LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB III halaman 45

dokumen-dokumen yang mirip
BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET DAERAH (BPKAD) KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ANGGARAN KAS DI PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

PROFIL KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Magelang

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2017

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

BAB V PENDANAAN DAERAH

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. utuh, sehingga wilayah negara Indonesia terbagi ke dalam daerah otonom.

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. Pengelolaan Pendapatan Daerah 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Pengelolaan Pendapatan Daerah dilakukan dengan menggali potensi sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan. Artinya, perlu dilakukan peningkatan dan perluasan basis PAD dan mengupayakan secara optimal dana Perimbangan, agar bagian daerah dapat diperoleh secara proporsional. Untuk itu, ditempuh berbagai upaya seperti peningkatan pengawasan, koordinasi dan penyederhanaan proses administrasi pemungutan. Pendapatan Daerah dibagi menurut kelompok pendapatan yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer ( Dana Perimbangan) dan Lain-lain PendapatanYang Sah. PAD terdiri dari; Pendapatan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lainlain PAD Yang Sah. Sedangkan Pendapatan Transfer ( Dana Perimbangan) terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam), Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya, Dana Otonomi Khusus, Dana Penyesuaian, Transfer Pemerintah Propinsi dan Pendapatan Bagi Hasil Pajak. Lain-Lain Pendapatan yang terdiri dari Dana Hibah dan Pendapatan Lainnya. Secara umum untuk memenuhi pencapaian target penerimaan Pendapatan Daerah tersebut ada beberapa hal dilakukan dalam Ekstensifikasi meliputi: LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 45

a. Peningkatan Kualitas SDM Peningkatan kualitas SDM ini dilakukan dengan mengikutkan aparatur Pemerintah Daerah pelatihan-pelatihan yang berkaitan pengeloaan penerimaan dan pendapatan daerah. b. Pemeliharaan sistem dan prosedur pelayanan Pemeliharaan Program Komputerisasi (sistem informasi man ajemen Penerimaan Asli Daerah (SIMPAD). Pemeliharaan Program Komputerisasi Sistem Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (SA-PBB). c. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan sarana dan prasarana dilakukan dengan mengadakan sarana dan prasarana dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas. d. Peningkatan Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Pajak dan Retribusi Daerah serta Pendapatan Daerah Lainnya Melaksanakan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi daerah Melakukan pemeriksaan monitoring terhadap WP/WR Membuat nota perhitungan Pajak dan Retribusi daerah serta membuat surat ketetapan pajak dan retribusi daerah Melaksanakan pencatatan penerimaan pajak dan retribusi daerah Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah Penegakan hukum dibidang pajak dan retibusi dengan membentuk Tim Penegakan Hukum e. Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapapatan PBB dilakukan dengan penagihan kepada Wajib Pajak PBB. f. Pendapatan dari dana Perimbangan Klarifikasi rencana penerimaan Dana Perimbangan pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Evaluasi penerimaan dana perimbangan LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 46

2. Target dan Realisasi Pendapatan Secara totalitas target dan realisasi pendapatan daerah menunjukkan adanya pelampauan pendapatan yang cukup signifikan, sebagaimana pada tabel berikut : Realisasi Total Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Berau 2011-2015 Target Realisasi % Bertambah (Berkurang) 1. 2011 1.240.878.242.524,73 1.675.335.620.453,68 135,01 434.457.377.928,95 2. 2012 1.484.351.108.488,89 1.977.946.480.909,93 133,25 493.595.372.421,04 3. 2013 1.794.416.064.921,00 1.904.809.750.328,14 106,15 110.393.685.407,14 4. 2014 2.081.495.223.636,58 2.364.490.676.785,07 113,60 282.995.453.148,49 5 2015 2.084.617.655.104,00 - - - Jumlah 6.601.140.639.571,20 7.922.582.528.476,82 1.321.441.888.905,62 Realisasi Pendapatan Daerah 2011-2015, menurut sumber pendapatan sendiri dari realisasi PAD dan Dana Perimbangan. Rincian realisasi PAD dan Dana Perimbangan, sebagaimana pada tabel berikut : Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Berau tahun 2011-2015 Target Realisasi % Bertambah (Berkurang) 1. 2011 117.008.605.000,00 123.977.121.862,68 105,96 6.968.516.862,68 2. 2012 119.025.212.895,74 157.187.447.556,93 132,06 38.162.234.661,19 3. 2013 143.536.185.068,00 178.662.510.009,14 124,74 35.126.324.941,14 4. 2014 186.928.484.870,58 240.856.792.138,07 128,85 53.930.307.267,49 5 2015 200.000.000.000,00 - - - Jumlah 566.496.487.834,32 700.683.871.566,82 134.187.383.732,50 LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 47

Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Berau tahun 2011-2014 Target Realisasi % Bertambah (Berkurang) 1. 2011 883.448.469.000,00 1.271.978.883.441,00 143,98 388.530.414.441,00 2. 2012 1.198.094.595.593,15 1.667.234.505.353,00 139,16 469.139.909.759,85 3. 2013 1.569.366.879.853,00 1.644.634.240.319,00 104,80 75.267.360.466,00 4. 2014 1.651.134.238.766,00 1.880.199.384.647,00 113,87 229.065.145.881,00 5 2015 1.534.756.399.049,00 - - - Jumlah 6.836.800.582.261,15 6.464.047.013.730,00 1.162.002.830.517,85 Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang sah Kabupaten Berau tahun 2011-2015 Target Realisasi % Bertambah (Berkurang) 1. 2011 240.421.168.524,73 279.379.615.180,00 116,20 38.958.446.655,27 2. 2012 167.231.300.000,00 153.524.528.000,00 91,80 (13.706.772.000,00) 3. 2013 81.513.000.000,00 81.513.000.000,00 100,00-4. 2014 243.434.500.000,00 243.434.500.000,00 100,00-5 2015 349.861.256.055,00 - - - Jumlah 1.082.461.224.579,20 757.851.643.180,00 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah tersebut terdapat kendala yang dihadapi antara lain : Masih ada beberapa sektor pajak yang belum terpungut secara maksimal. Belum optimalnya data base pendapatan Belum optimalnya penerapan sanksi Belum adanya pola yang baku dalam forecasting pendapatan Belum optimalnya penetapan target wajib pajak dan wajib retribusi oleh petugas penetapan pajak/retribusi. Kualitas SDM aparatur pengelola pendapatan masih perlu LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 48

peningkatan b. Solusi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas solusi yang dilakukan antara lain: Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak. Perhitungan potensi sumber-sumber pendapatan daerah Penerapan sanksi berdasarkan peraturan daerah terhadap wajib pajak dan wajib retribusi. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur pengelola pendapatan daerah. B. Pengelolaan Belanja Daerah 1. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Berau dan percepatan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat di Pemerintah Kabupaten Berau sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan Nasional, maka diperlukan penataan pengelolaan Keuangan Daerah, agar dapat lebih tepat guna, berdaya guna dan berhasil guna dan dapat di-pertanggungjawabkan sesuai dengan semangat Otonomi Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan merupakan rangkaian siklus Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 33 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Undang-Undang Nomor 17 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 49

2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 58 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya. Sebagai sub sistem dari penyelenggaraan Pemerintahan, diharapkan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Berau mampu memberikan Pengelolaan Keuangan yang lebih adil, rasional, aspiratif dan bertanggungjawab sebagaimana amanat dari ketentuan tersebut diatas, maka dalam pengelolaan keuangan daerah tahun 2011-2015, Pemerintah Kabupaten Berau telah menetapkan Rencana Strategis Daerah dan sebagai tindak lanjut pelaksanaan Rencana strategis tersebut dituangkan dalam bentuk kebijakan umum anggaran Pemerintah Kabupaten Berau, sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2011-2015, khususnya dibidang Keuangan Daerah harus dipedomani azas-azas umum Pengelolaan Keuangan Negara sebagaimana penjelasan undang-undang nomor 17 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu: 1. Azas Kesatuan, dengan azas ini dimaksudkan agar seluruh Pendapatan dan Belanja Daerah dalam satu Dokumen baik Pendapatan dan Belanja maupun aset yang berasal dari Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Investasi/Kekayaan yang dipisahkan dan telah ditetapkan dalam APBD dan Neraca Daerah; LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 50

2. Azas Universalitas, azas ini mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam Dokumen yang tertuang dalam APBD setiap tahunnya serta dilaksanakan melalui kas Daerah; 3. Azas an, azas ini dimaksudkan bahwa Rencana Penerimaan dan Alokasi Belanja Daerah ditentukan hanya untuk 1 (satu) Ta hun takwim terhitung sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan; 4. Azas Spesialis, melalui azas ini Pengelolaan Keuangan Daerah harus dilakukan secara tertib, taat pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, ekonomis, efesien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan dan kepatutan baik dari aspek proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban APBD yang bersifat aspiratif terhadap kepentingan publik. Selain berpedoman pada azas-azas umum Pengelolaan Keuangan tersebut diatas dalam hal pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah juga menganut azas-azas sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yakni : 1. Azas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. Keuangan Daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efesien, ekonomis, efektif, transparan, bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat; 2. Azas Umum Pelaksanaan APBD. SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD. Pelaksanaan Belanja daerah harus didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efektif dan sesuai LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 51

dengan kententuan peraturan perundang-undangan. Disamping memperhatikan dan menganut azas-azas umum Pengelolaan Keuangan dan Pelaksanaan APBD sebagaimana diuraikan tersebut diatas, maka dalam penyusunan APBD harus mengacu pada norma dan prinsip anggaran sebagai berikut : 1. Transparansi dan Akuntabilitas Persyaratan utama untuk mewujudkan Pemerintah yang baik, bersih dan bertanggungjawab dalam rangka mensejahterakan masyarakat, maka seluruh aspek penerimaan, Belanja demikian pula Aset Daerah harus dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, program, hasil dan manfaat yang diperoleh dari satu kegiatan yang dianggarkan dalam APBD Pemerintah Kabupaten Berau. 2. Disiplin Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai dari setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja dan pembiayaan yang dialokasikan pada setiap kode rekening merupakan batas tertinggi pengeluaran dari setiap kegiatan, oleh karenanya terhadap alokasi belanja yang sudah ditetapkan dalam APBD tidak diperkenankan untuk dialihkan penggunannya pada kegiatan dan kode rekening lainnya, sebelum mendapatkan persetujuan Bupati Berau yang akan dituangkan dalam APBD tahun berjalan, untuk selanjutnya memperoleh persetujuan DPRD Pemerintah Kabupaten Berau yang dituangkan dalam APBD tahun berjalan. 3. Keadilan Pendapatan daerah pada hakekatnya diperoleh dari mekanisme pajak retribusi daerah, perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah atau beban lainnya yang dipikul oleh segenap lapisan masyarakat, maka Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib mengalokasikan penggunaannya secara adil dan merata agar dapat dinikmati oleh LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 52

masyarakat tanpa adanya diskriminasi dalam pemberian pelayanan, sehingga hasil dan manfaatnya secara nyata dapat dirasakan oleh masyarakat. 2. Target dan Realisasi Belanja Adapun total target dan realiasi belanja daerah sebagaimana pada tabel berikut : Realisasi Total Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Berau 2011 2015 Realisasi % Bertambah (Berkurang) 1. 2011 1.961.033.229.306,05 1.380.773.982.273,84 70,41 (580.259.247.032,21) 2. 2012 2.482.542.293.942,57 1.622.726.885.617,97 65,37 (859.815.408.324,60) 3. 2013 3.109.592.879.262,64 1.722.880.788.306,36 55,41 (1.386.712.090.956,28) 4. 2014 3.482.976.000.000,00 2.257.729.169.563,84 64,82 (1.225.246.830.436,16) 5 2015 3.004.767.000.000,00 - - - Jumlah 14.040.911.402.511,30 6.984.110.825.762,01 (4.052.033.576.749,25) Pemerintah Kabupaten Berau 2011 2015 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total 1 2011 568,237,970,064.32 403,757,570,378.00 845,843,723,263.00 1,817,839,263,705.32 2 2012 664,040,198,287.57 563,545,023,685.00 1,144,094,256,970.00 2,371,679,478,942.57 3 2013 774,150,903,260.64 624,299,582,255.00 1,549,325,831,663.00 2,947,776,317,178.64 4 2014 751,230,625,754.58 875,077,824,188.30 1,723,155,764,907.12 3,349,464,214,850.00 5 2015 831,829,386,204.00 786,283,943,244.00 1,106,374,182,197.00 2,724,487,511,645.00 Dilihat dari belanja pegawai pada tahun 2011 sebesar Rp 568,237,970,064.32 pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp. 831,829,386,204.00, kenaikan ini disebabkan oleh adanya regulasi pemerintah terhadap kenaikan gaji dan LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 53

tunjangan tambahan penghasilan pegawai dari tahun ke tahun serta penambahan jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Berau. Belanja barang mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar Rp. 403,757,570,378.00 menjadi sebesar Rp. 786,283,943,244.00 pada tahun 2015. Belanja modal dari tahun 2011 sebesar Rp. 845,843,723,263.00 menjadi sebesar Rp. 1,106,374,182,197.00 pada tahun 2014. Peningkatan belanja barang dan modal dari tahun 2011 sampai dengan 2014, menunjukan pelaksanaan program kegiatan yang ditetapkan dalam Rencana kerja lima tahunan (renstra) dan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD Pemerintah Kabupaten Berau mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Ini dapat dilihat dari keberhasilan pelaksanaan pembangunan diberbagai sektor. 3. Permasalahan dan Solusi. Dalam penyelenggaraan kegiatan di SKPD selama tahun anggaran 2011-2015, ada beberapa program kegiatan yang dalam pelaksanaannya mengalami beberapa permasalahan, yang mengakibatkan pekerjaan tidak selesai sampai akhir tahun anggaran. Permasalahan tersebut disebabkan antara lain oleh Adanya kegiatan-kegiatan tambahan yang dialokasikan dalam anggaran perubahan. Keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan tambahan yang dialokasikan dalam anggaran perubahan. Proses lelang yang membutuhkan waktu relative lama. Untuk mengantisipasi agar hal tersebut di atas tidak terjadi lagi pada pelaksanaan dimasa mendatang, Pemerintah Kabupaten Berau telah mengupayakan : 1. Implementasi system informasi keuangan daerah untuk selanjutnya LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 54

diupayakan menjadi on-line system. 2. Mengoptimalkan fungsi TEPPA (Tim Evaluasi Penyerapan Pelaksanaan ) supaya daya serap APBD meningkat. 3. Mempercepat proses pelelangan supaya tepat waktu sehingga program/kegiatan dapat selesai sesuai dengan jadwal. LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015 BAB III halaman 55