6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian dan pengklasifikasian pelabuhan perikanan

6 STRATEGI PENGEMBANGAN PENYEDIAAN/ PENYALURAN BAHAN KEBUTUHAN MELAUT PERIKANAN PANCING RUMPON DI PPN PALABUHANRATU

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

6 TINGKAT KUALITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

BAB 3 METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

7 KAPASITAS FASILITAS

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN PPI CAROCOK TARUSAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

Lampiran 1 Perhitungan bobot faktor internal pengembangan PPI Pangandaran di lokasi baru

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

5 PPI MEULABOH DAN KONDISI OPERASIONALNYA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) 2.2 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

4 METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Mutu hasil tangkapan

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT RENY YULIASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

BAB III DESKRIPSI AREA

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kepelabuhan. Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6 PRAKIRAAN DAMPAK PEMINDAHAN PPI PANGANDARAN

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini

PETA LOKASI PENELITIAN 105

Profil PPS Belawan. Posisi Strategis. 2011/08/19 14:54 WIB - Kategori : Attend

6. FUNGSI PPI MUARA BATU

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

BAB 4 GAMBARAN UMUM, PERKEMBANGAN HASIL PERIKANAN DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PELELANGAN IKAN DI LOKASI PENELITIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

INDUSTRI PERIKANAN DI BITUNG

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL PPP MUNCAR BANYUWANGI, JAWA TIMUR SHINTA WULANDHA YANUAR

4 GAMBARAN UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LABUHAN LOMBOK, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT SORAYA GIGENTIKA

BAB 4 ANALISIS. Hulu. Hilir

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDEKATAN VALUE FOR MONEY UNTUK PENILAIAN KINERJA TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi

PROVINSI SUMATERA UTARA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

Transkripsi:

66 6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 6.1 Menganalisis tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta Menganalisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan mengetahui terlebih dahulu tujuan pembangunan pelabuhan perikanan, yang dalam hal ini adalah PPS Nizam Zachman Jakarta yaitu : mengembangkan skala usaha industri perikanan dengan lingkungan yang mendukung, meningkatkan peran serta masyarakat perikanan yang berkaitan dengan lingkungan dan diversifikasi usaha perikanan, mengembangkan sistem pengolahan hasil perikanan, mengembangkan sistem perolehan data dan informasi perikanan, mengembangkan sistem perolehan data dan informasi perikanan, mengembangkan sistim pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan, pemberdayaan SDM, mengembangkan sarana/ fasilitas pelabuhan dan mengembangkan sistem administrasi keuangan. 6.2 Penilaian kinerja operasional PPS Nizam Zachman Jakarta Dalam pengukuran kinerja operasional PPS Nizam Zachman Jakarta, dilakukan tahap pemberian skor untuk setiap parameter dan sub parameter. Berdasarkan data statistik PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008, realisasi pencapaian data tersebut dibandingkan dengan standar indikator yang dalam hal ini standar yang digunakan berasal dari (Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor: 432/DPT3/Ot.220.D3/I/2008). Tabel 24 Data statistik operasional PPS Nizam Zachman tahun 2008 No Parameter Sub Parameter Data 2008 1 Produksi Jumlah produksi ikan 84.428,34 (ton)/(tahun) 2 Frekuensi Jumlah kunjungan kapal ratarata 3.276 kunjungan kapal perhari (unit) /(tahun) 3 Penyediaan perbekalan melaut BBM (ton) /(tahun) 82.601 Es (ton) /(tahun) 41.266 Air bersih (ton) /(tahun) 446.362 4 Pemasaran Lokal (ton) /(tahun) 56.202 Regional (ton) /(tahun) 27.850 Ekspor (ton) /(tahun) 47.638

67 Tabel 24 menunjukkan realisasi pencapaian data yang meliputi jumlah produksi ikan sebesar 355.267,70 ton/tahun, jumlah kunjungan kapal 3.276 kali/tahun, penyediaan perbekalan melaut yang meliputi BBM sebesar 82.601 ton/tahun, es sebesar 41.266 ton/tahun, dan air bersih sebesar 446.362 ton/tahun, pemasaran yang meliputi lokal sebesar 56.202 ton/tahun, regional sebesar 27.850 ton/tahun, dan ekspor sebesar 47.638 ton/tahun. Pencapaian data tersebut dibandingkan dengan standar indikator yang dalam hal ini standar yang digunakan berasal dari (Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor: 432/DPT3/Ot.220.D3/I/2008). Berikut adalah standar indikator PPS. kunjungan kapal 3 Penyediaan perbekalan melaut Tabel 25 Standar indikator PPS yang berasal dari (Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor: 432/DPT3/Ot.220.D3/I/2008): No Parameter Sub Parameter Standar Indikator 1 Produksi Jumlah produksi ikan 21.960 (ton)/(tahun) 2 Frekuensi Jumlah kunjungan kapal rata- 36.600 rata perhari (unit)/(tahun) BBM (ton)/(tahun) 36.600 Es (ton)/(tahun) 43.920 Air bersih (ton)/(tahun) 366.000 Berdasarkan data statistik PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 dan standar indikator untuk PPS tahun 2008 di atas maka dibandingkan, setelah itu akan didapat hasil penilaian akhir yaitu berupa nilai keberhasilan dalam (%). Untuk parameter pemasaran dengan sub parameter lokal, regional, dan ekspor digunakan rumus proposional dengan membandingkan data sub parameter pemasaran tahun 2008 dengan total hasil tangkapan yang dipasarkan secara keseluruhan tahun 2008, sedangkan untuk parameter kepuasan nelayan untuk memperoleh nilai keberhasilan maka digunakan kuesioner kepuasan dengan melakukan pembobotan. Dari nilai pembobotan terhadap pelayanan fasilitas yang ada di PPS Nizam Zachman maka akan diketahui nilai kepuasan dari nelayan terhadap fasilitas pelayanan untuk kemudian akan diperoleh nilai keberhasilannya. Di bawah ini merupakan nilai keberhasilan yang diperoleh dari parameter dan sub parameter. Tabel 26 menunjukkan penghitungan nilai keberhasilan dari tiap parameter.

68 Tabel 26 Penghitungan nilai keberhasilan No Parameter Sub Parameter Nilai Keberhasilan (%) 1 Produksi Jumlah produksi ikan (ton) 384,46 2 Frekuensi Jumlah kunjungan kapal rata-rata 8,95 kunjungan kapal 3 Penyediaan perbekalan melaut perhari (unit) BBM 225,69 Es 93,96 Air bersih 121,96 4 Pemasaran Lokal 42,67 Regional 21,15 Ekspor 36,17 5 Kepuasan nelayan Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan 52,22 Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan Penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran 51,00 53,33 60 Setelah melakukan perhitungan nilai keberhasilan dari setiap parameter yang meliputi parameter produksi, parameter frekuensi kunjungan kapal, parameter penyediaan perbekalan melaut, parameter pemasaran dan parameter kepuasan nelayan, maka selanjutnya adalah penentuan skor nilai keberhasilan. Parameter produksi memiliki nilai keberhasilan sebesar 384,46 % maka nilai 1 (skor nilai keberhasilan) yang didapat adalah 5, parameter frekuensi kunjungan kapal memiliki nilai keberhasilan sebesar 8,95 % maka nilai 1 yang didapat adalah 1, parameter penyediaan perbekalan melaut yang terdiri dari sub parameter BBM memiliki nilai keberhasilan sebesar 225,69 % maka nilai 1 yang didapat adalah 5, sub parameter es memiliki nilai keberhasilan sebesar 93,96 % maka nilai 1 yang didapat adalah 5, sub parameter air bersih memiliki nilai keberhasilan sebesar 121,96 % maka nilai 1 yang didapat adalah 5, parameter pemasaran yang terdiri dari sub parameter lokal memiliki nilai keberhasilan sebesar 42,67 % maka nilai 1 yang didapat adalah 3, sub parameter regional memiliki nilai keberhasilan sebesar 21,15 % maka nilai 1 yang didapat adalah 2, sub parameter ekspor memiliki nilai keberhasilan sebesar 36,17 % maka nilai 1

69 yang didapat adalah 2 dan untuk parameter kepuasan nelayan yang terdiri dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan memiliki nilai keberhasilan sebesar 52,22 % maka nilai 1 yang didapat adalah 3, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan memiliki nilai keberhasilan sebesar 51 % maka nilai 1 yang didapat adalah 3, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran memiliki nilai keberhasilan sebesar 53,33 % maka nilai 1 yang didapat adalah 3, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran memiliki nilai keberhasilan sebesar 60 % maka nilai 1 yang didapat adalah 4. Setelah penentuan skor nilai keberhasilan maka perhitungan selanjutnya adalah menentukan Bobot 1 (parameter) dan bobot 2 (sub parameter) yang diperoleh dari kuesioner pakar (Yuliastuti, 2010). Bobot 1 sebesar 0,30 untuk parameter produksi, bobot 1 sebesar 0,178 untuk parameter frekuensi kunjungan kapal, bobot 1 sebesar 0,189 untuk penyediaan perbekalan melaut, dan bobot 1 sebesar 0,144 untuk parameter kepuasaan nelayan. Bobot 2 sebesar 0,46 untuk sub parameter perbekalan BBM, bobot 2 sebesar 0,25 untuk sub parameter perbekalan es, bobot 2 sebesar 0,29 untuk sub parameter perbekalan air bersih, bobot 2 sebesar 0,336 untuk sub parameter pemasaran lokal, bobot 2 sebesar 0,394 untuk sub parameter pemasaran regional, bobot 2 sebesar 0,27 untuk sub parameter pemasaran lokal, bobot 2 sebesar 0,23 untuk sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan, bobot 2 sebesar 0,15 untuk sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan, bobot 2 sebesar 0,37 untuk sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran, bobot 2 sebesar 0,25 untuk sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran. Setelah diperoleh nilai 1 (skor nilai keberhasilan), bobot 1 (parameter), dan bobot 2 (sub parameter) dari semua parameter maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai akhir, dan penjumlahan nilai akhir tiap parameter merupakan nilai kinerja operasional yang akan menentukan kinerja operasional PPS Nizam Zachman Jakarta. Perhitungan keseluruhan dari kinerja operasional PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 27 berikut.

70

71 Berdasarkan selang penilaian maka dapat diketahui bahwa kinerja PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki kinerja operasional yang baik yaitu 3.51 termasuk dalam selang (3,4-4,2 Kinerja pelabuhan baik). Kinerja operasional PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dikatakan baik. Hal tersebut dapat terjadi karena didukung oleh tingkat pencapaian yang cukup tinggi pada tahun 2008 oleh PPS Nizam Zachman Jakarta yang terdiri dari nilai parameter produksi, parameter frekuensi jumlah kapal, parameter penyedian perbekalan melaut yang meliputi sub parameter BBM, sub parameter es, sub parameter air bersih, parameter pemasaran yang meliputi sub parameter lokal sebesar, sub parameter regional dan sub parameter ekspor sebesar, parameter kepuasan nelayan yang meliputi sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan sebesar, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan sebesar, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran sebesar, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran. 6.2.1 Parameter Produksi Tabel 26 menjelaskan nilai keberhasilan dari parameter produksi didapat sebesar 384,46 % nilai tersebut sangat besar sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari parameter produksi memiliki nilai maksimum yaitu 5 karena jumlah produksi ikan tahun 2008 di PPS Nizam Zachman Jakarta jumlahnya sangat besar yaitu 84.428,34 ton/tahun, sedangkan untuk standar indikator jumlah produksi perikanan untuk ukuran PPS berdasarkan (Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor: 432/DPT3/Ot.220.D3/I/2008) hanya sebesar 21.960 ton/tahun. Nilai akhir yang diperoleh dari parameter produksi yaitu sebesar 1,5 pada Tabel 27. Parameter produksi merupakan salah satu parameter yang mendukung besarnya nilai kinerja operasional PPS Nizam Zachman Jakarta. 6.2.2 Parameter frekuensi kunjungan kapal Parameter frekuensi kunjungan kapal di PPS Nizam Zachman Jakarta nilai keberhasilannya hanya sebesar 8,95 %, sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari parameter frekuensi kunjungan kapal hanya sebesar 1. Hal tersebut dapat

72 terjadi karena jumlah frekuensi kunjungan kapal di PPS Nizam Zachman hanya sebesar 3.276 kali/tahun, jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan standar indikator yang digunakan untuk ukuran frekuensi kunjungan kapal di PPS yaitu 36.600 kali/tahun, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan di PPS Nizam Zachman Jakarta didominasi oleh kapal-kapal dengan ukuran > 30 GT, dimana kapal dengan ukuran > 30 GT merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan yang memiliki daerah penangkapan ikan mencapai perairan Samudera Hindia meliputi perairan Barat Sumatera dan perairan Selatan Jawa dan hasil tangkapan yang diperoleh untuk tujuan ekspor, sehingga lama trip kapal-kapal tersebut mencapai berbulan-bulan sehingga frekuensi jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan cenderung sedikit selain itu masih banyak kapal-kapal yang mendaratkan kapalnya di PPI Muara Angke. Skor nilai keberhasilan sangat kecil yaitu 1, dan nilai akhir yang dihasilkan dari parameter frekuensi kunjungan kapal hanya sebesar 0,178 dan parameter tersebut dianggap sebagai salah satu parameter yang perlu mendapatkan perhatian khusus, agar dapat terus ditingkatkan lagi, agar penilaian kinerja operasional PPS Nizam Zachman menjadi lebih tinggi. 6.2.3 Parameter penyerapan perbekalan 1. BBM Parameter penyedian perbekalan melaut yang meliputi sub parameter BBM memiliki nilai keberhasilan sebesar 225,69 %, sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari parameter penyerapan perbekalan dengan sub parameter BBM yaitu 5. Jumlah tersebut cukup besar karena didukung oleh besarnya volume penyerapan perbekalan solar yang cukup besar yaitu 81.601,00 ton/tahun, jumlah tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan standar indikator volume perbekalan solar untuk ukuran PPS yaitu 36.600 ton/tahun. Nilai akhir yang dihasilkan dari sub parameter solar adalah 0,4347. Hal tersebut dapat terjadi karena kuota solar dari Pertamina untuk PPS Nizam Zachman Jakarta sebesar 8.480 KL/bulan dan rata-rata permintaan solar ke Pertamina dari keempat SPBB sebesar 5.440 KL/bulan. Hal inilah yang menggambarkan bahwa SPBB di PPS Nizam Zachman Jakarta tidak akan kekurangan persediaan solar.

73 2. Es Pencapaian penyerapan perbekalan es di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 sebesar 41.266 ton/tahun, sehingga nilai keberhasilan untuk sub parameter es sebesar 93,96 %, maka nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari sub parameter es yaitu 5. Nilai 1 (skor nilai keberhasilan) tersebut cukup tinggi tetapi jumlah pencapaian penyerapan perbekalan es tersebut belum bisa melebihi standar indikator volume penyerapan perbekalan es untuk ukuran PPS yaitu sebesar 43.920 ton/tahun. Nilai akhir dari sub parameter es adalah 0,2363. Hal tersebut dapat terjadi karena menurunnya kegiatan operasi penangkapan ikan sehingga penyerapan es juga mengalami penurunan, selain itu sejak tahun 2003 hingga saat ini perbandingan jumlah kapal pengguna frozen dan es 3:7. 3. Air bersih Sub parameter air bersih memiliki nilai keberhasilannya sebesar 121,95 % sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari sub parameter air bersih yaitu 5, jumlah tersebut cukup besar dikarenakan volume penyerapan perbekalan air bersih di PPS Nizam Zachman Jakarta sebesar 446.362,00 ton/tahun, jumlah tersebut cukup besar. Hal itu dapat diartikan bahwa penyerapan perbekalan air bersih di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 telah melebihi standar indikator untuk PPS yaitu 366.000 ton/tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena pihak pelabuhan selalu mengupayakan agar kebutuhan air bersih untuk kegiatan operasional pelabuhan dapat dipenuhi. Penyediaan air bersih untuk kebutuhan operasional pelabuhan diperoleh dari Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, agar pasokan air bersih tidak kurang dan dapat terpenuhi seluruh kebutuhan operasional pelabuhan maka pihak pelabuhan mengadakan kerjasama dengan agen-agen air dari luar kawasan pelabuhan sehingga kebutuhan air bersih untuk kegiatan operasional pelabuhan dapat selalu terpenuhi. Nilai akhir yang dihasilkan dari sub parameter air bersih adalah 0,2741. 6.2.4 Parameter pemasaran 1. Lokal Parameter pemasaran yang meliputi sub parameter lokal memiliki nilai keberhasilan sebesar 42,67 % sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari

74 parameter pemasaran dengan sub parameter lokal yaitu 3. Pemasaran ikan untuk lokal memiliki nilai 1 (skor nilai keberhasilan) yang cukup tinggi karena sebagian besar produksi perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta didistribusikan ke daerah-daerah di sekitar Jabodetabek seperti Depok, tanggerang, Bekasi bahkan sampai ke Sukabumi dan Cilegon. Nilai akhir dari sub parameter lokal diperolah sebesar 0,191 2. Regional Parameter pemasaran yang meliputi sub parameter regional memiliki nilai keberhasilan sebesar 21.15 % sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari parameter pemasaran dengan sub parameter lokal yaitu 2. Pemasaran ikan untuk regional memiliki nilai 1 (skor nilai keberhasilan) yang tidak terlalu besar, karena proporsi produksi perikanan lebih besar didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Nilai akhir dari sub parameter regional diperolah sebesar 0,1489 3. Ekspor Parameter pemasaran yang meliputi sub parameter ekspor memiliki nilai keberhasilan sebesar 36.17 % sehingga nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari parameter pemasaran dengan sub parameter lokal yaitu 2. Pemasaran ikan untuk ekspor memiliki nilai 1 (skor nilai keberhasilan) yang cukup karena kurang lebih 1/3 produksi perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta diekspor untuk memenuhi permintaan akan ikan segar maupun beku dari negara-negara lain seperti Asia, Amerika, dan Eropa. Nilai akhir dari sub parameter ekspor diperoleh sebesar 0,1021 6.2.5 Parameter kepuasan nelayan 1. Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan Salah satu persiapan sebelum melaut adalah memastikan adanya perbekalan solar, air bersih, dan es. Pengisian perbekalan ini memanfaatkan fasilitas yang ada di pelabuhan dan melibatkan beberapa instansi terkait. Berdasarkan hasil wawancara dengan 60 responden nelayan maka diperleh hasil sebagai berikut pada Tabel 28.

75 Tabel 28 Presentase jawaban nelayan responden terhadap tingkat penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan Kategori Air (%) Solar (%) Es (%) Rata-rata (%) Tidak puas - - - - Kurang puas 11.67 10 3.33 8.33 Cukup puas 55.00 60 41.67 52.22 Puas 33.33 28.33 53.33 38.33 Sangat puas - - - - Kurang puas 8.33 Puas 38.33 Cukup puas 52.22 Gambar 12 Komposisi penilaian kepuasan nelayan terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan Gambar 12 menjelaskan rata-rata presentase jawaban responden yaitu 52, 22 % menjawab cukup puas terhadap pelayanan perbekalan melaut yang meliputi solar, es, dan air bersih. Hal tersebut dikarenakan pelayanan penyediaan solar disediakan oleh empat SPBB dimana jumlah pasokan solarnya perbulan sebesar 8.480 KL/bulan telah memenuhi rataan permintaan kapal perikanan sebesar 5373,47 KL/bulan. Dengan jumlah pasokan solar yang jauh lebih besar dibandingkan dengan permintaan maka tidak pernah terjadi kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan solar. Pasokan es di PPS Nizam Zachman Jakarta dipenuhi oleh dua pabrik es yang dikelola oleh Perum Prasarana Samudera Cabang Jakarta dan bekerjasama dengan pabrik es swasta sehingga pasokan es selalu mencukupi permintaan. Sedangkan untuk penyediaan air bersih pihak pelabuhan memberikan izin kepada agen-agen air yang berada di luar kawasan pelabuhan untuk turut serta

76 menyediakan air bersih sehingga pasokan air bersih dapat terpenuhi. Dari hasil Berdasarkan rata rata pendapat responden yang diwawancarai dapat diketahui nilai keberhasilan dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan sebesar 52,22 % maka dapat diketahui nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari sub parameter ini adalah 3. Nilai akhir yang diperoleh dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan adalah sebesar 0,099. Gambar 13 SPBB Gambar 14 Tangki air Gambar 15 Pabrik es 2. Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Fasilitas perbaikan terdiri dari docking dan bengkel. Fasilitas perbaikan umumnya digunakan untuk memperbaiki kapal, pengecetan, perbaikan mesin kapal dan alat tangkap agar kapal berada dalam kondisi baik saat beroperasi. Penilaian kepuasan nelayan terhadap pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja penyediaan dan pelayanan

77 fasilitas pemeliharaan dan perbaikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan 60 responden nelayan maka diperleh hasil sebagai berkut pada Tabel 29. Tabel 29 Presentase jawaban nelayan responden terhadap tingkat penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Kategori Docking (%) Bengkel (%) Rata-rata (%) Tidak puas - - - Kurang puas 1.666666667 18.33 10 Cukup Puas 55 35.00 45 Puas 23.33333333 26.67 25 Sangat Puas 20 20 20 Sangat Puas 20 Kurang puas 10 Puas 25 Cukup Puas 45 Gambar 16 Komposisi penilaian kepuasan nelayan terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Gambar 16 menjelaskan rata-rata presentase jawaban responden yaitu 45% menjawab cukup puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan pihak pelabuhan menyediakan dua fasilitas docking yang dijalankan oleh pihak perum dan swasta yaitu PT Proskuneo. Keterampilan petugas dirasakan cukup memuaskan karena petugas yang melakukan pekerjaannya adalah orang-orang yang sudah dilatih sebelumnya dan sudah dipercaya melakukan perbaikan kapal. Biaya jasa bengkel yang berada di pelabuhan dirasakan masih mahal akan tetapi secara keseluruhan pelayanan yang diberikan dirasakan cukup memuaskan dilihat

78 dari hasil perbaikan. Rata rata pendapat responden yang diwawancarai dapat diketahui nilai keberhasilan dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan sebesar 45 % maka dapat diketahui nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari sub parameter ini adalah 3. Maka nilai akhir yang diperoleh dari sub parameter pelayanan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan adalah 0,0648. Gambar 17 Docking (PERUM) Gambar 18 Docking (SWASTA)

79 Gambar 19 Bengkel 3. Penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Fasilitas pendaratan dan pembongkaran terdiri dari dermaga dan kolam pelabuhan. Dermaga merupakan fasilitas tambat labuh dimana terdapat kegiatan bongkar ikan, pengisian perbekalan bahkan perbaikan. Penilaian kepuasan nelayan terhadap pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan 60 responden nelayan maka diperoleh hasil sebagai berkut pada Tabel 30. Tabel 30 Presentase jawaban nelayan responden terhadap tingkat pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Kategori Dermaga (%) Kolam Pelabuhan (%) Rata- rata (%) Tidak puas 3.33 3.33 3.33 Kurang puas 31.67 31.67 31.67 Cukup Puas 53.33 53.33 53.33 Puas 6.67 6.67 6.67 Sangat Puas 6.67 6.67 6.67

80 Puas 6.67 Sangat Puas 6.67 Tidak puas 3.33 Cukup Puas 53.33 Kurang puas 31.67 Gambar 20 Komposisi penilaian kepuasan nelayan terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran Gambar 20 menjelaskan rata-rata presentase jawaban responden yaitu 53.33 % menjawab cukup puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran secara keseluruhan. Hal tersebut didukung oleh kapasitas dermaga yang cukup memuaskan karena terdapat 2 dermaga bongkar yaitu dermaga barat dan dermaga timur. Pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran dinilai cukup baik karena terdapat kemudahan menghubungi petugas dan kemudahan penyampaian keluhan melalui telephon atau mendatangi kantor ksyahbandaran dan perum yang berada dekat dengan dermaga barat jika terdapat kesalahan. Kebersihan dan kondisi pada fasilitas darmaga dinilai cukup memuaskan karena setiap hari ada petugas kebersihan yang membersihkan dermaga. Kolam pelabuhan di PPS Nizam Zachman Jakarta secara fisik sudah cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang datang berlabuh, serta dapat bergerak bebas. Berdasarkan rata rata pendapat responden yang diwawancarai dapat diketahui nilai keberhasilan dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan sebesar 53,33 %. Maka dapat diketahui nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari sub parameter ini adalah 3. Nilai akhir dari sub fasilitas pendaratan dan pembongkaran adalah 0,1598.

81 Gambar 21 Dermaga barat Gambar 22 Dermaga timur Gambar 23 Kolam pelabuhan 4. Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran Fasilitas penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran terdiri dari PPI (pusat pemasaran ikan) dan TPI (tempat pelelangan ikan). Penilaian kepuasan nelayan terhadap pelayanan fasilitas pemasaran perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan 60 responden nelayan maka diperleh hasil sebagai berkut pada Tabel 31. Tabel 31 Presentase jawaban nelayan responden terhadap tingkat pelayanan fasilitas pemasaran Kategori TPI (%) PPI (%) Rata-rata (%) Tidak puas 5 2.5 Kurang puas 16.67 8.33 Cukup Puas 58.33 29.17 Puas 15.00 100 60 Sangat Puas - - -

82 Tidak puas 2.5 Kurang puas 8.33 Cukup Puas 29.17 Puas 60 Gambar 24 Komposisi penilaian kepuasan nelayan terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran Gambar 24 menjelaskan rata-rata presentase jawaban responden yaitu 60 % menjawab cukup puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran secara keseluruhan. Gambar 25 Pusat Pemasaran Ikan Pusat pemasaran ikan merupakan fasilitas yang disediakan oleh pihak pelabuhan untuk memasarkan hasil tangkapan untuk kemudian dapat didistribusikan ke daerah-daerah sekitar Jabodetabek untuk konsumsi lokal.

83 Gambar 26 Tempat Pelelangan Ikan TPI (tempat pelelangan ikan) dirasakan cukup memuaskan karena TPI ini dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti ruang pelelangan dan ruang administrasi. Ruang pelelangan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yaitu pipa pipa penyiraman yang terletak di lantai di tengah gedung dan dilengkapi dengan kran dan selang, sehingga kondisi TPI cukup baik. Berdasarkan rata rata pendapat responden yang diwawancarai dapat diketahui nilai keberhasilan dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan sebesar 60 % maka dapat diketahui nilai 1 (skor nilai keberhasilan) dari sub parameter ini adalah 4. Maka nilai akhir yang diperoleh dari sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran adalah 0,1440. 6.3 Bahasan Terangkum Berikut parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan perhitungan terhadap kinerja PPS Nizam Zachman Jakarta, yaitu parameter produksi, parameter frekuensi kunjungan kapal, parameter penyerapan perbekalan, parameter pemasaran, dan parameter kepuasan nelayan. Pada parameter produksi, pencapaian jumlah produksi ikan tahun 2008 di PPS Nizam Zachman Jakarta jumlahnya sangat besar yaitu 84.428,34 ton/tahun, sedangkan untuk standar indikator jumlah produksi perikanan untuk ukuran PPS berdasarkan (Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor:

84 432/DPT3/Ot.220.D3/I/2008) hanya sebesar 21.960 ton/tahun. nilai keberhasilan dari parameter produksi didapat sebesar 384,46 %. Tingginya nilai produksi di PPS Nizam Zachman dipengaruhi oleh produksi ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta berasal dari dua sumber yaitu dari darat dan laut, angka konsumsi masyarakat yang tinggi sehingga pihak PPS Nizam Zachman harus menyediakan produksi ikan yang mencukupi kebutuhan konsumsi ikan. Pada tahun 2004-2008 produksi perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta mengalami peningkatan sebesar 14.664 ton setiap tahunnya. Sehingga Nilai parameter produksi perlu dipertahankan karena memiliki nilai yang tinggi yang dapat mempengaruhi penilaian terhadap kinerja PPS Nizam Zachman. Pada parameter frekuensi kunjungan kapal, pencapaian jumlah frekuensi kunjungan kapal di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 hanya sebesar 3.276 kali/tahun, jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan standar indikator berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/OT.220.D3/I/2008 yang digunakan untuk ukuran frekuensi kunjungan kapal di PPS yaitu 36.600 kali/tahun, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan di PPS Nizam Zachman Jakarta didominasi oleh kapal-kapal dengan ukuran > 30 GT, dimana kapal dengan ukuran > 30 GT merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan yang memiliki daerah penangkapan ikan mencapai perairan Samudera Hindia meliputi perairan Barat Sumatera dan perairan Selatan Jawa dan hasil tangkapan yang diperoleh untuk tujuan ekspor, sehingga lama trip kapal-kapal tersebut mencapai berbulanbulan sehingga frekuensi jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan cenderung sedikit selain itu masih banyak kapal-kapal yang mendaratkan kapalnya di PPI Muara Angke. Sehingga Nilai parameter frekuensi kunjungan kapal perlu ditingkatkan lagi karena memiliki nilai yang sangat rendah untuk ukuran PPS, hal tersebut dapat mempengaruhi penilaian terhadap kinerja PPS Nizam Zachman jika tidak dilakukan peningkatan. Pada parameter penyedian perbekalan melaut yang meliputi sub parameter BBM memiliki pencapaian nilai sebesar 81.601,00 ton/tahun pada tahun 2008, jumlah tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan standar indikator berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Keputusan Direktur

85 Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/OT.220.D3/I/2008 bahwa volume perbekalan solar untuk ukuran PPS yaitu 36.600 ton/tahun. Hal tersebut didukung oleh kebutuhan solar armada penangkapan ikan di kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta disuplai oleh empat unit Stasiun Pengisi Bahan Bakar (SPBB), yaitu PT. Tri Harun Samudera dan PT. Fajarida Adhitama yang berada di dermaga barat, SPBB Bumi Yaso Panduta Artha dan SPBB Segara Lanjut Ditya berada di dermaga timur. Pengelolaan SPBB ditangani oleh pihak swasta yang bekerja sama dengan pihak PERUM melalui perjanjian kerjasama. Kondisi keempat SPBB dalam keadaan bekerja optimal untuk melayani kebutuhan kapal. Keempat SPBB ini mempunyai kuota solar yang berbeda-beda dari Pertamina. Kuota tersebut bergantung pada prestasi penjualan suatu SPBB ke kapal. SPBB Tri Harun Samudera dengan no. SPBB 37.0104 mendapatkan kuota solar dari pertamina sebesar 4.500 KL/bulan, SPBB Fajarida Adhitama dengan no. SPBB 37.0101 mendapatkan kuota solar dari pertamina sebesar 1.280 KL/bulan, SPBB Bumi Yaso Panduta Artha dengan no. SPBB 37.0108 mendapatkan kuota solar dari pertamina sebesar 1.200 KL/bulan dan SPBB Segara Lanjut Ditya dengan no. SPBB 37.0107 mendapatkan kuota solar dari pertamina sebesar 1.500 KL/bulan. Kuota solar dari Pertamina untuk PPS Nizam Zachman Jakarta sebesar 8.480 KL/bulan dan rata-rata permintaan solar ke Pertamina dari keempat SPBB sebesar 5.440 KL/bulan. Hal tersebut menggambarkan bahwa SPBB di PPS Nizam Zachman Jakarta tidak akan kekurangan persediaan solar, karena adanya sisa kuota sebesar 3.040 KL/bulan. Sehingga Nilai parameter penyedian perbekalan melaut yang meliputi sub parameter BBM perlu dipertahankan karena memiliki nilai pencapaian yang tinggi dibandingkan dengan standarnya, hal tersebut mempengaruhi penilaian terhadap kinerja PPS Nizam Zachman menjadi tinggi. Pencapaian penyerapan perbekalan es di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 sebesar 41.266 ton/tahun. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan standar indikator berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/OT.220.D3/I/2008 volume penyerapan perbekalan es untuk ukuran PPS yaitu sebesar 43.920 ton/tahun. Nilai pencapaian penyerapan perbekalan es tahun 2008 di PPS Nizam Zachman Jakarta masih dibawah standar yang telah

86 disebutkan untuk ukuran PPS. Sehingga Nilai parameter penyediaan perbekalan melaut berupa es perlu ditingkatkan lagi karena memiliki nilai di bawah standar yang diberlakukan untuk ukuran PPS, hal tersebut dapat mempengaruhi penilaian terhadap kinerja PPS Nizam Zachman jika tidak dilakukan peningkatan. Pencapaian penyerapan perbekalan air bersih di PPS Nizam Zachman Jakarta sebesar 446.362,00 ton/tahun, jumlah tersebut cukup besar. Hal itu dapat diartikan bahwa penyerapan perbekalan air bersih di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 telah melebihi standar indikator berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/OT.220.D3/I/2008 untuk PPS yaitu 366.000 ton/tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena pihak pelabuhan selalu mengupayakan agar kebutuhan air bersih untuk kegiatan operasional pelabuhan dapat dipenuhi. Penyediaan air bersih untuk kebutuhan operasional pelabuhan diperoleh dari Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, agar pasokan air bersih tidak kurang dan dapat terpenuhi seluruh kebutuhan operasional pelabuhan maka pihak pelabuhan mengadakan kerjasama dengan agen-agen air dari luar kawasan pelabuhan sehingga kebutuhan air bersih. Sehingga Nilai parameter penyedian perbekalan melaut yang meliputi sub parameter air bersih perlu dipertahankan karena memiliki nilai pencapaian yang tinggi dibandingkan dengan standarnya, hal tersebut mempengaruhi penilaian terhadap kinerja PPS Nizam Zachman menjadi tinggi. Parameter pemasaran yang meliputi sub parameter lokal memiliki nilai keberhasilan sebesar 42,67 %. Pemasaran ikan untuk lokal memiliki skor nilai keberhasilan yang cukup tinggi karena sebagian besar produksi perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta didistribusikan ke daerah-daerah di sekitar Jabodetabek seperti Depok, tanggerang, Bekasi bahkan sampai ke Sukabumi dan Cilegon, parameter pemasaran yang meliputi sub parameter regional memiliki nilai keberhasilan sebesar 21.15 %. Pemasaran ikan untuk regional memiliki skor nilai keberhasilan yang tidak terlalu besar, karena proporsi produksi perikanan lebih besar didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Parameter pemasaran yang meliputi sub parameter ekspor memiliki nilai keberhasilan sebesar 36.17 %. Pemasaran ikan untuk ekspor memiliki skor nilai keberhasilan yang cukup karena

87 kurang lebih 1/3 produksi perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta diekspor untuk memenuhi permintaan akan ikan segar maupun beku dari negara-negara lain seperti Asia, Amerika, dan Eropa. Parameter pemasaran perlu dilakukan peningkatan karena rata-rata nilai keberhasilan yang diperoleh tidak terlalu besar, hal tersebut mempengaruhi penilaian terhadap kinerja pelabuhan. Parameter kepuasan nelayan yang meliputi sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan, sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran, dan sub parameter penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran. Secara umum nilai keberhasilan dari semua sub parameter kepuasan nelayan memiliki nilai yang sama yaitu rata-rata responden cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan yaitu dengan skor keberhasilan 3. Sehingga Nilai parameter kepuasan nelayan perlu ditingkatkan lagi menjadi puas atau sangat puas, karena nilai pencapaian yang diperoleh dari parameter kepuasan nelayan dirasakan masih kurang, dan hal tersebut mempengaruhi penilaian terhadap kinerja PPS Nizam Zachman. Berdasarkan parameter-parameter yang telah disebutkan di atas maka parameter yang perlu dipertahankan diantaranya parameter produksi, parameter penyerapan perbekalan. Sedangkan yang perlu ditingkatkan khususnya adalah parameter frekuensi kunjungan kapal yang memiliki nilai pencapaian yang rendah, selain itu parameter pemasaran dan parameter kepuasan nelayan perlu mendapatkan perhatian agar dapat meningkat dari sebelumnya untuk menghasilkan penilaian kinerja operasional pelabuhan menjadi lebih tinggi.