SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

SAMBUTAN Pada Acara FORUM EKONOMI JAWA BARAT. Bandung, 8 Juni 2013

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara FORUM EKSPOR INDUSTRI MANUFAKTUR Jakarta, 11 September 2013

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Jakarta, 10 Maret 2011

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA BREAKFAST MEETING PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI NASIONAL JUMAT, 10 JUNI 2011

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PENGANUGERAHAN PIAGAM OVOP JAKARTA, 22 DESEMBER 2015

Peningkatan Investasi Sektor Industri Ke Seluruh Wilayah Provinsi Dalam Rangka Penyebaran Dan Pemerataan Pembangunan Industri

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN PARLIAMENTARY STATE SECRETARY (DEPUTY MINISTER) JERMAN JAKARTA, RABU 18 MEI 2016

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 6 MEI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN TEMU BISNIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SULAWESI TENGAH SENIN, 18 APRIL 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

Yth. Sdr. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; Yth. Sdr. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MUNAS IWAPI KE - VIII JAKARTA, 16 SEPTEMBER 2015

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA JUMPA PERS AKHIR TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Yth. Para Peserta Seminar serta Saudarasaudara

ARAHAN MENTERI PERTANIAN/ KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN PADA SIDANG REGIONAL DEWAN KETAHANAN PANGAN WILAYAH BARAT

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2016 Jakarta, 11 Maret 2016

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH DALAM RANGKA HARI JADI KE-54 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TANGGAL 23 MEI 2011

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA TEMU INVESTOR PURWAKARTA PURWAKARTA, 12 OKTOBER 2015

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. POU YUEN INDONESIA CIANJUR, 27 OKTOBER 2015

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN TAHUN 2017 Makassar, 28 Februari 2017 Yth. Menteri Perencanaan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL KALIMANTAN

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga

Hotel Aston Pontianak, 3 Agustus 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN STAF AHLI MENTERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 25 MEI 2015

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA DAN KONSULTASI NASIONAL KE XXVII

KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH SEBAGAI JALAN MENUJU KOTA LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

BAHAN KULIAH DAN TUGAS

L A P O R A N PENYELENGGARA PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN REGIONAL (MUSRENBANGREG) SE JAWA BALI TAHUN 2013

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

INDONESIA GREEN AWARDS 2015

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

Gelar Sepatu, Kulit dan Fesyen Merek Indonesia Mendunia Hadirin sekalian yang saya hormati,

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 16 JUNI 2015

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN

Sambutan/Arahan Kepala Bappeda Kalimantan Tengah

PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MUSYAWARAH NASIONAL DEWAN KERAJINAN NASIONAL JAKARTA, 4 JUNI 2015

Statistik KATA PENGANTAR

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH :

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PERBENIHAN SE-SULAWESI TENGAH SELASA, 24 MEI 2011

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA TIM KOMISI X DPR-RI DIPROVINSI SULAWESI TENGAH MINGGU, 10 APRIL 2011

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM)

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN 2008 Makassar, 25-28 Maret 2008 Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Walikota Makassar, Para Pejabat di lingkungan Departemen Perindustrian, Para Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di Kawasan Timur Indonesia, dan Para Undangan dan Saudara Peserta Rapat Kerja. Assalaamu alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera untuk kita semua Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal afiat untuk melaksanakan acara pembukaan Rapat Kerja Departemen Perindustrian Tahun 2008. Adapun tema Rapat kerja ini adalah Peningkatan Daya Saing Industri Nasional melalui Konsolidasi Pelaksanaan Pengembangan Klaster dan Kompetensi Inti Industri Daerah. 1

Saudara-saudara Sekalian, Pembangunan sektor industri sangat erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi. Beberapa issue global di bidang ekonomi seperti kecenderungan naiknya harga minyak, kenaikan harga komoditi, ancaman resesi dunia yang dipicu oleh kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat (subprime mortgage) telah menyebabkan permasalahan di sektor industri semakin berat. Menghadapi hal tersebut diatas, diperlukan suatu upaya yang strategis dan terintegrasi antara pusat dan daerah untuk mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Sesuai dengan semangat otonomi daerah, pemerintah pusat dan daerah yang merupakan entitas yang berbeda tentu lebih leluasa untuk bertindak sesuai inisiatif masing-masing. Namun demikian, untuk membangun industri yang berdaya saing dan efisien tentu memerlukan kebijakan pengembangan yang bersinergi dan terintegrasi. Dengan demikian, keberhasilan pengembangan industri nasional sangat tergantung dari kualitas koordinasi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Saya harapkan Rapat kerja ini dapat menjadi wahana terkristalisasinya proses penyusunan rencana program pengembangan industri di daerah secara lebih berkualitas dan berkelanjutan yang pada akhirnya dapat bersama-sama menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi sektor industri dalam kerangka upaya meningkatkan daya saing industri. Peningkatan daya saing industri secara berkelanjutan akan membentuk landasan kuat untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri maju baru. Rapat Kerja Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota Kawasan Timur Indonesia yang dilaksanakan di Makassar ini merupakan bagian akhir dari rangkaian Rapat Kerja Departemen Perindustrian tahun 2008. Saya menerima laporan dari Saudara Sekjen bahwa rangkaian ini diawali dengan Rapat Kerja dengan Dinas Perindustrian dan Bappeda Provinsi yang sudah terlaksana di Jakarta pada akhir Pebruari lalu, dan diikuti dengan Rapat Kerja dengan Dinas Perindustrian Kawasan Barat Indonesia yang sudah 2

terlaksana pada minggu kedua bulan Maret 2008 di Surabaya. Rapat Kerja Departemen Perindustrian tahun 2008 merupakan kesinambungan dan pendalaman dari Rapat Kerja Departemen Perindustrian tahun 2005 s.d. 2007 yang dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi program pembangunan sektor industri antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional dan mendukung percepatan pembangunan industri yang efisien dalam upaya meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan penyebaran industri di berbagai daerah. Saudara-saudara yang saya hormati, Sektor industri telah menunjukkan peranan yang penting dan strategis bagi perekonomian nasional baik dalam hal peningkatan nilai tambah maupun dalam upaya memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat luas. Sampai saat ini (data tahun 2007) sektor industri pengolahan masih tetap menjadi kontributor tertinggi pada perekonomian (PDB) nasional. Sektor industri pengolahan nonmigasmemberi kontribusi sekitar 22,40 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sekitar 14,93 persen dan sektor pertanian sekitar 13,83 persen terhadap PDB nasional. Cabang-cabang industri yang memberikan sumbangan tinggi terhadap pembentukan PDB industri pengolahan non migas, adalah cabang industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 29,79 persen; industri alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 28,70 persen; industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 12,49 persen; serta industri tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar 10,56 persen. Cabang-cabang industri lainnya memiliki peran di bawah 10 persen. Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan kita harus bekerja keras dengan melakukan upaya-upaya yang sistematis agar industri dapat tumbuh seperti yang diharapkan, dimana untuk tahun 2008 dan tahun 2009 harus dicapai pertumbuhan masing-masing sebesar 6,0 persen dan 6,5 persen. 3

Saudara-saudara sekalian, Perlu saya ingatkan kembali, bahwa untuk membangun daya saing industri nasional harus dilaksanakan secara tersinergi, antara pusat dan daerah melalui dua pendekatan. Pertama, melalui pendekatan top-down yaitu pembangunan industri yang direncanakan dari Pusat (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, melalui pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti industri daerah yang merupakan keunggulan daerah, dengan Pusat turut membangun pengembangannya, sehingga daerah memiliki daya saing. Pada pendekatan terakhir inilah saya ingin mengajak Saudara-saudara untuk lebih fokus memikirkan sektor unggulan daerah Saudara sesuai dengan tema Rapat kerja. Penentuan arah pengembangan industri melalui melalui penetapan klaster industri prioritas dan kompetensi inti industri daerah sangat diperlukan guna memberi kepastian dan mendapat dukungan dari seluruh sektor ekonomi terkait termasuk dukungan perbankan. Khusus untuk Industri Kecil dan Menengah tertentu diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar dan memperluas penyebaran industri serta menjadi industri pendukung bagi pengembangan klaster industri. Pengembangan IKM memiliki peranan yang penting, baik dalam memperkuat struktur industri maupun dalam menanggulangi pengangguran dan penyebaran industri. Dalam upaya menjaga konsistensi dan kesinambungan pengembangan IKM di daerah, maka pembinaan IKM melalui pendekatan kompetensi inti industri dilakukan berdasarkan pada keunggulan daerah (OVOP One Village One Product) yang disertai dengan peningkatan fasilitas layanan UPT dan dukungan kelembagaan yang ada di daerah. Selanjutnya penetapan unggulan daerah dimaksud akan menjadi acuan utama dalam pengembangan IKM dan proses seleksi pemberian bantuan Pusat. Masih dalam kaitan pengembangan IKM, Saudara-saudara tentu telah mengetahui perkembangan meningkatnya harga komoditi pangan dunia, termasuk diantaranya kenaikan harga kedele di pasar internasional dan di pasar domestik. Untuk menjaga kesinambungan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Tempe/Tahu, Pemerintah sedang 4

mempersiapkan penyaluran subsidi harga kedele. Untuk menjaga efektifitas penyaluran subsidi dimaksud, Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota bersama instansi terkait di daerah ditugaskan untuk menyiapkan data kelompok target penerima secara akurat. Disamping itu, untuk mengatasi kecenderungan naiknya harga komoditi pangan dunia serta keterbatasan produksi, maka dengan melihat potensi yang dimiliki daerah, perlu dikembangkan sumber bahan pangan alternatif melalui kegiatan penelitian sederhana dan aplikatif, pengembangan dan inovasi. Hadirin sekalian, Sesuai dengan siklus penyusunan rencana pembangunan, maka saat ini Departemen Perindustrian telah mempersiapkan Rencana Kerja Pembangunan Industri Tahun 2009 dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2009 yang masih dalam proses penyusunan di Bappenas. RKP Tahun 2009 disusun berdasarkan berbagai kemajuan yang sudah dicapai di tahun 2007 dan diperkirakan akan dicapai pada tahun 2008, masalah dan tantangan yang diperkirakan akan dihadapi pada tahun 2009, serta berbagai sasaran yang harus dicapai dalam RPJMN dalam pelaksanaan 3 Agenda Pembangunan, yaitu: Mewujudkan Indonesia Yang Aman dan Damai; Menciptakan Indonesia Yang Adil dan Demokratis; serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. RKP Tahun 2009 diperkirakan mengandung tema pembangunan tahun 2009 yaitu Percepatan Pertumbuhan Sektor Riil dan Usaha Kecil Menengah untuk Mengurangi Kemiskinan dan Pengangguran. Dengan memperhatikan tema pembangunan nasional tahun 2009 serta masalah dan tantangan pokok pengembangan industri tahun 2009, maka tema pengembangan industri pada Tahun 2009 ditetapkan sebagai berikut: Peningkatan Daya Saing Industri Nasional dan Kompetensi Inti Industri Daerah. Dengan melihat permasalahan dan tantangan yang ada maupun rancangan awal rencana kerja pemerintah tahun depan, sasaran pembangunan sektor industri tahun 2009 secara kualitatif ditetapkan sebagai berikut: 5

1. Meningkatkan daya saing industri manufaktur secara berkelanjutan dengan indikator makin besarnya pangsa pasar domestik yang dikuasai oleh industri dalam negeri dan meningkatkan ekspor produk manufaktur. 2. Meningkatkan kemampuan penerapan standardisasi dan modernisasi teknologi bagi industri. 3. Meningkatkan kemampuan fasilitasi dalam melakukan kolaborasi pengembangan klaster industri. 4. Meningkatkan upaya pengembangan industri unggulan daerah di provinsi. 5. Meningkatkan kemampuan daerah (kabupaten/kota) dalam membangun kompetensi inti industri daerah. 6. Meningkatkan kemampuan pengembangan sentra-sentra industri kecil dan menengah di daerah. 7. Meningkatkan kemampuan koordinasi dalam pengembangan energi alternatif untuk industri. 8. Meningkatnya kemampuan SDM aparatur baik di pusat maupun di daerah serta dunia usaha khususnya IKM. Sasaran pertumbuhan industri pada tahun 2009 diproyeksikan sebesar 6,50 persen, dengan rincian pertumbuhan tiap Kelompok Lapangan Usaha Industri diproyeksikan sebagai berikut: (1) industri makanan, minuman dan tembakau 6,14 persen; (2) tekstil, barang kulit dan alas kaki 1,15 persen; (3) barang kayu dan hasil hutan lainnya 0,96 persen; (4) kertas dan barang cetakan 5,96 persen; (5) pupuk, kimia dan barang dari karet 6,05 persen; (6) semen dan bahan galian non logam 4,15 persen; (7) logam dasar, besi & baja 2,09 persen; (8) alat angkut, mesin dan peralatan 9,80 persen; serta (9) barang lainnya 1,95 persen. Dengan mengikuti sasaran tersebut, secara ringkas garis besar program prioritas pengembangan sektor industri tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Percepatan Pembangunan Kompetensi Inti Industri Daerah melalui Pemberdayaan dan Pembinaan IKM; 2. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri Khusus; 6

3. Fasilitasi Pengembangan Industri Hilir Komoditi Primer; 4. Restrukturisasi Permesinan Industri; 5. Pilot Proyek Pembangunan Industri Semen Di Papua Barat; 6. Penguatan dan Pengembangan Klaster Industri; 7. Penerapan standardisasi, akreditasi dan peningkatan mutu; 8. Pengembangan Teknologi Baru dan Aplikasi ke Industri; 9. Pengembangan Sekolah Pendukung Kompetensi Inti Industri Daerah; 10. Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati; 11. Pilot Proyek Pengembangan Industri Baja di Kalsel; 12. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri; 13. Revitalisasi sentra-sentra IKM dan fasilitasi layanan UPT. Saudara-saudara sekalian, Berdasarkan laporan yang saya terima, mengacu pada hasil Rapat Kerja tahun 2007, telah diselenggarakan roadshow pembahasan master plan dan rencana aksi pengembangan industri unggulan provinsi dengan Dinas Perindustrian Provinsi yang saat ini telah tersusun dalam bentuk buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah. Diharapkan, dengan adanya feedback dari daerah, rencananya buku tersebut akan dijadikan lampiran Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Nasional. Oleh karenanya, saya mengharapkan agar Saudara-saudara dapat merumuskan peta panduan pengembangan kompetensi inti daerah Kabupaten/Kota masing-masing yang juga akan dijadikan lampiran Peraturan Menteri Perindustrian dimaksud. Saya tidak ingin lagi melihat adanya program yang kurang baik atau tidak tersinergi antara pusat dan daerah, dimana program yang disusun tidak berlandaskan road map yang telah disusun. Departemen Perindustrian akan melakukan penilaian terhadap program-program yang diusulkan oleh daerah agar betul-betul sinergi dengan program Pusat serta sesuai dengan master plan dan road map yang dibuat. 7

Melalui Rapat kerja ini sekali lagi saya menghimbau kepada Saudara-saudara agar dapat mempersiapkan Program serta Kegiatan tahun 2009 secara lebih dini, lebih menjawab kepada persoalan yang dihadapi sektor industri, serta lebih terkoordinasi, baik antara unit Eselon I dengan Dinas yang membidangi sektor industri di daerah, maupun dengan instansi-instansi terkait di luar Departemen Perindustrian. Peran aktif Saudara sesuai dengan tugas dan fungsi masingmasing peserta dalam mendukung dan melaksanakan kebijakan industri nasional sangat diharapkan. Akhir kata, kepada para peserta Rapat kerja, saya ucapkan selamat bekerja dan berpartisipasi aktif selama Rapat Kerja ini, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memberikan jalan yang terang bagi kita semua. Sekian, Wassalaamu alaikum Wr.Wb. Makassar, Maret 2008 MENTERI PERINDUSTRIAN FAHMI IDRIS 8