Peluang dan Tantangan Industri Komponen Otomotif Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. molding) dan pembuatan checking fixture. Injection molding/plastic molding

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 2.1 Sejarah Industri Otomotif dan Komponen di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA Nomor : 024/SK/ILMEA/XI/2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi. adalah salah satu faktor yang paling menonjol yang menentukan aturan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

I. PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

FORMULIR: M-1 PERNYATAAN HARGA KENDARAAN BERMOTOR YANG HEMAT ENERGI DAN HARGA TERJANGKAU (KBH2)

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

BAB I PENDAHULUAN. Dimana persaingan muncul tidak hanya diantara perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berkedudukan di Jepang dengan PT. Astra Honda Motor yang berkedudukan di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan pengguna kendaraan roda dua di Indonesia cukup

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis pengukuran..., Frasisca Dwipujiningsih, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR

KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI DAN PERUSAHAAN 3

ANALISIS PENETAPAN STRATEGI PENINGKATAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA KOMPONEN KOPLING

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. CKD (complete knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali diproduksi Honda

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 32/KPPU/PDPT/XI/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 19 Tahun 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang perkembangan industri sudah semakin maju dan. kompetisi produk semakin transparan serta inovasi bermunculan demi

LAPORAN AKHIR STANDAR DAN PENGUJIAN PRODUK QSEAL

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah

KAJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO TROMOL REM UNTUK BUS/TRUK PRODUK UKM (Studi Kasus di PT. SSM)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTERIAN. Kendaraan Bermotor. Pedoman

LEMBAR PENGESAHAN. Oleh : Nama : Abdul Qohar Nim : Bidang Studi : Rekayasa Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Gambar Umum Objek Observasi PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang serba cepat, waktu merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlalu mahal, dan kondisi jalan yang semakin padat membuat sepeda motor

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

KATA PENGANTAR. Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya. dengan berkat dan rahmatnya, kami dapat melaksanakan penulisan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia mulai berkembang pada tahun Ketika itu Pemerintah

PERBANDINGAN KUALITAS KOMPONEN SEPEDA MOTOR MELALUI UJI STANDAR MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. meningkat tajam. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar yang bergerak di bidang

TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

UNIVERSITAS DIPONEGORO REKALKULASI MESIN DIESEL MITSUBISHI 4 SILINDER TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI Profil Perusahaan

Transkripsi:

Peluang dan Tantangan Industri Komponen Otomotif Indonesia Triwulandari S. Dewayana, Dedy Sugiarto, Dorina Hetharia Program Magister Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Email : sd_triwulandari@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi industri komponen otomotif Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari industri komponen otomotif melalui laporan penelitian terdahulu, artikel, dan kebijakan pemerintah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Indonesia memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan industri komponen otomotif terutama untuk memenuhi permintaan pasar replacement market. Komponen yang sangat potensial untuk dipenuhi permintaannya adalah komponen-komponen yang masuk ke dalam kategori fast moving. Peluang ini dapat digunakan untuk menumbuhkan pabrikan skala kecil dan menengah. Tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan industri komponen otomotif adalah meningkatkan kualitas bahan baku dari dalam negeri untuk mengurangi impor dan meningkatkan kapabilitas pabrikan agar dapat memproduksi komponen dalam jumlah yang memenuhi skala ekonomis produksi dengan tetap memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Kata kunci: Peluang dan tantangan, industri komponen otomotif, replacement market, fast moving Abstract This study aims to determine the opportunities and challenges facing Indonesia's automotive component industry. The data used are secondary data obtained through the study of the documentation to learn automotive component industry through previous research reports, articles, and government policies. The analytical method used is descriptive analysis. Indonesia has a great opportunity to develop the automotive parts industry, especially to meet the market demand for replacement market. Component with huge potential to fulfill the request is the components that go into a fast moving category. This opportunity can be used to grow small and medium scale manufacturers. Challenges facing the automotive component industry to develop is to improve the quality of domestic raw materials to reduce imports and increase the manufacturing capability to produce parts in quantities to meet production economies of scale while maintaining quality of products produced. Keywords: Opportunities and challenges, the automotive parts industry, replacement market, fast moving PENDAHULUAN Sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh pada tahun 2025, dan mengacu pada tiga misi utama industri nasional yaitu 1) pertumbuhan ekonomi di atas 7%, 2) peningkatan daya tarik investasi dan daya saing

bangsa, dan 3) penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan maka terdapat 10 klaster industri yang akan dikembangkan sesuai dengan perannya. Industri otomotif dan komponen otomotif (Kamar Dagang dan Industri Indonesia 2010) merupakan salah satu klaster industri unggulan yang berperan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Pengembangan industri otomotif sangat strategis (Departemen Perindustrian 2010) karena beberapa hal diantaranya yaitu memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya, menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak, dapat menjadi penggerak pengembangan industri kecil menengah, dan menggunakan teknologi sederhana sampai teknologi tinggi. Basis pengembangan industri otomotif di Indonesia ke depan cukup baik (Departemen Perindustrian 2010), dikarenakan beberapa hal yaitu potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, sudah memiliki basis ekspor ke beberapa negara di dunia, dan pengalaman dalam proses produksi yang cukup lama yaitu selama lebih dari 30 tahun. Menurut Media Data (2010), perkembangan industri kendaraan bermotor di dalam negeri masih belum sepenuhnya ditopang oleh industri komponen. Hal ini nampak dari masih tingginya komponen impor terutama dari masing-masing negara pemilik teknologi atau negara prinsipalnya. Sejak diberlakukannya kebijakan penanggalan (deletion program), industri komponen di dalam negeri terus berkembang (Media Data 2010) untuk memenuhi kebutuhan komponen original equipment manufacturing (OEM) pada industri perakitan dalam negeri maupun untuk komponen pengganti (replacement). Industri komponen otomotif di Indonesia berkembang sejak adanya kebijakan pemerintah mengenai ketentuan penggunaan komponen lokal (tahun 1976). Namun hingga saat ini ketergantungan terhadap komponen impor masih tinggi. Media Data (2010) menyatakan bahwa industri komponen didalam negeri memberikan kontribusi yang cukup besar. Hal ini terlihat dari produksinya yang sebagian besar digunakan untuk memenuhi pasar penggantian (replacement market) dan masuk ke pasar ekspor untuk meraih devisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi industri komponen otomotif Indonesia. Hasil penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan strategi bersaing industri komponen otomotif Indonesia. METODA Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mempelajari industri komponen otomotif melalui laporan penelitian terdahulu, artikel, dan kebijakan pemerintah. Analisis dilakukan pada sisi permintaan, pabrikan komponen, dan bahan baku yang digunakan. PEMBAHASAN Komponen-komponen kendaraan bermotor dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori (Media Data 2010) yaitu 1) engine system, 2) transmission system, 3) fuel system, 4) Cooling & Lubrication System, dan 5) electrical system. Masing-masing kategori terdiri dari beberapa komponen. Sebagai contoh, kategori engine system terdiri dari komponen cylinder block, cylinder head, cylinder head gasket, piston, piston pin, connecting rod, piston ring, crankshaft, crankshaft bearing/main bearing/metal, valve, valve spring, valve rocker arm, valve rockershaft, timing belt, intake manifold, dan exhaust manifold.

Berdasarkan kegunaannya, komponen dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu 1) universal atau general, 2) functional part, dan 3) original equipment. Kategori komponen universal atau general merupakan kategori untuk komponen-komponen yang dapat digunakan untuk beberapa merk kendaraan, sedangkan komponen-komponen yang termasuk dalam kategori komponen original equipment hanya dapat digunakan untuk kendaraan merk tertentu. Berdasarkan usia pemakaiannya, komponen dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu 1) fast moving component, 2) slow moving component, dan 3) consumable component. Fast moving component merupakan kategori untuk komponen-komponen yang usia pemakaiannya antara satu sampai dengan tiga tahun, slow moving component merupakan kategori untuk komponen-komponen yang usia pemakaiannya lebih dari tiga tahun, sedangkan consumable component merupakan kategori untuk komponen-komponen yang usia pemakaiannya kurang dari satu tahun. Permintaan Berdasarkan pasar, industri komponen otomotif dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu 1) industri yang memasok Original Equipment Market (OEM), dan 2) industri yang memasok Replacement Market (REM). Industri yang memasok Replacement Market dikelompokkan dalam dua kategori yaitu 1) genuine parts, dan 2) non genuine parts. Penjualan komponen dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun permintaan dari luar negeri. Potensi pasar industri komponen otomotif khususnya kendaraan roda empat tidak terlepas dari peningkatan penjualan kendaraan di dalam negeri dan untuk memenuhi permintaan luar negeri (ekspor). Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir peningkatan penjualan kendaraan roda empat di dalam negeri ditunjukkan pada Gambar 1. unit 1000000,0 800000,0 600000,0 400000,0 200000,0-2009 2010 2011 Penjualan 485548,0 764710,0 894164,0 Gambar 1 Penjualan Kendaraan Roda Empat di Indonesia Sumber : Kementerian Perindustrian 2012, diolah Peningkatan penjualan menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat di Indonesia terhadap kendaraan roda empat masih cukup tinggi.tingginya permintaan terhadap kendaraan roda empat akan berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap komponen OEM maupun REM (genuine parts dan non genuine parts). Selain itu, jika memperhatikan usia pemakaian komponen maka permintaan terhadap komponen akan sangat tinggi khususnya untuk komponen-komponen yang masuk dalam kategori fast moving component dan consumable component. Pasar Replacement Market dalam negeri semakin berkembang (SENADA 2007) karena pasar tersebut merupakan alternatif bagi pelanggan yang tidak memilih, atau tidak mampu membeli komponen asli bermutu tinggi. Komponen impor buatan Cina, Taiwan, Thailand dan Vietnam telah mulai membanjiri konsumen di lapis paling bawah di pasar purna

jual. Keberadaan produk impor dengan harga di bawah harga normal tersebut telah memaksa turunnya keseluruhan harga komponen umum dan komponen cepat rusak (fast-moving). Untuk memenuhi permintaan luar negeri, Indonesia mengekspor kendaraan roda empat dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan Completely Knocked Down (CKD). Dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan ekspor dalam bentuk CBU maupun CKD, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Peningkatan permintaan ekspor akan berdampak pada peningkatan permintaan komponen OEM maupun REM (khususnya genuine parts). Unit, set 120000,0 100000,0 80000,0 60000,0 40000,0 20000,0-2009 2010 2011 CBU 56669,0 86796,0 107932,0 CKD 53140,0 56624,0 83709,0 Gambar 2 Ekspor Kendaraan Roda Empat Sumber : Kementerian Perindustrian 2012, diolah Selain itu, Indonesia juga memenuhi permintaan komponen untuk luar negeri. Dalam tiga tahun terakhir jumlah ekspor komponen juga terus meningkat. Ekspor komponen (Kementerian Perindustrian 2012) pada tahun 2009 sebesar pieces, tahun 2010 sebesar pieces, dan tahun 2011 sebesar pieces. Pabrikan Komponen Media Data (2010) menyatakan bahwa di Indonesia terdapat 200 perusahaan yang bergerak di industri komponen otomotif, yang 55% diantaranya merupakan perusahaan patungan (jont venture) dengan tingkat ketergantungan teknologi yang tinggi. Pabrikan komponen otomotif pada umumnya fokus pada pembuatan atau produksi satu jenis komponen sesuai dengan kemampuan teknis yang dimiliki. Berdasarkan basis produksinya, pabrikan komponen dikelompokkan dalam dua kategori (Media Data 2010) yaitu 1) pabrikan dengan produksi yang berbasiskan proses, dan 2) pabrikan dengan produksi yang berbasiskan pada produk. Pabrikan komponen otomotif yang berbasiskan pada proses memiliki teknologi dan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi dalam menghasilkan produk. Sebagai contoh, pabrikan yang mempunyai teknologi proses cetak dengan alumunium (aluminum casting) dapat menghasilkan berbagai macam produk komponen otomotif yang dibentuk melalui proses cetak dengan alumunium, seperti tutup blok mesin dari alumunium atau velg dari alumunium. Pabrikan komponen otomotif yang berbasiskan pada produk memiliki teknologi dan mesin-mesin untuk membuat sebuah produk. Sebagai contoh untuk kategori ini yaitu pabrikan yang menghasilkan produk peredam kejut, pabrikan tersebut dapat memproduksi berbagai variasi dari peredam kejut atau produk-produk lain yang teknologinya menggunakan teknologi peredam kejut seperti penyangga pintu bagasi kendaraan. Pabrikan komponen menerima pesanan pembuatan komponen kendaraan dari pabrikan perakitan. Pabrikan perakitan akan menentukan spesifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh pabrikan komponen. Menurut Media Data (2010) kualitas komponen lokal yang dapat

diterima oleh perusahaan perakit kendaraan bermotor umumnya adalah perusahaan yang berada dalam kelompoknya, karena ada keterkaitan investasi termasuk teknologi produksinya. Selanjutnya Media Data (2010) juga menyatakan bahwa perusahaan lain diluar kelompok perusahaan ATPM, belum dapat memasukan komponen utamanya untuk perakitan kendaraan bermotor oleh perusahaan ATPM perakit, kecuali, perusahaan perusahaan yang berskala besar dengan tingkat teknologi produksi tinggi, kemungkinan besar produknya dapat diterima untuk komponen OEM. Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan diluar kelompok perusahaan ATPM, produksinya lebih banyak untuk memenuhi pasar penggantian (replacement). Untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat, banyak pabrikan skala kecil dan menengah memasuki pasar, sehingga semakin memperluas pasar purna jual (aftermarket) atau pasar komponen suku cadang non-orisinil dalam negeri yang sudah besar dan menguntungkan tersebut (SENADA 2007). Kedua pasar itu didominasi oleh barang nonmerek, relatif bermutu rendah dan hyper-price sensitive alias paling murah. Pasar purna jual ini, yang utamanya dipasok oleh peritel bengkel perbaikan kecil, terus berkembang sebagai alternatif bagi pelanggan yang tidak ingin dan tidak mampu membeli suku cadang asli dengan merek terkenal dan harga mahal (SENADA 2007). Bahan baku Bahan baku yang digunakan pada industri komponen otomotif sangat bervariasi. Variasi bahan baku berupa besi baja dan campuran besi baja (dengan bermacam komposisi), alumunium, perak, tembaga, bahan-bahan untuk cetakan, karet dan olahan karet, busa, dan kertas untuk pembuatan penyaring (filter). Bahan baku yang digunakan sebagian diperoleh dari hasil produksi dalam negeri. Apabila bahan baku hasil produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi yang ditetapkan maka bahan baku harus diimpor dari luar negeri antara lain dari negara Asia seperti Jepang, Korea, Taiwan dan Cina. Bagi pasar dalam negeri (SENADA 2007), komponen kendaraan bermotor tanpa merk biasanya menggunakan kandungan bahan mentah lokal yang lebih tinggi demi menekan biaya. Keragaman dalam mutu bahan (SENADA 2007) terutama terkait dengan apakah suku cadang yang dihasilkan itu untuk pabrikan perangkat asli (OEM original equipment manufacturer) yang merujuk ke perusahaan yang membeli produk atau komponen, lalu mendaur atau memasukkannya ke produk baru dengan nama dagangnya sendiri; atau dimaksudkan untuk dijual sebagai produk tanpa merk. KESIMPULAN Indonesia memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan industri komponen otomotif terutama untuk memenuhi permintaan pasar replacement market. Komponen yang sangat potensial untuk dipenuhi permintaannya adalah komponen-komponen yang masuk ke dalam kategori fast moving. Peluang ini dapat digunakan untuk menumbuhkan pabrikan skala kecil dan menengah. Tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan industri komponen otomotif adalah meningkatkan kualitas bahan baku dari dalam negeri untuk mengurangi impor dan meningkatkan kapabilitas pabrikan agar dapat memproduksi komponen dalam jumlah yang memenuhi skala ekonomis produksi dengan tetap memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Perindustrian. 2009. Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Industri Alat Angkut Tahun 2010 2014. Herbawati, Neneng. 2003. Analisa Manufaktur : Menyoal Arah Industri Mobil Nasional. Bisnis Indonesia, Rabu 23 Juli 2003, diunduh dari www.bisnis.com Kamar Dagang dan Industri Indonesia 2010. Kebutuhan Teknologi dan Potensi Kerjasama Riset dengan industri. Kementerian Perindustrian. 2012.Kebijakan Sektor Industri untuk Mendukung Efisiensi Energi di Sektor Transportasi. Media Data. 2010. Bisnis Otomotif Indonesia Di tengah Persaingan Pasar Regional. Media Data. 2010. Direktori Komponen Otomotif di Indonesia. SENADA. 2007. Tinjauan Rantai Nilai Industri Komponen Otomotif, Furniture, dan Garmen. SENADA. 2007. Gambaran Rantai Nilai Komponen Otomotif : Justifikasi Pasar dan Strategi Peningkatan Pasar Komponen Dalam Negeri.