MIMBAR JURNAL PENELITIAN SOSIAL DAN POLITIK April - Juni 2014 ISSN : Volume 3 No.2

dokumen-dokumen yang mirip
Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KAMPUNG KILIARMA DISTRIK AGIMUGA KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Michael S. Mantiri 1

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

Publik di Kabupaten Aceh Utara Profil dan Kinerja Organisasi Publik di Kabupaten Aceh Utara

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

4.1. Profil Badan Pengawas Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

Transkripsi:

0

DAFTAR ISI ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE (Studi Deskriptif mengenai Kinerja Aparatur Kelurahan Ditinjau dari Dimensi Akuntabilitas, Responsibilitas dan Responsivitas di Kelurahan Napal Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma) Edi Darmawi, S.Sos., M.Si PENGARUH PERILAKU APARAT TERHADAP KUALITAS LAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU Dr. Drs. Adi Sutojo, M.Si IMPLEMENTASI PELATIHAN, PEMBERDAYAAN DAN PENILAIAN KINERJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG Markoni, SE., M.Si ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN E- KTP DI KECAMATA AIR NIPIS KABUPATEN BENGKULU SELATAN Abdul Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si HUBUNGAN PELAKSANAAN MUTASI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN Soehito Efendi, S.Pd., M.Si ETIKA APARATUR BIROKRASI DI DALAM PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA DINAS TATA KOTA DAN PENGAWAS BANGUNAN (TKPB) KOTA BENGKULU Drs. H. Muhammad Rozali Halaman 1 7 8 19 20 24 25 34 35 43 44-49 1

ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE (Studi Deskriptif mengenai Kinerja Aparatur Kelurahan Ditinjau dari Dimensi Akuntabilitas, Responsibilitas dan Responsivitas di Kelurahan Napal Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma) OLEH : Edi Darmawi, S.Sos., M.Si ABSTRAK Kinerja suatu organisasi sangat penting, oleh karena terlihatnya kinerja dengan tingkat pencapaian hasil, maka dapat diketahui hasil pekerjaan yang beorientasi dengan tugas dan wewenang yang diberikan dilaksanakan secara nyata dan maksimal. Kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang terdepan dan paling dekat dengan kebutuhan maupun hubungannya dengan masyarakat, yang menjadi tombak keberhasilan pembangunan. Mendukung dari apa yang diinginkan masyarakat dalam terwujudnya pelayanan yang prima, maka menjadi perlu pula bagi aparat pemerintah kelurahan Napal untuk memiliki kemampuan Akuntabilitas, Responsivitas dan Responsibilitas di dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur pelayan di dalam organisasi publik. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Sebagaimana menurut Nawawi (1990: 64), bahwa metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan perhatiannya kepada masalahmasalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat faktual, kemudian digambarkan secara deskriptif tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan diiringi interprestasi yang rasional dan akurat. Diketahui bahwa dalam melaksanakan fungsinya, aparat kelurahan Napal kecamatan Seluma Kota kabupaten Seluma telah berupaya secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mengupayakan pemberdayaan kelurahan dan masyarakat kelurahan dengan mengaktualisasikan prinsip akuntabilitas, responsibilitas dan responsivitas di dalam kinerjanya. Akuntabilitas aparat kelurahan Napal kecamatan Seluma Kota kabupaten Seluma sudah cukup baik, dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya komitmen dan kesungguhan aparat kelurahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanakan program pemberdayaan. Responsibilitas aparat kelurahan sudah cukup baik, dimana hal ini dapat dilihat dari kemampuan aparat kelurahan dalam meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Responsivitas aparat kelurahan Napal masih perlu adanya perbaikan-perbaikan, hal ini perlu adanya komitmen dan tindakan aparatur yang intens di dalam melakukan pembinaan kepada Keyword: Kinerja Pemerintah Kelurahan Napal, Akuntabilitas, Responsibilitas dan Responsiitas A. Pendahuluan Kinerja suatu organisasi sangat penting, oleh karena terlihatnya kinerja dengan tingkat pencapaian hasil, maka dapat diketahui hasil pekerjaan yang beorientasi dengan tugas dan wewenang yang diberikan dilaksanakan secara nyata dan maksimal. Kinerja sutu organisasi yang telah dilaksenakan dengan tingkat pencapaian hasil tertentu, harus disesuaikan pula dengan visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan sebagai landasan untuk melakukan tugas yang diemban. Artinya kinerja atau Perfomance merupakan tingkat pencapaian hasil. Kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang terdepan dan paling dekat dengan kebutuhan maupun hubungannya dengan masyarakat, yang menjadi tombak keberhasilan pembangunan. Kelurahan akan terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan serta pelayanan. Dengan demikian kelurahan harus mampu menjadi tempat bagi masyarakat untuk diselesaikan atau meneruskan aspirasi dan keinginan tersebut kepada pihak yang berkompeten untuk ditindaklanjuti. 2

Untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, maka visi dan misi kelurahan Napal Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma perlu mengkondisikan serta memberikan upaya kepada masyarakat melalui pemberdayaan kepada Dalam melaksanakan pemberdayaan pihak pemerintah kelurahan harus terlebih dahulu melihat faktor-faktor yang ada melalui analisa kesempatan, peluang, tantangan maupun hambatan yang ada di era otonomi ini, serta pemberdayaan yang dilakukan haruslah dapat menjawab kehendak atau keinginan masyarakat di kelurahan sebagai obyek pelayanan dari pemerintahan kelurahan. Mendukung dari apa yang diinginkan masyarakat dalam terwujudnya pelayanan yang prima, maka menjadi perlu pula bagi aparat pemerintah kelurahan Napal untuk memiliki kemampuan Akuntabilitas, Responsivitas dan Responsibilitas di dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur pelayan di dalam organisasi publik. Adapun rumusan masalah didalam penelitian ini adalah: Bagaimana Kinerja Aparatur Pemerintah Kelurahan ditinjau dari dimensi Akuntabilitas, Responsivitas dan Responsibilitas di Kelurahan Napal Kecamatan Seluma Kota Kabupaten Seluma? B. Landasan Teori Organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan kegiatan yang saling tergantung satu sama lain. Dinamika kegiatan yang berjalan berupa komunikasi yang membentuk suatu kontak hubungan hingga terbentuknya suatu jaringan, dimana dengan jaringan ini berpengaruh akan kekuasaan yang digunakan oleh elemen di dalam organisasi. Rue and Byar, 1981 (dalam Keban, 1995) menyatakan bahwa kinerja (performance) didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau the degree of accomplishment atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara kesinambungan. Format ideal kebijakan otonomi daerah pada saat ini menandai awal dari suatu proses perubahan yang mendasar dalam paradigma penyelenggaraan pemerintahan di negara ini. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelyanan merupakan unsur yang dibakukan dalam penyelengggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima layanan. Menurut Surat Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2004, menerangkan standar pelayanan sekurangkurangnya meliputi: a. Prosedur pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan enerima pelyanan termasuk pengaduan. b. Waktu penyelesaian Waktu penyelesaian ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan c. Biaya pelayanan Biaya pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan d. Produk pelayanan Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan e. Sarana dan Prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan Untuk mengetahui, bagaimana kinerja sebuah organisasi, banyak para pakar berpendapat dengan menggunakan indikator dan konsep, seperti efektivitas, efisiensi dan juga produktivitas untuk menentukan sejauh mana kemampuan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Namun konsep dan indikator yang dikemukakan selalu saja hanya tepat digunakan bagi organisasi swastayang berorientasi keuntungan belaka, hal ini tentunya berbeda dengan organisasi publik yang berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat banyak tanpa mengejar keuntungan materi. Pelayanan publik bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat untuk menuju suatu pemerintahan yang good governance. Karakteristik Good Governance yang saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri. UNDP (dalam Sedarmayanti, 2003:7-8). a. Partisipation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi 3

legitimasi yang mewakili kepentingannnya. b. Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan, terutama hukum hak asasi manusia. c. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. d. Consensus orientation. Good governance menjadi peranntara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, bak dalam hal kebijakan maupun prosedur. e. Responsiveness. Lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani setiap stakeholders. f. Effektiveness and efficiency. Proses dan lembaga yang menghsilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin. g. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai persepektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan. Donald dan Lawton (dalam Keban, 1995) mengatakan bahwa penilaian kinerja organisasi dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu dan penilaian tersebut juga dapat dijadikan input bagi perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi. Sedangkan Levine dkk, 1990 (didalam buku Dwiyanto, 1995) mengusulkan tiga konsep yang bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi public, yaitu: responsiveness, responsibility dan accountability. Di dalam penelitian ini terdapat beberapa dari hasil kajian teori yang ingin ditarik sebagai bahan analisis dan di definisikan sebagai konsep berikut: a. Kinerja pemerintah adalah menunjukan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan b. Responsivitas merupakan kemampuan organisasi Kelurahan dalam mengenali kebutuhan masyarakat dalam memberikan layanan c. Responsibilitas merupakan pelaksanaan kegiatan organisasi yang dilakukan sesuai dengan prinsipprinsip administrasi yang benar sesuai dengan kebijakan organisasi, dimana terciptanya pelayanan yang efektif, efisien dan adil d. Akuntabilitas merupakan konsistensi antara kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dengan aprirasi masyarakat, dimana tingkat kemampuan meningkatkan prakarsa dan kepedulian aparatur dan masyarakat terhadap kemajuan Kelurahan C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Sebagaimana menurut Nawawi (1990: 64), bahwa metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan perhatiannya kepada masalahmasalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat faktual, kemudian digambarkan secara deskriptif tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan diiringi interprestasi yang rasional dan akurat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, sehingga dalam penelitian ini tidak dikenal adanya sampel, melainkan informan. Hal ini dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai masalah penelitian yang sedang dibahas. Dalam hal ini penulis menggunakan metode puspose sampling. Oleh karena itu, informan yang dipilih di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No Informan Jumlah 1. Kepala Kelurahan 1 2. Aparat Kelurahan 3 3. Kepala Lingkungan 2 4. LMD 1 5. Masyarakat 5 Jumlah Keseluruhan 12 Orang Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat yang berhubungan dengan fenomena yang diselidiki. 4

Analisa data dari proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disusun secara terbuka, namun difokuskan pada pokok-pokok persoalan tertentu yang tercakup dalam tema pokok penelitian. Teknik deskriptif ini berusaha menyimpulkan data yang berhubungan dengan obyek penelitian, serta berusaha menjelaskan dan menggambarkan variabel penelitian secara mendalam dan komprehensif (detail) sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Model struktur yang efisiensi selama ini tidak berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik. Pemerintah pusat sepenuhnya belum memberikan kewenangan yang lebih bagi daerah otonom, akibatnya pelayanan yang dihasilkan cenderung tidak memiliki responsibilitas, responsivitas dan tidak representatif sesuai dengan tuntutan Agenda reformasi birokrasi merupakan langkah di dalam perbaikan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan public menjadi isu strategis dari pemerintahan pusat untuk segera mendapatkan perhatian. Birokrasi yang memiliki kinerja buruk dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat akan sangat mempengaruhi kinerja pemerintah dan hubungan yang berkaitan dengan citranya kepada Kinerja birokrasi dapat ditinjau melalui berbagai dimensi, yang diantaranya adalah dimensi akuntabilitas, responsibilitas dan responsivitas, yang mana merupakan bagian terpanting bagi aparat dalam memberikan pelayanan. Kinerja merupakan suatu konsep yang diukur berdasarkan indicator yang sangat bervariasi sesuai dengan konteks penggunaannya. 1. Akuntabilitas Terselenggaranya pemerintahan yang baik menjadi prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan bangsa dan negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem akuntabilitas yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, bertanggung jawab serta bebas dari KKN. Akuntabilitas kinerja paling tidak memberi manfaat (pertama) masyarakat ingin mengetahui seberapa besar efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan setiap kegiatan publik oleh pemerintah, yang notabene dibiayai oleh uang rakyat. Pemerintah dapat sekaligus mengintrospeksi diri terhadap kemampuan dari setiap program yang dijalankan apakah mengarah pada tujuan pada periode akhir perencanaan. Akuntabilitas pemerintah kelurahan Napal dapat dilihat pada pelaksanaan misi pemberdayaannya untuk menerapkan berbagai kebijakan dalam mengelola, memajukan serta meningkatkan kualitas hidup kehidupan di kelurahan Napal. Terdapatnya tugas dan tanggungjawab yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kebersihan, keamanan, ketertiban, pembinaan masyarakat serta pelayanan administrasi Komitmen pemberdayaan kelurahan tersebut merupakan tanggungjawab pemerintah sebagai pelayan masyarakat, sebagaimana Bapak Lurah Napal mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah terhadap pemberdayaan masyarakat telah banyak dilakukan, karena hal ini merupakan bagian dari bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakatnya. Upaya-upaya yang ingin ditingkatkan adalah perlunya untuk diteruskan agar masyarakat berperan aktif dalam proses pembangunan. Pendekatan pemberdayaan kelurahan Napal bertitik berat pada pentingnya masyarakat yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri sehingga diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sekedar obyek, tetapi justru sebagai subyek pelaku pembangunannya untuk ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum. Pelayanan public yang diselenggarakan oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi Pelayanan umum dimaknai oleh Lembaga Administrasi Negara (1998) sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan dilingkungan 5

perusahaan negara/ daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabilah layanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas layanan yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika layanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa baik dan buruknya pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia layanan dalam memnuhi harapan masyarakat secara konsisten dan berakhir pada persepsi pemakai jasa. Berdasarkan uraian konseptual diatas, maka pihak kelurahan Napal telah berupaya semaksimal mungkin mengembangkan konsep pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata. Pemberian layanan kepada masyarakat pihak kelurahan sangat memegang teguh prinsip efisien dan efektivitas. Setiap pelayanan yang diberikan telah diupayakan untuk menjadi pelayanan yang memiliki kualitas prima, sehingga kepuasan masyarakat tercapai dan citra pemerintah menjadi baik di mata Keberhasilan pembangunan di setiap negara terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan, diantaranya adalah keterlibatan mesyarakat di dalam pembangunan. Pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia, dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung pada masyarakat penerima program pembangunan. Oleh karenanya salah satu indikator keberhasilan pembangunan terletak pada partisipasi masyarakat yang turut andil di dalam proses kegiatan program tersebut. Partisipasi masyarakat dapat memfasilitasi arus informasi antara pemerintah dengan masyarakat, menghasilkan pemenuhan permintaan masyarakat dan membantu pemerintah menggunakan alokasi sumber daya sesuai keinginan pengguna. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan pelayanan juga dapat menjunjung nilai akuntabilitas pemerintah melalui peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kegiatan dan sekaligus kontrol terhadap pemerintah daerah. Mekanisme yang tersedia untuk pengguna yang berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan dan mengemukakan keinginannya terhadap kebijakan public agar terwujud. Berdasarkan uraian analisis diatas, maka dalam pelaksanaan program pemberdayaan kelurahan Napal membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk berpartisipasi langsung dalam mensukseskan program. Adapun yang perlu diketahui bahwa pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah membutuhkan komitmen dari seluruh pihak yang terkait, dimana aktor kunci di dalamnya adalah masyarakat dan pemerintah. 2. Responsibilitas Wujud dari pelaksanaan good governance di Indonesia dalam pengelolaan administrasi publik dan pelaksanaan pemerintah yang akuntabiltas, merupakan bentuk responsibilitas pemerinah terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat yang ada selama ini. Secara umum pemerintah kelurahan Napal sudah melaksanakan pemberdayaan kelurahan dengan baik. Akan tetapi, kondisi yang alami oleh pihak kelurahan masih adanya berbagai pelanggaran dari pihak masyarakat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Terciptanya inovasi di dalam pelaksanaan administrasi di kelurahan Napal merupakan bagian dari permasalahan yang selama ini selalu menjadi hambatan. Salah satu inovasi tersebut adalah melalui peraturan yang dibuatnya mengenai persyaratan di dalam pengurusan masalah administratif atau kependudukan, warga diwajibkan terlebih dahulu untuk melunasi dahulu kewajiban PBB mereka. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh sekretaris kelurahan Napal, bahwa pihak kelurahan saat ini memperketat permasalahan yang selama ini sering menjadi kesemrawutan administrasi pembayaran PBB, langkah strategis yang diambil dalam hal ini adalah memperkuat melalui peraturan baru yang mengharuskan warganya untuk melunasi wajib PBBnya apabilah 6

di dalam pengurusan administrasi kependudukan dll. Menurut hasil pengamatan di dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal penting yang menyebabkan sulitnya dalam merealisasikan target pembayaran PBB oleh masyarakat dikarenakan: a. Ketidaksanggupam masyarakat di dalam membayar pajak b. Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam pemenuhan kewajiban sebagai warga negara Adapun faktor yang paling berpengaruh dalam hal wajib PBB adalah tidak adanya kejelasan hukum bagi pelanggaran yang tidak mematuhinya. Tidak terdapatnya sanksi yang tegas tehadap warga yang tidak melunasi PBB, sehingga hal ini membuat masyarakat lebih berani untuk menghindar dari kewajibannya tersebut. 3. Responsivitas Responsivitas merupakan bentuk kemampuan birokrasi di dalam mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di lapangan, maka ditemukannya beberapa bentuk keluhan dari pihak masyarakat mengenai kinerja aparat kelurahan. Beberapa keluhan tersebut menyangkut masalah layanan dalam kepengurusan kependudukan. Adapun anggapan dari masyarakat, propsedur pelayanan yang harus dilalui oleh pengguna masyarakat masih dirasakan sangat berbelit-belit dan memakan waktu yang lama. Disamping masalah ketepatan waktu dan kecepatan di dalam melayani, masyarakat juga sering mengeluhkan mengenai penetapan pembayaran biaya kepengurusan. Sistem yang ada selama ini tidak memberi kepastian bagi masyarakat yang sedang melakukan pengurusan. Keadaan ini memaksa masyarakat harus mengeluarkan biaya yang besar dan tentu diluar aturan resmi pemerintahan agar pelayanan dari aparatur dapat terlaksana dengan cepat. a. Berkaitan dengan profesionalisme aparatur pemerintah daerah, ditandai dengan pelaksanaan tugas bagi aparatur pemerintahan daerah sesuai dengan tuntutan reformasi yang kini sedang digulirkan. Profesionalisme aparatur tersebut mensyaratkan sebagai berikut: aparatur yang menguasai konsep b. aparatur yang dapat mengimplemntasikan konsep-konsep tersebut, sehingga aparatur pemerintah dapat mengembangkan fungsinya sebagai abdi negara. Fungsi abdi negara antara lain, fungsi pelayanan, fungsi pemberdayaan masyarakat, fungsi pembangunan sosial ekonomi dan politik. Untuk sebuah keberhasilan dalam pengembangan aparatur yang diberdayakan ditempuh dengan berbagai strategi antara lain: a. Proses pelatihan untuk mempersiapkan individu dan tim agar kinerja pada tingkat tanggungjawab dan wewenang yang lebih tinggi b. Penekanan pada tanggungjawab dan kewenangan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Berdasarkan langkah strategis diatas, maka pemberdayaan aparatur pemerintah pada gilirannya bermuara pada aparatur yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan masa depan. E. Penutup Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan berupa hasil penelitian sebagai berikut: a. Akuntabilitas aparat kelurahan Napal kecamatan Seluma Kota kabupaten Seluma sudah cukup baik, dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya komitmen dan kesungguhan aparat kelurahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanakan program pemberdayaan. b. Responsibilitas aparat kelurahan sudah cukup baik, dimana hal ini dapat dilihat dari kemampuan aparat kelurahan dalam meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan c. Responsivitas aparat kelurahan Napal masih perlu adanya perbaikanperbaikan, hal ini perlu adanya komitmen dan tindakan aparatur yang intens di dalam melakukan pembinaan kepada 7

Daftar Pustaka Dwiyanto, Agus. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Publik. Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik, Kebijakan dan Penerapannya. Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.. 2001. Budaya Paternalisme dalam Birokrasi Pelayanan Publik, Policy Brief, Centre for Population and Policy Studies.UGM, Yogyakarta. Keban, Jeremias T. 1995. Indikator Kinerja Pemerintah Daerah: Pendekatan Manajemen dan Kebijakan. Makalah, Seminar Sehari, Fisipol, UGM, Yogyakarta. Moenir, HAS. 2000. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. PT Bumi Aksara, Jakarta. Moleong, J. Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Nawawi Hadari, 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas, Press, Yogyakarta. Sedarmayanti.2003. Good Governance Dalam Rangka Otonomi Daerah.Bandung: Mandar Maju. 8