PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

PERHITUNGAN TAHANAN PENTANAHAN GARDU 2 DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

PENGUKURAN TAHANAN GRID PEMBUMIAN PADA MODEL LAPISAN TANAH YANG TIDAK UNIFORM

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

SISTEM PENTANAHAN SWITCHYARD DENGAN KISI-KISI (GRID) PADA GARDU INDUK 150 KV BANTUL

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

KARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

by: Moh. Samsul Hadi

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

Nilai Riil dan Imajiner Impedansi Pentanahan dengan Modifikasi Batang Elektroda Diinjeksi Arus Berfrekuensi 50 Hz-2 MHz

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) TALANG JIMAR PT.PERTAMINA EP PRABUMULIH FIELD LAPORAN AKHIR

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISA SISTEM PENTANAHAN ELEKTRODE ROD DENGAN BIAYA ENERGI YANG EKONOMIS

Analisis Pengaruh Temperatur dan Kadar Garam Terhadap Hambatan Jenis Tanah

ANALISA PENTANAHAN PERALATAN PADA TRANSFORMATOR DAYA 10 MVA DI GARDU INDUK TALANG RATU PT. PLN (PERSERO) PALEMBANG

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

TAHANAN GROUNDING RUMAH TINGGAL DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Evaluasi Tahanan Pentanahan Kawat Netral Pada Jaringan Tegangan Menengah Daerah Perbukitan dan Pantai di Area Pelayanan Jaringan Semarang

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN SISTEM GROUNDING UNTUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM FISIKA UNNES SEMARANG

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

PENGAMANAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PEMBUMIAN NETRAL ( TN ) DAN SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN ( TT ) DI AREA TANGERANG.

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH, KELEMBABAN, TEMPERATUR DAN KADAR GARAM TERHADAP TAHANAN PENTANAHAN TANAH TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 500 KV PEDAN- UNGARAN

Transkripsi:

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako, 2) Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako Jl. SoekarnoHatta KM 9, Palu, Sulawesi Tengah email: Mukmin_mirwan07@yahoo.com Abstract Grounding system is a system that connects conductive connection systems, equipment and installations bodies with earth / ground so as to secure the human from electric shock, and secure the installation components from the dangers of the voltage / current abnormal. Therefore, the earthing system becomes an essential part of the power system. The study was conducted to measure and compare the value of grounding resistance on an area of reclaimed and nonreclaimed beach in a residential area of Citra Land, PT. Ciputra Surya, JO. that will facilitate the future design of earthing systems. Types of electrodes used in the measurement of the electrode is a single rod with a diameter of 0.15 m and a length of 1.4 meters, which were planted at a depth of 0.25 / 0.5 / 0.75 / 1 meter from the ground, measuring instruments used are analog Earth Resistance Tester 25. Grounding resistance value measurement performed ten times in order to get the value can be averaged so get earth resistance value desired. Value of the grounding resistance measurement results reclaimed land amounted to.0 Ω, while the nonreclaimed land by 5 Ω. For the value of soil resistivity on the reclaimed land of 0.455 Ω, while for nonreclaimed land of 1.481 Ω. Keywords: Reclamation, earthing, electrode and soil resistivity. Abstrak Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponenkomponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Penelitian dilakukan untuk mengukur dan membandingkan nilai tahanan pentanahan pada area reklamasi dan non reklamasi pantai pada area perumahan Citra Land, PT. Ciputra Surya, JO. sehingga akan mempermudah dalam perancangan sistem pentanahan nantinya. Jenis elektroda yang digunakan dalam pengukuran ialah elektroda batang tunggal dengan diameter 0,15 m dan panjang 1,4 meter, yang ditanam dengan kedalaman 0,25/0,5/0,75/1 meter dari permukaan tanah, alat ukur yang digunakan ialah Analog Earth Resistance Tester 25. nilai tahanan pentanahan dilakukan sebanyak sepuluh kali agar nilai yang di dapatkan dapat dirataratakan sehingga mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang di inginkan. Nilai hasil pengukuran tahanan pentanahan tanah reklamasi sebesar,0 Ω, sedangkan tanah non reklamasi sebesar 5 Ω. Untuk nilai tahanan jenis tanah pada tanah reklamasi sebesar 0,455 Ω sedangkan untuk tanah non reklamasi sebesar 1,481 Ω. Kata Kunci:, pentanahan, elektroda dan tahanan jenis tanah. PENDAHULUAN Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponenkomponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Tujuan 29

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang lowimpedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sejalan berkembangnya jaman dan semakin sempitnya tanah yang dapat digunakan untuk pembangunan gedung, hotel dan bangunan lainnya di wilayah Indonesia khususnya Kota Palu mengalami kendala pada area strategis untuk pembangunan, Sehingga pembangunan cenderung memanfaatkan daerahdaerah strategis yang berada pada pinggiran pantai untuk di reklamasi yaitu dengan menciptakan daratan baru di lahan yang sebelumnya terdiri dari air. Untuk merencanakan sistem pentanahan pada area reklamasi pantai memerlukan suatu pengukuran nilai tahanan pentanahan, hal ini akan bermanfaat dalam perencanaan sistem pentanahan nantinya. Menurut Hutauruk, dalam Supardi (200), Untuk mengetahui nilainilai hambatan jenis tanah yang akurat harus dilakukan pengukuran secara langsung pada lokasi yang digunakan untuk system pentanahan karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan, untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak sama. Menurut Kharisma, dalam Wahyono (2012) Nilai tahanan pembumian dipengaruhi oleh kedalaman penanaman dan jarak elektroda. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai tahanan pembumian akan semakin kecil bila kedalaman penanaman ditambah, jumlah elektroda yang ditanam, dan jarak penanamannya ditambah. Menurut IEEE Std 142 2007 dalam Yunaningrat (2000), Tujuan system pentanahan adalah: a. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang diperbolehkan. 0 b. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. 1. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Besar Tahanan Pentanahan Menurut Yunaningrat (2000), pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya suatu tahanan pentanahan yaitu, sebagai berikut: 2. Elektroda Pentanahan Menurut PUIL 2000 [.18.11 &.18.4.1], Elektroda adalah pengantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kontak lansung dengan bumi. Pada umumnya elektroda pentanahan yang sering digunakan ada jenis, yaitu sebagai berikut: a. Elektroda Batang Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Rumus (1) merupakan tahanan pentanahan elektroda batang unggal: Dimana: * ( ) +... (1) R= Tahanan pentanahan untuk elektroda batang(ohm) ρ = Tahanan jenis tanah (ohmmeter) L = Panjang elektroda (m) A = Diameter elektroda (meter)

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 c. Elektroda Plat Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Cara pemasangannya adalah tegak lurus dengan kedalaman kirakira 1 meter di bawah permukaan tanah dihitung dari sisi plat sebelah atas. Gambar 1. Elektroda Batang (Avianti, 2012) b. Elektroda Pita Elektroda ini berupa pita atau kawat berpenampang bulat yang ditanam di dalam tanah umumnya penanamannya tidak terlalu dalam (0,5 1 meter. Rumus (2) merupakan rumus tahanan pentanahan untuk elektroda pita adalah sebagai berikut: ( )... (2) Dimana: R = Tahanan pentanahan elektroda pita (ohm) ρ = Tahanan jenis tanah (ohmmeter) L = Panjang elektroda pelat (m) d = kedalaman plat tertanam dari permukaan tanah (m) Gambar. Elektroda Plat (Avianti, 2009) Rumus () merupakan tahanan pentanahan untuk elektroda bentuk plat sebagai berikut: ( )... () Dimana: R =Tahanan pentanahan elektrodapelat (ohm) ρ =Tahanan jenis tanah (ohmmeter) L =Panjang elektroda pelat (m) b =Lebar pelat (m) t =kedalaman plat tertanam dari permukaan tanah (m). Jenis Bahan dan Ukuran Elektroda Berikut ini adalah tabel yang memuat ukuranukuran elektroda pentanahan yang umum digunakan dalam sistem pentanahan. Gambar 2. Elektroda Pita (Avianti, 2012) No Jenis Elektrode 1 Elektrode Pita Tabel.1 Ukuran Minimum Elektrode Bumi Baja digalvanasi dengan proses pemanasan Pita baja mm 2 setebal minimum mm Penghantar pilin 95 mm 2 (bukan kawat halus) Bahan Jenis Elektrode Baja berlapis Tembaga tembaga 50 mm 2 Pita tembaga 50 mm 2 tebal minimum 2 mm Penghantar pilin 5 mm 2 (bukan kawat halus) 1

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) 2 Elektrode Batang Pipa baja 25 mm Baja profil (mm) L 65x65x7 U 6,5 T 6x50x Batang profil lain yang setaraf Baja berdiamete r 15 mm dilapisi tembaga setebal 2,5 mm Elektrode Plat Pelat besi tebal mm luas 0,5 m 2 sampai 1 m 2 Pelat tembaga tebal 2 mm luas 0,5 m 2 sampai 1 m 2 (Sumber: PUIL, 2000) 4. Jumlah/Konfigurasi Elektroda Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang dikehendaki dan bila tidak cukup dengan satu elektroda, bisa digunakan lebih banyak elektroda dengan bermacammacam konfigurasi pemancangannya di dalam tanah. 5. Kedalaman Pemancangan / Penanaman Di Dalam Tanah Pemancangan ini tergantung dari jenis dan sifatsifat tanah. Ada yang lebih efektif ditanam secara dalam, namun ada pula yang cukup ditanam secara dangkal. 6. Tahanan Jenis Tanah (ρ) Untuk mengetahui harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi, karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan, untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak sama. Tabel 2. Tahanan jenis berbagai jenis tanah dan tahanan pentahanannya No 1. 2.. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jenis Tanah Humus lembab Tanah pertanian, tanah liat Tanah liat berpasir Pasir lembab Pasir kering Beton 1:5 Kerikil lembab Kerikil kering Tanah bebatu Batu karang Sumber: Marsudi (2011). Tahan an Jenis (ohm) 0 150 00 0 400 500 0 0000 Tahanan Pentanahan (Ω) Kedalaman Batang Pentanahan (m) Panjang Pita Pentanahan (m) 6 10 5 10 20 10 50 66 0 160 0 0 5 17 25 165 80 165 500 10 15 20 48 00 12 40 60 80 400 160 200 400 1200 6 20 0 40 200 80 200 600 10 15 20 40 50 00 tahanan jenis tanah biasanya dilakukan dengan cara Suswanto (2011): 2

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 a. Metode Empat Elektroda (Four electroda method) Dimana: (... (2.1) Gambar 4. Metoda Empat Titik (Alfian, 2009) ρ R c d b = Tahanan Jenis Tanah [Ω.m] = Tahanan yang terukur [Ω] = Jarak antara elektroda bagian luar dengan bagian dalam [m] = Jarak antara elektroda bagian dalam [m] = elektroda yang tertanam [m] Bila arus I masuk ke tanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke elektroda yang lain cukup jauh, sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan. Sehingga:...(2.4) Dimana: a = jarak antara elektroda [m] R4 = tahanan antara elektroda dan 4 [Ω] ρ = tahanan jenis tanah [Ωm] b. Metode Susunan Schlumberger. Arus diinjeksikan melalui elektroda C1, dan pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1, dimana jarak elektroda arus (C1) jauh lebih besar dari jarak elektroda tegangan (P1). Susunan Metode Schlumberger dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini: METODE PENELITIAN Adapun alat yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut: 1. Earth Tester Analog Gambar 6. Earth Resistance Tester (a). Elektroda Bantu. Gambar 5. Gambar Susunan Schlumberger (Alfian,2009) Metode Schlumberger dapat dirumuskan sebagai berikut:

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) 4 5 Diameter Elektroda Kedalamam Penanaman 1,5 cm 0,25/0,5,/0,75/1 Meter HASIL DAN PEMBAHASAN (b) Kabel Penghubung Dengan data sebagai berikut: Merk : YOKOGAWA Sumber Tenaga : 1,5 V DC jenis baterai R20P (Sanyo Super) x 4. Jenis : Analog Earth Resistance Tester 25. Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur dengan kemampuan mengukur sampai 0 Ω (ohm). 2. Palu/Martil Palu atau Martil berfungsi sebagai alat untuk menumbuk elektroda batang, sehingga memudahkan dalam penanaman dan penambahan kedalaman elektroda.. Kunci Pipa Berfungsi sebagai alat untuk memudahkan mencabut kembali elektroda yang telah tertanam. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. Data Elektroda Batang No Keterangan Jenis/Ukuran 1 Bentuk Elektroda Batang nilai tahanan pentanahan menggunakan alat ukur Earth Tester tipe Analog. Earth Tester dihubungkan ke elektroda yang tertanam, dimana 2 diantaranya adalah elektroda bantu dan 1 elektroda utama. Secara lengkap bentuk pengukuran nilai tahanan pentanahan seperti gambar di bawah ini: Gambar 9. Rangkaian Nilai Tahanan Pentanahan Menggunakan Earth Tester. dilakukan dengan menggunakan elektroda batang, dengan kedalaman yang bevariasi antara kedalaman 0,250,50,751 meter dari permukaan tanah ini dilakukan agar mengetahui tingkat kedalaman penanaman elektroda apakah mempengaruhi nilai tahanan pentanahan. Proses pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh kali percobaan dilokasi tanah reklamasi maupun tanah non reklamasi, ini dilakukan agar nilai tahanan yang dilakukan dapat dirataratakan sehingga mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang diinginkan. 2 Bahan Elektroda Galvanis 4 Panjang Elektroda 1,4 m

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 Gambar 10. Lokasi Penanaman Elektroda Tanah Gambar 11. Lokasi Penanaman Elektroda Tanah Non 1. Tahanan Jenis Tanah /Non Tabel 4. Hasil Tahanan Jenis Tanah Percobaan V I R (Ω) I 0,6 1 0,6 II 0,58 2,1 0,29 III 0,8 2,6 0,1 IV 0,6 2 0, V 0,82 1, 0,6 VI 0,5 1,4 0,5 VII 0,91 0,9 1,01 VIII 0,72 1,94 0,7 IX 0,62 1,52 0,40 X 0,48 1,62 0,29 Nilai ratarata R = 0,455 Ω Data hasil pengukuran merupakan data yang diambil dari hasil pengukuran nilai tahanan pentanahan pada area reklamasi dan non reklamasi pada Perumahan Citra Land. Dimana hasil yang diperoleh merupakan perbedaan nilai tahanan pentanahan antara area reklamasi dan non reklamasi. Tabel 5. Nilai RataRata Hasil Nilai Tahanan Pentanahan. Nilai Tahanan Pentanahan (Ω) 5

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) 1 2 4 5 6 Tanah Tanah Non 5,6 5 2, 4,2, 5, 1,8 6,1 2,6 7 4 4,5 7 8 9 10 Nilai ratarata 2,7 5,5,1 4,7 2,2,2 2,7 4,5,0 5 6 5 4 2 1 0 Tanah Perc. 1 Perc. 2 Perc. Perc. 4 Perc. 5 Perc. 6 Perc. 7 Perc. 8 Perc. 9 Per. 10 Gambar 12. Grafik Nilai Hasil Nilai Tahanan Pentanahan Tanah Gambar 1. Grafik Nilai Hasil Nilai Tahanan Pentanahan Tanah Non. Dari hasil pengukuran nilai tahanan pentanahan menunjukkan bahwa, nilai tahanan pentanahan pada area non reklamasi lebih tinggi dibandingkan 6 dengan nilai tahanan pentanahan pada area tanah reklamasi sebesar 5 Ω untuk tanah non reklamasi sedangkan untuk

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 tanah reklamasi sebesar,0 Ω nilai tahanan pentanahan yang dihasilkan. 2. Perhitungan Nilai Tahanan Pentanahan Sebelum dilakukannya perhitungan nilai tahanan pentanahan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan nilai tahanan jenis tanah terhadap lokasi tanah non reklamasi dan tanah reklamasi. Berikut hasil pengukuran tahanan jenis tanah. Tabel 6. Nilai RataRata Hasil Nilai Tahanan Jenis Tanah Lokasi Tanah Tanah Non R 0,455 Ω 1,481 Ω Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai Tahanan Jenis Tanah Lokasi Tanah Non Tanah Dari hasil perhitungan nilai tahan pentanahan diketahui bahwa nilai tahanan pentanahan untuk tanah non reklamasi sebesar,1290161 Ω. Sedangkan untuk tanah reklamasi nilai tahanan pentanahan yang dihasilkan sebesar 0,9619658 Ω. Nilai Tahanan Jenis Tanah 4,6472 Ω 1,4287 Ω. Perbandingan Hasil Dan Hasil Perhitungan Nilai Tahanan Pentanahan. Setelah dilakukan proses pengukuran nilai tahanan pentanahan pada area tanah reklamasi dan tanah reklamasi dan proses perhitungan nilai tahanan pentanahan, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 8. Perbandingan Hasil dan Hasil Perhitungan Nilai Tahanan Pentanahan. No 1 Jenis Elektroda Elektroda Batang Hasil (Ω) Tanah Non Tanah Reklmasi Hasil Perhitungan (Ω) Tanah Non Tanah 5,0,1290161 0,9619658 7

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND) 6 5 Tanah Non 4 2 1 0 Hasil Hasil Perhitungan Gambar 14. Grafik Perbandingan Nilai Tahanan Pentanahan Hasil dan Hasil Perhitungan. Dari grafik diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran dan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan jenis elektroda batang pada lokasi tanah non reklamasi dan tanah reklamasi menghasilkan nilai yang cukup berbeda, karena Nilai tahanan jenis tanah yang digunakan merupakan nilai yang didapatkan berdasarkan pengukuran langsung, bukan dari nilai ketetapan yang ditetapkan oleh Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) pada halaman 80 Tabel.18 1 Resistansi jenis tanah. Serta Proses pengukuran nilai tahanan jenis tanah yang dilakukan hanya menggunakan metode 4 titik, sehingga nilai tahanan jenis yang didapatkan kurang akurat sehingga berpengaruh terhadap nilai tahanan pentanahan yang didapatkan dari hasil pengukuran. SIMPULAN Nilai tahanan pentanahan yang dihasilkan pada lokasi tanah non reklamasi 5 Ω dan nilai tahanan pentanahan yang dihasilkan oleh tanah reklamasi sebesar,0 Ω. Dari berapa kondisi kedalaman penanaman elektroda, kedalaman 1 meter yang menghasilkan nilai tahanan pentanahan paling rendah, dapat disimpulkan bahwa semakin dalam penanaman elektroda batang maka hasil yang akan didapatkan akan semakin kecil/semakin baik. Nilai tahanan pentanahan pada tanah non reklamasi lebih tinggi dari nilai tahanan pentanahan pada tanah reklamasi baik dari hasil pengukuran maupun hasil perhitungan. DAFTAR RUJUKAN Alvian. 2009. Pengaruh Jarak Probe Pembantu Dengan Elektroda Batang Terhadap Hasil Tahanan Pembumian. Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara Avianti, F. 2012. Pengujian Dan Analisa Tahanan Elektroda Pentanahan Dengan Metode Kutub Pada Gtt Bengkel Listrik, Politeknik Negeri Malang, Tugas Akhir Politeknik Negeri Malang, Malang. Marsudi, D. 2011. Pembangkit Energi Listrik, Erlangga, Jakarta. Mazetti, G.M.Veca, 1998. Impuls behaviour of grounded IEEE transaction on power apparatus and system. Vol. PAS102 Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). 8

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2564792 Supardi, A. 1999. Pengaruh Frekuensi Arus Terhadap Magnitude Impedansi Pentanahan Suatu Elektroda Batang, Jurnal Teknik Elektro & Komputer Emitor Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Wahyono 2012. Pengaruh Kadar Air & Kedalaman Elektroda Batang Tunggal Terhadap Tahanan Pembumian Pada Tanah Liat, Skripsi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negri Semarang Universitas Wahid Hasyim, Semarang Yunaningrat, R. 2000. Analisa Pentanahan Pada BTS BSC Banjarsari, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. 9