PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)

dokumen-dokumen yang mirip
PARAGRAF. 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf

Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat (Finoza,2005:165)

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

PENGEMBANGAN PARAGRAF. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia. bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996).

BAB VII PARAGRAF. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada bagian awal paragraf.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

Nomor Kode/Jumlah SKS : / 2 SKS : Jurusan Psikologi FIP-UPI : Drs. Memen Durachman, M. Hum

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

TATA PARAGRAF. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

JENIS TULISAN. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2)

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Oleh: Sri Hertanti Wulan

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

ANALISIS PENGEMBANGAN PARAGRAF

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: DIII MANAJEMEN INFORMATIKA Semester : 4

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

Keterampilan Dasar Menulis

Alinea atau Paragraf. fitri dwi lestari

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. PARAGRAF

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SD NEGERI BARENGAN KECAMATAN TERAS TAHUN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS HUMANIORA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. PENULISAN KARYA ILMIAH SIL/PMT308/08 Revisi: Maret 2011 Hal.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. PENULISAN KARYA ILMIAH

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH:

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKPOSISI SISWA KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN OLEH ADE SETIAWAN NIM RRA1B110058

Silabus. MKK 3010 Bahasa Indonesia. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB II MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

PKKF12102 BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

Program Studi Teknik Mesin S1

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM KOMPUTER Semester : 5

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

BAHASA INDONESIA KELAS X Oleh: Dra. M.M. Lies Supriyantini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH. Nurismilida Dosen Koopertis Medan Surel:

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI MELALUI MEDIA BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII MTsN SARADANKABUPATEN MADIUN

PENGGUNAAN PARAGRAF. Makalah Bahasa Indonesia. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Kelengkapan Mata Kuliah Bahasa Indonesia OLEH : Edi Riwanto

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

II. LANDASAN TEORI. Pemahaman suatu teks sangat bergantung pada berbagai hal. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DI KELAS XI SMA NASIONAL BANDUNG TAHUN AJARAN ARTIKEL JURNAL

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT

Bahasa Indonesia UMB. Penulisan Karya Ilmiah. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

Transkripsi:

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2) 1. Karya Tulis Ilmiah Karya tulis adalah sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas menulis. Karya tulis sering dikatakan karangan. Karangan adalah hasil mengarang. Mengarang sepadan dengan menulis atau menyusun. Oleh karena itu, karangan sering disebut pula tulisan, kedua-duanya mengandung arti hasil. Karya tulis ilmiah (sering disingkat dengan karya ilmiah) atau karangan ilmiah adalah karang yang bersifat keilmuan, yakni menyajikan fakta keilmuan, ditulis dengan cara dan aturan tertentu, baik dari segi karangan maupun bahasa. Ini menunjukkan bahwa karangan ilmiah berbeda dengan karangan bukan ilmiah atau karangan bebas. Karangan atau teknik mengarang dikenal pula dengan istilah komposisi. 2. Paragraf Paragraf dikenal pula dengan istilah alinea dengan pengertian yang sama. Dalam tulisan ini hanya digunakan istilah paragraf. Paragraf ditandai dengan kalimat pertama yang menjorok atau adanya perbedaan spasi. a. Batasan Secara umum paragraf bisa terdiri atas satu atau beberapa kalimat. Dalam karangan ilmiah paragraf adalah karangan yang terdiri atas bererapa kalimat, yang saling berkaitan secara bentuk dan isi atau makna dan hanya memuat satu gagasan pokok atau topik. b. Syarat Paragraf memiliki syarat berikut: kesatuan, kepaduan, ketuntasan. Di samping itu, paragraf mensyaratkan keajekan. Kesatuan terkait dengan kesatuan topik, yakni paragraf hanya mengandung satu topik. 1) 2) Disajikan dalam Bimbingan Teknis Penelitian pada 26 Januari 2011 di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Bandung. Staf pengajar pada Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. 1

Paragraf yang memuat lebih dari satu topik merupakan pargraf yang tidak baik. Kepaduan terkait dengan hubungan, baik bentuk maupun isi. Hubungan bentuk disebut kohesi, sedangkan hubungan isi disebut koherensi. Kohesi bisa diupayakan dengan penggunaan kata hubung (transisi), kata ganti, dan kata kunci. Ketuntasan terkait dengan kelengkapan informasi paragraf. Paragraf tidak hanya memuat kalimat topik, tetapi juga kalimat penjelas. Kalimatt topik adalah kalimat yang memuat gagasan utama paragraf. Kalimat penjelas adalah kalimat yang memuat gagasan penjelas. Paragraf karangan ilmiah tidak boleh hanya terdiri atas satu kalimat, tetapi harus beberapa kalimat. c. Struktur Sebagaimana diuraikan di atas, paragraf terdiri atas beberapa kalimat, yakni ada kalimat yang berfungsi sebagai kalimat topik, ada pula kalimat yang berfungsi sebagi kalimat penjelas. Oleh karena itu, dimungkinkan paragraf memiliki struktur sebagai berikut: (1) kalimat topik (2) kalimat penjelas (3) kalimat topik kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat penjelas kalimat topik kalimat topik d. Jenis (1) Berdasarkan Fungsi/Urutan Berdasarkan fungsi, paragraf terbagi atas paragraf pembuka, paragraf pengembang atau isi, dan paragraf penutup. Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengantarkan suatu gagasan. Paragraf ini berada pada awal karangan. Paragraf ini harus menarik sehingga pembaca terdorong untuk membaca paragraf berikutnya dalam karangan. Paragraf pengembang adalah paragraf yang berisikan inti gagasan karangan. Paragraf ini bisa terdiri atas beberapa buah. Paragraf ini berisikan penjelasan atau uraian atau rincian gagasan yang dipaparkan pada paragraf pembuka. Paragraf penutup adalah paragraf yang menyajikan ringkasan atau simpulan pembicaraan, yang diuraikan pada paragraf sebelumnya. Paragraf penutup harus dapat mengulang secara rinci 2

apa yang telah dipaparkan dalam paragraf sebelumnya sehingga pembaca dapat mengingat halhal penting yang menjadi topik pembicaraan paragraf. (2) Berdasarkan Pola Penalaran Berdasarkan pola penalaran, paragraf terbagi atas paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf deduktif-induktif (campuran) (i) Paragraf deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan umum, kemudian dilanjutkan dengan pernyataanpernyataan khusus. Pernyataan khusus bisa berupa penjelasan, uraian, pemerian, dan contoh. Jenis paragraf ini biasanya dijadikan latihan awal menulis paragraf karena menyusun paragraf jenis ini dianggap tidak sulit. Paragraf ini menyajikan pernyataan secara antiklimaks. (ii) Paragraf induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya diletakkan pada akhir paragraf. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan-pernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum. Pernyataan akhir paragraf biasanya merupakan simpulan. Kata hubung yang biasanya dipakai adalah jadi, dengan demikian, dan oleh karena itu. Paragraf ini menyajikan pernyataan secara klimaks. (iii) Paragraf deduktif-induktif Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri dengan kalimat topik. Dalam paragraf ini, pernyataan umum diikuti pernyataan-pernyataan khusus, kemudian diakhiri dengan pernyataan umum lagi. Pernyataan kalimat topik pada awal paragraf bisa sama atau berbeda dengan pernyataan kalimat akhir paragraf. Namun, gagasannya sama. (3) Berdasarkan Teknik Pengembangan Biasanya ketika berlatih menulis paragraf, kita kesulitan mengembangkan kalimat topik yang telah ditulis lebih dahulu. Untuk mengembangkan kalimat topik ini dapat ditempuh dengan cara menulis kalimat-kalimat penjelas, yang dapat menyatakan berbagai hal, apakah contoh, 3

definisi, pembandingan, dan sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan pengembangannya, paragraf akan diusebut sesuai dengan jenis pernyataan kalimat-kalimat penjelas. (i) Paragraf dengan pengembangan contoh contoh. Paragraf dengan pengembangan contoh menyajikan kalimat penjelas yang berisikan (ii) Paragraf dengan pengembangan definisi Paragraf dengan pengembangan definisi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan batasan. (iii) Paragraf dengan pengembangan pembandingan Paragraf dengan pengembangan pembandingan menyajikan kalimat penjelas yang berisikan pembandingan, yakni persamaan dan perbedaan. (iv) Paragraf dengan pengembangan klasifikasi Paragraf dengan pengembangan klasifikasi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan kategori-kategori atau bagian-bagian tertentu dari yang diuraikan kalimat topik. (v) Paragraf dengan pengembangan analogi Paragraf dengan pengembangan analogi menyajikan kalimat penjelas yang berisikan analogi atas kalimat topik. (vi) Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat menyajikann kalimat penjelas yang berisikan akibat atas pernyataan sebab yang dimuat dalam kalimat topik. (4) Berdasarkan Corak Berdasarkan corak, paragraf dapat dibedakan atas paragraf eksposisi (paparan), deskripsi (pemerian), argumentasi (bahasan), dan narasi (kisahan). Dalam karya tulis ilmiah, paragraf narasi tidak digunakan. Demikian pula, paragraf deskripsi yang bersifat emosional harus dihindarkan dalam karya tulis ilmiah. 4

(i) Paragraf eksposisi/paparan Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan informasi umum mengenai sesuatu. Tulisan jenis ini disajikan dengan sudut pandang kelogisan. (ii) Paragraf deskripsi/pemerian Paragraf ini memerikan suatu objek yang dapat diindera oleh mata. Oleh karena itu, di dalamnya dilukiskan mengenai bentuk, rupa, warna, dan benda-benda. Tulisan ini menggunakan sudut pandang tempat atau spasial sehingga penjelasan dikaitkan dengan posisi-posisi tertentu. (iii) Paragraf argumentasi/bahasan Paragraf yang membahas suatu objek berdasarkan fakta untuk memberikan keyakinan pada pembaca. Sudut pandang yang digunakan sudut pandang kelogisan. (iv) Paragraf narasi Paragraf narasi adalah paragraf yang mengisahkan cerita tentang manusia. Sudut pandang yang digunakan sudut pandang kewaktuan atau kronologis. Jenis tulisan ini tidak digunakan dalam karya tulis ilmiah. 3. Berlatih Menulis Paragraf Ada pendapat yang mengatakan bahwa bakat yang dimiliki seseorang adalah 1%, sedangkan usaha 99%. Artinya, bakat tanpa didampingi usaha tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Menulis atau mengarang adalah suatu keterampilan yang dapat diupayakan oleh siapa pun. Oleh kaarena itu, untuk mampu menulis, tidak ada kata lain kecuali harus sering berlatih. Hanya dengan berlatihlah seseorang akan mendapat pengalaman yang berharga. Hanya dengan berlatihlah, seorang penulis akan dapat melihat dan mengoreksi kesalahan yang dibuatnya. Demikian pula dengan keterampilan menulis karya tulis ilmiah, untuk menguasainya hanya dengan banyak berlatih. 5

4. Penutup Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis keilmuan yang harus dikuasai keterampilan menulisnya oleh mereka yang biasa bergelut dengan penelitian, kemudian bermaksud melaporkan hasil penelitiannya. Untuk terampil menulis karya tulis ilmiah, mulailah dengan terampil menulis paragraf karena inti karangan adalah paragraf. Berlatihlah dengan mulai menyusun gagasan-gagasan, kemudian kemaslah gagasan menjadi kalimat. Susunlah kalimat menjadi paragraf. Berlatihlah secara berulang-ulang. Semoga berhasil. Daftar Rujukan Akhadiah Sabarti dkk. 1988. Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Alwi, Hasan (ed.). 2001. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia Paragraf. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional. Arifin, E. Zaenal. 2003. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo. Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Citra Pustaka. Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Semi, M.Atar. 1995. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara. Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remadja Karya. 6