INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN EMPATI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah. factor.adapun factor yang apling dominan adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

ABSTRAK Hubungan antara Derajat Stres Kerja dan Kepuasan Kerja pada Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Cimahi Stephen P.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Lazarus Folkman

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

Gede Arioka Dwipayana 1, Atik Badi ah 2, Endang Lestiawati 3 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN STRES KERJA PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002).

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRESS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG ICU RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Deden Iwan Setiawan INTISARI Latar Belakang : Stress adalah suatu respon dari dalam tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh perbedaan individu, proses psikologis dan juga ditimbulkan oleh banyaknya pekerjaan serta lingkungan kerja yang menjadi stressor (Hawari, 2001). Kondisi kerja merupakan tanggapan individu terhadap lingkungan pekerjaan yang meliputi lingkungan fisik maupun hubungan kerja antar tim (Nursalam, 2008). Beban kerja sebagai sumber stress disebabkan karena kelebihan beban kerja baik beban kerja langsung maupun beban kerja tidak langsung (Ilyas, 2000). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi kerja dan beban kerja dengan tingkat stress perawat di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah Cross Sectional dengan subyek penelitiannya adalah perawat pelaksana di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, yang diambil secara Total Sampling (n=15). Metode pengumpulan data menggunakan Kuesioner dan Daily Log. Uji validitas dan rehabilitas tidak dilakukan, karena instrumen yang digunakan diadopsi langsung dan sudah di bakukan oleh Nursalam, (2008) dan Ilyas, (2002). Hasil : Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, di dapatkan bahwa, sebagian besar perawat memiliki kondisi kerja pada tingkat ringan, beban kerja pada tingkat sedang dan stress perawat pada tingkat ringan. Dari hasil uji statistik Korelasi Kendall Tau didapatkan hubungan antara kondisi kerja dengan tingkat stress diperoleh hasil -value sebesar 0,050 dengan sebesar -0,509, dan hubungan antara beban kerja dengan tingkat stress diperoleh hasil -value sebesar 0,023 dengan sebesar 0,607. Kesimpulan : Hasil penelitian di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, menunjukkan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana di ruang ICU dengan arah hubungan yang negatif, dan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana di ruang ICU dengan arah hubungan yang positif. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

Pendahuluan Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi social dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya di tandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu pelayanan rumah sakit sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber daya manusia (4). Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 983 / Menkes / SK / XII / 1992, menyebutkan bahwa rumah sakit adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan subspesialistik, serta memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau masyarakat, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu pelayanan sentral di rumah sakit adalah bagian Intensive Care Unit (ICU). Bagian pelayanan ICU membutuhkan sumber daya tenaga dokter dan perawat terlatih yang sangat spesifik dan jumlahnya saat ini di Indonesia sangat terbatas(10). Pekerja kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun sifatnya. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja rumag sakit banyak terpapar sengan berbagai factor yang dapat menimbulkan dampak negative dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka. Mereka selalu berhubungan dengan berbagai bahaya potensial, dimana bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi kesehatan mereka (5). Sumber daya yang paling penting dalam pengelolaan ruangan adalah perawat, dimana perawat yang selalu ada di ruang dan merupakan jumlah terbesar dari seluruh petugas yang ada di sebuah rumah sakit. Keberadaan perawat sebagai ujung tombak pelayanan harus benar - benar diperhatikan dan dikelola secara professional, sehingga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan juga untuk kemajuan rumah sakit itu sendiri RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten adalah Rumah Sakit rujukan yang ada di kota Klaten. Berdasarkan hasil studi pendahuluan oleh peneliti 17-19 Januari 2011 terhadap 10 perawat yang ada di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, jumlah perawat di ruang Intensiv Care Unit (ICU) RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten adalah sebanyak 17 orang perawat tetap termasuk kepala ruang. Dengan pembagian shift 5 orang shift pagi, 3 orang shift sore, 3 orang shift malam dan sisanya libur, data tempat tidur sebanyak 8 (delapan) buah dengan BOR 60%. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara kondisi kerja dan beban kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode Penelitian Penelitian ini merupkan penelitian Deskriptif Analitik yaitu mencari hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lain yang terdapat dalam satu populasi yang sama, dengan rancangan Cross Sectional. Cross Sectional merupakan salah satu bentuk studi observasional (Non Eksperimental) yang paling sering dilakukan mencangkup semua jenis penelitian yang pengukuran variabelnya dilakukan dalam waktu yang bersamaan (3). Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi hubungan antara kondisi kerja dan beban kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana

di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten melalui observasi menggunakan lembar Daily Log dan Kuesioner, kemudian dilakukan analisis untuk mencari hubungan antara kondisi kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana dan hubungan antara beban kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi kerja perawat pelaksana di ruang ICU yaitu dengan menggunakan: 1.Kuesioner A Kuesioner A terdiri dari 16 item pernyataan dengan menggunakan skala likert 1 4, dengan parameter pengkategoriannya yaitu : a. Skor 1 16= Kondisi kerja tingkat berat b. Skor 17 33= Kondisi kerja tingkat sedang c. Skor 34 50= Kondisi kerja tingkat ringan d. Skor > 50= Kondisi kerja menyenangkan (16). 2.Lembar Chek List Daily Log Pengukuran beban kerja menggunakan metode lembar Chek List Daily Log yang diisi oleh responden, dengan menjumlahkan waktu yang digunakan untuk kegiatan langsung (kegiatan keperawatan yang langsung berhubungan dengan pasien) dan kegiatan tidak langsung (kegiatan keperawatan yang tidak langsung berhubungan dengan pasien) pada setiap shift jaga. Kegiatan ditulis tiap 10 menit selama 24 jam yang di bagi menjadi 3 Shift. Pada saat pengisian Daily Log perawat dibantu oleh asisten, asisten yang dimaksud disini adalah mahasiswa yang sedang melakukan KOMUDA di ruang ICU pada saat penelitian berlangsung dan kepala ruang yang juga ikut membantu untuk mengarahkan dalam pengisian. Parameter pengkategoriannya yaitu: a. > 80% dari jam kerja= Beban kerja tingkat berat b. 60% dari jam kerja = Beban kerja tingkat sedang c. < 60 % dari jam kerja= Beban kerja tingkat ringan Nilai ini menggunakan waktu kerja optimal seperti yang dinyatakan(7), bahwa memang tidak mungkin mengharapkan tenaga menggunakan 100% waktu kerjanya untuk kegiatan produktif, karena adanya faktor kelelahan dan kejenuhan, sehingga penggunaan waktu kerja yang optimal sebesar 80%. 3.Kuesioner B Kuesioner B terdiri dari 35 item pertanyaan dengan menggunakan sekala likert 1 4 dengan parameter pengkategoriannya yaitu: a. Skor 1 35= Stress tingkat ringan b. Skor 36 50= Stress tingkat sedang c. Skor 51 100=Stress tingkat berat(16). Hasil dan Pembahasan Responden pada penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bertugas di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, (n = 15). Karakteristik responden yang diambil dalam penelitian ini antara lain usia, masa kerja dan pendidikan. Berikut adalah karakteristik usia, masa kerja dan pendidikan perawat di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yaitu: Tabel 4.5. Tabulasi Silang antara Kondisi Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan persentase terbesar responden dengan kondisi kerja tingkat sedang memiliki stress kerja tingkat sedang sebesar (6,7%), sedangkan persentase terbesar responden dengan kondisi kerja tingkat ringan memiliki tingkat stress kerja tingkat sedang sebesar (33,3%) dan presentase terbesar responden dengan kondisi kerja menyenangkan memiliki stress kerja tingkat ringan sebesar (33,3%). Hasil uji statistik Korelasi Kendall Tau diperoleh nilai -value sebesar 0,050 dengan sebesar -0,509, yang mana -value = 0.05. Ketentuan yang berlaku adalah jika - value >0.05 maka Ho diterima dan apabila - value 0,05 maka Ho ditolak. Karena 0,050 = 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Hubungan antara Beban Kerja dengan Tingkat Stress Berdasarkan data penelitian yang diperoleh di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tentang beban kerja perawat dengan tingkat stress perawat pelaksana. Berikut ini adalah hasil olah analisa bivariat antara kedua variabel: PEMBAHASAN 1. Kondisi Kerja Kondisi kerja perawat di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar responden sebanyak (53,3%) menyatakan bahwa kondisi kerja tingkat ringan. Kondisi kerja akan mempengaruhi lingkungan kerja yang dapat menimbulkan stres karena perubahan lingkungan akan merangsang sikap pekerja untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja (24). Kondisi kerja sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja di tempat tersebut, yang dimaksud disini adalah kondisi tempat kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi stress (20). Kondisi kerja yang lingkungannya tidak baik sangat potensial menimbulkan stress kerja. Stress di lingkungan kerja tidak dapat

dihindari, yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelola, mengatasi atau mencegah terjadinya stress kerja tersebut, sehingga tidak mengganggu pekerjaan (17). 2. Beban Kerja Beban kerja perawat di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar (53,3%), menyatakan beban kerja tingkat sedang. Beban kerja ini tidak terlepas dari masing-masing individu perawat karena setiap individu memiliki daerah kerja dimana beban kerja yang tidak sesuai dapat menimbulkan stres kerja, bila teberat akan menimbulkan kelelahan dan bila beban kerja terlalu ringan dapat menimbulkan kebosanan, tidak tertarik dan kelelahan kerja (7). Beban kerja dapat mempengaruhi prestasi kerja atau performan, maka unit-unit keperawatan perlu mengkaji tingkat beban kerjanya, dikaitkan dengan perbedaan waktu. Perawat di ruang ICU juga melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam dan bekerja secara bergiliran atau shift jaga. Dalam shift jaga, perbandingan jumlah perawat dalam satu shift jaga sering tidak seimbang dengan jumlah pasien, terutama pada saat shift malam yang dianggap beban kerjanya lebih sedikit di bandingkan shift siang atau shift sore. Akibatnya perawat sering bekerja melebihi kapasitasnya (13). 3. Stress Kerja Stress kerja perawat di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar responden (53,3%) menyatakan stress kerja tingkat ringan. Pada fase resistensi perawat mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatasi stresor. Tubuh berusaha mengimbangi proses fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali kekeadaan normal dan pada waktu yang sama tubuh mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress akan menurun tetapi bila tidak stressor akan berjalan terus dan ketahanan tubuh untuk beradaptasi akan habis karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi. Bila ketahanan tubuh habis maka akan berpengaruh terhadap kognitif dan emosi ini memacu terjadinya perubahan perilaku terutama bila stres terjadi berkepanjangan. Perubahan ini meliputi penurunan minat dan aktivitas penurunan energi, tidak masuk atau terlambat, cenderung mengekspreksikan pandangan sinis pada pasien atau teman kerja cenderung melemahkan tanggung jawab terhadap kekurangan pada orang lain, serta mengalami gangguan tidur (16). Selama stress berlangsung, akan menimbulkan reaksi kimiawi dalam tubuh manusia (Neurotransmitter) yang mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain meningkatnya tekanan darah, metabolisme meningkat. Reaksi kimia tersebut padadasarnya merupakan senjata yang diperlukan manusia untuk menghadapi dan menyesuaikan terhadap gangguan-gangguan diatas. Masalahnya terletak pada karakteristik sosio kultural masyarakat sekarang yang semakin tidak toleran dengan penggunaan senjata tersebut diatas, sehingga reaksi kimia yang tidak tersalurkan justru meninbulkan reaksi balik yang menjadi bumerang bagi yang bersangkutan (25). Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Pengertian dari tingkat stress adalah muncul dari adanya kondisi kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh

Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan langkah langkah penelitian mulai dari pengumpulan data, pengolahan dan penyajian hasil dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden terbesar berumur antara 36 40 tahun. dengan lama kerja < 5 tahun dan 5-10 tahun. Sebagian besar responden masih didominasi oleh perawat berpendidikan D III. 2. Sebagian besar perawat menyatakan kondisi kerja berada pada tingkat ringan, sedangkan beban kerja berada pada tingkat sedang dan stress berada pada tingkat ringan. 3. Ada hubungan yang signifikan antara kondisi kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan arah hubungan yang negatif, yang berarti bahwa semakin menyenangkan kondisi kerja perawat maka stress kerja perawat akan semakin ringan. 4. Ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan tingkat stress perawat pelaksana di ruang ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan arah hubungan yang positif, yang berarti bahwa semakin berat beban kerja perawat maka stress kerja perawat juga akan semakin berat Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jakarta. 5. Departemen Kesehatan RI. (2003). Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta Daftar Pustaka 1. Arwani dan Heru Supriyatno. (2004). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakrta: Kedokteran EGC 2. Anoraga, Panji. (2004). Psikologi kerja. Rineka cipta. Jakarta 3. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta:Jakarta 4. Departemen Kesehatan RI, (2002). Pedoman Umum Pengenalan Masalah Psikososial Bagi Petugas Kesehatan/Puskesmas. Direktorat