah yang akan dipecahkan (b) peserta yang tampil mengemukakan tujuan pemecahan masalah (c) peserta yang tampil (atau dinilai) minta peserta lainnya untuk memberi masukan tentang cara memecahkan masalah (d) peserta yang tampil merangkum semua masukan dan selanjutnya menyampaikan cara pemecahan masalah (2) pada 20 menit terakhir peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPKM (Lampiran 19) 14

c) Tampilan ketiga untuk menilai kemampuan kepengawasan akademik peserta (1) peserta menunjukkan kemampuan kepengawasan akademik-nya dengan menggunakan RKA hasil workshop (a) peserta yang akan tampil, memberikan rancangan pembinaan sekolah-nya kepada peserta lainnya (b) peserta yang tampil (atau dinilai) menjelaskan rancangan pembinaan sekolah (RKA) kepada peserta lainnya (2) pada 20 menit terakhir peserta lain dan instruktur memberi masukan dan menilai dengan menggunakan IPKPA (Lampiran 20) (3) peserta yang tampil juga harus mengumpulkan laporan pelaksanaan program kepengawasan yang dibuat saat workshop PLPG dan akan dinilai oleh instruktur menggunakan IPLPPK (Lampiran 21) d) Pada akhir setiap pertemuan (1 JP x jumlah peserta dalam kelompok kecil) semua peserta melaporkan hasil penilaiannya kepada asesor. b. Lama waktu setiap kali peserta tampil adalah 1 JP atau selama 50 menit. c. Penguji pada ujian praktik harus memiliki NIA yang relevan atau dalam kondisi tertentu serumpun dengan mata pelajarannnya. d. Ujian praktik mengajar dinilai dengan Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran atau IPPP (Lampiran 16) e. Ujian praktik bimbingan konseling dinilai dengan IPKMBK (Lampiran 17), dan laporan pelaksanaan program BK dinilai dengan IPPPBK (Lampiran 18) f. Khusus untuk guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, ujian praktik dinilai dengan cara sebagai berikut. Untuk tampilan pertama dinilai dengan IPPP (Lampiran 16). Untuk tampilan kedua dinilai dengan IPKRM atau Lampiran 19, dan untuk tampilan ketiga dinilai dengan IPKRP atau Lampiran 20, dan laporan pelaksanan program kepengawasan dinilai dengan IPLPPK (Lampiran 21). 15

g. Skor akhir ujian praktik bagi guru kelas dan guru mata pelajaran sama dengan skor tampilan ke tiga. h. Skor akhir ujian praktik bagi guru bimbingan konseling sama dengan ratarata antara skor praktik dan skor laporan pelaksanaan program bimbingan, sedangkan skor praktik untuk guru BK sama dengan jumlah skor tampilan pertama, kedua, dan tampilan ke tiga. i. Skor akhir ujian praktik bagi guru yang diangkat dalam jabatan pengawas merupakan rata-rata antara skor praktik dan skor laporan pelaksanaan program kepengawasan, sedangkan skor praktik untuk guru yang diangkat dalam jabatan pengawas sama dengan skor tampilan pertama dibagi tiga ditambah skor tampilan kedua dan tampilan ketiga. j. Penentuan kelulusan peserta PLPG dilakukan secara objektif dan didasarkan pada rambu-rambu penilaian yang telah ditentukan. k. Peserta yang lulus mendapat sertifikat pendidik, sedangkan yang tidak lulus diberi kesempatan untuk mengikuti ujian ulang satu kali. Ujian ulang diselesaikan pada tahun berjalan. Jika terpaksa tidak terselesaikan, maka ujian ulang dilakukan bersamaan dengan ujian PLPG kuota tahun berikutnya. l. Pelaksanaan ujian diatur oleh LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan dengan mengacu rambu-rambu ini. m. Peserta yang belum lulus pada ujian ulang diserahkan kembali ke dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dibina lebih lanjut. J. UJIAN ULANG Ujian ulang diperuntukkan bagi peserta sertifikasi yang belum mencapai batas nilai kelulusan. Ujian ulang pada hakikatnya sama dengan ujian pertama yaitu meliputi ujian tulis dan atau ujian praktik. Apabila peserta ujian ulang praktik untuk mata pelajaran tertentu jumlahnya sedikit, maka dapat digabungkan dengan peserta dari mata pelajaran yang serumpun. Ujian ulang hanya 16

dilakukan satu kali, peserta yang tidak lulus ujian ulang dikembalikan ke Dinas Pendidikan untuk dilakukan pembinaan. K. KETENTUAN LAIN PSG Rayon LPTK membuat panduan teknis pelaksanaan PLPG untuk menjamin standarisasi isi (materi), proses, pengelolaan, penilaian, dan lulusan. Untuk itu, Rayon LPTK perlu mengadakan workshop untuk menghasilkan: 1. Bahan ajar dalam PLPG yang sudah direvisi atau bahan ajar baru 2. Lembar penilaian kinerja peserta selama proses workshop dalam PLPG 3. Lembar penilaian produk workshop, misal bahan ajar, LKS, media pembelajaran yang akan digunakan pada saat peer teaching, peer counseling, atau peer supervising. 17

18

LAMPIRAN-LAMPIRAN 19

LAMPIRAN 1 RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) TAMAN KANAK-KANAK Standar Kompetensi Lulusan: 1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik. 2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 3. Menguasai keilmuan dan kajian kritis pendalaman isi bidang pengembangan peserta didik (keimanan, ketaqwaan dan ahlak mulia; sosial dan kepribadian; pengetahuan dan teknologi; estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan). 4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat. No Materi Teori Praktik Keterangan A UMUM 1 Penelusuran Kemampuan Awal (KPA) 2 Pengembangan Profesionalitas Guru B POKOK 1 Pendalaman aspek perkembangan anak yang sesuai dengan karakteristik peserta didik (PAUD Jalur Formal) dan dapat digunakan untuk mengembangkan: keimanan, ketaqwaan dan ahlak mulia; sosial dan kepribadian; pengetahuan dan teknologi; estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan 1 3 Pembinaan guru profesional berbasis karakter meliputi antara lain: (1) citra diri positif, (2) etika, (3) etos kerja, (4) komitmen, dan (5) empati. 6 20

No Materi Teori Praktik Keterangan 2 Model-model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), pemanfaatan media, dan prinsip-prinsip asesmen/ evaluasi serta pemanfaatan nya, disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik. 3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya C WORKSHOP 1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya 3 Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran D PRAKTIK PEMBELAJARAN Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching) 6 - E UJIAN 1 Tulis 4 2 Praktik *) Jumlah JP 22 68 2 - Pendalaman materi PTK - 6 Penyusunan rancangan PTK untuk perbaikan pembelajaran/ pembimbingan berdasarkan hasil refleksi pembelajaran - 32 Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan instrumen penilaian) 30 Satu kelas (lebih kurang 36 peserta), dibuat 3 kelompok dan dilaksanakan secara paralel Tiap peserta tampil 3 kali @ 1 JP Tampilan ke-3 merupakan ujian praktik Catatan: Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial guru terintegrasi dalam kegiatan PLPG *) Sudah terintegrasi di D 21

LAMPIRAN 2 RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) SD/SDLB Standar Kompetensi Lulusan: 1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik. 2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 3. Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam konteks kurikulum sekolah sekurang-kurangnya lima bidang studi pokok SD (Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, PKn). 4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat. No Materi Teori Praktik Keterangan A UMUM 1 Penelusuran Kemampuan Awal (KPA) 2 Pengembangan Profesionalitas Guru B POKOK 1 Pendalaman materi mata pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru (Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn) 2 Model-model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), pemanfaatan media, dan prinsipprinsip asesmen/ evaluasi serta pemanfaatannya, disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik. 1 3 Pembinaan guru profesional berbasis karakter meliputi antara lain: (1) citra diri positif, (2) etika, (3) etos kerja, (4) komitmen, dan (5) empati. 6-6 - 22

No Materi Teori Praktik Keterangan 3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya 2 - Pendalaman materi PTK C. WORKSHOP 1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya 2 Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran D PRAKTIK PEMBELAJARAN Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching) E UJIAN 1 Tulis 4 2 Praktik *) Jumlah JP 22 68-6 Penyusunan rancangan PTK untuk perbaikkan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pembelajaran - 32 Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan instrumen penilaian) 30 Satu kelas (lebih kurang 36 peserta), dibuat 3 kelompok dan dilaksanakan secara paralel Tiap peserta tampil 3 kali @ 1 JP Tampilan ke-3 merupakan ujian praktik Catatan: Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial guru terintegrasi dalam kegiatan PLPG *) Sudah terintegrasi di D Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 23

LAMPIRAN 3 RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) SMP/SMP-LB Standar Kompetensi Lulusan: 1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik. 2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 3. Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam konteks kurikulum sekolah. 4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat. No Materi Teori Praktik Keterangan A UMUM 1 Pretest 1 2 Pengembangan profesionalitas guru 3 Pembinaan guru profesional berbasis karakter meliputi antara lain: (1) citra diri positif, (2) etika, (3) etos kerja, (4) komitmen, dan (5) empati. B POKOK 1 Pendalaman materi mata pelajaran 6 - - yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru 2 Model-model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), asesmen, dan pemanfaatan media disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk meningkatkan pengetahuan, teknologi, dan seni termasuk keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia. 6 - - 24