AGROVIGOR VOLUME 9 NO. 2 SEPTEMBER 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN

Oleh Yos Wahyu Harinta Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jl.Letjen Sujono Humardani No.1,Sukoharjo

PENGENDALIAN HAMA BUBUK KEDELAI (Callosobruchus analis F.) DENGAN BIJI SIRSAK (Annona muricata)

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Muhammad Syaifullah Hiola, , Rida Iswati, Fahria Datau, Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

Pengaruh Halusan Biji Sirsak ( Annona muricata L.) Terhadap Angka Kematian Larva Nyamuk Culex sp. Riyanto *) Abstrak

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

J. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN :

UJI BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae) (Coeloptera: Curculionidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN

Adne Yudansha, Toto Himawan dan Ludji Pantja Astuti

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

EFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Sitophilus oryzae L. PADA SIMPANAN BERAS

METODOLOGI PENELITIAN

commit to users I. PENDAHULUAN

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)

PENGARUH INSEKTISIDA BOTANI BERBENTUK SERBUK BIJI TERHADAP HAMA KUMBANG Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) PADA BENIH KACANG HIJAU

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada bulan April 2016 hingga

LIA RAMDEUNIA. Aktivitas Ekstrak Daun, Ranting dan Biji Suren (Toona sureni

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh

Anang Mulyantana. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.

APLIKASI BEBERAPA PENGENDALIAN TERHADAP LALAT BIBIT (Ophiomya phaseoli Tryon) DI TANAMAN KEDELAI. Moh. Wildan Jadmiko, Suharto, dan Muhardiansyah

PENGUJIAN BEBERAPA JENIS INSEKTISIDA NABATI TERHADAP KUMBANG SITOPHYLUS ORYZAE L, PADA BERAS

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

Pendahuluan Latar Belakang Beras adalah bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pemerintah melalui Bulog selalu berusaha

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

SATRIA RISA GAGAH PERKASA. UJI EFEKTIFITAS DOSIS DAN CARA APLIKASI SERBUK DAUN BABADOTAN TERHADAP SERANGAN S. ORYZAE

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Oleh: Herminanto Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Nopember 2004, disetujui: 9 Desember 2004)

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (595) :

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

Pengaruh Periode Penyimpanan Beras terhadap Pertumbuhan Populasi Sitophilus oryzae (L.) dan Kerusakan Beras

EFIKASI SERBUK LADA HITAM DALAM MENGENDALIKAN HAMA Sitophilus zeamais PADA BIJI JAGUNG SELAMA PENYIMPANAN

PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Uji Penolakan. terhadap penolakan hama kutu beras. Namun perlakuan serbuk

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

Concentrations Test Of Tuba Root Powder (Derris elliptica Benth) Against Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae) Mortality on Soybean Plants

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN KERTAS UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DENGAN SISTEM TANPA OLAH TANAH

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

Efektivitas Abu Sekam dan Minyak Goreng Pada Pengendalian Hama Gudang Kacang Hijau. Kardiyono

STUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

PENGARUH PERLAKUAN DAYA DAN WAKTU OVEN GELOMBANG MIKRO TERHADAP MORTALITAS SERANGGA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

KONTAK DAN FUMIGASI UNTUK PENGENDALIAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA

I. PENDAHULUAN. Usaha produksi pertanian tidak terlepas kaitannya dengan organisme pengganggu

ABSTRAK UJI EKSTRAK BUAH CABAI RAWIT SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT TITIK TUMBUH PADA TANAMAN SAWI

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

TINJAUAN PUSTAKA. Permasalahan Hama Sitophilus zeamais. Arti Penting Hama

Transkripsi:

AGROVIGOR VOLUME 9 NO 2 SEPTEMBER 2016 ISSN 1979 5777 96 UJI KETAHANAN BEBERAPA JENIS BERAS (Oryza sativa) TERHADAP HAMA KUMBANG BUBUK BERAS (Sitophilus oryzae) Yos Wahyu Harinta Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara, JlLetjen Sujono Humardani No1,Sukoharjo 57521 Tel +62-0271-593156, fak +62-0271-591065 HP:08122648565; e-mail:yos_wahyu@yahoocom ABSTRACT The aim of this research is to know the degree of endurance for some rices against attacking from the beetle of rice powder (Sitophilus oryzae) and its influences to the mortality and its development and the influence attacking Sitophilus oryzae against the damage and decreasing of seed at some rices Research methode : the material of this research is some rices ( Oryza sativa ), namely white rice (anorganic), red nice (organic) and black rice (organic) also insect likes the beetle of the rice powder (Sitophilus oryzae) We used tools : stoples plastic, hand counter, digital balance, strainer and pinset This research has been done ekperimentally, consists of two phases : 1) Some rices for the mortality of the beetle Sitophilus oryzae and the laying of eggs This research is using RAL/CRD/ Completely Randomized Design As a treatment is : A) Black Rice (organic); B) Red Rice (organic); C) White Rice (anorganic) Every treatment has been repeated five times by investtion 10 pair of beetles Sitophilus oryzae in 100 gr every kind of that rices 2) The influences of some rices against the development of the beetle population Sitophilus oryzae This research is using RAL/CRD/ Completely Randomized Design As a treatment is : A) Black Rice (organic); B) Red Rice (organic); C) White Rice (anorganic) Every treatment has been repeated five times The result of the data has been analyzed by a kind of investigation test F and then if there is areal or very real difference for knowing the differences of the influence of that treatment of the differences real honest test at the level of five percent by SPSS program The result of this research showing that : 1) The variety of the white rice of pandan wangi (anorganic) is more able against attacking of the beetle Sitophilus oryzae if it has been comparad with red rice (organic) and blac rice (organic), 2) Rice containing pesticida (anorganic) dregs influenced to increasing mortality and decreasing the expansion of the beetle Sitophilus oryzae at the rice in the saving, and also can decreasing the damage and decreasing the seed heavy of rice because of beetle attacking Sitophilus oryzae in the saving/storage Key words : rice ( Oryza sativa); the powder of the beetle of rice (Sitophilus oryzae) ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan beberapa jenis beras terhadap serangan kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae) dan pengaruhnya terhadap mortalitas dan perkembangannya serta pengaruh serangan Sitophilus oryzae terhadap kerusakan dan penyusutan biji pada beberapa jenis beras Metode Penelitian : Bahan penelitian yang digunakan adalah : Beberapa jenis Beras ( Oryza sativa ), yaitu beras putih (anorganik), beras merah (organik) dan beras hitam (organik) serta Serangga kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae) Alat yang digunakan adalah : Stoples Plastik, Hand counter, Timbangan digital, Saringan, dan Pinset Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, yang terdiri dari dua tahap:1) Beberapa jenis beras terhadap mortalitas

97 Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras kumbang Sitophilus oryzae dan peletakan telur Penelitian menggunakan Rancangan Lengkap ( RAL/CRD ) Sebagai perlakuan adalah : ( A ) Beras Hitam (organik) ;( B ) Beras Merah (organik) ; C ) Beras Putih (anorganik) Tiap Perlakuan diulang lima kali dengan di infestasikan 10 pasang kumbang Sitophilus oryzae pada 100 gr tiap-tiap jenis beras 2) Pengaruh Beberapa jenis beras terhadap perkembangan populasi kumbang Sitophilus oryzae Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL/CRD) Sebagai perlakuan adalah: ( A ) Beras Hitam (organik) ; B ) Beras Merah (organik) C ) Beras Putih (anorganik) Tiap Perlakuan diulang lima kali Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam uji F kemudian apabila berbeda nyata atau sangat nyata untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Jujur ( HSD ) pada taraf lima persen dengan program SPSS Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1) Beras putih varietas pandan wangi (beras anorganik) lebih tahan terhadap serangan kumbang Sitophilus oryzae dibandingkan beras merah (organik) dan beras hitam (organik), 2) Beras yang mengandung residu pestisida (anorganik) berpengaruh terhadap peningkatan mortalitas dan penurunan perkembangan kumbang Soryzae pada biji beras di penyimpanan, serta dapat mengurangi kerusakan dan penyusutan bobot biji beras akibat serangan kumbang Soryzae di penyimpanan Kata kunci : beras (Oryza sativa); kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae) PENDAHULUAN Produk pasca panen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama Bagi sebagian besar perusahaan yang bergerak di bisnis penjualan hasil pertanian, menjaga kualitas menjadi tantangan tersendiri Seringkali konsumen komplain karena mutu yang jelek, baik penampilan fisik, rasa, aroma maupun daya simpannya Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapang Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian Produk tanaman yang disimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas pada produk bebijian saja melainkan produk yang berupa dedaunan dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayu manis, kulit kina, dan lainnya (Sunjaya dan Widayanti S, 2009) Hama merupakan semua binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (insekta) Jenis hama serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama serangga dapat pula dijumpai pada bahan-bahan simpanan digudang (Sunjaya dan Widayanti S, 2009) Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp, Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipes dan lain-lain (Winarno FG, 2006) Pengadaan bahan pangan sebagai kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia perlu terus ditingkatkan Upaya peningkatan produksi bahan pokok dalam bidang pangan seperti beras, jagung dan kedelai, serta kacang hijau mendapat perhatian pemerintah dan terus dipacu secara maksimal, baik kuantitas maupun kualitas, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada guna memenuhi konsumsi dan meningkatkan pendapatan petani Peningkatan produksi bahan pangan dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Namun yang tidak terelakkan

Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras 98 hingga kini adalah adanya berbagai kendala dalam upaya meningkatkan hasil produksi pangan, salah satunya adalah serangan serangga dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada pasca panen Serangga hama yang menyerang hasil panen pada bahan pangan di tempat penyimpanan (gudang) merupakan salah satu komponen yang merugikan, baik secara kuantitas maupun kualitas Ada beberapa spesies serangga yang meyerang hasil panen ditempat penyimpanan, antara lain Sitophilus oryzae pada pada beras (Kalshoven, 1981; Borror et al, 1992) Untuk menekan kerugian pada biji beras yang disimpan akibat serangan kumbang S oryzae maka diperlukan usaha pengendalian Pada dasarnya terdapat beberapa cara pengendalian hama-hama di tempat penyimpanan yaitu : cara fisik, kimia, biologi dan mekanik Dari berbagai cara pengendalian hama pasca panen yang dipakai sampai saat ini adalah dengan mengunakan zat kimia Apabila dilihat dari segi penekanan populasi cara tersebut memang dapat berhasil dengan cepat, namun dari segi ekologi sebaliknya dapat menimbulkan efek negatif, antara lain : mematikan organisme bukan sasaran, menimbulkan resistensi hama sasaran bila digunakan terus-menerus, dan mencemarkan bahan makanan sehingga berbahaya bagi konsumen karena mengandung residu yang tinggi dari insektisida Pengendalian hama dengan cara biologi tidak berbahaya bagi manusia tetapi tidak selalu praktis dan memerlukan keahlian khusus Cara pengendalian yang diharapkan adalah yang bersifat praktis, sederhana, ekonomis dan tidak berbahaya Salah satu kemungkinan adalah dengan penggunaan bahan non toksik (seperti abu kayu dan abu sekam) dan pestisida nabati (seperti tepung daun nimbi, tepung cabai merah, tepung daun kluwih) dan penggunaan tepung daun sirsak (Annona muricata) untuk pengendalian hama gudang Menurut Harinta (2004), penggunaan abu sekam dengan dosis 1 gr/10 gr biji kacang hijau, efektif mengendalikan kumbang bubuk kacang (C chinensis L) pada biji kacang hijau di penyimpanan dan efektif mengendalikan kumbang bubuk kedelai (C analis F) pada biji kedelai di penyimpanan (Harinta, 2009), sedangkan mengunakan tepung daun kluwih (Artocarpus communis F) dengan dosis 1 gr/10 gr biji kacang hijau, efektif mengendalikan kumbang bubuk kacang (C chinensis L) (Harinta,1996), serta apabila menggunakan tepung cabai merah (Capsicum annum L) dengan dosis 1gr/10 gr biji kedelai, efektif mengendalikan kumbang bubuk kedelai (C analis F) di penyimpanan (Harinta, 2003) Penggunaan ekstrak daun sirsak, menurut Soediro (dalam Suranto, 2011), ternyata mempunyai manfaat sebagai bahan insektisida, didapatkan dua senyawa aktif yaitu annonasinon dan annonasin Kedua senyawa tersebut termasuk dalam golongan asetogenin monotetrahidrofuranoid Senyawa aktif ini mampu mematikan larva nyamuk Culex pipiens dan hama kol Crocidolamia binotalis Belajar dari dampak negatif penggunaan pestisida kimia, manusia berusaha mencari teknik bertanam secara aman, baik untuk lingkungan maupun manusia, sehingga muncul pertanian organik, yaitu usaha budidaya pertanian yang hanya menggunakan bahanbahan alami, baik yang diberikan melalui tanah maupun yang langsung kepada tanaman Ciri utama pertanian organik adalah penggunaan varietas local yang alami diikuti penggunaan pupuk dan pestisida organic ditinjau dari kesehatan, produk organic aman dikunsumsi manusia karena bebas dari residu zat berbahaya (Andoko, 2002) Pertanian anorganik dengan organik diperkirakan akan memberikan perbedaan kualitas dan kuantitas produk hasil panen disamping itu dimungkinkan terdapat perbedaan ketahanan produk terhadap serangan hama gudang di penyimpanan Berdasarkan hal tersebut, maka perlunya dilakukan penelitian uji ketahanan beberapa jenis beras terhadap serangan kumbang bubuk beras di penyimpanan Penelitian bertujuan mengetahui ketahanan beberapa jenis beras terhadap mortalitas dan perkembangan kumbang bubuk beras Sitophilus oryzae serta pengaruhnya

99 Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras terhadap kerusakan dan penyusutan biji karena Sitophilus oryzae pada beberapa jenis beras METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis beras yaitu beras putih (Pandan wangi-anorganik), beras merah (organik) dan beras hitam (organik) serta Serangga Sitophilus oryzae diperbanyak di laboratorium Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain stoples, gelas pelastik, kain penutup, saringan, kuas, hand counter dan timbangan elektronik serta oven Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari- Maret 2014 di Laboratorium Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan Tahap Persiapan Persiapan Serangga Hama Kumbang Bubuk Beras Sitophilus oryzae Tujuan dari tahap persiapan ini, yaitu memperoleh serangga Sitophilus oryzae dewasayang berumur 7-15 hari Media beras dipanaskan dalam oven pada suhu 60 o C selama 2 jam Pengovenan ini bertujuan mematikan serangga hidup yang mungkin ada pada media beras Tahap selanjutnya, sebanyak 100 ekor Sitophilus oryzae imago yang diperoleh dari laboratorium Biologi Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo diinfestasikan ke dalam 500 gram media beras dalam wadah stoples Tahap infestasi dilakukan selama empat minggu sesuai dengan siklus hidup serangga Sitophilus oryzae dari peletakkan telur hingga keluarnya kumbang generasi pertama (F1) Selanjutnya, setelah masa infestasi selesai, dilakukan pengayakan untuk memisahkan seluruh serangga dewasa Media beras kemudian diinkubasikan kembali selama satu hari Serangga-serangga tersebut kemudian disimpan pada media beras yang baru dan ditunggu hingga berumur 7-15 hari Pengayakan dilakukan secara berulang setiap hari hingga didapatkan jumlah serangga Sitophilus oryzae yang diinginkan dengan umur yang diketahui Penentuan umur Sitophilus oryzae pada percobaan sangat penting Pada umur 7-15 hari tersebut, serangga Sitophilus oryzae telah mencapai kedewasaan kawin dan dapat memproduksi telur secara maksimal Persiapan Beras Sampel beras yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga jenis beras yaitu beras putih varietas pandan wangi (anorganik), beras merah (organik) dan beras hitam (organik) Tiap jenis beras ditimbang seberat 100gr dan diulang sampai lima kali Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, yang terdiri dari dua tahap: Uji ketahanan beberapa jenis beras terhadap mortalitas kumbang Sitophilus oryzae dan peletakan telur Penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu: Penelitian tahap I, infestasi serangga dilakukan lima hari setelah perlakuan; Penelitian tahap II, infestasi serangga dilakukan satu bulan setelah perlakuan Tiap tahap penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL/CRD ) Sebagai perlakuan adalah: (A) Beras hitam (organik) ; (B) Beras Merah (organik); (C) Beras Putih (anorganik) Tiap Perlakuan diulang lima kali dengan di infestasikan 10 pasang kumbang Sitophilus oryzae pada 100 gr tiap-tiap jenis beras Pengaruh tepung daun sirsak terhadap perkembangan populasi kumbang Sitophilus oryzae Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL/CRD) Sebagai perlakuan adalah (A) Beras hitam (organik) ; (B) Beras merah (organik); (C) Beras putih (anorganik) Tiap Perlakuan diulang lima kali dengan di infestasikan 10 pasang kumbang Sitophilus oryzae pada 100 gr tiap-tiap jenis beras Parameter yang diamati Parameter yang diamati pada penelitian ini, yaitu : Pengaruh beberapa jenis beras terhadap mortalitas kumbang Sitophilus

100 Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras 100 oryzae dan peletakkan telur, yaitu: (a) Jumlah imago yang mati pada lima hari dan sebulan setelah infestasi dan b) Jumlah telur yang diletakkan imago betina setelah hari kelima dan sebulan Pengaruh beberapa jenis beras terhadap perkembangan populasi kumbang Sitophilus oryzae, yaitu : (a) Populasi generasi satu (FI) dan dua (FII) dan (b) Persentase kerusakan biji dan penyusutan bobot biji pada saat populasi telah mencapai generasi kedua Cara kerja Perbanyakan Kumbang bubuk beras Sitophilus oryzae Kumbang bubuk beras Sitophilus oryzae yang diperoleh dari Koleksi Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo, diperbanyak pada biji beras putih Pengaruh beberapa jenis beras terhadap mortalitas kumbang Sitophilus oryzae dan peletakkan telur Percobaan dimulai dengan membersihkan atau memilih biji beras yang sehat, yaitu bebas hama dan tidak rusak atau berlubang Disiapkan stoples plastik masing-masing stoples diisi beberapa jenis biji beras sebanyak 100 gr pada stoples yang berbeda, kemudian di infestasikan 10 pasang kumbang Sitophilus oryzae Tiap stoples berisi satu perlakuan Infestasi tahap I (sesaat perlakuan), tahap II (satu bulan setelah perlakuan), yaitu tiap stoples dengan sepuluh pasang imago Sithopilus oryzae yang berumur 0 24 jam Pengamatan mortalitas imago dilakukan pada lima hari setelah infestasi Setelah lima hari infestasi semua imago dikeluarkan dan dihitung jumlah telur yang diletakkan Pengaruh beberapa jenis beras terhadap perkembangan populasi kumbang Sitophilus oryzae, Pengamatan dilakukan terhadap: Populasi imago Sitophilus oryzae generasi pertama (F I) dan generasi kedua (F II) Populasi generasi pertama diamati dengan membiarkan imago sampai mati kemudian dikeluarkan untuk dihitung jumlahnya Telur generasi pertama diamati setiap kali muncul imago dikeluarkan dan dihitung jumlahnya sebagai generasi kedua Pada saat populasi telah mencapai generasi kedua dihitung jumlahnya biji yang rusak dan ditimbang untuk menentukan persentase penyusutan bobot biji Metode Analisis Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam uji F kemudian apabila berbeda nyata atau sangat nyata untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (HSD) pada taraf lima persen Bagan Alir Penelitian 1 Perbanyakan kumbang bubuk beras Sitophilus oryzae 2 Persiapan beras 3 Stoples plastik diisi Uji ketahanan jenis beras terhadap 100 gr biji beras + 10 mortalitas Sitophilus oryzae dan pasang imago peletakan telur serta pengaruhnya Sitophilus oryzae terhadap kerusakan dan penyusutan dibandingkan dengan bobit biji kontrol, diulang 5 Gambar 1 Bagan alir penelitian

101 Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Beberapa Jenis Beras Terhadap Mortalitas Imago Sitophilus oryzae Berdasarkan hasil sidik ragam, mortalitas imago Sitophilus oryzae pada lima hari dan sebulan setelah perlakuan, pada perlakuan tingkatan dosis tepung yang dicoba berbeda sangat nyata (Lampiran 1) Selanjutnya hasil analisis Uji Beda Nyata Jujur (HSD) pada taraf ketidak percayaan lima persen, menunjukkan bahwa mortalitas imago S oryzae pada perlakuan beras hitam berbeda nyata dengan beras merah maupun beras putih (pandan wangi) ( Tabel 1) Tabel 1 Pengaruh Beberapa Jenis Beras Terhadap Mortalitas Imago S oryzae pada 5 hari dan sebulan setelah perlakuan Variabel Beberapa jenis beras A( Beras hitam) B( Beras merah) C (Beras putih) Mortalitas 5 hari (%) 0,00 a 2,60 b 6,60 c Mortalitas 1 bl (%) 3,80 a 5,80 b 8,80 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasar uji HSD Berdasarkan hasil tersebut diatas, mortalitas pada perlakuan beras putih diduga karena mengandung residu pestisida tertentu Hal ini sesuai pendapat Kardiman A (2005), yang menyatakan bahwa residu pestisida bagi serangga hama bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya Pengaruh beberapa jenis beras terhadap perkembangan imago Soryzae Perkembangan imago(serangga dewasa) Soryzae yaitu dari jumlah telur yang diletakkan imago betina Soryzae dan jumlah telur yang menetas menjadi imago Jumlah telur yang diletakkan imago betina Soryzae Berdasarkan hasil sidik ragam, jumlah telur yang diletakkan imago betina Soryzae pada lima hari setelah perlakuan, menunjukkan bahwa semua perlakuan yang dicoba berbeda sangat nyata (Lampiran 2) Selanjutnya hasil analisis uji Beda Nyata Jujur (HSD) pada taraf ketidakpercayaan lima persen, menunjukkan bahwa jumlah telur yang diletakkan imago betina Soryzae pada perlakuan beras hitam berbeda nyata dengan perlakuan beras yang lain ( beras merah dan putih) ( Tabel 2) Tabel 2 Pengaruh Beberapa Jenis Beras Terhadap Jumlah Telur Yang Diletakkan Imago Betina Soryzae pada 5 hari dan 1 bulan setelah perlakuan Variabel Beberapa jenis beras A( Beras hitam) B( Beras merah) C (Beras putih) Jumlah Telur 5 hari 36,40 a 47,80 b 54,00 c Jumlah Telur 1 bulan 103,80 a 134,20 b 148,00 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasar uji HSD Dari rata-rata jumlah telur yang diletakkan dapat diketahui bahwa beras hitam lebih tinggi dibanding pada perlakuan beras yang lain ( beras merah dan putih) Hal ini diduga karena pada beras anorganik ( beras putih-pandan wangi) terdapat residu pestisida yang dapat mengganggu peletakkan telur dan permukaannya lebih licin, sehingga imago betina Soryzae tidak suka untuk menentukan tempat yang cocok untuk bertelur Menurut

102 Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras 102 Kardiman A(1999), menyatakan bahwa residu pestisida berpengaruh mengurangi reproduksi, proses ganti kulit, hambatan menjadi serangga dewasa, sebagai pemandul, mengganggu dan menghambat proses perkawinan serangga, menghambat peletakan dan penurunan daya tetes telur Selanjutnya dengan menurunnya jumlah telur yang diletakkan akan mengakibatkan mortalitas yang semakin tinggi, sehingga jumlah telur yang diletakkan semakin berkurang Berdasarkan hasil sidik ragam, semua perlakuan yang dicoba pengaruhnya terhadap jumlah telur yang menetas sehingga menjadi imago berbeda sangat nyata (Lampiran 3) Selanjutnya berdasarkan hasil analisis uji Beda Nyata Jujur (HSD) pada taraf ketidak percayaan lima persen, menunjukkan bahwa jumlah telur yang menetas menjadi imago pada perlakuan beras hitam berbeda nyata dengan jenis beras lain (beras merah dan beras putih) (Tabel 3 ) Tabel 3 Pengaruh Beberapa Jenis Beras Terhadap Jumlah Telur Soryzae yang menetas menjadi imago F1 dan F2 (1 bulan dan 2 bulan) Variabel Beberapa jenis beras A( Beras hitam) B( Beras merah) C (Beras putih) Populasi F1 16,20 a 28,40 a 52,20 b Populasi F2 14,60 a 55,60 b 107,40 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasar uji HSD Dari hasil tersebut diatas diketahui bahwa rata-rata jumlah telur yang menetas menjadi imago, dapat diketahui pada beras hitam lebih tinggi dari pada perlakuan beras yang lain (beras merah dan putih) Hal ini diduga karena pengaruh residu pestisida yang dapat mengganggu perilaku dan proses pembuahan telur, sehingga persentase telur yang menetas menjadi imago semakin sedikit Hal ini sesuai pendapat Kardiman A(1999), menyatakan bahwa residu pestisida berpengaruh mengurangi reproduksi, proses ganti kulit, hambatan menjadi serangga dewasa, sebagai pemandul, mengganggu dan menghambat proses perkawinan serangga, menghambat peletakan dan penurunan daya tetes telur Persentase Kerusakan Biji dan Penyusutan Bobot Biji Berdasarkan hasil sidik ragam, persentase kerusakan biji dan penyusutan bobot biji, pada semua perlakuan yang dicoba berbeda nyata (Lampiran 4) Selanjutnya hasil analisis uji Beda Nyata Jujur (HSD) pada taraf ketidak percayaan lima persen, menunjukkkan bahwa persentase kerusakan biji dan penyusutan bobot biji pada perlakuan beras putih (pandan wangi - anorganik) berbeda nyata dengan jenis beras lain (beras merah dan hitam-organik) (Tabel 5 4) Dari hasil tersebut didapat bahwa perlakuan beras putih (pandan wangi-anorganik) menunjukkan hasil yang paling baik Menurut Suyono dan Naito (1990), persentase kerusakan bij akibat serangan hama semakin rendah dengan semakin rendahnya tingkat populasi

103 Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras Tabel 4 Pengaruh Beberapa Jenis Beras Terhadap Kerusakan Biji dan Penyusutan Bobot Biji Variabel Beberapa jenis beras A( Beras hitam) B( Beras merah) C (Beras putih) Kerusakan Biji (biji) 38,60 a 67,40 b 73,80 c Penyusutan Bobot (biji) 14,40 a 24,40 b 38,40 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasar uji HSD Rendahnya persentase kerusakan biji akan memperkecil penyusutan bobot biji Hal ini disebabkan dengan sedikitnya biji yang rusak (pada jumlah biji per gr yang sama), susut bobot yang ditimbulkan akan semakin rendah Menurut Soekarna (1982), besarnya kerusakan dan penyusutan bobot biji di tempat penyimpanan tergantung dari tinggi rendahnya kepadatan populasi serangga Pada populasi yang semakin padat, kerusakan dan penyusutan bobot biji semakin meningkat mortalitas dan penurunan perkembangan kumbang Soryzae pada biji beras di penyimpanan, serta dapat mengurangi dipenyimpanan DAFTAR PUSTAKA Andoko,A2002 Budidaya Padi Secara OrganikPenebar SwadayaJakarta Borror, D J, C A Triplehorn & N F Johnson 1996 Pengenalan Pelajaran Serangga Ed 6 Penerjemah: S Partosoedjono Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Harinta YW, 1996 Pengaruh Tepung Daun Kluwih (Artocarpus Communis F) Terhadap Mortalitas dan Perkembangan C Chinensis L Pada Biji Kacang Hijau Laporan hasil penelitian-lppm Univet Bantara Sukoharjo Harinta YW, 2003 Pengaruh Tepung Cabai Merah Terhadap Mortalitas dan Perkembangan C analis F Pada Biji Kedelai Laporan hasil penelitian-lppm Univet Bantara Sukoharjo KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan : Beras putih varietas pandan wangi (beras anorganik) paling tahan terhadap serangan kumbang Sitophilus oryzae di penyimpanan, dibandingkan dengan beras merah (organik) dan beras hitam (organik) Beras yang mengandung residu pestisida (anorganik) berpengaruh terhadap peningkatan kerusakan dan penyusutan bobot biji beras akibat serangan kumbang Soryzae Harinta YW, 2004 Efektifitas Bahan Non Toksik Untuk Mengendalikan Kumbang Bubuk Kacang (Callosobruchus Chinensis L) Pada Kacang Hijau (Vigna Radiata L) Jurnal Ilmiah- Widyatama,no3/Tahun XII/2004 Univet bantara, Sukoharjo Harinta YW, 2009 Efektifitas Bahan Non Toksik Untuk Mengendalikan Kumbang Bubuk Kedelai (Callosobruchus analis F) Pada Kedelai (Glycine Max L) Jurnal Ilmiah-Widyatama,No2/Tahun XIX/2009 LPPM-Univet bantara, Sukoharjo Klashoven, 1981 The Pest of Corp in Indonesia Revised and tranlete by PAVan Deer Laan PT Ichtiar Baru- Van Hoeve, Jakarta Kardiman A, 1999 Pestisida Nabati, Rumusan dan Aplikasi Penebar Swadaya Jakarta

Yos Wahyu Harinta : Uji Ketahanan Beberapa Jenis Beras 104 104 Kardiman A, 2005 Pestisida Nabati, Kemampuan dan Aplikasi Penebar Swadaya Jakarta Suyono 1988 Penurunan Daya Kecambah Kedelai Akibat Serangan Kumbang Callosobruchus analis F Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor Suyono dan Naito 1990 Pengaruh Bahan Non Toksik Pada Biji Kedelai Terhadap Hama Callosobruchus analis F Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan, 11 Desember 1990 Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor Sunjaya dan Widayanti S 2009 Pengenalan Serangga Hama GudangBogor:SEAMO BIOTROP Suranto A, 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda, Jakarta Wudiyanto R 2001 Petunjuk Penggunaan Pestisida Jakarta : Penebar Swadaya WinarnoFG 2006 Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya Bogor:M-BRIO press