BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

Motilitas Persentase Motilitas spermatozoa hasil pengamatan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

5 detik dan berada dalam gemngan nitrogen cair (Senger 1980). Waktu. pengambilan sampel semen beku dalam proses pernindahan dari kontainer depo

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inseminasi Buatan (IB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

156 ZIRAA AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman ISSN

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

3. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

PENGARUH METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SEMEN BEKU SAPI FH (Friesian holstein)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan menggunakan RAL, faktor perlakuan adalah meliputi konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Sampel Feses Sapi Potong segar dan sludge (100 gram/sampel) 2. Batu bara jenis Subbitumminus dan Bituminus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

Transkripsi:

36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan masing-masing perlakuan 3 kali ulangan sebagaimana dijelaskan Zenichiro (2002) bahwa pengujian setelah thawing maksimal dilakukan pada 3 straw. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 di Laboratorium Balai Besar Insemenasi Buatan (BBIB) Singosari Malang. 3.3 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang diamati adalah sebagai berikut : 3.3.1 Variabel bebas : a. Suhu perendaman yang terdiri dari 3 taraf yaitu : 34 0 C, 37 0 C, dan 40 0 C. b. Lama thawing terdiri dari 3 taraf yaitu : 30 detik, 35 detik dan 40 detik. 3.3.2 Variabel terikat : Kualitas spermatozoa meliputi : motilitas, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran. 3.3.3 Variabel kendali : Jenis semen yang digunakan adalah semen beku jenis sapi Madura

37 3.4 Populasi dan Sampel Semen beku yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen beku sapi Madura yang diencerkan dengan tris aminomethan dan kuning telur yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Malang. 3.5 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat dan bahan untuk menyimpan semen beku, thawing, dan pemeriksaan kualitas. 3.5.1 Menyimpan semen beku Alat yang digunakan untuk menyimpan semen beku adalah kontainer yang telah berisi netrogen cair. 3.5.2 Thawing Alat-alat yang digunakan adalah penjepit straw (pinset), thermometer, gunting, waterbach, kertas tissu dan stopwatch, sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah semen beku (straw) dan air. 3.5.3 Pemeriksaan semen (motilitas, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran) Alat : Ose, objek glass, cover glass, mikroskop, kertas label, counter, tabung reaksi, aluminium foil, inkubator dan mikropipet. Bahan : semen yang telah dithawing, Eosin-Negrosin (dengan komposisi : Eosin 0,5 g, Negrosin 2,5 g dan Natrium sitrat 1,5 g) dan Hypo-osmotic Swelling Test (0,09 g NaCl/50 ml aquades)

38 3.6 Prosedur Prosedur percobaan ini meliputi thawing dan pemeriksaan semen 3.6.1 Thawing a. Menyiapkan waterbach dan mengatur suhu air di dalamnya hingga suhu yang telah ditentukan. b. Mengambil straw dengan penjepit (pinset) dari kontainer dan memasukkannya ke dalam waterbach selama waktu yang telah ditentukan. 3.6.2 Pemeriksaan Motilitas a. Setelah thawing, straw diambil dan digunting pada ujung yang tidak bergabus serta membuat sedikit sobekan di bagian tengahnya. b. Meneteskan semen pada objek glass yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditutup dengan cover glass. c. Mengamati objek glass di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali dan menilai spermatozoa yang bergerak lurus ke depan. d. Menentukan presentasenya. 3.6.3 Pemeriksaan Viabilitas Dalam pelaksanaan pemeriksaan ini digunakan preparat apus dengan pewarnaan Eosin-Negrosin. a. Eosin-Negrosin dipanasi pada suhu sekitar 37 0 C. b. Meneteskan semen sebanyak satu tetes (hasil thawing seperti prosedur di atas) pada bagian pinggir objek glass yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%.

39 c. Meneteskan Eosin-Negrosin sebanyak 4-5 tetes di samping semen lalu dicampur dengan menggunakan ose hingga homogen. d. Membuat preparat apus tipis dengan cara menempelkan ujung objek glass lain pada campuran tersebut (posisi miring) dengan sudut kemiringan 45 0. e. Mendorong sepanjang objek glass yang pertama sehingga diperoleh selapis semen yang telah diwarnai. f. Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali. g. Menghitung spermatozoa hidup dan mati. h. Menentukan presentasenya. 3.6.4 Pemeriksaan Abnormalitas Pemeriksaan abnormalitas ini dilakukan dengan mengamati preparat yang telah dipakai untuk pemeriksaan viabilitas dengan menghitung jumlah spermatozoa abnormal dan normal kemudian menentukan presentasenya (Partodihardjo, 1992). 3.6.5 Pemeriksaan Integritas Membran a. Mencampur 0,1 ml Semen yang telah di Thawing dengan larutan HOS tes 1,0 ml. b. Menginkubasi selama 30 menit pada 37 0 C. c. Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali. d. Mengitung spermatozoa yang bengkak. e. Menghitung presentasenya.

40 3.7 Variabel Pengamatan 3.7.1 Motilitas Individu Spermatozoa Penilaian dilakukan dengan menghitung persentase spermatozoa yang pergerakannya progresif maju ke depan dibandingkan dengan seluruh yang teramati (bergerak dan tidak bergerak) (Partodihardjo, 1992). 3.7.2 Viabilitas Spermatozoa Spermatozoa diteteskan di atas objek glass dan ditambahkan dengan satu tetes eosin-negrosin, kemudian dibuat preparat apus dan dikeringkan, kemudian menggunakan mikroskop dengan pembesaran 200 kali dan dihitung spermatozoa yang hidup (tidak menyerap warna) dan spermatozoa yang mati (menyerap warna) kemudian dicari presentasenya (Partodihardjo, 1992). Spermatozoa yang memiliki permeabilitas baik akan menghambat masuknya warna ke dalam membran sehingga tidak dapat menyerap warna (transparan), demikian juga sebaliknya. Perhitungan viabilitas dilakukan dengan mencari proporsi spermatozoa yang tidak menyerap warna (transparan) dengan yang menyerap warna.

41 3.7.3 Abnormalitas Spermatozoa Persentase Abnormalitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan warna untuk diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali dan penghitungannya adalah membandingkan antara spermatozoa yang abnormal dengan spematozoa yang normal pada luas pandang yang sama (Partodihardjo, 1992). 3.7.4 Integritas Membran Spermatozoa 0,1 ml semen yang telah dilakukan Thawing dicampur dengan 1,0 ml larutan HOS Test, kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 0 C, dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali kemudian dihitung presentase spermatozoa bengkak diantara spermatozoa yang diamati. Apabila kondisi membran baik, cairan dengan tekanan osmose rendah mudah masuk dan tidak dapat keluar sehingga ekor melingkar dan menggelembung, sedangkan spermatozoa dengan membran yang jelek tidak dapat bereaksi dengan larutan hypoosmotik sehingga tidak terjadi perubahan.

42 3.8 Analisis Data Data hasil penelitian di analisa dengan menggunakan pola faktorial. Jika hasilnya menunjukkan pengaruh yang signefikan, maka dilakukan uji BNJ 1% untuk mengatahui perbedaan suhu dan lama thawing (Sastrosupadi. 2000).