Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS DI RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE TAKALAR 2013

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

KARMILA /IKM

ANALISIS KETEPATAN KODING YANG DIHASILKAN KODER DI RSUD UNGARAN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR RINGKASAN KELUAR

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

IDENTIFIKASI KETIDAKLENGKAPAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Periode April di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2011

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Dokter dalam Pengisian Resume Medis Rawat Inap RS Permata Bunda Purwodadi Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM FISHBONE DI RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA TAHUN 2017

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORMULIR INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN Efi Sriatmi*), dr.zaenal Sugiyanto,M.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

AKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA PONOROGO Ayu anggraini (NIM : )

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Angginia Nita Lubis, FKM UI, 2009

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

Kata Kunci PENDAHULUAN

Transkripsi:

60 Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis Improving Medical Record Completeness GINI WURYANDARI* *Rumah Sakit Daerah Balung, Jember ABSTRACT The percentage of inpatient Medical Record data at Balung General Hospital showed 26.8% correct fulfillment, 36.53% legal fulfillment, and only 48.61% complete data fulfillment which was below the target of the Ministry of Health (95%). The purpose of this study is to formulate a recommendation to improve the completeness of Balung General Hospital (BGH) inpatient Medical Record. The study design is observational using cross sectional way, and the instrument is questionnaires. Samples employ doctors, nurses and administrative staff who are in charge of fulfilling the inpatient medical record amounting to 77 people. Descriptive data analysis was used and the result was followed up with a Focus Group Discussion to formulate a recommendation for improving the completeness of the inpatient medical record. Result revealed that data fulfilling in BGH inpatient medical record was poor due to the influence of fulfilling process of all profession types, to the low procedural knowledge and to the low knowledge of medical record pathway. Medical record fulfilling result was not influenced by the medical record forms: availability, clarity, easiness to fulfill, appropriateness, and time-to-fulfill. One of the recommendations to improve the completeness of medical record fulfilling is to train the medical record staff on how to fill the medical record in proper and correct ways. Keywords: medical record, completeness, recording process Correspodence: Gini Wuryandari, RSD Balung, Jl. Rambipuji 19 Jember 68152, Indonesia. Email: yandagini@yahoo.co.id PENDAHULUAN Rumah Sakit Daerah Balung (yang selanjutnya disebut sebagai RSD Balung) merupakan rumah sakit pemerintah di Jember. Salah satu indikator kinerja rumah sakit yang baik dan efisien adalah melalui kelengkapan pengisian rekam medis rawat inap (Depkes RI, 2005). Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 tahun 2004 pasal 46, bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis dan harus dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan. Pada Rumah Sakit Balung dalam meningkatkan mutu pelayanan serta dalam menilai kinerja rumah sakit yang baik dan efisien adalah salah satunya hasil pengisian rekam medis ruang rawat inap. Pedoman teknis pengelolaan rekam medis pada suatu rumah sakit mengatur proses kegiatan pencatatan rekam medis yang dimulai pada saat penerimaan pasien, pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medis sampai penanganan berkas rekam medis. Data dari RSD Balung pada tahun 2009 tentang hasil pengisian rekam medis masih sangat rendah. Berdasarkan data tersebut, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah persentase hasil pengisian data rekam medis pasien rawat inap, yaitu hasil pengisian benar sebesar 26,80%, hasil pengisian legal sebesar 36,53% dan hasil pengisian lengkap sebesar 48,61% dari target Depkes sebesar 95%. Tujuan penelitian ini adalah menyusun rekomendasi upaya peningkatan kelengkapan rekam medis ruang rawat inap RSD Balung. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif (analitik) dengan desain penelitian observasional dan rancang bangun penelitian crosssectional. Penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap RSD Balung selama bulan April 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengisi rekam medis yang terbagi menjadi 3 profesi, yaitu dokter, perawat atau bidan dan petugas administrasi. Sampel yang digunakan yaitu seluruh jumlah dokter, perawat dan petugas administrasi yang bertugas mengisi rekam medis rawat inap berjumlah 77 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner dan lembar pengamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati proses pengisian rekam medis oleh perawat atau dokter dan petugas administrasi setelah melakukan pelayanan di RSD Balung. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif diagnostik yaitu menganalisis kondisi format dalam menunjang pengisian rekam medis. Selain itu juga menganalisis kondisi waktu dalam menunjang pengisian rekam medis. Kemudian berurutan menganalisis proses pengisian rekam medis. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan kuesioner untuk memperoleh data tentang kelengkapan, kebenaran dan legalitas dalam hasil pengisian rekam medis di RSD Balung. Selanjutnya pengumpulan data dengan pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pengisian rekam

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis (Gini Wuryandari) 61 medis dan hasil isian rekam medis. Hasil analisis tersebut akan dibuat menjadi isu strategis yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan focus discussion, sehingga dapat menghasilkan rekomendasi dalam upaya peningkatan kelengkapan rekam medis ruang rawat inap RSD Balung. HASIL DAN PEMBAHASAN Tersedianya form rekam medis dapat mempengaruhi suatu hasil pengisian rekam medis, idealnya bila tersediannya format rekam medis yang cukup dapat semakin lengkap terhadap pengisian rekam medis. Dalam penelitian sebelumnya menerangkan bahwa ketersediaan formulir yang belum baik karena terdapat penggunaan formulir yang tidak seharusnya. Hal ini mempengaruhi pengukuran ketidaklengkapan rekam medis rawat inap pada petugas pendaftaran, perawat ruangan dan dokter pengisi rekam medis (Mariana, 2009). Tapi dalam penelitian ini hampir semua responden menilai bahwa format rekam medis selalu tersedia pada saat mengadakan pengisian rekam medis, yaitu petugas administrasi 57,1%, perawat 71,7% dan dokter 80%. Kejelasan format rekam medis, merupakan format rekam medis tersebut bagi responden terasa jelas dalam pengisiannya, sehingga responden akan mengisi rekam medis dengan mudah. Hal ini bisa mempengaruhi hasil pengisian rekam medis. Tapi dalam penelitian ini semua responden merasa jelas dalam mengisi rekam medis yaitu 100%, sehingga bisa diketahui bahwa kejelasan format rekam medis kurang berpengaruh dengan hasil pengisian rekam medis. Kemudahan cara pengisian format rekam medis, di mana dari penilaian responden tentang suatu kemudahan atau tidak dalam mengisi format rekam medis. Adanya kemudahan cara pengisian rekam medis, maka proses pengisian rekam medis bisa terjadi lebih cepat. Tapi dalam penelitian ini diketahui bahwa semua responden menilai bahwa pengisian format rekam medis terasa mudah, yaitu 100%. Kesesuaian lembar form rekam medis merupakan suatu penilaian dari responden terhadap lembar rekam medis sudah sesuai atau belum dengan hal yang dicatat dari suatu pelayanannya terhadap pasien. Adanya kesesuaian tersebut bisa mempermudah dalam pengisian rekam medis, sehingga kelengkapan rekam medis bisa lebih cepat. Dalam penelitian ini diketahui bahwa semua penilaian responden merasa ada kesesuaian antara isi format rekam medis terhadap hal yang harus dicatat dalam pelayanannya, yaitu 100%. Ketersediaan waktu mengisi format rekam medis merupakan adanya waktu yang tersedia untuk mengisi rekam medis. Bila dari penilaian responden merasa mempunyai waktu longgar maka banyak waktu untuk melengkapi rekam medis yang belum terisi atau belum diisi. Dalam penelitian ini 71,4% petugas administrasi menyatakan waktu longgar dalam mengisi rekam medis, 76,7% perawat menyatakan waktu longgar dalam mengisi rekam medis, 100% dokter menyatakan waktu longgar dalam mengisi rekam medis. Prosedur pengisi rekam medis merupakan tata cara dan suatu ketentuan di mana rekam medis tersebut dapat menjadi lengkap. Diharapkan bahwa dengan mengetahui prosedur pengisian bisa mempermudah dalam pengisian rekam medis, dan bisa meningkatkan hasil pengisian rekam medis. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 71,4% dari petugas administrasi mempunyai pengetahuan rendah terhadap prosedur pengisian rekam medis, 46,7% dari perawat mempunyai pengetahuan rendah terhadap prosedur pengisian rekam medis, dan 80% dari dokter mempunyai pengetahuan rendah terhadap prosedur pengisian rekam medis. Alur penyerahan rekam medis merupakan pengetahuan responden tentang alur penyerahan rekam medis. Sebagian besar pengetahuan tentang alur penyerahan rekam medis adalah rendah. Keadaan seperti ini ternyata dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 100% dari petugas administrasi mempunyai pengetahuan rendah terhadap alur penyerahan rekam medis, 51,7% dari perawat mempunyai pengetahuan rendah terhadap alur penyerahan rekam medis, 100% dari dokter mempunyai pengetahuan rendah terhadap alur penyerahan rekam medis. Proses pengisian rekam medis dilakukan pengamatan terhadap responden yang langsung berhadapan dalam pengisian rekam medis setelah melakukan suatu pelayanan terhadap pasiennya. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan pada setiap responden tentang proses pengisian rekam medis. Semua responden diamati proses pengisian rekam medisnya sebanyak 3 kali pengamatan. Hal yang diamati terhadap responden adalah perlakuan langsung atau tidak tentang pengisian rekam medis oleh responden setelah responden selesai melakukan pelayanan terhadap pasien. Proses pengisian rekam medis ada 3 tahap yaitu pengisian saat penerimaan pasien, pengisian selama pasien dirawat dan pengisian saat pasien keluar. Proses pengisian rekam medis pada saat penerimaan pasien ini dilakukan oleh petugas administrasi, perawat dan dokter. Pengisian rekam medis selama pasien dirawat dilakukan oleh responden perawat dan dokter. Proses pengisian rekam medis saat pasien keluar dilakukan oleh responden perawat Tabel 1. Pengetahuan Responden terhadap Prosedur Pengisian Rekam Medis Pengetahuan Prosedur Jenis Petugas Pengisian Rekam Medis Rendah Sedang Tinggi Petugas Administrasi 71,4% 28,6% 0,0% Perawat 46,7% 41,7% 11,7% Dokter 80,0% 10,0% 10,0%

62 J. Adm. Kebijak. Kesehat., Vol. 11, No. 2, Mei Agustus 2013: 60 65 dan dokter. Proses pengisian rekam medis merupakan hasil pengamatan terhadap responden dalam pengisian rekam medis setelah selesai melakukan suatu pelayanan terhadap pasiennya. Hasil pengamatan ini didapatkan dari hasil composit pada pengisian rekam medis saat penerimaan pasien, pengisian rekam medis selama pasien dirawat dan pengisian rekam medis saat pasien keluar. Proses pengisian ini bisa mempengaruhi ketepatan dalam kelengkapan dari hasil pengisian rekam medis. Dalam penelitian ini proses pengisian rekam medis oleh petugas administrasi masuk kategori jelek sebesar 71,4%, proses pengisian rekam medis oleh perawat sebagian besar masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 60%, proses pengisian rekam medis oleh dokter sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu sebesar 60%. Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien sesuai dengan formulir yang disediakan, isi harus lengkap, benar dan legal, termasuk resume medis dan resume keperawatan dan seluruh hasil pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab. Waktu maksimal masuk ke bagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2 x 24 jam, dengan standar kelengkapan pengisian 95% (Depkes RI, 2005). Menurut Kusnanto (1996) rekam medis merupakan audit medik dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi palayanan rumah sakit. Oleh karena itu sarana dan prasarana yang nantinya menunjang untuk mewujudkan rekam medis yang bermutu maka perlu diupayakan secara maksimal dan dipergunakan secara optimal. merupakan suatu hasil pengamatan terhadap dokumen rekam medis yang diisi petugas administrasi, perawat dan dokter. Dalam penelitian ini hasil pengisian rekam medis yang diteliti adalah penulisan rekam medis dengan lengkap, benar dan legal. Pengamatan hasil pengisian rekam medis merupakan pengamatan pada hasil isian form rekam medis yang diisi secara lengkap, benar, legal. Dalam pengamatan ini yang diamati adalah 1) petugas administrasi mengisi rekam medis secara lengkap dan benar, 2) perawat mengisi rekam medis secara lengkap, benar dan legal, 3) dokter mengisi rekam medis secara lengkap, benar dan legal. dikatakan baik bila isian dari rekam medis merupakan isian rekam medis yang secara lengkap, benar dan legal. Hasil pengisian rekam medis dikatakan sedang bila isian dari rekam medis hanya mempunyai salah satu dari unsur yaitu lengkap atau benar atau legal. dikatakan jelek bila isian dari rekam medis tidak mengandung unsur lengkap, benar dan legal. Hasil dari penelitian ini kelengkapan dari hasil pengisian rekam medis dilakukan petugas administrasi sebagian besar masuk kategori jelek yaitu 71,4%. yang dilakukan oleh perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 58,3%. yang dilakukan oleh dokter sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 80%. Kelengkapan dari hasil pengisian rekam medis yang dilakukan responden petugas administrasi sebagian besar masuk kategori jelek yaitu 71,4%. Hal ini berarti pada responden petugas administrasi dalam pengisiannya pada rekam medis belum ada unsur kelengkapan. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 58,3%. Hal ini berarti responden perawat dalam pengisiannya pada rekam medis masih ada yang belum lengkap. yang dilakukan Tabel 2. Rekapitulasi Kelengkapan, Kebenaran dan Legalitas dari Hasil Pengisian Rekam Medis Kelengkapan Hasil Pengisian Rekam Medis Jenis Petugas n % n % n % n % Petugas Administrasi 5 71,4 1 14,3 1 14,3 7 100 Perawat 25 41,7 35 58,3 0 0 60 100 Dokter 0 0 3 30 7 70 10 100 Kebenaran Hasil Pengisian Rekam Medis Jenis Petugas Jelek sedang baik total j % jml % Jml % jml % Petugas Administrasi 5 71,4 1 14,3 1 14,3 7 100 Perawat 17 28,3 43 71,7 0 0 60 100 Dokter 0 0 10 100 0 0 10 100 Legalitas Hasil Pengisian Rekam Medis Jenis Petugas Jelek sedang baik total jml % jml % Jml % jml % Perawat 9 15 27 45 24 40 60 100 Dokter 4 40 1 10 5 50 10 100

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis (Gini Wuryandari) 63 oleh responden dokter sebagian besar masuk kategori baik yaitu sebesar 70%. Hal ini berarti responden dokter dalam pengisiannya pada rekam medis sudah banyak yang lengkap. Kebenaran dari hasil pengisian rekam medis yang dilakukan responden petugas administrasi sebagian besar masuk kategori jelek yaitu 71,4%. Hal ini berarti pada responden petugas administrasi dalam pengisiannya pada rekam medis belum ada unsur kebenaran. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 71,7%. Hal ini berarti responden perawat dalam pengisiannya pada rekam medis masih ada yang belum benar. yang dilakukan oleh responden dokter seluruhnya masuk kategori sedang yaitu sebesar 100%. Hal ini berarti responden dokter dalam pengisiannya pada rekam medis sudah banyak yang menulis dengan benar. Legalitas dari hasil pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 45%. Hal ini berarti responden perawat dalam pengisiannya pada rekam medis masih ada yang tidak ada autentikasinya. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden dokter sebagian besar masuk kategori baik yaitu sebesar 50%. Hal ini berarti responden dokter dalam pengisiannya pada rekam medis sudah banyak yang menulis dengan legal atau ada bukti autentikasinya. yang dilakukan responden petugas administrasi sebagian besar masuk kategori jelek yaitu 71,4%. Hal ini berarti pada responden petugas administrasi dalam pengisiannya pada rekam medis belum ada unsur kelengkapan, kebenaran dan legalitas. yang dilakukan oleh responden perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 58,3%. Hal ini berarti responden perawat dalam pengisiannya pada rekam medis masih belum lengkap, benar dan legal. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden dokter sebagian besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 80%. Di mana responden dokter dalam penulisannya waktu mengisi rekam medis masih belum lengkap, benar dan legalitas. Faktor material berupa keadaan ketersediaan form rekam medis, kejelasan isi format rekam medis, kemudahan pengisian rekam medis, kesesuaian lembar rekam medis dengan hal yang harus dicatat. Sebagian besar dari ketersediaan rekam medis adalah cukup yaitu sebesar 62,3%. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar dari hasil pengisian rekam medis masuk kategori sedang yaitu sebesar 57,1%. Hasil ini mempunyai kurang berpengaruh antara ketersediaan rekam medis dengan hasil pengisian rekam medis. Tabel 3. Pengaruh Faktor Material, Pengetahuan Prosedur dan Proses Pengisian Rekam Medis dengan Hasil Pengisian Rekam Medis Faktor Material n % N % N % n % Ketersediaan form rekam medis 5 6,5 44 57,1 28 36,4 77 100 Kejelasan isi form rekam medis 5 6,5 44 57,1 28 36,4 77 100 Kemudahan pengisian rekam medis 5 6,5 44 57,1 28 36,4 77 100 Kesesuaian lembar rekam medis 5 6,5 44 57,1 28 36,4 77 100 Waktu pengisian yang longgar 25 49,3 49 63,6 3 3,9 77 100 Pengetahuan prosedur N % N % N % n % Rendah 16 39 23 56,1 2 4,9 41 100 Sedang 7 25 20 71,4 1 3,6 28 100 Tinggi 2 25 6 75 0 0 8 100 Pengetahuan Alur N % N % N % n % Rendah 8 27,6 21 72,4 0 0 48 100 Sedang 17 35,4 28 58,3 3 6,3 29 100 Pengetahuan Prosedur N % N % N % n % Rendah 21 70 9 30 0 0 30 100 Sedang 4 10 35 87,5 1 2,5 40 100 Tinggi 0 0 5 71,4 2 28,6 7 100

64 J. Adm. Kebijak. Kesehat., Vol. 11, No. 2, Mei Agustus 2013: 60 65 Kejelasan isi format rekam medis adalah jelas yaitu sebesar 100%. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar dari hasil pengisian rekam medis masuk kategori sedang yaitu sebesar 57,1. Secara keseluruhan bahwa dengan kejelasan isi format rekam medis yang mendapatkan hasil pengisian rekam medis yang menuju kategori sedang. Hal ini merupakan bahwa kemungkinan pengaruh antara kejelasan isi format rekam medis yang jelas dengan hasil pengisian rekam medis yang sedang. Kemudahan pengisian rekam medis adalah mudah yaitu sebesar 100%. Sebagian besar dari hasil pengisian rekam medis masuk kategori sedang yaitu sebesar 57,1%. Secara keseluruhan bahwa dengan kemudahan pengisian rekam medis yang mudah akan mendapatkan hasil pengisian rekam medis yang menuju kategori sedang. Hasil ini mempunyai kurang berpengaruh antara kemudahan pengisian rekam medis dengan hasil pengisian rekam medis. Kesesuaian lembar rekam medis dengan hal yang harus dicatat terhadap hasil pengisian rekam medis adalah sesuai yaitu sebesar 100%. Hal ini menyebabkan sebagian besar dari hasil pengisian rekam medis masuk kategori sedang yaitu sebesar 57,1%. Secara keseluruhan bahwa dengan kesesuaian lembar rekam medis dengan hal yang harus dicatat yang sesuai akan mendapatkan hasil pengisian rekam medis yang menuju kategori sedang. Hasil ini mempunyai kurang berpengaruh antara kesesuaian lembar rekam medis dengan hal yang harus dicatat terhadap hasil pengisian rekam medis. Adanya waktu yang longgar masih terjadi suatu hasil pengisian rekam medis yang jelek yaitu sebesar 34,4%. Sebagian besar responden merasakan mempunyai waktu longgar dalam mengisi rekam medis. Adanya waktu longgar dalam mengisi rekam medis, tapi masih menyebabkan hasil pengisian rekam medis sebagian kecil masuk kategori baik. Hasil ini menandakan bahwa keadaan waktu yang longgar kurang berpengaruh terhadap hasil pengisian rekam medis. Hasil ini mempunyai pengaruh yang tidak besar antara keadaan waktu untuk mengisi rekam medis dengan hasil pengisian rekam medis. Dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa faktor material ini kurang berpengaruh pada hasil pengisian rekam medis. Sebagian besar pengetahuan tentang prosedur rekam medis yang rendah menyebabkan terjadinya suatu proses pengisian rekam medis yang jelek. Sebagian besar pengetahuan tentang prosedur pengisian rekam medis responden masuk kategori rendah (56,1%). Pada penelitian ini adanya pengetahuan tentang prosedur rekam medis mempunyai pengaruh dalam hasil pengisian rekam medis. Pengetahuan alur yang sedang masih terjadi hasil pengisian rekam medis yang jelek. Sebagian besar pengetahuan alur penyerahan rekam medis masuk dalam kategori rendah dan menyebabkan terjadinya suatu hasil pengisian rekam medis yang sedang yaitu sebesar 58,3%. Pada penelitian ini pengetahuan alur penyerahan rekam medis mempunyai pengaruh dalam proses pengisian rekam medis. Pada penelitian ini adanya pengetahuan tentang prosedur rekam medis hanya berpengaruh dalam hasil pengisian rekam medis. Begitu juga pengetahuan alur penyerahan rekam medis mempunyai pengaruh dalam hasil pengisian rekam medis. Proses pengisian rekam medis yang sedang masih tetap terjadinya suatu hasil pengisian rekam medis yang jelek yaitu sebesar 10%. Proses pengisian rekam medis yang jelek masih tetap terjadinya suatu hasil pengisian rekam medis yang jelek yaitu sebesar 70%. Proses pengisian rekam medis yang sedang masih tetap terjadinya suatu hasil pengisian rekam medis yang sedang yaitu sebesar 87,5%. Hal ini merupakan bahwa kemungkinan ada pengaruh antara proses pengisian rekam medis dengan hasil pengisian rekam medis. Jadi peran dalam proses pengisian rekam medis mempunyai pengaruh dalam hasil pengisian rekam medis. Pada penelitian ini proses pengisian rekam medis mempunyai pengaruh sangat besar dalam hasil pengisian rekam medis. Prosentase yang rendah dalam pengisian rekam medis menunjukkan bahwa mutu rekam medis masih belum dikatakan baik. Sehingga untuk kelengkapan dan perilaku dalam pengisian haruslah ditingkatkan agar dalam aspek legalitas dan dokumentasi dapat terlaksana dengan baik. SIMPULAN di RSD Balung yang masuk kategori jelek disebabkan pengaruh dari proses pengisian rekam medis pada semua jenis profesi serta pengetahuan prosedur rendah dan pengetahuan alur rekam medis yang rendah. tidak dipengaruhi oleh ketersediannya format rekam medis, kejelasan format rekam medis, kemudahan cara pengisian format rekam medis, kesesuaian lembar form rekam medis, kesediaan waktu mengisi format rekam medis. SARAN Membuat suatu peraturan di RSD Balung supaya bisa meningkatkan kemauan, kesadaran, motivasi dan kepatuhan dari pengisi rekam medis. Hal tersebut bertujuan agar proses pengisian rekam medis bisa berjalan terus dan sebaik mungkin. Harapannya kelengkapan dari hasil pengisian rekam medis menjadi meningkat. Salah satunya adalah dengan membuat suatu petunjuk teknis pengisian rekam medis, mengkaji ulang prosedur pengisian rekam medis yang sudah ada dan mensosialisasikan prosedur pengisian rekam medis yang baru. Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur rekam medis, supaya bila pengisi rekam medis sudah mengetahui dan menjalankan dengan baik, bisa mempercepat proses pengisian rekam medis dan hasil pengisian rekam medis bisa tiba di Bagian Rekam Medis sebelum 2 x 24 jam. Dukungan pimpinan dalam bentuk komunikasi, himbauan atau pelatihan, secara kesinambungan diperlukan untuk meningkatkan kelengkapan rekam medis.

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis (Gini Wuryandari) 65 DAFTAR PUSTAKA Gemala,H 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Halim, P 2008, Hubungan Penghargaan (Reward) dengan Motivasi Dokter dalam Pengisian Rekam Medis di RSUD Sidikalangn tahun 2008, Medan: FKM USU. Koagouw, Maria, Hari Kusnanto, Andreasta Meliala. 2004. Efek Himbauan Pelatihan Terhadap Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Yogyakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat. Kusnanto, Hari. 1996. Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Kursus Mahir Perekam Medis Profesional. Yogyakarta: Program Magister Manajemen Rumah Sakit UGM. Manual Rekam Medis, 2006, Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia. Mariana, Dina. 2009. Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Jalan Psikiatri RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode Januari Mei 2009. Jakarta: FKM UI. Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Ratmanasuci, R 2008, Analisis Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Kota Semarang Tahun 2008, Semarang: FKM UNDIP.