BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB II KAJIAN TEORITIS

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berfikir kompleks dan abstrak. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan. disajikan dengan strategi yang menarik bagi siswa.

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

DISTRIBUSI FREKUENSI PRETES KONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE TAI DAN TIPE TPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB II KAJIAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB II LANDASAN TEORI

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, berdisiplin,

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

HIDAYAT PRABAWA A54B0

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi. dengan Teks Eksposisi pada Kurikulum 2013

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

M A K A L A H. Disusun oleh : WIWI WIYATI NIM

Kata Kunci: Pengaruh STAD Wacana-Menulis Karangan Argumentasi PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

Dedi Kurniawan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan. Syah (2006: 92) mengatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 21). Djibran (2008: 17) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur. Menulis menurut Gie (2002: 3) diistilahkan mengarang, yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Menulis dipergunakan sesorang untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata yang jelas dan baik. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan atau buah pikiran melalui tulisan. Buah pikiran tersebut dapat berupa pendapat, pengetahuan, 8

9 pengalaman, keinginan, atau pun perasaan seseorang. Menulis tidak hanya mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis melalui media bahasa tulis saja tetapi meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca. 2. Ciri-ciri Tulisan yang Baik Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki cirri-ciri a) kesesuaian judul dengan isi tulisan, b) ketepatan penggunaan ejan dan tanda baca, c) ketepatan dalam struktur kalimat, d) kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap paragraf. Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Lain halnya dengn Enre (1988: 9) yang mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri a) bermakna, b) jelas, c) padu dan utuh, d) ekonomis, dan d) mengikuti kaidah gramatikal. Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan. Kebermaknaan tulisan didukung oleh kejelasan tulisan tersebut. Tulisan dapat disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan yang tetap dan menangkap makna yang ada dalam tulisan tersebut. Selain bermakna dan jelas, tulisan yang baik memiliki kepaduan dan utuh. Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan mudah. Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian tulisan dengan jelas sesuai perencanaan dan bagian-bagiannya dihubungkan dengan yang lain. Tulisan yang baik juga tidak menggunakan kata yang berlebihan. Selain itu,

10 tulisan padat dan lurus ke depan. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatikal, menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal. Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis. B. Karangan Eksposisi 1. Pengertian Karangan Eksposisi Eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Dalam karangan eksposisi, penulis tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca, setiap pembaca boleh menolak atau menerima apa yang dikemukakan oleh penulis (Keraf, 1986: 3-4). Nasucha (2009: 50) dalam bukunya mengungkapkan paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk menyajikan pengetahuan/ ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara dan proses terjadinya sesuatu.

11 Lain halnya dengan Alwasilah (2005: 111) yang menyatakan eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi petunjuk kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa eksposisi adalah suatu bentuk tulisan atau retorika untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Eksposisi juga mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras. 2. Teknik Penulisan Karangan Eksposisi Keterampilan penulis memadukan dua unsur yaitu sifat topik yang ditulis dan teknik penyajian yang digunakan dengan rangkaian bahasa yang baik dan lancar akan menandai kualitas sebuah eksposisi. Eksposisi mengandung tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh eksposisi, dan kesimpulan. Pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan memilih topik itu, luas lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan. Pada tulisan populer, pendahuluan tidak perlu menyajikan semua unsur yang dikemukakan sebelumnya, cukup dipilih beberapa saja dari semua segi di atas untuk mengembangkan tulisan eksposisi.

12 Pada tubuh eksposisi, penulis harus mengembangkan sebuah organisasi atau kerangka karangan terlebih dahulu. kesimpulan dalam karangan eksposisi tidak mengarah pada usaha mempengaruhi pembaca. Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat pendapat atau kesimpulan yang diterima atau ditolak pembaca. hal terpenting dalam menulis eksposisi, penulis mampu menyajikan informasi untuk memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca (Keraf, 1986: 8-10). 3. Syarat Menulis Eksposisi Karangan eksposisi bertujuan untuk memperluas pengetahuan pembaca. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu. Keraf (1986: 6) menyatakan (1) penulis mengetahui seba sedikitnya tentang subjeknya, dengan demikian penulis dapat mengembangkan penetahuannya mengenai subjeknya untuk kemudian ditampilkan dalam tulisan; (2) penulis harus mampu menganalisis persoalan yang ada dengan jelas dan konkret. 4. Metode Menulis Eksposisi Penulisan karangan eksposisi dapat menggunakan beberapa metode. Metodemetode tersebut adalah metode identifikasi, metode perbandingan, metode ilustrasi atau eksemplifikasi, metode klasifikasi, metode definisi, dan metode analisis (analisis bagian, analisis fungsional, analisis proses, analisis kausal) (Keraf, 1986: 7). Berikut akan dijelaskan mengenai metode-metode tersebut. Identifikasi merupakan suatu metode untuk menggarap sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan apa itu?, siapa itu?. Berdasarkan hubungan ini makna yang tepat untuk pengertian identifikasi adalah proses penyebutan unsur-unsur

13 yang membentuk suatu hal sehingga ia dikenal sebagai hal tersebut, dengan kata lain metode identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek tersebut. Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-dasar tertentu. Tujuan perbandingan adalah membicarakan sesuatu yang dianggap belum diketahui pembaca, dengan membandingkannya dengan hal lain yang udah dianggap sudah diketahui oleh para pembaca. Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambar atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau sebuah gagasan umum. Dalam metode ilustrasi atau eksemplifikasi pengarang ingin menjelaskan suatu prinsip umum atau suatu kaidah yang lebih luas lingkupnya dengan mengutip atau menunjukkan suatu pokok yang khusus yang tercakup dalam prinsip umum atau kaidah yang lebih luas cakupannya itu. Klasifikasi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia. Klasifikasi merupakan metode untuk menempatkan barang-barang dalam suatu sistem kelas. Klasifikasi juga merupakan metode yang sering dipakai dalam menyusun kaidahkaidah ilmiah, khususnya untuk sampai pada suatu pengetahuan baru. Definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan batas-batas penggunaan sebuah kata, seperti tampak dalam makna dari unsur-unsur kata itu sendiri. Definisi juga dapat digunakan sbagai suatu metode penulisan eksposisi.

14 definisi memberikan pengetahuan kepada kita barang itu sebenarnya apa. Analisis adalah suatu cara membagi-bagi subjek ke dalam komponenkomponennya. Jadi, analisis berarti melepaskan, menanggalkan, atau menguraikan sesuatu yang terikat. Analisis sama sekali tidak menciptakan komponen-komponen. Bagian-bagian itu ditemukan oleh penulis, bukan diciptakan oleh penulis, dengan menemukan bagian-bagian itu penulis meminta pembaca untuk memperhatikan bagian-bagian tersebut. Pada penelitian ini, penggunaan metode menulis eksposisi siswa tidak difokuskan pada salah satu metode. Jadi, penelitian ini terfokus pada penggunaan teknik think-pair-share untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi terutama di SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul. C. Teknik Think-Pair-Share (berpikir-berpasangan-berbagi) Teknik think-pair-share timbul dari penelitian tentang cooperative learning. Teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berbagi dikembangkan oleh Frank Lyman sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning (Lie, 2008: 57). Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi dari siswa. Sementara itu, Arends (2008: 15-16) menjelaskan langkah-langkah penerapan teknik tersebut atas langkah 1_Thinking, langkah 2_Pairing, dan langkah 3_Sharing. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, penerapan teknik think-pair-share pada

15 pembelajaran menulis eksposisi adalah sebagai berikut. 1. Langkah 1_Thinking Guru mengajukan pertanyaan atau tugas pelatihan`mengenai menulis eksposisi. Siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau mengerjakan tugas itu secara individual dalam waktu tertentu yang dibatasi, misalnya 5 menit. 2. Langkah 2_Pairing Dalam periode ini, setiap siswa diminta untuk bekerja berpasangan dengan pasangannya masing-masing untuk mendiskusikan segala hasil pemikiran atau pekerjaan masing-masing. interaksi dalam tahap ini bias berupa saling berbagi jawaban atau saling mengoreksi hasil pekerjaan, atau saling memberi masukan terhadap pekerjaan itu. 3. Langkah 3_Sharing Dalam periode ini, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah didiskusikan atau dibicarakan bersama pasangannya dengan seluruh kelompok atau kelas. Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka. Suprijono (2009: 91) menyatakan pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Selanjutnya, Pairing, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Pasangan-pasangan itu diberi kesempatan untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan

16 pasangan seluruh kelas. Tahap ini disebut dengan Sharing. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan kerja sama antara peserta didik dalam kelompok. Pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep bila mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya, hal itu yang mendasarinya. Melalui teknik ini pula siswa diharapkan bekerja sama secara kelompok dalam pembelajaran menulis eksposisi sehingga meringankan dan membantu siswa yang kurang mampu menjadi mampu. Teknik ini juga memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dan mengkomunikasikan pemikirannya kepada siswa lain. Think-pair-share (berpikirberpasangan-berbagi) dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap think (tahap berpikir), pair (tahap berpasangan), dan share (tahap berbagi). Prosedur pelaksanaan think-pair-share adalah sebagai berikut (Lie, 2008 :58). 1. Siswa membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri dari 4 orang. 2. Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi paragraf. 3. Guru memberikan pengertian tentang paragraf eksposisi. 4. Guru memimpin diskusi kecil untuk membahas tugas siswa dalam mengidentifikasi paragraf. 5. Siswa merencanakan tema untuk penulisan paragraf eksposisi. 6. Siswa memikirkan secara individu ide pokok yang akan dikembangkan menjadi paragraf eksposisi berdasarkan tema yang telah disepakati. (think) 7. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

17 berdiskusi dengan pasangannya mengenai masalah-masalah yang perlu diungkapkan dalam paragraf eksposisi. (pair) 8. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok kecilnya (4 orang). Siswa membagikan hasil kerja atau berbagi dalam kelompoknya dan mendiskusikannya. (share) 9. Setelah diskusi selesai, masing-masing siswa memikirkan hasil diskusi yang telah dilakukan. (think) 10. Siswa kembali berdiskusi dan menukar pekerjaannya dengan teman sebangku untuk diberi masukan-masukan. (pair) 11. Setelah diskusi selesai, masing-masing siswa mulai mengembangkan ide pokoknya menjadi sebuah paragraf eksposisi atau karangan eksposisi. 12. Guru menambah pokok permasalahan yang belum diutarakan siswa. 13. Siswa memikirkan masukan dari guru. 14. Siswa melaanjutkan tulisannya menjadi paragraf eksposisi yang sempurna. Dalam pelaksanaan teknik ini guru menjelaskan materi dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak sehingga mereka mudah menanggapi dan memusatkan perhatian. Titik pusat (fokus) dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang akan dipecahkan atau merumuskan konsep yang akan ditemukan. Guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan. Guru akan membiarkan dan memberi kesempatan kepada para siswa untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Siswa diupayakan untuk belajar sambil

18 bekerja dan belajar bersama dalam kelompok. Tugas yang berat dikerjakan seorang diri akan menjadi mudah bila dikerjakan bersama. Siswa yang egois akan menyadari pentingnya hidup bersama dalam hal tertentu. Siswa pun akan terbiasa menghargai pendapat orang lain dari belajar bersama. Siswa yang belum mengerti penjelasan guru akan menjadi mengerti dari hasil penjelasan dan diskusi mereka dalam kelompok. Think-pair-share ini juga memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) membantu siswa menuangkan ide mereka dan memperbaiki pemahaman. Teknik ini cocok digunakan di SMA karena kondisi siswa SMA yang masih dalam masa remaja yang membuat mereka menyukai hal baru dan lebih terbuka dengan teman seumuran mereka dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Berdasarkan hal tersebut teknik think-pair-share (berpikir-berpasanganberbagi) diyakini dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi. Penggunaan teknik ini dapat membantu siswa untuk bekerja sama sekaligus juga mandiri. Siswa yang merasa kurang mampu menjadi mampu karena adanya kerja sama dengan teman yang mampu. Proses atau langkah-langkah pembelajaran menulis eksposisi dengan teknik think-pair-share (berpikirberpasangan-berbagi) digambarkan sebagai berikut.

19 Teknik Think-Pair-Share (Berpikir-Berpasangan- Berbagi) Pembelajaran Menulis Eksposisi Think (siswa memikirkan secara individu ide pokok karangan eksposisi) Pair (siswa berpasangan untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah yang perlu diungkapkan dalam karangan eksposisi) Karangan Eksposisi Siswa Share (siswa membagikan hasil kerja atau berbagi dalam kelompoknya dan mendiskusikannya) Gambar 1: Proses atau Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Teknik Think-Pair-Share (berpikirberpasangan-berbagi)

20 D. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian berjudul keefektifan strategi word map (peta kata) terhadap peningkatan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta Purwanasari (2007). Kesimpulan penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan strategi word map (peta kata). Penelitia Purwanasari memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan desain penelitian eksperimen. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Purwanasari menggunakan strategi word map (peta kata) sedangkan penelitian ini menggunakan teknik thinkpair-share. Penelitian yang berjudul efektifitas penggunaan teknik quantum writing terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMAN 2 Bnguntapan Bantul oleh Aruwiyantoko (2009) juga relevan dengan penelitian yang dilakukan. Kesimpulan penelitian oleh Aruwiyantoko adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan teknik quantum writing. Penelitian Aruwiyantoko memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan desain penelitian eksperimen. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Aruwiyantoko menggunakan teknik quantum writing sedangkan penelitian ini menggunakan teknik think-pair-share.

21 Penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berjudul keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe think-pairsquare dalam meningkatkan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Godean oleh Jantiningsih (2011). Kesimpulan penelitian oleh Jantiningsih adalah meningkatnya keterampilan menulis eksposisi pada siswa dan efektifnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-square. Penelitian Jantiningsih memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pada pembahasan mengenai eksposisi dengan desain penelitian eksperimen dan mengunakan pembelajaran kooperatif. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penelitian Jantiningsih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-square sedangkan penelitian ini menggunakan teknik think-pair-share. E. Kerangka Pikir Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kebahasaan yang penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Menulis menjadi keterampilan yang paling sulit dibanding keterampilan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang mendukung agar tercapai pembelajaran menulis yang efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Salah satu alternatif untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi belajar dapat digunakan teknik think-pair-share. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar

22 dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai berpikir-berpasanganberbagi yang dikembangkan oleh Frank Lyman. Teknik ini memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain dan mengkomunikasikan pemikirannya. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul melalui teknik thinkpair-share ini diharapkan dapat bekerja sama secara kelompok dan membantu siswa yang tidak mampu menjadi mampu. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah pembelajaran kooperatif yang merupakan salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan paham kontruktivisme. Dalam teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) peserta didik bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik. Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) menekankan kerja sama antar peserta didik dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Pada teknik think-pairshare (berpikir-berpasangan-berbagi) yang merupakan pembelajaran kooperatif kelompok belajar yang mencapai hasil belajar maksimal diberikan penghargaan. Pemberian penghargaan ini adalah untuk merangsang munculnya dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.

23 Berdasarkan hal tersebut, teknik think-pair-share (berpikir-berpasanganberbagi) diyakini dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis eksposisi. Siswa berdiskusi dan menuliskan ide pokok karangan eksposisi dalam penerapan teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) ini. Penggunaan teknik ini dapat membantu siswa bekerja sama sekaligus juga untuk mandiri. Siswa yang merasa kurang mampu menjadi mampu karena terbantu oleh teman lain. Berikut teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) digambarkan dalam sebuah hubungan dalam satu kesatuan kerangka pikir.

24 Inovasi Pembelajaran Menulis Teknik Pembelajaran Pembelajaran Menulis Eksposisi Teknik Think- Pair-Share Keefektifan Teknik Think- Pair-Share Siswa Berdiskusi dan Menuliskan Ide Pokok Keterampilan Menulis Eksposisi Gambar 2: Kerangka Pikir Penelitian F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis peneilitian yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.

25 1. Hipotesis Nihil (H0) a. Tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan keterampilan menulis eksposisi antara kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan teknik think-pair-share dan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan teknik think-pair-share. b. Pembelajaran keterampilan menulis eksposisi menggunakan teknik think-pairshare tidak lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan menulis eksposisi yang tidak menggunakan teknik think-pair-share. 2. Hipotesis Alternatif (Ha) a. Ada perbedaan yang positif dan signifikan keterampilan menulis eksposisi antara kelompok siswa yang menggunakan teknik think-pair-share (berpikirberpasangan-berbagi) dan kelompok siswa yang tanpa menggunakan teknik think-pair-share. b. Pembelajaran keterampilan menulis eksposisi menggunakan teknik think-pairshare (berpikir-berpasangan-berbagi) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan menulis eksposisi tanpa menggunakan teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi).