PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISA CAMEL PRAMESTI LESMANA FITRI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang Pramesti1@yahoo.com FRIYANTO Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang fri.friyanto@gmail.com Abstract This study aimed to analyze the financial health of PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. the period 2010-2014. The method used in this research is the method that includes aspects of CAMEL Capital, Assets, Management, Earnings and Liquidity. CAMEL is a tool for analyzing the finances of banks and for bank management assessment set by Bank Indonesia to determine the soundness of banks of the bank concerned. The results of this study indicate that the financial soundness of PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. using CAMEL ratio value calculation in 2010 amounted to 88.62, in the year 2011 was 90.1, in 2012 amounted to 90.37, in 2013 amounted to 90.4, in 2014 amounted to 90.02. The net value ratio CAMEL PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Healthy categorized as more than 81. Keywords: Health Bank, CAMEL ratio Pendahuluan Analisis laporan keuangan perbankan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek capital meliputi CAR, aspek aset meliputi KAP, aspek earning meliputi ROAdan BO/PO, sedangkan aspek liquidity meliputi LDR dan CR. Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, management, earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Wardani,2009). Bank Indonesia selaku Bank Sentral mempunyai peranan yang penting dalam penyehatan perbankan, karena Bank Indonesia bertugas mengatur dan mengawasi jalannya kegiatan operasional bank. Untuk itu Bank Indonesia menetapkan suatu ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga perbankan, yaitu berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 30/12/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 yaitu tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Indonesia. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen Capital (Permodalan), Asset (Aktiva), Management (manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity (likuiditas) atau disingkat dengan istilah CAMEL. CAMEL merupakan faktor yang sangat menentukan predikat kesehatan suatu bank. Aspek tersebut satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Penilaian kesehatan bank meliputi 4 kriteria PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 7
yaitu nilai kredit 81 s/d (sehat), nilai kredit 66 s/d 81 (cukup sehat), nilai kredit 1 s/d 66 (kurang sehat), dan nilai kredit 0 s/d 1 (tidak sehat). Kebutuhan untuk memiliki fundamental perbankan yang lebih kuat dan sebagai upaya dalam rangka program penyehatan perbankan nasional yang saat ini sedang berjalan dalam membangun fungsinya sebagai lembaga intermediasi serta mendapat kepercayaan masyarakat untuk kepercayaan dalam pengelolaan dananya, maka bank umum harus mampu menunjukkan kondisi kesehatan dengan tolok ukur yang direkomendasikan oleh Peraturan Bank Indonesia. Adanya bank yang dilikuidasi atau dalam kondisi bank yang tidak diperbolehkan beroperasi oleh pemerintah dikarenakan kondisi dan keadaan bank menurut penilaian BI telah membahayakan bagi kepentingan masyarakat dan perekonomian nasional khususnya pada sektor perbankan nasional harus terus mendapatkan prioritas penanganan. Dengan kata lain, bahwa bank yang telah beroperasi atau bahkan dicabut ijin usahanya adalah bank yang dinyatakan tidak sehat. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Wardani,2009). Pengertian tersebut atas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi : 1) Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri. 2) Kemampuan mengelola dana. 3) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat. 4) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain. ) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan kata lain, tingkat kesehatan bank juga erat kaitannya dengan pemenuhan peraturan perbankan (kepatuhan pada Bank Indonesia). Menurut Bank Of Settlement, bank dapat dikatakan sehat apabila bank tersebut dapat melaksanakan control terhadap aspek modal, aktiva, rentabilitas, manajemen dan aspek likuiditasnya. Pengertian Kesehatan bank menurut Bank Indonesia sesuai denganundang undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan Pasal 29 adalah Bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi ketentuan Kesehatan bank dengan memperhatikan aspek Permodalan, Kualitas Aset, Kualitas Manajemen, Kualitas Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Tujuan Penilaian Kesehatan Bank adalah untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas meterialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil resiko, bank perlu mengindentifikasikan permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 76
strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehatan bank penting artinya bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian atau prudential banking dalam dunia perbankan. Dengan penilaian kesehatan bank, diharapkan bank selalu dalam kondisi yang sehat sehingga tidak melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat yang berhubungan dengan dunia perbankan. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk menilai keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia dan industri perbankan serta dalam menjaga fungsi intermediasi. Pada krisis ekonomi global, bank-bank menengah dan kecil yang tidak menerima bantuan likuiditas dari pemerintah mengalami penurunan dana simpanan masyarakat. Menurunnya dana simpanan masyarakat membuat industri perbankan berusaha mempertahankan danadana yang mereka miliki untuk menjaga likuiditas bank dengan cara memberikan tingkat suku bunga yang tinggi. Bank Indonesia menilai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank. Metode atau cara penilaian tersebut kemudian dikenal dengan metode CAMEL yaitu Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity. CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988). CAMEL berkembang menjadi CAMELS yaitu Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to Market Riskpertama kali pada tanggal 1 Januari 1997 di Amerika. CAMELSberkembang di Indonesia pada akhir tahuan 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter. Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Quota Sampling yaitu Sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti. Jadi, sampel dalam penilitian ini adalah Laporan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2010-2014. Rumus rasio yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan bank untuk masing- masing faktor dan komponennya adalah sebagai berikut; a) Capital; b) Asset; c) Management; d) Earning; dan e) Liquidity Temuan Penelitian dan Pembahasan Hasil perhitungan tingkat kesehatan keuangan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) tbk. Dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 1. Perhitungan Rasio CAR Tahun CAR Kriteria 2010 18,61 187,1 SEHAT 2011 17,63 177,3 SEHAT 2012 16,67 167,7 SEHAT 2013 1,09 11,9 SEHAT 2014 18,7 188, SEHAT Dari hasil perhitungan rasio CAR pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa CAR tahun 2010 sebesar 18,61%. Pada tahun 2011 terdapa tpenurunan sebesar 0,98% menjadi 17,63%, pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 0,93% menjadi 16,70%, pada tahun 2013 kembali terjadi penurunan sebesar 1,61% menjadi 1,09% dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 3,66% menjadi 18,7%. Pada Tabel 4.11 dapat diketahui PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 77
bahwa nilai CAR pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami penurunan dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dalam penyediaan dana untuk segala keperluan serta menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan oleh operasional Bank mengalami penurunan pada tahun 2010 sampai 2013 dan mengalami kenaikan pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan rasio CAR baik pada tahun 2010 sampai tahun 2014 masih di atas kriteria yang ditentukan oleh pemerintah yaitu sebesar 8%, sehingga nilai ini termasuk dalam kategori sehat. Tabel 2. Perhitungan Rasio KAP Tahun KAP Kriteria 2010 4,41 120,6 SEHAT 2011 4,10 122,7 SEHAT 2012 3,19 128,7 SEHAT 2013 2,13 13,8 SEHAT 2014 2,48 133, SEHAT Hasil perhitungan aktiva produktif pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pergerakan rasio KAP pada tahun 2010 sebesar 4,41% dan terjadi penurunan pada tahun 2011 sebesar 0,31% menjadi 4,10%, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,91% menjadi 3,19%, pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan sebesar 1,06% menjadi 2,13% dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,3% menjadi 2,48%. Dari perkembangan rasio KAP tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami penurunan tetapi dari rasio pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menunjukkan keadaan sehat dikarenakan rasio pada tahun 2010-2014 masih di atas angka 0 sampai 10,3% artinya kemungkinan jumlah aktiva produktif yang sudah atau mengandung potensi tidak memberikan penghasilan sangat kecil Tabel 3.Perhitungan Rasio NPM Tahun NPM 2010 74, 74, 2011 80,4 80,4 2012 81, 81, 2013 81,8 81,8 2014 80,1 80,1 Hasil perhitungan Net Profit Margin (NPM) pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pergerakan rasio NPM pada tahun 2010 sebesar 74,% dan terjadi peningkatan pada tahun 2011 sebesar,9% menjadi 80,4%, pada tahun 2012 mengalami kembali sedikit peningkatan sebesar 1,1% menjadi 81,%, pada tahun 2013 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,3% menjadi 81,8% dan pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 1,7% menjadi 80,1%. Dari perkembangan rasio NPM tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan tetapi dari rasio pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan menunjukkan keadaan sehat dikarenakan rasio pada tahun 2010-2014 masih di atas bobot resiko yaitu 2%. Hal ini dikarenakan jumlah laba bersih dan pendapatan operasional terus mengalami peningkatan di tahun 2010 sampai 2014. Tabel 4. Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun ROA BOPO Kriteria 2010 2,21 147 77,13 28,87 SEHAT 2011 2,47 164,7 72,8 342,7 SEHAT 2012 2,8 172 70,99 362,62 SEHAT 2013 2,86 190,67 72,86 339,2 SEHAT 2014 3,14 209,33 69,88 376, SEHAT Hasil perhitungan ROA pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pergerakan rasio ROA pada tahun 2010 sebesar 2,21% dan terjadi peningkatan pada tahun 2011 sebesar 0,26% menjadi 2,47%, pada tahun 2012 kembali mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,11% menjadi 2,8%, pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,28% menjadi 2,86% dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang sama dari tahun 2013 sebesar 0,28% menjadi 3,14%. Dari perkembangan rasio ROA tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menunjukkan keadaan sehat dikarenakan rasio pada tahun 2010-2014 tidak kurang dari 1,21%. Dengan tingginya rasio ROA, ini menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu dengan baik dalam mengelola asset bank yang dimiliki untuk menghasilkan laba. PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 78
Hasil perhitungan BOPO pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pergerakan rasio BOPO pada tahun 2010 sebesar 77,13% dan terjadi penurunan rasio pada tahun 2011 sebesar 4,% menjadi 72,8%, pada tahun 2012kembali mengalami penurunansebesar 1,9% menjadi 70,99%, pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,87% menjadi 72,86% dan pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 2,98% menjadi 69,88%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu menjaga BOPO tetap berada di bawah 93,2% sehingga berdasarkan kriteria penilaian BOPO PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok Sehat. Semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien PT. BankNegara Indonesia (Persero) Tbk. dalam melakukan kegiatan operasionalnya karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. Tabel. Perhitungan Rasio Likuiditas LDR CR Tahun Kriteria 2010 70,1 179,4 9,12 182,4 SEHAT 2011 70,37 178, 9,87 197,4 SEHAT 2012 77,2 149,9 10,76 21,2 SEHAT 2013 7,9 16,2 10,38 207,6 SEHAT 2014 87,8 109,7 10,86 217,2 SEHAT Dari hasil perhitungan pada Tabel di atas Loan To Deposit Ratio (LDR) PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sebesar 70,1%, pada tahun 2011 sebesar 70,37%, pada tahun 2012 sebesar 77,2%, pada tahun 2013 sebesar 7,9% dan pada tahun 2014 sebesar 87,8%. Karena nilai kredit dibatasi maksimum maka nilai kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. diakui sebagai. Kenaikan rasio LDR ini menunjukkan bahwa pada setiap tahun terjadi kenaikan jumlah kredit yang diimbangi dengan kenaikan dana yang diterima oleh Bank. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu menjaga LDR tetap berada dibawah 94,7% sehingga berdasarkan kriteria penilaian LDR pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dapat dikategorikan dalam kelompok sehat. Hasil perhitungan CR pada Tabel menunjukkan bahwa pergerakan rasio CR pada tahun 2010 sebesar 9,12%, pada tahun 2011 sebesar 9,87%, pada tahun 2012 sebesar 10,76%, pada tahun 2013 sebesar 10,38%, dan pada tahun 2014 sebesar 10,86%. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik posisi aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang semakin baik posisi aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu menjaga Cash Ratio tetap berada diatas 4,0% sehingga berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok Sehat. Dari hasil penilaian atau analisis kesehatan keuangan bank diketahui tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. secara umum berada pada kondisi sehat. Berikut ini akan disajikan tingkat kesehatan keuangan bank dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Tabel 6. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Perhitungan Rasio CAMEL Tahun 2010 Faktor Penilaian Rasio Bobot CAMEL Capital CAR 18,61 2 2 Asset Quality KAP 4,41 2 2 Management NPM 74, 74, 2 18,62 Earning - ROA - BOPO Liquidity - LDR - CR 2,21 77,13 70,1 9,12 Jumlah Bersih Rasio CAMEL 88,62 Berdasarkan pada Tabel 6 di atas diketahui bahwa rasio CAR sebesar 18,61%. Diketahui jumlah modal Rp 29.09.937 dan ATMR sebesar Rp 18.09.937,00 sehingga diperoleh rasio CAR sebesar 18,61%, nilai kredit rasio 187,1, dan nilai bersih rasio sebesar 2. Kualitas aktiva produktif sebesar Rp 2.76.14,00 dan total aktiva produktif sebesar Rp 84.043.111,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 79
kualitas produktif sebesar 4,41%. kredit rasio 120,6 dan nilai bersih rasio 2. Penilaian faktor manajemen menggunakan penghitungan Net Profit Margin (NPM), Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2010 sebesar 74,% hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba operasionalnya setelah pajak yang mencapai Rp. 4.103.706,00 dan jumlah pendapatan operasionalnya.09.018,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio Net Profit Margin sebesar 74,% dan nilai bersih rasio 18,62. Maka PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dikategorikan dalam kelompok sehat. Karena NPM dalam keadaan sehat maka menambah modal PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penilaian terhadap faktor rentabilitas menggunakan dua komponen, yaitu ROA dan BOPO. Diketahui laba sebelum pajak Rp.491.988,00 dan total aktiva Rp 248.80.29,00 sehingga diperoleh rasio ROA sebesar 2,21% dan nilai kredit 147, karena nilai kredit dibatasi maksimum maka rasio ROA diakui sebagai dikalikan bobot faktor % untuk memperoleh nilai bersih rasio ROA adalah. Diketahui biaya operasional Rp 18.43.21,00 dan pendapatan operasional Rp 24.042.392,00 sehingga diperoleh rasio BOPO 77,13% dan nilai kredit 28,87 karena nilai kredit maksimum maka rasio BOPO diakui sebagai, kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga nilai bersih rasio BOPO adalah. Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan komponen yaitu Loan to Dept Ratio (LDR) dan rasio cash ratio (CR). Diketahui kredit yang diberikan Rp132.82.979,00 dan dana yang diterima Rp 189.378.393,00 sehingga diperoleh rasio LDR70,1%, kredit 179,4. Karena maksimum kredit sebesar kemudian dikalikan bobotfaktor % sehingga diperoleh nilai rasio LDR adalah. Cash ratio,diketahui hutang lancar Rp 208.837.946,00 dan aktiva lancar Rp19.044.02,00 sehingga diperoleh rasio cash ratio sebesar 9,12% nilaikredit 182,4 karena nilai maksimum maka diperoleh nilai bersih rasio cash ratio adalah. Tabel 7. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Perhitungan Rasio CAMEL Tahun 2011 Faktor Penilaian Rasio Bobot CAMEL Capital CAR 17,63 2 2 Asset Quality KAP 4,10 2 2 Management NPM 80,4 80,4 2 20,1 Earning - ROA - BOPO Liquidity - LDR - CR 2,47 72,8 70,37 9,87 Jumlah Bersih Rasio CAMEL 90,1 Berdasarkan pada Tabel 7 diketahui bahwa rasio CAR sebesar 17,63%. Diketahui jumlah modal Rp 32.691.914,00 dan ATMR sebesar Rp 18.403.030,00 sehingga diperoleh rasio CAR sebesar 17,63%, nilai kredit rasio 177,3, dan nilai bersih rasio sebesar 2. Kualitas aktiva produktif sebesar Rp 28.101.370,00 dan total aktiva produktif sebesar Rp 68.263.129,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio kualitas produktif sebesar 4,10%. kreditrasio 122,7 dan nilai bersih rasio 2. Penilaian faktor manajemen menggunakan penghitungan Net Profit Margin (NPM), Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2011 sebesar 80,4% hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba operasionalnya setelah pajak yang mencapai Rp..826.000,00 dan jumlah pendapatan operasionalnya Rp. 7.242.83,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio Net Profit Margin PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 80
sebesar 80,4% dan nilai bersih rasio 20,1. Maka PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dikategorikan dalam kelompok sehat. Karena NPM dalam keadaan sehat maka menambah modal PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penilaian terhadap faktor rentabilitas menggunakan dua komponen, yaitu ROA dan BOPO. Diketahui laba sebelum pajak Rp 7.398.37,00 dan total aktiva Rp 299.08.161,00 sehingga diperoleh rasio ROA sebesar 2,47% dan nilai kredit 164,7, karena nilai kredit dibatasi maksimum maka rasio ROA diakui sebagai dikalikan bobot faktor % untuk memperoleh nilai bersih rasio ROA adalah. Diketahui biaya operasional Rp 19.009.138,00 dan pendapatan operasional Rp 26.191.684,00 sehingga diperoleh rasio BOPO 72,8% dan nilai kredit 342,7 karena nilai kredit maksimum maka rasio BOPO diakui sebagai, kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga nilai bersih rasio BOPO adalah. Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan komponen yaitu Loan to Dept Ratio (LDR) dan rasio cash ratio (CR). Diketahui kredit yang diberikan Rp 18.164.743,00 dan dana yang diterima Rp 224.7.289,00 sehingga diperoleh rasio LDR 70,37%, kredit178,. Karena maksimum kredit sebesar kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga diperoleh nilai rasio LDR adalah. Cash ratio, diketahui hutang lancar Rp 24.464.206,00 dan aktiva lancar Rp 2.093.09,00 sehingga diperoleh rasio cash ratio sebesar 9,87%, nilai kredit 197,4 karena nilai maksimum maka diperoleh nilai bersih rasio cash ratio adalah. Berdasarkan pada Tabel 8 diketahui bahwa rasio CAR sebesar 16,67%. Diketahui jumlah modal Rp 39.198.89,00 dan ATMR sebesar Rp 23.143.,00 sehingga diperoleh rasio CAR sebesar 16,67%, nilai kredit rasio 167,7, dan nilai bersih rasio sebesar 2. Tabel 8. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Perhitungan Rasio CAMEL Tahun 2012 Faktor Penilaian Rasio Bobot CAMEL Capital CAR 16,67 2 2 Asset Quality KAP 3,19 2 2 Management NPM 81, 81, 2 20,37 Earning - ROA - BOPO Liquidity - LDR - CR 2,8 70,99 77,2 10,76 Jumlah Bersih Rasio CAMEL 90, Kualitas aktiva produktif sebesar Rp 2.770.613,00 dan total aktiva produktif sebesar Rp 808.128.00,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio kualitas produktif sebesar 3,19%. kredit rasio 128,7 dan nilai bersih rasio 2. Penilaian faktor manajemen menggunakan penghitungan Net Profit Margin (NPM), Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2012 sebesar 81,% hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba operasionalnya setelah pajak yang mencapai Rp. 7.046.000,00 dan jumlah pendapatan operasionalnya Rp. 8.641.023,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio Net Profit Margin sebesar 81,% dan nilai bersih rasio 20,37. Maka PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dikategorikan dalam kelompok sehat. Karena NPM dalam keadaan sehat maka menambah modal PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penilaian terhadap faktor rentabilitas menggunakan dua komponen, yaitu ROA dan BOPO. Diketahui laba sebelum pajak Rp 8.600.810 dan total aktiva Rp 333.303.06,00 sehingga diperoleh rasio ROA sebesar 2,8% dan nilai kredit 172, karena nilai kredit dibatasi maksimum maka rasio ROA diakui sebagai dikalikan bobot faktor % untuk memperoleh nilai bersih rasio ROA adalah. Diketahui biaya operasional Rp 20.421.302,00 dan PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 81
pendapatan operasional Rp 28.76.11,00 sehingga diperoleh rasio BOPO 70,99% dan nilai kredit 362,62 karena nilai kredit maksimum maka rasio BOPO diakui sebagai, kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga nilai bersih rasio BOPO adalah. Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan dua komponen yaitu Loan to Dept Ratio (LDR) dan rasio cash ratio (CR). Diketahui kredit yang diberikan Rp. 193.016.84,00 dan dana yang diterima Rp 248.992.83,00 sehingga diperoleh rasio LDR 77,1%, kredit 149,9. Karena maksimum kredit sebesar kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga diperoleh nilai rasio LDR adalah. Cash ratio, diketahui hutang lancar Rp 282.471.784,00 dan aktiva lancar Rp 30.391.461,00 sehingga diperoleh rasio cash ratio sebesar10,76% nilai kredit 21,2 karena nilai maksimum maka diperoleh nilai bersih rasio cash ratio adalah. Tabel 9. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Perhitungan Rasio CAMEL Tahun 2013 Faktor Penilaian Rasio Bobot CAMEL Capital CAR 1,09 2 2 Asset Quality KAP 2,13 2 2 Management NPM 81,8 81,8 2 20,4 Earning - ROA - BOPO Liquidity - LDR - CR 2,86 72,86 7,94 10,38 Jumlah Bersih Rasio CAMEL 90,4 Berdasarkan pada Tabel 9 di atas diketahui bahwa rasio CAR sebesar 1,09%. Diketahui jumlah modal Rp 43.63.420,00 dan ATMR sebesar Rp 288.616.781,00 sehingga diperoleh rasio CAR sebesar 1,09%, nilai kredit rasio 11,9, dan nilai bersih rasio sebesar 2. Kualitas aktiva produktif sebesar Rp 7.283.333,00 dan total aktiva produktif sebesar Rp 341.162.884,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio kualitas produktif sebesar 2,13%. kredit rasio 13,8 dan nilai bersih rasio 2. Penilaian faktor manajemen menggunakan penghitungan Net Profit Margin (NPM), Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2013 sebesar 81,8% hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba operasionalnya setelah pajak yang mencapai Rp. 9.180.73,00 dan jumlah pendapatan operasionalnya Rp. 11.218.803,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio Net Profit Margin sebesar 81,8% dan nilai bersih rasio 20,4. Maka PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dikategorikan dalam kelompok sehat. Karena NPM dalam keadaan sehat maka menambah modal PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penilaian terhadap faktor rentabilitas menggunakan dua komponen, yaitu ROA dan BOPO. Diketahui laba sebelum pajak Rp11.09.411,00 dan total aktiva Rp 386.64.81,00, sehingga diperoleh rasio ROA sebesar 2,86% dan nilai kredit 190,67, karena nilai kredit dibatasi maksimum maka rasio ROA diakui sebagai dikalikan bobot faktor % untuk memperoleh nilai bersih rasio ROA adalah. Diketahui biaya operasional Rp 2.012.810,00 dan pendapatan operasional Rp 34.331.114,00 sehingga diperoleh rasio BOPO 72,86% dan nilai kredit 339,2 karena nilai kredit maksimum maka rasio BOPO diakui sebagai, kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga nilai bersih rasio BOPO adalah. Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan komponen yaitu Loan to Dept Ratio (LDR) dan rasio cash ratio (CR). Diketahui kredit yang diberikan Rp 248.114.70,00 dan dana yang diterima Rp 326.68.101,00 sehingga diperoleh rasio LDR 7,9%, kredit 16,2. Karena maksimum kredit sebesar kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga diperoleh nilai rasio LDR adalah. Cash ratio, PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 82
diketahui hutang lancar Rp 320.008.982,00 dan aktiva lancar Rp33.219.986,00 sehingga diperoleh rasio cash ratio sebesar 10,38% nilai kredit 207,6 karena nilai maksimum maka diperoleh nilai bersih rasio cash ratio adalah. Tabel 10. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. Perhitungan Rasio CAMEL Tahun 2014 Faktor Penilaian Rasio Bobot CAMEL Capital CAR 18,7 2 2 Asset Quality KAP 2,48 2 2 Management NPM 80,1 80,1 2 20,02 Earning - ROA - BOPO Liquidity - LDR - CR 3,14 69,88 87,8 10,86 Jumlah Bersih Rasio CAMEL 90,02 Berdasarkan pada Tabel 10 di atas diketahui bahwa rasio CAR sebesar 18.7%. Diketahui jumlah modal Rp 0.32.00,00 dan ATMR sebesar Rp 268.430.02,00 sehingga diperoleh rasio CAR sebesar 18,7%, nilai kredit rasio 188,, dan nilai bersih rasio sebesar 2. Kualitas aktiva produktif sebesar Rp 8.341.332,00 dan total aktiva produktif sebesar Rp 33.431.00,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio kualitas produktif sebesar 2,48%. kredit rasio 133, dan nilai bersih rasio 2. Penilaian faktor manajemen menggunakan penghitungan Net Profit Margin (NPM), Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2014 sebesar 80,1% hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba operasionalnya setelah pajak yang mencapai Rp. 10.829.000,00 dan jumlah pendapatan operasionalnya Rp. 13.24.310,00. Dengan demikian dapat dihitung besarnya rasio Net Profit Margin sebesar 80,1% dan nilai bersih rasio 20,02. Maka PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dikategorikan dalam kelompok sehat. Karena NPM dalam keadaan sehat maka menambah modal PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penilaian terhadap faktor rentabilitas menggunakan dua komponen, yaitu ROA dan BOPO. Diketahui laba sebelum pajak Rp 13.097.84,00 dan total aktiva Rp 416.73.708,00 sehingga diperoleh rasio ROA sebesar 3,14% dan nilai kredit 209,33, karena nilai kredit dibatasi maksimum maka rasio ROA diakui sebagai dikalikan bobot faktor % untuk memperoleh nilai bersih rasio ROA adalah. Diketahui biaya operasional Rp 2.312.910,00 dan pendapatan operasional Rp 36.223.314,00 sehingga diperoleh rasio BOPO 69,88% dan nilai kredit 376, karena nilai kredit maksimum maka rasio BOPO diakui sebagai, kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga nilai bersih rasio BOPO adalah. Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan komponen yaitu Loan to Dept Ratio (LDR) dan rasio cash ratio (CR). Diketahui kredit yang diberikan Rp.277.692.029,00 dan dana yang diterima Rp 317.070.426,00 sehingga diperoleh rasio LDR 87,8%, kredit 109,7. Karena maksimum kredit sebesar kemudian dikalikan bobot faktor % sehingga diperoleh nilai rasio LDR adalah. Cash ratio, diketahui hutang lancar Rp 331.789.747,00 dan aktiva lancar Rp36.033.224,00 sehingga diperoleh rasio cash ratio sebesar10,86% nilai kredit 217,2 karena nilai maksimum maka diperoleh nilai bersih rasio cash ratio adalah. Berdasarkan ketentuan nilai kredit penggolongan tingkat kesehatan bank menurut analisa CAMEL, maka predikat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sampai 2014 adalah sebagai berikut: PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 83
Tabel 11. Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tahun CAMEL Growth Predikat 2010 88,62 - SEHAT 2011 90,1 1,48 SEHAT 2012 90,37 0,27 SEHAT 2013 90,4 0,07 SEHAT 2014 90,02 (0,42) SEHAT Dari hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam tabel 11, tertera nilai bersih keseluruhan aspek CAMELpada tahun 2010 sebesar 88,62, pada tahun 2011 sebesar 90,1, pada tahun 2012 sebesar 90,37, pada tahun 2013 sebesar 90,4 dan pada tahun 2014 sebesar 90,02. Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dengan menggunakan metode CAMEL pada tahun 2010 sampai tahun 2014 mendapat predikat SEHAT. Simpulan Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan dan pembahasan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Periode Tahun 2010-2014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Rasio CAR PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sebesar 18,61% dengan nilai kredit sebesar 187,1, tahun 2011 sebesar 17,63% dengan nilai kredit sebesar 177,3, tahun 2012 sebesar 16,67% dengan nilai kredit sebesar 167,7, tahun 2013 sebesar 1,09% dengan nilai kredit sebesar 11,9, tahun 2014 sebesar18,7% dengan nilai kredit sebesar 188,. Hal ini menunjukkan bahwa rasio CAR pada tahun 2010-2014 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% dan nilai kredit maksimum, maka rasio yang dicapai PT. Bank Negara Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio KAP PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sebesar 4,41% dengan nilai kredit sebesar 120,6, tahun 2011 sebesar 4,10% dengan nilai kredit sebesar 122,7, tahun 2012 sebesar 3,19% dengan nilai kredit sebesar 128,7, tahun 2013 sebesar 2,13% dengan nilai kredit sebesar 13,8, tahun 2014 sebesar 2,48% dengan nilai kredit sebesar 133,. Hal ini menunjukkan bahwa rasio KAP pada tahun 2010-2014 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,3% dan nilai kredit maksimum, maka rasio yang dicapai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010-2014 tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio NPM PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sebesar 74,%, tahun 2011 sebesar 80,4%, tahun 2012 sebesar 81,%, tahun 2013 sebesar 81,8%, tahun 2014 sebesar 80,1%. Hal ini menunjukkan bahwa rasio NPM pada tahun 2010-2014 memiliki kualitas manajemen yang baik dalam menggunakan aset yang dimiliki dalam memperoleh keuntungan dan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio ROA PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sebesar 2,21% dengan nilai kredit sebesar 147,tahun 2011 sebesar 2,47% dengan nilai kredit sebesar 164,7, tahun 2012 sebesar 2,8% dengan nilai kredit sebesar 172, tahun 2013sebesar 2,86% dengan nilai kredit sebesar 190,67, dan pada tahun 2014 sebesar 3,14% dengan nilai kredit sebesar 209,33. Hal ini menunjukkan rasio ROA lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,21% dan nilai kredit maksimum, maka rasio yang dicapai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010-2014 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio BOPO PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.pada tahun 2010 sebesar 77,13% dengan nilai kredit sebesar 28,87,tahun 2011 sebesar 72,8% dengan nilai kredit sebesar 342,7, tahun 2012 sebesar 70,99% dengan nilai kredit sebesar 362,62, tahun 2013sebesar 72,86% dengan nilai kredit sebesar 339,2, dan pada tahun 2014 sebesar 69,88% dengan nilai kredit PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 84
sebesar 376,. Hal ini menunjukkan rasio BOPO lebih sedikit dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan olehbank Indonesia sebesar 93,2% dan nilai kredit maksimum, maka rasio yang dicapai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010-2014 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio LDR PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tb k.pada tahun 2010 sebesar70,1% dengan nilai kredit sebesar 179,4,tahun 2011 sebesar 70,37% dengan nilai kredit sebesar 178,, tahun 2012 sebesar 77,2% dengan nilai kredit sebesar 149,9, tahun 2013 sebesar 7,9% dengan nilai kredit sebesar 16,2, dan pada tahun 2014 sebesar 87,8% dengan nilai kredit sebesar 109,7. Hal ini menunjukkan rasio LDR lebih sedikit dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94,7% dan nilai kredit maksimum, maka rasio yang dicapai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010-2014 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Rasio CR PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010 sebesar 9,12% dengan nilai kredit sebesar 182,4, tahun 2011 sebesar 9,87% dengan nilai kredit sebesar 197,4, tahun 2012 sebesar 10,76% dengan nilai kredit sebesar 21,2, tahun 2013 sebesar 10,38% dengan nilai kredit sebesar 207,6, dan pada tahun 2014 sebesar 10,86% dengan nilai kredit sebesar 217. Hal ini menunjukkan rasio CR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94,7% dan nilai kredit maksimum, maka rasio yang dicapai PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010-2014 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Daftar Pustaka Husnan. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-UGM. James. A.F. Stoner.2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Terjemahan T. Hani Handoko, Buku Dua, Jakarta: Salemba Empat. Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan.Jakarta: Ghalia Indonesia. Luther Gulick. 2003. Management is a Since, Academy of management journal. Terjemahan T. Hani Handoko, Buku Dua, Jakarta: Salemba Empat. Mubarokah dan Siamat. 2007. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Mudrajat Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta:BPFE. Munawir S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Scoot. 2003. Pengertian Earning. Diakses di http://id.shvoong.com/writingandspeaking/2114460-pengertianearning. Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso. 200. Bank dan Lembaga KeuanganLain, edisi II. Jakarta: Salemba Empat. Susilo. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIMYKPN Yogyakarta. PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 8
PenilaianTingkat Kesehatan Bank dengan Teknik Analisa Camel 86