Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

NI MADE AYU SRI HARTATIK

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

Online di :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB III METODE PENELITIAN

Dr. Hamidie Ronald M.Pd

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

Universitas Lampung. Abstrak

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

II.Masalah Penelitian. III.Tinjauan Pustaka III.1. Kebutuhan Tubuh Akan Cairan

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran Umum

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia LAMK.) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA PENDERITA OBESITAS

ABSTRAK EFEK MOZART SONATA K 448 FOR TWO PIANOS IN D-MAJOR 2 ND MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Nyahmini Ambar Sari 1, Siti Sarifah 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Nila Wahyuni *, Ketut Tirtayasa **, Susy Purnawati ***

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

ABSTRAK PENGARUH SATE KAMBING TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA MUDA

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP MEMORI PADA KEADAAN DEHIDRASI. (Studi Perbandingan dengan Air Mineral)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PENDERITA PRE-HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA BASKET DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA ABSTRAK

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

NUTRITION, EXERCISE AND HEALTHY

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA (WRS) LAKI-LAKI DEWASA

PENGARUH PEMBERIAN SENAM AEROBIC INTENSITAS SEDANG DAN TINGGI TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN. Naskah Publikasi. Disusun oleh :

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

Lampiran 2 Form informed consent INFORMED CONSENT

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 2. Desember 2011. ISSN: 20886802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/index.php/miki Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan Dyah Krisnawati*, S. Fatimah Pradigdo & Apoina Kartini Diterima: Oktober 2011. Disetujui: November 2011. Dipublikasikan: Desember 2011 Universitas Negeri Semarang 2011 Abstrak Bertujuan untuk mengetahui jenis cairan rehidrasi mana yang mempercepat pemulihan setelah olahraga. Metode yang digunakan quasi eksperimen dengan desain pretestposttest Group Design untuk membandingkan efek rehidrasi air minum, elektrolit dan elektrolit+glukosa. Subjek adalah 20 orang atlet sepakbola di klub Mandala. Pengukuran berat badan, denyut nadi, tekanan darah sebelum dan setelah latihan sik selama 45 menit, serta lama periode pemulihan pada pemberian tiap jenis cairan rehidrasi dilakukan 2 kali dengan interval waktu 3 hari. Variabelvariabel tersebut dibandingkan antara ke 3 jenis cairan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metoda Repeated Measure untuk variabel yang berdistribusi normal dan metoda Friedman untuk variabel yang tidak berdistribusi normal serta dilanjutkan dengan regresi linier berganda untuk mengontrol variabel pengganggu. Hasil penelitian menunjukkan; Ada perbedaan efek pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi setelah latihan sik. Cairan rehidrasi air minum menghasilkan peningkatan denyut nadi terkecil yaitu sebesar 28 kali/ menit dibandingkan dengan 39 kali/menit pada pemberian cairan elektrolit dan 45 kali/menit pada pemberian cairan elektrolit+glukosa. Tidak ada perbedaan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pemberian 3 jenis cairan tersebut. Tidak ada perbedaan periode pemulihan denyut nadi, tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. Simpulan; pemberian cairan air minum memberikan hasil yang terbaik pada latihan sik selama 45 menit. Kata Kunci: cairan rehidrasi; denyut nadi; tekanan darah; lama periode pemulihan Abstract This study aimed to nd the best rehydration solution for recovery after exercise. The method of this research is quasy experiment with pretestpostest design study was conducted to compare the rehydration effect of water, electrolyte and glucoseelectrolyte. The subjects were 20 football athletes of Mandala football club. Body weight, heart rate, blood pressure at pre and post 45 minutes exercise and the recovery period were done twice by 3 days interval for three weeks. Those measurements at 3 kinds of rehydration solutions were comparid. Analysis was conducted by repeated measure for normally distributed variables and friedman for not normally distributed variables and followed by multiple linear regresion for * Magister Gizi Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia controlling the confounding variable. The result are; drinking water solution gave the smallest increase of heart rate (28 X/minutes) compared to electrolyte solutions (39 X/ minutes) and electrolyteglucose solutions (45 X/minutes). There were no difference in systolic and diastolic blood pressure increase after the three different rehydration solution consumption. There was no difference in the recovery period of heart rate, systolic and diastolic blood pressure after the three different rehydration solution consumption. The conclusion is drinking water showed the best effect as a rehydration solution for 45 minute exercise. Keywords: rehydration solution; heart rate; blood pressure recovery period PENDAHULUAN Pada lingkungan dengan suhu yang panas, maka atlet yang melakukan olahraga dalam waktu yang lama, suhu tubuhnya akan meningkat diatas batas normal. Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat. Banyaknya keringat yang keluar tergantung dari ukuran tubuh, jenis olahraga, intensitas olahraga, lamanya olahraga, cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis bahan yang pada pakaian yang digunakan. Setiap perubahan berat badan sebelum dan setelah olahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh selama berolahraga. (Ilyas, 2007) Keseimbangan cairan selama latihan merupakan hal yang penting untuk mengoptimalkan fungsi kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh. Pada saat latihan, air dialirkan dari plasma ke dalam usus dan ruang intraselular. Penurunan volume plasma dalam tubuh akan meningkatkan denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Perubahan tersebut akan mengalami pemulihan setelah fase istirahat, dimana lama periode pemulihan tergantung pada kondisi atlet dan tercapainya keseimbangan cairan di dalam tubuh.(jack, 1994)

134 Pemberian cairan pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang adekuat ditujukan untuk mencegah cedera akibat panas tubuh yang berlebihan.(primana, 2007) Berbagai jenis cairan akan memberikan efek yang berbeda terhadap proses rehidrasi. Efek pemberian cairan yang diamati pada penelitianpenelitian sebelumnya adalah pada aspek rehidrasinya melalui kadar urin. Belum ada penelitian yang mengamati efek pemberian cairan terhadap perubahan denyut nadi, tekanan darah dan lama periode pemulihan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek rehidrasi pada atlet dengan pemberian berbagai jenis cairan baik pemberian air minum, elektrolit maupun elektrolit+glukosa, sebagai pemulihan bagi atlet setelah melakukan olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian cairan rehidrasi berupa elektriolit dan elektrolit+glukosa terhadap perubahan denyut nadi, tekanan darah dan lamanya periode pemulihan setelah latihan sik. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi perlunya konsumsi cairan yang cukup dengan jenis yang tepat untuk memulihkan kondisi setelah olahraga. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pemberian perlakuan atau intervensi pada subjek penelitian. Adapun desain penelitiannya pretest post test group design. Subjek pada penelitian ini adalah atlet sepakbola klub mandala yang berumur 1623 tahun. Kriteria Inklusi yang diambil adalah tidak menderita sakit dalam 1 minggu terakhir, lakilaki, berumur 1623 tahun, IMT normal (18,5 22,9), bersedia menjadi sampel dalam penelitian melalui Informed Consent. Jumlah subjek 20 orang. Variabel bebas pada penelitian ini adalah 3 jenis cairan rehidrasi. Variabel terikatnya meliputi perubahan denyut nadi, perubahan tekanan darah, serta lama periode pemulihan denyut nadi dan tekanan darah, sedangkan variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah beban latihan, suhu lingkungan, istirahat, status gizi (IMT), konsumsi suplemen, konsumsi cairan sebelum latihan, kondisi kesehatan. Pengukuran berat badan, denyut nadi, tekanan darah sebelum dan setelah latihan serta lama periode pemulihan pada pemberian tiap jenis cairan rehidrasi dilakukan 2 kali dengan interval waktu 3 hari. Analisis data meliputi Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133138 analisis deskriptif inferensial dan multivariat, dengan menggunakan uji Repeated Measure dan Friedman serta dilanjutkan dengan regresi linier berganda untuk mengontrol variabel pengganggu. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran, Karakteristik berat badan subjek pada awal pengukuran minimal adalah 45,9 kg, maksimal 61,1 kg dengan rerata 53,7 kg dan standart deviasinya 4,6. Tinggi badan subjek minimal adalah 155 cm dengan tinggi maksimal 172 cm, rerata tinggi subjek 163,2 cm dengan standart deviasinya 5,5. IMT subjek berkisar antara 18,9 dan 22,3 dan rerata 20,1 dengan standart deviasi 0,9. Selisih berat badan sebelum dan sesudah pemberian cairan pada kelompok air minum adalah 0,3 kg, kelompok elektrolit maupun elektrolit+glukosa adalah 0,5 kg. Hasil recall dari konsumsi cairan subjek selama 24 jam terakhir adalah rerata 2221 ml sebelum pemberian cairan air minum, 2156 ml sebelum pemberian elektrolit dan 2184 ml sebelum pemberian elektrolit+glukosa. Berdasarkan uji Repeated Measure tidak ada perbedaan konsumsi cairan sebelum latihan dalam pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. Adapun jenis cairan yang paling banyak dikonsumsi sebelum pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi adalah air putih. Selain air putih subjek juga mengkonsumsi teh, kopi, dan extra jos (mengandung kafein) yang dikonsumsi sebelum pemberian cairan elektrolit+glukosa sebanyak 20%. Konsumsi kafein berpengaruh terhadap perangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekuensi kontraksi, dan merangsang susunan syaraf yang menjadikan orang lebih siaga dan mempunyai efek vasodilatasi pada pembuluh darah perifer. Selain itu kafein mampu merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobik, melindungi liver serta mengembangkan memori. Meskipun memiliki beberapa manfaat, pemakaian kafein bagi olahragawan sebaiknya dihindari, sebab akan merugikan kinerja saat bertanding seperti denyut jantung berlebihan.(irianto, 2007) Hasil uji Repeated Measure terhadap denyut nadi awal didapatkan hasil p=0,068 sehingga tidak ada perbedaan denyut nadi awal sebelum pemberian 3 jenis cairan rehidrasi. peningkatan denyut nadi sebelum dan setelah pemberian cairan pada kelompok air minum adalah 32 kali/menit, pada kelompok elektrolit adalah 38 kali/menit, dan pada kelompok

Dyah Krisnawati dkk. Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan 135 Gambar 1. Perubahan Denyut Nadi Sebelum dan Setelah Pemberian 3 Cairan Rehidrasi. elektrolit+glukosa adalah 43 kali/menit. Perubahan denyut nadi sebelum dan sesudah latihan dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan denyut nadi antara sebelum dan setelah latihan olahraga pada pemberian cairan air minum (p=0,001), pada pemberian cairan elektrolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan elektrolit+glukosa (p=0,001). Hasil uji Repeated Measure selisih denyut nadi didapatkan hasil yang signi kan (p=0,001) sehingga ada perbedaan secara nyata selisih denyut nadi setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Hasil uji regresi linier pada peningkatan denyut nadi, setelah dilakukan kontrol dengan persentase penurunan berat badan menunjukkan bahwa ada perbedaan antara peningkatan denyut nadi setelah diberi air minum dengan setelah diberi elektrolit+glukosa. Peningkatan denyut nadi setelah dilakukan kontrol dengan persentase penurunan berat badan bisa dilihat pada Tabel 1. Rekomendasi yang dikemukakan oleh Williams (2007) menyatakan air minum direkomendasikan untuk pengantian cairan pada saat latihan tidak terlalu lama pada suhu panas, sedangkan apabila latihan dalam waktu yang lama lebih dari 90 menit baik diberikan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa. Pada penelitian ini cairan yang paling baik diberikan adalah cairan air minum, karena latihannya tidak terlalu lama yaitu hanya 45 menit.(williams, 2007) Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan Denyut Nadi Parameter B Std. error Sig Intercept 53.9 6.46.000 P_ penurunan BB (kel=1) (kel=2) (kel=3) 11.2 16.5 6.07 0 6.67 4.28 3.48.099.000.087 R Squared =.214 (Adjusted R Squared =.172 Tabel 2. Rerata Peningkatan Denyut Nadi Pada Pemberian 3 Jenis Cairan Rehidrasi Kelompok Air minum Elektrolit Elektrolit+glukosa Mean Std. error 28.82 39.22 45.29 2.975 2.602 2.602 Tekanan darah adalah kekuatan yang dimiliki oleh darah untuk melawan dinding pembuluh darah. Tekanan darah ada 2 jenis yaitu tekanan darah sistolik merupakan tekanan pada saat jantung memompa darah ke arteri dan tekanan darah diastolik merupakan tekanan dimana jantung istirahat memompa dan darah mengalir kembali ke jantung. Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu: volume darah dalam sirkulasi dan hambatan terhadap tekanan darah. Pada saat berolahraga terjadi pengeluaran keringat yang berlebih sehingga meningkatkan

136 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133138 Gambar 2. Perubahan Tekanan Darah Sistolik sebelum dan setelah pemberian 3 cairan rehidrasi osmolalitas plasma dan kepadatan volume darah, serta peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Pada saat pemberian cairan, jika cairan yang diberikan dapat di serap dengan efektif maka akan menurunkan kepadatan volume darah.(williams, 2007) Hasil uji Repeated Measure terhadap tekanan darah sistolik awal didapatkan hasil p=0,6268, sehingga tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik awal sebelum pemberian 3 jenis cairan. Ada perbedaan tekanan darah sistolik pada pemberian cairan air minum (p=0,001) pada pemberian cairan elektrolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan elektrolit+glukosa (p=0,001). Dari hasil uji Friedman pada selisih tekanan darah sistolik didapatkan hasil yang tidak signi kan (p=0,259) sehingga tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan Tekanan Darah Sistolik Parameter B Std. error Sig Intercept 12.902 3.294.000 P_ penurunan BB (kel=1) (kel=2) (kel=3).728.602.603 0 3.402 2.187 1.777.831.784.972 R Squared =.0.006 (Adjusted R Squared =.047) Setelah dilakukan kontrol dengan persentase penurunan berat badan, tidak ditemukan perbedaan peningkatan tekanan darah sistolik antara ke 3 jenis cairan rehidrasi. Hasil uji regresi linier peningkatan tekanan darah sistolik dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil uji Repeated Measure terhadap tekanan darah diastolik awal (p=0,874) sehingga tidak ada perbedaan tekanan darah diastolik sebelum pemberian 3 jenis cairan. Perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah pemberian cairan. Ada perbedaan tekanan darah diastolik pada pemberian cairan air minum (p=0,001), pada pemberian cairan elektrolit (p=0,001) dan pada pemberian cairan elektrolit+glukosa (p=0,001). Adapun selisih tekanan darah diastolik berdasarkan uji Friedman didapatkan hasil yang signi kan (p= 0,028) yang berarti bahwa ada perbedaan tekanan darah diastolik pada pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi. Perubahan tekanan darah diastolik dapat dilihat pada Gambar 3. Setelah dilakukan kontrol dengan persentase penurunan berat badan, tidak ditemukan perbedaan peningkatan tekanan darah diastolik antara ke 3 jenis cairan rehidrasi. Hasil uji regresi linier peningkatan tekanan darah diastolik dapat dilihat pada Tabel 4. Penambahan cairan glukosa dan elektrolit akan meningkatkan osmolitas yaitu membantu absorbsi air kedalam sirkulasi darah dari usus. Glukosa dan elektrolit berinteraksi dalam dinding usus, glukosa akan menstimulasi absorbsi elektrolit dan elektrolit dibutuhkan untuk mengabsorbsi glukosa. Ketika glukosa dan elektrolit diabsorbsi larutan cenderung padat sehingga membantu absorbsi air dari usus ke sirkulasi dan akan menurunkan tekanan darah.(williams, 2007)

Dyah Krisnawati dkk. Efek Cairan Rehidrasi terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah dan Lama Periode Pemulihan 137 Gambar 3. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Setelah Pemberian 3 Cairan. Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Peningkatan Tekanan Darah Diastolik Parameter B Std. error Sig intercept 5.621 1.856.004 P_ penurunan 1.820 1.917.347 BB (kel=1) (kel=2) (kel=3).557 1.375 0 1.232 1.001.653.175 R Squared =.061 (Adjusted R Squared =.011) Berdasarkan hasil uji Friedman pada periode pemulihan tekanan darah sistolik menunjukkan tidak ada perbedaan periode pemulihan tekanan darah sistolik pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi (p=0,779). Periode pemulihan tekanan darah diastolik dengan uji Repeated Measure menunjukkan tidak ada perbedaan setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi dengan nilai p=0,402. Hasil uji Repeated Measure periode pemulihan denyut nadi didapatkan hasil yang tidak signi kan dengan nilai p=0,402 sehingga tidak ada perbedaan secara nyata periode pemulihan denyut nadi setelah pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi. Pada penelitian ini perbandingan pemberian ke 3 jenis cairan terhadap lama periode pemulihan denyut nadi didapatkan lama periode pemulihan denyut nadi yang paling pendek terjadi pada pemberian cairan air minum. Olahraga akan membuat peningkatan denyut nadi yang disebabkan oleh berkurangnya konsumsi oksigen. Untuk menjaga stabilitas aliran darah guna menyuplai oksigen dan bahan bakar energi ke otot, maka kerja jantung secara otomatis akan ditingkatkan oleh tubuh. 6 Pemberian cairan yang efektif akan memperkecil perubahan denyut nadi sehingga akan menunda kelelahan dan memperpendek lama periode pemulihan denyut nadi. (Williams, 2007) Penelitian yang dilakukan oleh Michell (2000) menyebutkan bahwa perbaikan fungsi kardiovaskuler tidak dipengaruhi oleh penambahan elektrolit. Gangguan kardiovaskuler yang ditandai dengan peningkatan denyut nadi dipengaruhi oleh tingkat dehidrasi selama latihan diantaranya kondisi hypertermia yaitu terjadi peningkatan suhu tubuh yang disertai dengan dehidrasi.(mitchell, 2000) Menurut Stone (1994) kehilangan cairan sebesar 56% dari berat badan akan meningkatkan denyut nadi. Pada saat hypertermi tubuh berusaha untuk membuat suhu tubuh menjadi normal. Pemberian air saja merupakan cairan yang paling baik untuk menurunkan suhu tubuh yang disertai dengan dehidrasi. Periode pemulihan tekanan darah sistolik didapatkan hasil tidak ada perbedaan periode pemulihan pada pemberian ke 3 cairan rehidrasi. Hasil uji Repeated Measure periode pemulihan tekanan darah diastolik didapatkan hasil yang tidak signi kan dengan nilai p=0,402, sehingga tidak ada perbedaan secara nyata periode pemulihan tekanan darah diastolik setelah pemberian ke 3 cairan rehidrasi.

138 Pada penelitian ini walaupun dengan uji Friedman tidak menunjukkan adanya perbedaan lama periode pemulihan tekanan darah sistolik dan diastolik, tetapi bila dilakukan perbandingan pemberian ke 3 jenis cairan rehidrasi terhadap lama periode pemulihan tekanan darah sistolik maupun lama periode pemulihan tekanan darah diastolik, maka didapatkan hasil lama periode pemulihan tekanan darah sistolik yang paling pendek terjadi pada pemberian cairan elektrolit, dan lama periode pemulihan tekanan darah diastolik pada pemberian cairan air minum. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah pada saat latihan adalah kecilnya penurunan volume plasma, sehingga peningkatan tekanan tidak terlalu besar pada saat latihan dan akan menunda kelelahan dan memperpendek lamanya periode pemulihan setelah latihan.(williams, 2007) Penelitian yang dilakukan oleh Borgeron (2000) menyarankan pemberian 1/2 sendok garam dalam 500 ml minuman berenergi akan memperbaiki sirkulasi darah. (Bergeron, 2000) Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Williams (2007) bahwa apabila sirkulasi darah lancar akan membuat waktu pemulihan tekanan darah yang meningkat setelah olahraga menjadi lebih pendek. (Williams, 2007) SIMPULAN Ada perbedaan efek pemberian ke 3 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 2: 133138 jenis cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi setelah latihan sik. Cairan rehidrasi air minum menghasilkan peningkatan denyut nadi terkecil yaitu sebesar 28 kali/menit dibandingkan dengan 39 kali/menit pada pemberian cairan elektrolit dan 45 kali/menit pada pemberian elektrolit+glukosa. Untuk meminimalkan peningkatan tekanan darah diastolik setelah latihan sebaiknya diberikan cairan rehidrasi yang mengandung elektrolit+glukosa. Untuk meminimalkan peningkatan denyut nadi setelah latihan dalam waktu yang tidak terlalu lama sebaiknya diberikan cairan rehidrasi air minum. DAFTAR PUSTAKA Ilyas, E. Nutrisi Pada Atlet. http://www.gizi.net. Diakses 13 September 2007. Jack H. Wilmore/ David L. Costill. 1994. Physiology of Sport and Exercise. Human Kinetics Primana, D. 2007. Kebutuhan Air dan Elektrolit pada Olahraga. http://www.gizi.net. Diakses 13 September 2007. Irianto D.P. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga. Yogyakarta: Penerbit Andi Williams, M. 2007. Nutrition for Health, Fitness and Sport. Eighth Edition. New York: Americas Stone M.H. 1994. Weight gain and weight loss. Dalam Baechle t.r,editor. Essentials of Strength Training and Conditioning, human Kinetcs, New zealand, 1994; 231 237 Mitchell, J.B., Phillips, S.P., Mercer, S.P., Pizza, F.X. 2000. Post exercise rehydration: effect of Na + and volume on restoration of uid space and cardiovascular function. Journal Appl. Physiol. 89: 13021309 Bergeron. 2000. Sodium: The Forgotten Nutrient. Sports Science Exchange. 13(3): 14