HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Castanea Cintya Dewi. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

TESIS. Oleh SANTI IMELDA GEA /IKM

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

HUBUNGAN ANTARA KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN ISPA NON PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI PINANG

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA pada Balita di Indramayu

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta.

Keyword : house characteristic, smoking habits, chidren under 5 years old, Acute Respiratory Infections (ARIs)

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Hubungan Lingkungan Fisik dan Tindakan Penduduk dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Dian Indriani* Siti Arifah**

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

POLA SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT NYAMUK BAKAR KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PERUMAHAN LAWU INDAH NGAWI SKRIPSI

HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

HUBUNGAN FAKTOR KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN INSIDEN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS YOSOMULYO KOTA METRO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Kebiasaan Merokok, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Anak umur 1-4 tahun

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (0-12 BULAN) (STUDI KASUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2015)

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Junitje I. Pangemanan*, Oksfriani J.Sumampouw*, Rahayu H. Akili* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Tingkat mortalitas ISPA tertinggi pada bayi, anak-anak, dan lanjut usia. Kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Melonguane pada bulan Januari-Maret 2016 sebanyak 137 kasus.tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Dilaksanakan pada bulan Juli 2016 di wilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Jumlah sampel sebanyak 100 responden dari 763 total populasi. Variabel penelitian yaitu jenis lantai rumah, pencahayaan rumah, ventilasi rumah, dan kejadian ISPA. Analisis data mencakup analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Nilai koofisien (α) dalam penelitian ini adalah 5 % atau sebesar 0,05, sehingga jika nilai probabilitas (ρ value) hasil uji statistik lebih dari nilai α maka variable tersebut dinyatakan tidak berhubungan sebaliknya jika ρ value kurang dari nilai α maka varibel tersebut dinyatakan berhubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA p = 0.598, dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pencahayaan dengan kejadian ISPA p = 0.390. Terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA p = 0.046. Terdapat hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian ISPA pada balita, Tidak terdapat hubungan antara Ventilasi rumah dan pencahayaan rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang faktor resiko penyakit ISPA balita. Kata Kunci :Lantai, Ventilasi, Pencahayaan, ISPA, Balita. ABSTRACT upper respiratory infection (ARI) is one of the major causes of morbidity and mortality in the world. ARI mortality rate highest in infants, children, and elderly. the incidence of Acute Respiratory Infections in Toddlers in Puskesmas Melonguane in January until the premises in March 2016 as many as 137 cases. the purpose of this study is to analyze the relationship between physical condition and ARI in infants in the working area health centers Melonguane Talaud district. This study is an analytic survey with cross sectional study. held in July 2016 in Puskesmas Melonguane Talaud district. the number of samples in this study were 100 respondents from a total population of 763. which became the research variables are the type of home floor, the lighting in the house and ventilation in the house.data analysis include univariate and bivariate analysis. for the bivariate analysis the researchers used statistical test analysis chy square. coefficient value in the study of 0.05 or 5%. If the p-value is more than the value of the variable coefficient is not related to the reverse if the p-value is less than the value of the coefficient of the variable is declared interconnected. The results showed there was no correlation between the area of ventilation with ARI in infants (p value = 0.598). There was no relationship between the lighting conditions with ARI in infants where the p value = 0.390 and for variable floor condition associated with ARI in infants (p value = 0.046) There is a relationship between the state storeyhouse with ARI in young children, there is no relationship between lighting with ARI in young children, and there is no relationship between ventilation with ARI in infants. Health Department and Community Health Center to do counseling about risk factors ISPA to the public. Keywords: flooring, lighting, ventilation, ARI, Infants

PENDAHULUAN Ditinjau dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya (Soemirat, 2007). Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA. Penyakit ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kejadian penyakit ISPA terutama pada anak balita. Penyakit ISPA masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, prevalensi ISPA di Indonesia padatahun 2013 adalah 25%, tidak jauh berbeda dengan prevalensi pada tahun 2007 sebesar 25,5%. Prevalensi ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 25,8% dan <1 tahun sebesar 22,0% (Riskesdas, 2013). Sedangkan menurut provinsi, periode prevalensi Sulawesi Utara yaitu 24,7% (Kemenkes, 2013). Sanitasi rumah secara fisik yang memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada balita meliputi kepadatan penghuni, ventilasi, dan penerangan alami. Hubungan antara penyakit dengan tempat menunjukan adanya faktor yang mempunyai arti yang penting sebagai penyebab timbulnya penyakit Notoatmodjo (2003). Berdasarkan survei pendahuluan di Puskesmas Melonguane Kabupaten kepualuan Talaud bahwa pengetahuan orang tua tentang penyakit ISPA pada anak masih dikatakan kurang baik. Data laporan bulanan dari Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (P2 ISPA) tahun 2015, bahwa Penyakit ISPA dan penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas menduduki peringkat pertama pada sepuluh penyakit terbesar yaitu 447 kasus balita, dan pada bulan januari sampai dengan bulan April 2016 terdapat 137 kasus balita. Kondisi lingkungan rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini bisa membantu Pemerintah dan masyarakat Kecamatan Melonguane untuk dapat melakukan pemecahan masalah tentang kejadian ISPA. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian survey analitik sectional studi atau potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 di wilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud yang berjumlah 763

balita dan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 balita dengan ibu balita sebagai respondennya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu jenis lantai rumah, pencahayaan rumah, ventilasi rumah, dan kejadian ISPA. Analisis data dalam penelitian ini mencakup analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Nilai koofisien (α) dalam penelitian ini adalah 5 % atau sebesar 0,05, sehingga jika nilai probabilitas (ρ value) hasil uji statistik lebih dari nilai α maka variable tersebut dinyatakan tidak berhubungan sebaliknya jika ρ value kurang dari nilai α maka varibel tersebut dinyatakan berhubungan. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara, observasi, dan pengukuran dengan menggunakan Roll meter dan Lux meter terhadap kondisi fisik rumah sebagai subjek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud, dan dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dilihat dari pendidikan terakhir ibu terbanyak didapatkan pada pendidikan SMP yaitu 56 orang (56%). Dilihat dari jenis kelamin balita didapatkan pada perempuan yaitu 51 orang (51%), dan rentang usia balita 21-40 bulan terbanyak yaitu 53 orang (53 %). Tabel 1 Hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA Kondisi Fisik Rumah Jenis Lantai Kejadian ISPA Tidak ISPA ISPA Jumlah n % n % n % P Value Tidak Memenuhi Syarat 25 62.5 40 66.7 65 65 Memenuhi Syarat 15 37.5 20 33.3 35 35 0,046 Jumlah 40 100 60 100 100 Pencahayaan Rumah 100 % Tidak Memenuhi Syarat 21 52.5 25 41.7 46 46 Memenuhi Syarat 19 47.5 35 58.3 54 54 0,390 Jumlah 40 100 60 100 100 100

Ventilasi Rumah Tidak Memenuhi Syarat 2 5 6 10 8 8 Memenuhi Syarat 38 95 54 90 92 92 0,598 Jumlah 40 100 60 100 100 100 a. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan pendidikan terakhir Ibu yang memiliki balita yang paling banyak adalah berpendidikan SMP yaitu sebanyak 56% responden, sedangkan responden yang tidak sekolah tidak ada. Jenis kelamin balita perempuan lebih banyak yaitu 51 orang ( 51%). Jenis kelamin balita bukan merupakan determinan dari kejadian ISPA pada balita ( Rahayu dkk, 2005 ). Usia balita dengan rentang usia antara 21-40 bulan yang paling banyak yaitu berjumlah 53 balita ( 53% ). b. Hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian ISPA Berdasarkan hasil uji bivariat yang dilakukan, menunjukkan terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada balita yaitup = 0,046, disebabkan karena lantai rumah yang yang berada di wilayah kerja Puskesmas Melonguane masih memiliki lantai rumah semen. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Bee.,dkk (2014) menunjukkan bahwa kondisi lantai rumah dengan kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud ada hubungan yang bermakna dengan nilai (ρ= 0,000). Jenis lantai rumah mempengaruhi Kejadian ISPA pada balita. Dimana rumah yang memiliki jenis lantai keramik atau ubin cenderung lebih baik karena mudah dibersihkan dan tidak lembab. Sebaliknya lantai yang hanya dicor cenderung lembab, tidak kedap air, dan bisa menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri atau virus penyebab ISPA. c. Hubungan antara Pencahayaan Rumah dengan Kejadian ISPA Hasil analisis diperoleh nilai p = 0,390 yang berarti tidak ada hubungan antara pencahayaan rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Melonguane. Berbeda dengan hasil penelitian Nur dan Lilis (2004) berarti ada hubungan antara penerangan alami dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya Tahun 2004. Dalam penelitian ini memang tidak ditemukan hubungan antara pencahayaan dengan kejadiaan ISPA

pada balita. Perbedaan hasil penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi atau letak rumah di tempat penelitian mempengaruhi pengukuran saat penelitian. Pencahayaan alami tentunya sangat ditentukan oleh sinar matahari yang artinya proses penelitian atau pengukuran sangat bergantung pula pada cuaca atau situasi saat penelitian. Faktor kondisi balita juga merupakan determinan mengapa variabel pencahayaan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita. Balita yang memiliki sistim imun yang baik tidak akan mudah terjangkit penyakit. d. Hubungan antara Ventilasi rumah dengan Kejadian ISPA Berdasarkan hasil yang di peroleh tidak terdapat hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita dimana ρ sebesar 0,598> α (0,05). Berbeda dengan hasil penelitian Oktaviani (2009) didapatkan nilai p (0,046) lebih kecil dari nilai α (0,05), dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara ventilasi rumah dengan kejadian ISPA pada balita di desa Cepogo kecamatan Cepogo Kab. Boyolali dan didukung juga dengan penelitian Bee, dkk (2014) yang memperoleh hasil nilai p =0,000, yang menujukan bahwa ada hubungan antara luas ventilasi rumah dengan kejadian ISPA pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud Secara umum ventilasi rumah masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud telah memenuhi syarat dari segi rasio antara luas ventilasi dengan luas lantai. Masalahnya adalah ventilasi yang dibuat memiliki model tertutup oleh kaca, sehingga udara tidak bisah keluar masuk dengan baik. Variabel ventilasi ini juga tidak berpengaruh terhadap kejadian ISPA dikarenakan beberapa faktor penyebab terjadinya ISPA yang telah dijelaskan. Selain itu factor imunisasi pada balita juga mempengaruhi terjadinya ISPA. Pengetahuan ibu terhadap kesehatan termasuk didalamnya bahaya penyakit ISPA pada balita sangat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah Kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. 2. Tidak terdapat hubungan antara Pencahayaan dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah Kerja

Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. 3. Tidak terdapat hubungan antara Ventilasi Rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah Kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. SARAN 1. Diharapkan kepada petugas kesehatan Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud agar dapat meningkatkan penyuluhanpenyuluhan tentang kesehatan terutama yang menyangkut dengan penyakit ISPA. 2. Diharapkan orang tua menghindari balita terpajan dengan faktor resiko lainnya penyebab ISPA seperti asap rokok dan melakukan imunisasi secara lengkap terhadap balita. 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu data dasar untuk acuan dan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya yaitu dengan mengganti variable selain yang telah diteliti disini. DAFTAR PUSTAKA Bee L. W., R. H. Akili, J. V. S. Sinolungn. 2014 Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2014 (On fkm.unsrat.ac.id/wpcontent/uploads/2014/11/jurna L-LILI-FIX-1.pdfline) Kemenkes.2013. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Kemenkes RI. Notoadmojo S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineke Cipta Oktaviani. 2009. Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Ispa) Pada Balita Di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Tesis. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Rahayu SCM, Muchson M, dan Prastiwi ME. 2005. Risiko Terjadinya Penyakit Saluran Pernafasan Penduduk Sekitar Daerah Industri. Surabaya: Poltekes Surabaya. Riskesdas.2013. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan

kementrian kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI. Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press. Jogjakarta Yusup., Sulistyorini. 2004. Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik Dengan Kejadian Ispa Pada Balita. (Jurnal) Vol. 1: 2 halaman 10-120 Januari 2015.