BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

1. PET Polyethylene Terephthalate

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM

BAB II PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN. kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

I. PENDAHULUAN. baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pertumbuhan industri

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Identitas Responden. Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

BAB II LANDASAN TEORI

AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

Mengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

Gambar 2.1 organik dan anorganik

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

PENGELOLAAN SAMPAH KEMASAN MAKANAN SEJAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK HDPE DAN LDPE SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

INTRODUCTION TO POLYMER. Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

Pengemasa Makanan. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA. Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

GAYA HIDUP RAMAH LINGKUNGAN

Senyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan perkembangan teknologi serta kebutuhan yang terus

Transkripsi:

BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG 2.1. Sampah Plastik Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat non organik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan ( Faramita, 2007). Sampah plastik adalah bahan buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak bermanfaat lagi bagi kehidupan manusia (Wahid, 2006). Pada dasarnya plastik memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, namun ketika sudah menjadi sampah plastik ini dapat membahayakan bagi kehidupan manusia, lingkungan dan sosial. Namun jika penanganannya benar, maka akan bermanfaat. 2.1.1. Dampak Sampah Plastik Sampah plastik yang sudah dibuang akan menimbulkan dampak yang baik atau buruk, jika ditanggulangi dengan benar maka akan timbul dampak yang baik, namun jika ditanggulangi dengan salah maka dampak buruk yang akan ditimbulkan. Dampak buruk yang dihasilkan dari sampah plastik adalah sebagai berikut : a. Dampak bagi kesehatan manusia Penanganan sampah yang salah dapat mengakibatkan penyakit bagi manusia, misalnya jika sampah dibakar akan menghasilkan 11

asap berbahaya yang dinamakan dioksin. Dioksin tersebut dapat memicu kanker, hepatitis, pembengkakan hati dan gangguan sistem syaraf. Selain itu sampah yang yang menampung air hujan dapat dijadikan tempat untuk bersarangnya nyamuk demam berdarah. b. Dampak bagi lingkungan Dampak sampah plastik terhadap lingkungan sangatlah serius, dampak yang diakibatkan pemanasan global jika sampah plastik dibakar maka akan menghasilkan gas beracun hal ini juga terjadi ketika pambutan sampah plastik tersebut. Sampah plastik yang dibuang sembarangan dapat mengurangi kesuburan tanah hal ini terjadi karena penguraian sampah plastik membutuhkan waktu relatif lama selain itu dapat membunuh makhluk hidup yang ada dalam tanah. Sampah pastik yang dibuang ke sungai dan laut akan mencemari air dan mengakibatkan terbunuhnya makhluk hidup yang ada dalam air tersebut. c. Dampak bagi kehidupan sosial Sampah plastik yang dibuang ke sungai atau saluran air lainnya dapat mengakibatkan banjir yang menjadi musibah bagi warga yang terkana banjir, selain itu juga musibah yang dapat ditimbulkan adalah longsor, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah Bandung. Sampah plastik yang tercecer dimana-mana juga dapat mengurangi nilai keindahan kota yang kurang enak dilihat, akibatnya kota yang kotor tersebut akan diberi penilaian kurang baik oleh wisatawan yang datang ke kota tersebut yang dapat mengurangi jumlah wisatawan yang datang. 12

2.1.2. Jenis Sampah Plastik Plastik berasal dari kata Plastikos yang memiliki arti mudah dibentuk atau di cetak. Menurut istilah plastik adalah material yang terdiri dari molekul besar (polymers) yang terbentuk secara sintetik atau alami dan dapat temodifikasi secara luas. Polimer itu saendiri adalah bahan bukan logam yang terdiri dari makromolekul yang memiliki satuan monomer yang berulang ulang (Andi, 2007). Plastik banyak digunakan pada industri kemasan makanan dan minuman, industri elektronik, industri otomotif, industri tekstil, alat rumah tangga, mainan, alat kesehatan dan lain-lain. Menurut kegunaanya palstik menjadi terobosan besar dalam pengemasan berbagai macam produk. Hampir semua produk menggunakan kemasana plastik diantaranya adalah kemasan makanan dan minuman, kosmeik, produk bahan kimia, detergen, obat-obatan dan laini lain. Banyak keuntungan yang didapat jika produk menggunakan plastik, keuntungan dari plastik tersebut (Andi, 2007) adalah : - Lebih ringan dibanding bahan lain - Dapat menjaga produk dari kelembaban - Tahan terhadap zat kimia - Dapat dapat dijadikan berbagai macam bentuk - Tidak mudah rusak atau robek - Tidak mengundang pertumbuhan bakteri - Plastik tahan terhadap air, tekanan, dan korosi Plastik menjadi bagian dari kehidupan manusia, begitu banyak produk yang menggunakan bahan plastik yang sebelumnya 13

mengunakan bahan lain, seperti gelas, lemari, peralatan kantor, peralatan rumah tangga sampai kartu identitaspun menggunakan plastik. Plastik dalam jenisnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu termoplastik dan termoset. Termoplastik adalah plastik yang menjadi lunak dan mudah dibentuk akibat plastik ini dipanaskan dan plastik akan keras kembali ketika sudah dingin. Termoset adalah plastik yang tidak dapat mengikuti perubahan suhu, jenis plastik ini jika sudah keras maka tidak akan dapat dilunakan kembali. Jika dipanaskan dengan suhu tinggi plastik ini tidak melunakan melainkan terbakar menjadi arang dan terurai (Andi, 2007). Plastik yang paling bayak digunakan untuk kemasan adalah plastik jenis termoplastik karena jika dibakar maka plastik tersebut akan meleleh dan mudah untuk dibentuk. Untuk memudahkan proses pemilihan sebelum daur ulang, plastik tersebut diberi nomor atau nama. Dalam www.gogreencharleston.org (2007), tanda atau nama jenis kemasan tersebut terletak dibagian bawah kemasan, dalam tutup botol, atau tercetak pada label kemasan. bentuk dari tanda tersebut adalah 3 panah yang membentuk segitiga didalamnya terdapat angka 1-7 dan dibawahnya terdapat nama jenis plastik tersebut. Berikut nomor dan nama yang digunakan untuk jenis plastik yaitu : a. PETE/ PET Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET), juga dikenal sebagai plastik #1, merupakan plastik yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Plastik ini juga merupakan plastik yang paling banyak didaurulang, terutama botol air kemasan. PET lahir pada tahun 1973, dan pertama kali didaur-ulang tahun 1977. PET adalah singkatan 14

dari polyethylene terephthalate yang merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. Kepekatannya adalah sekitar 1,35 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O- CH2-CH2-O-)n. PET dapat ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng, tempat pindakas, kemasan makanan, botol dressing salad, dan cup. Di berbagai tempat, disediakan tempat-tempat untuk mendaurulang plastik jenis ini, bahkan mereka menjemputnya di tempat untuk kemudian setelah terkumpul mereka bawa ke tempat daur-ulang. Wujudnya PET berciri jernih, kadang berwarna hijau. b. HDPE High Density Polyethylene (HDPE), juga dikenal sebagai plastik #2, merupakan plastik kedua yang paling banyak digunakan setelah PET (plastik #1). 95% botol plastik yang dijual di Amerika adalah HDPE dan PET dalam jumlah botol yang sangat banyak. Meskipun penggunaannya meningkat, HDPE hanya menyumbang kurang dari 1% pada sampah keras di permukaan tanah. Itu berarti bahwa program daur-ulangnya berjalan dengan baik. HDPE adalah High Density Polyethylene resin yang liat, kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi, yang sering dibentuk dengan cara meniupnya. Rumus molekulnya adalah (-CH2- CH2-)n. HDPE dapat ditemukan pada cerek susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan juice, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi. HDPE biasanya berwarna pekat, tidak tembus pandang, dan dapat muncul 15

dengan berbagai warna, walau biasanya berwarna putih. Tetapi bisa juga setengah transparan, seperti pada cerek air. HDPE terasa lebih lunak dibandingkan PET, dan cirinya tidak mudah penyok seperti pada botol air #1. Plastik dengan label #2 ini dapat didaur-ulang di berbagai tempat, tersedia tempat-tempat untuk mendaur-ulang plastik jenis ini, bahkan mereka menjemputnya di tempat untuk kemudian setelah terkumpul mereka bawa ke tempat daur-ulang. c. PVC Polyvinyl Chloride (PVC atau V), juga dikenal sebagai plastik #3, sangat jarang dijumpai sebagai plastik keperluan rumah tangga. Hanya 2% dari semua wadah plastik terbuat dari PVC, plastik jenis ini secara tidak sengaja ditemukan pada tahun 1800-an. Rumus molekulnya adalah (-CH2-CHCl-)n. Ini merupakan resin yang liat dan keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, botol minyak goreng, kabel listrik, botol pembersih kaca, mainan, botol shampoo, pipa air, kemasan kerut, dan kemasan makanan cepat saji. Jenis plastik ini tidak dapat di daur ulang di tempat daur-ulang setempat. Mudah-mudahan hal ini tidak berlangsung lama. Sementara ini sebisa mungkin untuk tidak menggunakannya, atau kalau terpaksa menggunakannya, pakailah yang bekas. PVC ini tipis, transparan, dan ringan, tetapi juga halus dan tidak tahan lama. Dapat dijumpai dalam bentuk kemasan blister, dan kotak makanan dan bungkus sekali buang. 16

d. LDPE Low Density Polyethylene (LDPE), juga dikenal sebagai plastik #4, diciptakan pada tahun 1933 oleh Imperial Chemical Industries. Di tahun 1999, LDPE hanya 1% saja digunakan sebagai botol plastik di seluruh Amerika. Walaupun tidak banyak, plastik ini sangat mempengaruhi kehidupan kita. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari minyak bumi, dan rumus molekulnya adalah (-CH2- CH2-)n. Dia adalah resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya, kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. LDPE dapat dijumpai pada tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak. LDPE bisa tembus cahaya ataupun pekat, dan sangat kuat, sangat lentur, kedap air dan tidak dapat dihancurkan seperti plastik lain yang lebih keras e. PP Polypropylene (PP), adalah plastik #5, diciptakan pada tahun 1957, merupakan alternatif yang murah pengganti polyethylene. Selain botol, sebagian besar kemasan makanan kita terbuat dari plastik no. 5 ini. Kenyataannya, ini adalah plastik yang paling umum dijumpai dalam bentuk yang bukan botol. Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas, rumus molekulnya adalah (-CHCH3-CH2-)n. Yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, 17

pot tanaman, tutup botol obat, tube margarin, tutup lainnya, sedotan, mainan, tali, pakaian dan berbagai macam botol. Polypropylene bisa tembus cahaya ataupun pekat, dan sangat kuat, sangat lentur, kedap air dan tidak dapat dihancurkan seperti plastik lain yang lebih keras. f. PS Polystyrene (PS), juga dikenal sebagai plastik #6, secara tidak sengaja ditemukan oleh seorang ahli farmasi dari Berlin di tahun 1839. Saat ini polystyrene sangat luas penggunaannya, walau jarang digunakan pada botol plastik, mengandung benzene yang secara umum dikenal sebagai zat carcinogen (penyebab kanker). Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan, rumus molekulnya adalah (-CHC6H5-CH2-)n. Sangat kaku dalam suhu ruangan. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan dan nampan. Polypropylene bisa tembus cahaya, bisa juga berwarna. Fleksibel pada batas tertentu, namun secara umum kaku, sangat baik hasilnya bila dicetak dengan rancangan yang rumit. g. OTHER Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu : SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan sehingga merupakan salah satu bahan 18

plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. PC atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan sehingga dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya banyak botol susu yang terbuat dari PC dan sangat mungkin mengalami proses pemanasan untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. Plastik yang banyak digunakan untuk kemasan makanan adalah jenis plastik yang paling aman yaitu PET, PP, LDPE dan HDPE, jenis plastik ini termasuk kedalam kelompok termoplastik sehingga dapat didaur ulang. 2.2. Konsep Penanganan Sampah Kota Bandung Menurut PD. Kebersihan kota Bandung konsep strategi penanganan jangka panjang dibagi menjadi dua, yaitu penanganan dibagian hulu (sumber sampah) dan penanganan bagian hilir (TPA). Pada bagian hulu penanganan sampah menggunakan pemberdayaan masyarakat untuk pemeliharaan sampah, melakukan 3R (reduce, reuse, dan recycle) dan juga melakukan pengomposan. Kegiatan ini dilakukan 19

masyarakat baik perorangan atau pun golongan. Kegiatan tersebut meliputi : a. Pemeliharaan sampah sejak dari sumbernya. b. Pengomposan sampah organik skala rumah tangga. c. Pengomposan sampah skala lingkungan d. Pemanfaatan kembali sampan anorganik e. Pengelolaan residu sampah. Kegiatan tersebut dilakukan masyarakat sesuai dengan surat edaran Walikota Bandung nomor 658.1/SE.046-PD KBR, tanggal 22 Juni 2006 tentang gerakan pengurangan sampah skala rumah tangga di kota Bandung. Penanganan sampah dibagian hilir dilakukan dengan dua skala yaitu skala kota lokal dan skala regional. Pada skala lokal dilakukan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan pihak ketiga (swata calon investor). Sampah ditangani dengan proses teknologi yaitu mengolah sampah menjadi produk baru. Dalam skala regional sampah ditangani dengan menggunakan metode sanitary landfill untuk kota dan kabupaten kota metropolitan Bandung. Sanitary Landfill yaitu sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian pada ketebalan tertentu diurug dengan tanah. Pada bagian atas urugan digunakan lagi untuk menimbun sampah lalu diurug lagi dengan tanah sehingga berbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Metode ini dilaksanakan melalui koordinasi Pemerintahan Jawa Barat yang dikelola oleh Pusat Pengelolaan Persampahan Jawa Barat (P3JB) yang dilakukan di TPA di Bandung yaitu TPA Nambo, TPK Sarimukti, dan TPA Lewi Gajah. 20

Gambar 2.1. Diagram Operasional Pengelolaan Kebersihan Kota (PD.Kebersihan Kota Bandung ) Penanganan sampah dibagian hilir dillakukan oleh pemerintah melalui PD. Kebersihan, personil yang ada saat ini adalah 1.852 orang. Jumlah TPS yang ada saat ini adalah 185 sedangkan yang di butuhkan 225, maka kekurangan TPS 41 dan Jumlah TPA yang ada 1 sedangkan yang dibutuhkan 2 maka kekurangan TPA adalah 1. 2.3. Penanganan Sampah Plastik dengan 3R Di Indonesia penanganan sampah biasanya dengan menggunakan single method yaitu ditampung, dikumpulkan lalu diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga ketika ada masalah dalam transportasi pengangkut sampah atau masalah di TPA maka penanganan ini akan tehambat. Untuk mencegah agar tidak terjadi hal yang demikian, perlu dikembangkan metode lain yang feasible atau lebih mudah dan realistis, diantaranya adalah dengan implementasi prinsip 3R yaitu reduce (mengurangi) reuse (memakai kembali) dan recycle (daur ulang). Menurut Kementrian Lingkungan Hidup, penanganan sampah paling nyata dan masuk akal adalah dengan implementasi 3R pengertian dari 3R tersebut yaitu : 21

a. Reduce (mengurangi) Reuduce adalah segala aktivitas yang dapat mengurangi penggunaan sesuatu yang dapat menimbulkan sampah. Contohnya ketika belanja membawa kantong belanja dari rumah agar kantong plastik dari toko atau swalayan tidak usah digunakan karena hanya akan menjadi sampah. b. Reuse (memakai kembali) Reuse adalah suatu aktivitas penggunaan kembali dari barang yang sudah tidak terpakai namun masih berfungsi seperti sebelumnya. Contohnya mengunakan kembali plastik belanjaan yang masih bisa dipakai tanpa harus membeli lagi. c. Recycle (mendaur ulang) Recycle adalah kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru baik menggunakan teknologi tinggi atau dengan teknologi yang sederhana. Contohnya adalah mengolah kembali plastik yang sudah tidak terpakai menjadi pallet atau bijih plastik. Hasilnya dapat diolah kembali menjadi produk yang menggunakan bahan plastik sebagai bahan bakunya seperti plastik belanjaan dan perelatan rumah tangga. Mengolah sampah plastik hanya dengan mengubah bentuk tanpa ada proses peleburan terlebih dahulu seperti kegiatan yayasan Unilever yang bekerjasama dengan LSM mengubah sampah plastik bekas bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya kreatif yang berguna. Mulai dari dompet berbagai ukuran, tas, sampai payung, dan berbagai pernak-pernik bermanfaat lainnya. 22

Gambar 2.2. Daur ulang Plastik Dengan prinsip implementasi 3R, sampah akan berkurang dari sumbernya yang mengakibatkan sampah yang di buang ke TPA menjadi berkurang dan mengurangi biaya transportasi. Selain itu sampah yang akan di daur ulang akan mempunyai nilai ekonomis dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Dalam realisasi program 3R ini peranan masyarakat sangat penting karena tidak akan terwujud jika masyarakat tidak peduli terhadap program ini, maka dibutuhkan kesadaran dan komitmen masyarakat demi terwujudnya program ini. 2.4. Penyelesaian Masalah Dari penjelasan diatas, maka penyelesaian masalah yang akan dilakukan adalah : a. Memberikan informasi cara penanganan sampah dengan cara dipisahkan terlebih dahulu sebelum membuang. 23

b. Mengajak masyarakat untuk melakuakan pemilihan sebelum membuang sampah yaitu memisahkan sampah organik dan sampah non organik. c. Mengadakan kerjasama dengan beberapa kampus di Bandung, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Pemerintahan Kota Bandung untuk mengkampanyekan penanganan sampah plastik dengan 3R. 2.5. Target Audiens 2.5.1. Demografis - Jenis kelamin laki-laki dan perempuan karena keduanya mempunyai potensi untuk membuang sampah. - Usia 17 24 tahun, Anak muda adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia anak muda. Di samping itu, anak muda biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat anak muda inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar anak muda (Ambunan, 2007). Dengan demikian maka sampah yang akan dihasilkan oleh anak muda cukup banyak. Selain masalah psikologi anak muda, alasan memilih target audiens anak muda adalah karena di kota Bandung anak muda yang berumur 15 24 tahun adalah usia paling banyak. Umur Jumlah NO. (tahun) L P L + P 1 0 4 89.991 107.070 197.062 2 5 9 106.562 85.766 192.328 3 10-14 88.811 86.373 175.184 24

4 15-19 107.746 108.844 216.590 5 20-24 132.027 141.378 273.405 6 25-29 92.933 104.687 197.620 7 30-34 92.361 100.561 192.922 8 35-39 88.209 83.407 171.616 9 40-44 85.852 85.182 171.034 10 45-49 65.129 70.985 136.114 11 50-54 54.476 49.694 104.170 12 55-59 37.302 37.264 74.566 13 60-64 34.338 21.887 56.225 14 65-69 17.764 13.606 31.370 15 70-74 12.431 10.651 23.082 16 75 + 10.066 5.912 15.978 Kota Bandung 1.115.999 1.113.268 2.229.267 Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kota Bandung Menurut Umur dan Jenis Kelamin (Sumber : BPS Kota Bandung) - Pendidikan Target audiens SMA sampai S1 atau dengan kata lain, target audiensnya adalah anak SMA dan Mahasiswa. - Status ekonomi target audiens adalah masyarakat menengah ke atas. 2.5.2. Geografis Kota Bandung merupakan sasaran dari kampanye ini, alasannya kota bandung masih belum berhasil menangani masalah sampah, kejadian pada tahun 2005 tentang longsornya TPA Leuwigajah yang didominasi oleh sampah plastik yang sudah mendominasi 30 tahun yang lalu menunjukan bahwa pemerintah kota bandung masih belum berhasil menangani sampah yang ada. Selain itu di kota Bandung tedapat banyak universitas maka anak muda di kota Bandung akan bertambah dengan demikian akan bertambah pula sampah yang dihasilkan. 25

2.6.3. Psikografis Kelompok sasaran utama dari kampanye ini memiliki kecenderungan untuk memiliki kedekatan dengan lingkungan, mereka juga sangat terbuka dengan hak-hal yang baru dan aktif dalam pergaulan. Gaya hidup Target audiens senang bersosialisasi dan memperbanyak kawan, sering berkumpul, konsumtif, mendengarkan musik, menonton, melakukan hobinya, pergi ke sekolah, kuliah, memiliki panutan, tanggap memperbaharui dirinya dengan informasi lewat media massa, cepat dan tanggap menanggapi hal baru, mulai membuka mata terhadap berita-berita aktual. Alasan pemilihan target audiens anak muda adalah agar pesan yang disampaikan dalam kampanye ini dapat tertanam dalam jiwa anak muda tersebut sehingga akan terus dilakukan hingga tua dan mengajarkannya kepada keturunannya. Selain itu karena jiwa anak muda yang suka bersosialisasi maka pesan yang sudah diterima anak muda dapat disampaikan kepada teman-temannya yang tidak bisa menerima pesan langsung dari kampanye. 26