BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Program dan Kegiatan Strategis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

INTEGRASI MUATAN RTRW DAN RPJM PROPINSI LAMPUNG SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP. Oleh : Zumrodi

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB 5 RTRW KABUPATEN

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RENCANA KERJA KLH 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

Pengembangan Kawasan Industri Dalam Perspektif Rencana Tata Ruang Wilayah KABUPATEN GROBOGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai

KERANGKA KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

MATRIKS KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

DAFTAR ISI TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUBSTANSI DALAM PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 1. 2.

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

Data Capaian Pada Tahun Awal Perencan aan. Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR DALAM KAWASAN HUTAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

TABEL 5.1 RENCANA PEMBIAYAAN PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP JAWA BARAT

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan kawasan lindung, air, udara, perubahan iklim serta cuaca. Eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan akan memberikan tekanan tersendiri bagi alam. Hal ini berdampak pada penurunan tingkat kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan hidup. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 telah mengamanatkan kepada pemerintah, swasta dan masyarakat agar lebih memperhatikan aspek pengelolaan dan perlindungan lingkungan. Peningkatan aspek tersebut ditunjukkan dengan lebih memperketat peraturan dan perizinan mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Ijin Lingkungan, Pengawasan Lingkungan dan Penilaian kondisi lingkungan. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) menjadi perangkat penting bagi pemerintah dalam mengevaluasi kondisi lingkungan serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perencanaan pembangunan suatu daerah. 1.2 Isu-Isu Prioritas Rencana strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan ini disusun untuk jangka waktu 2011 2016. Dengan demikian kondisi akhir perencanaan adalah tahun 2016, yang dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan memiliki visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan Sebagai Daerah Industri dan Perdagangan Berbasis Pertanian yang Berwawasan Lingkungan Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-1

Misi : 1. Melaksanakan tata kelola pemerintahan, koordinasi dan kemitraan yang baik untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan sehingga terwujud integrasi, sinkronisasi, antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan Grobogan berkelanjutan; 2. Mewujudkan kebijakan, pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan; 3. Mewujudkan pengembangan teknologi informasi dan data SDA dan lingkungan hidup yang berkualitas dan berdaya guna. Berdasarkan visi dan misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan maka ada beberapa isu prioritas yang dibahas dalam Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Tahun 2012 antara lain : 1. Pengawasan dan perlindungan sumber daya air termasuk upaya uji kualitas serta konservasi mata air, sungai, bendung, badan air penerima dan reservoir / penampungan air 2. Konservasi kawasan lindung dan karst 3. Pengawasan pencemaran udara dan upaya perlindungan lingkungan dari pencemar Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-2

1.2.1. Alasan Pemilihan Isu Prioritas 1. Pengawasan dan Perlindungan Sumber Daya Air a) Kabupaten Grobogan termasuk daerah yang kering jika dilitinjau dari segi pengelolaan sumber daya air. Hal ini ditandai dengan adanya 7 bulan basah,3 bulan Lembab dan 2 bulan kering. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan masyarakat setempat selalu mengalami kesulitan dalam hal penyediaan air bersih yang layak dan berkualitas. Hal ini disebabkan oleh minimnya tingkat pengetahuan mengenai pengelolaan sumber daya air yang baik mencakup teknik memanen air hujan dan meningkatkan cadangan air tanah. b) Kabupaten Grobogan memiliki 8 waduk dan 26 embung yang berperan penting dalam menunjang pertanian di wilayah ini. Dengan mempertimbangkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Grobogan adalah petani, maka pengelolaan sumber daya air menjadi hal yang penting c) Kabupaten Grobogan memiliki 2 (dua) sungai besar (Sungai Serang dan Lusi) yang menjadi bagian penting dari pengelolaan sungai utama di Jawa Tengah Balai PSDA WS Jratunseluna (Jragung Tuntang Serang Lusi). Sungai sungai tersebut berperan penting dalam pengendalian banjir, penunjang sektor pertanian, penyediaan air minum, serta pembangkitan energi listrik. d) Hasil pengujian kualitas (untuk parameter air bersih dan air limbah) di badan air penerima (sungai, bendung dan mata air) menunjukkan bahwa sebagian besar badan penerima air tersebut tidak memenuhi persyaratan kesehatan sebagaimana yang diatur dalam PP 82 Tahun 2001 dan Perda Jateng No 10 Tahun 2004 (Air Limbah) 2. Konservasi Kawasan Hutan Lindung dan Karst a) Kabupaten Grobogan memiliki kawasan karst yang cukup luas Kabupaten Grobogan mempunyai kawasan karst yang tersebar di Kecamatan Brati, Grobogan, Tawangharjo, Wirosari (Pegunungan Kendeng Utara) maupun di Kecamatan Tanggungharjo dan Kedungjati (Pegunungan Kendeng Selatan). Kawasan karst ini berperan penting dalam menjaga kelangsungan mata air, sungai bawah tanah Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-3

maupun keanekaragaman haya Perkembangan pengetahuan tentang karst ternyata mengungkapkan bahwa karst justru merupakan akuifer air yang baik, berpengaruh langsung bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Konsep epikarst yang dilontarkan oleh ahli hidrologi karst Mangin (1973) menyebutkan bahwa lapisan batu gamping yang ada di dekat permukaan karst memiliki kemampuan menyimpan air dalam kurun waktu yang lama.hal yang sama juga dikemukakan oleh Alexander Klimchouk (1979, 1981) bahwa zona di dekat permukaan karst merupakan zona utama pengisi sistem (hidrologi) karst melalui proses infiltrasi diffuse dan aliran celah ( fissure flow). Dari tipe aliran air pada celah vertikal, Chernyshev (1983) kemudian memperkirakan bahwa zona epikarst ini terletak pada kedalaman 30 50 meter di bawah permukaan karst dengan ketebalan bervariasi, biasanya 10-15 meter dari permukaan (Klimchouk, 2003).Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut menjadi jelas bahwa kawasan karst memiliki fungsi yang jauh lebih penting daripada hanya sekedar gundukan bahan galian C, yaitu sebagai akuifer air alami yang berperan penting terhadap suplai hidrologi bagi daerah sekitarnya. b) Kabupaten Grobogan memiliki hutan yang cukup luas Dengan luasan hutan negara sebesar 68.632,320 Ha dan hutan rakyat sebesar 4.399 Ha dari keseluruhan luas wilayah Kab. Grobogan sebesar 197.586,420 Ha menunjukkan bahwa kawasan hutan cukup mendominasi area penggunaan tanah di wilayah ini. Tabel 1.1. Luas Penggunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2011(dalam Ha) Penggunaan Luas (Ha) % Hutan Rakyat 4399 2,226368 Hutan Negara 68632,32 34,73534 Tanah Sawah 65185,22 32,99074 Lain nya 59369,88 30,04755 Total lahan 197586,42 100 Sumber : Tabel SD -1 Buku Data SLHD 2012 Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-4

Gambar 1.1. Luas Penggunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2011(dalam Ha) 3. Pengawasan pencemaran udara dan upaya perlindungan lingkungan dari pencemar Pertambangan menjadi salah satu industri yang berperan besar dalam menunjang perekonomian Kabupaten Grobogan. Potensi pertambangan fosfat, batu gamping, kuarsa, tanah liat, sirtu dan rencana produksi PT Semen Grobogan di Kecamatan Tanggungharjo tentu membuat potensi pencemaran udara akan meningkat di masa mendatang. Walaupun hasil uji kualitas udara tahun 2011 belum menunjukkan adanya parameter pencemar udara yang melebihi batas baku mutu yang ditentukan, namun antisipasi peningkatan polusi udara tetap mutlak dilakukan. 4. Peningkatan Sarana Sanitasi dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Kualitas lingkungan hidup erat kaitannya dengan pola hidup masyarakat dan pembuangan limbah. Hal ini dapat dilihat dari sarana sanitasi dan pengelolaan limbah cair yang dimiliki oleh masyarakat. Data terbaru Tahun 2011 menunjukkan 117.110 Kepala Keluarga di Kab Grobogan belum memiliki Sarana Sanitasi yang dilengkapi dengan Septik Tank ( Tabel SP-3 Buku Data SLHD 2012). Perilaku yang demikian itu akan berkorelasi langsung dengan tingkat kesehatan dan pencemaran badan air penerima yang ada di Kabupaten Grobogan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Grobogan telah berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program bantuan Jamban Keluarga lewat kerjasama dengan Plan Indonesia maupun program PAMSIMAS. Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-5

ISU PRIORITAS Pengawasan dan Perlindungan Sumber Daya Air Konservasi kawasan lindung dan karst Pengawasan pencemaran udara dan upaya perlindungan lingkungan dari pencemar Peningkatan Sarana Sanitasi dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga ALASAN PEMILIHAN ISU 1. Pengelolaan Sumber Daya Air Lemah 2. Memiliki 8 waduk dan 26 embung penting untuk pertanian 3. Kabupaten Grobogan memiliki 2 (dua) sungai besar (Sungai Serang dan Lusi) bagian BPSDA WS Jratunseluna 4. Hasil pengujian kualitas (untuk parameter air bersih dan air limbah) di badan air penerima (sungai, bendung dan mata air) menunjukkan bahwa sebagian besar badan penerima air tersebut tidak memenuhi persyaratan kesehatan 1. Kab Grobogan memiliki kawasan karst di Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Slatan 2. Luas hutan hutan negara sebesar 68.632,320 Ha dan hutan rakyat sebesar 4.399 Ha dari keseluruhan luas wilayah Kab. Grobogan sebesar 197.586,420 Ha (35%) 1. Potensi pertambangan fosfat, batu gamping, kuarsa, tanah liat, sirtu 2. Rencana produksi PT Semen Grobogan di Kecamatan Tanggungharjo 160.850 Kepala Keluarga di Kab Grobogan belum memiliki Sarana Sanitasi yang dilengkapi dengan Septik Tank RESPON 1. Penyuluhan dan Pelatihan Teknik Memanen Air Hujan 2. Membangun Sumur Resapan, PAH, IPAL, Biopori dan Upaya Penghijauan 3. Penyuluhan kepada industri dan pelaku usaha tentang pengelolaan LH 4. Penegakan Hukum 1. Perda Kab Grobogan No 4 Tahun 2010 tentang PPLH 2. Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan 3. Penyuluhan kepada industri dan usaha tentang pengelolaan LH 4. Penegakan Hukum 1. Perda Kab Grobogan No 4 Tahun 2010 tentang PPLH 2. Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan 3. Penyuluhan kepada industri dan usaha tentang pengelolaan LH 4. Sosialisasi kepada masyarakat 1. Bantuan Jamban Keluarga 2. Penyuluhan dan Lomba Bersih dan Sehat Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-6

1.3 Sistematika Laporan Sistematika Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Grobogan Tahun 2012 disusun sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Isu Isu Prioritas 1.3. Sistematika Laporan 2. Bab II Kondisi Lingkungan Hidup Serta Kecenderungannya 2.1. Letak Geografis 2.2. Luas Wilayah 2.3. Kondisi Topografis 2.4. Keadaan Lahan 2.5. Keanekaragaman Hayati 2.6. Perbandingan Nilai Antar Lokasi Antar Waktu 2.7. Air 2.8. Udara 2.9. Iklim 2.10. Bencana Alam 3. Bab III Tekanan Terhadap Lingkungan 3.1. Kependudukan 3.2. Pemukiman 3.3. Kesehatan 3.4. Pertanian 3.5. Industri 3.6. Pertambangan 3.7. Energi 3.8. Transportasi 3.9. Pariwisata 3.10. Limbah B3 Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-7

4. Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan 4.1. Rehabilitasi Lingkungan 4.2. Pengawasan AMDAL 4.3. Penegakan Hukum 4.4. Peran Serta Masyarakat 4.5. Kelembagaan Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-8

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-9

Buku Laporan SLHD Kabupaten Grobogan 2012 I-10