LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA

dokumen-dokumen yang mirip
BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

KATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI

TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK

BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Diusulkan oleh: Rizki Muzammil Asnawati Angga Wiranda Rizqi Via Utami

PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU

Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti

BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

Dr. Zulkifli Rangkuti, MM

Peserta yang Terlibat dalam Aksi Tanam Pohon Bersama Para Pihak

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET

CATATAN HASIL PERTEMUAN TIM POKJA DAS AYUNG Di Bagus Agro Pelaga, 23 Nopember 2013

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

mencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

III. METODOLOGI Kerangka Pemikiran

PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L)

LAPORAN HASIL PERTEMUAN KOORDINASI III KELOMPOK KERJA (POKJA) AYUNG LESTARI Bongkasa Pertiwi, 22 Januari 2014

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

KETUA TIM PENGGERAK PKK PROVINSI DKI JAKARTA

PENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

Laporan. Pelatihan Pemetaan Partisipatif Wilayah Jempanang, Desa Belok Sidan, 9-10 Mei I Gde Suarja (Koordinator Program JANMA)

MODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)

LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

LAPORAN AKHIR PROGRAM KONSERVASI DAS AYUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

PENGARUH JENIS SAMPAH, VARIASI UMUR SAMPAH TERHADAP LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

DAFTAR PERTANYAAN (Kepala Lingkungan, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat) Lokasi :... Nama :... Profesi :... Alamat :...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan. Variasi Umur Dan Jenis Sampah

BAB V LAHAN DAN HUTAN

BAB II RANCANGAN KEGIATAN

BAB II PENTINGNYA BIOPORI

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH

MODEL USAHATANI SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KONSERVASI DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG

LAPORAN PPM PROGRAM REGULER PENYULUHAN DAN PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PROGRAM SATU JUTA BIOPORI PADA TAHUN 2011 DI WILAYAH DIY,

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori. Oleh : Sri Widyastuti *)

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA

BAB. Kesehatan Lingkungan

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA 22-23 AGUSTUS 2013 Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA @ 2013

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pelaga, salah satu desa di Kecamatan Petang yang terletak di hulu dari DAS Ayung dengan topografi yang berbukit-bukit. Kondisi lahannya sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi dan lahan kering dengan kemiringan cukup curam, sehingga sangat rentan mengalami erosi ketika musim hujan. Karena itu perlu dilakukan upaya-upaya sistematis dan kontinyu untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir di wilayah ini. Salah satunya adalah dengan mengembangkan sumur resapan dan juga lubang lubang biopori. Biopori merupakan metode alternatif untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Secara alami, biopori diciptakan oleh organisme yang ada di dalam tanah. Lubang Resapan Biopori berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Dengan membuat biopori kemudian mengisinya dengan sampah organic akan membantu dan secara langsung memberi makanan pada organisme tanah. Masing-masing sampah yang dimasukkan ke dalam tanah dapat menghidupi organisme dalam tanah dan dirombak menjadi kompos atau humus yang tersimpan di dalam tanah, tanah akan menjadi subur. Secara teknis, biopori merupakan metode yang sederhana untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan resapan air ke dalam tanah. Pembuatannya mudah dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Selain berfungsi untuk meningkatkan daya resap air hujan dan meningkatkan cadangan air bersih, biopori juga diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat Desa Pelaga khususnya di Banjar Bukian dan Kiadan mengingat kedua wilayah ini merupakan daerah penyangga air DAS Ayung. 1.2 Tujuan dan Keluaran Tujuan dari pembuatan lubang resapan biopori ini adalah sebagai pembelajaran dan pengetahuan bagi masyarakat Desa Pelaga khususnya di Banjar Bukian dan Kiadan untuk dapat 2

membuat lubang resapan biopori sehingga dapat meningkatkan daya resap air hujan dan meningkatkan cadangan air bersih. Sedangkan keluaran yang ingin dicapai adalah 1. Masyarakat paham tentang mafaat dan fungsi lubang resapan biopiri sebagai bagian dari konservasi tanah dan air 2. Terbuat minimal 300 lubang resapan biopori masing-masing 150 biopori di Banjar Bukian dan Kiadan, Desa Pelaga. 1.3 Waktu dan Tempat Kegiatan pembuatan lubang resapan biopori dilaksanakan di Banjar Bukian dan Kiadan di lahan rumah maupun kebun warga, dimulai dengan kegiatan sosialisasi tentang manfaat Biopori di masing-masing banjar pada 22-23 Agustus 2013. 1.4 Peserta dan Narasumber Jumlah peserta yang terlibat dalam pembuatan lubang resapan biopori sebanyak 34 orang (16 orang dari Banjar Kiadan dan 18 orang dari Banjar Bukian). Sebagai narasumber pembuatan Biopori adalah staf bagian Pengawasan Amdal Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Badung (Bp. A.A. Raka Sukadana). 1.5 Metode dan Proses Pelaksanaan sosialisasi untuk pembuatan lubang resapan biopori dilaksanakan di masing-masing banjar. Sedangkan praktek pembuatan lubang resapan biopori dilakukan secara mandiri oleh peserta selama satu minggu secara bergantian didampingi oleh staf lapangan Konservasi JANMA. 3

II. PELAKSANAAN 2.1 Sosialisasi Teknik Pembuatan Lubang Resapan Biopori Proses pembuatan lubang resapan biopori diawali dengan kegiatan sosialisasi di masingmasing banjar (Banjar Bukian dan Kiadan), pada 22-23 Agustus 2013. Kegiatan sosialisasi terkait manfaat dan teknis pembuatan biopori bekerjasama dengan narasumber dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Badung (Bp. A.A. Raka Sukadana). Pada prinsipnya BLH Badung menyambut positif kegiatan ini karena sejalan dengan kebijakan program yang dilaksanakan oleh Pemkab Badung, khususnya BLH Badung terkait dengan pengelolaan lingkungan. Istilah biopori berasal dari kata bio berati hidup, dan pori berarti lubang. Jadi biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk sebagai akibat akitivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang biopri yang dibuat dan diisi dengan sampah organik secara tidak langsung akan merespon cacing dan semut sebagai hewan pengurai. Cacing dan semut akan membuat lubang baru di dalam lubang biopori tersebut sehingga memperbanyak lubang dan resapan air atau lubang yang dibuat secara tidak lanngsung akan menambah lubang baru (hidup). Photo : Sosialisasi pembuatan biopori di Br Bukian dan Kiadan 4

Lubang resapan biopori diterapkan di daerah Pelaga (hulu) dapat mendukung upaya pengelolaan konservasi tanah dan air, akrena wilayah ini merupakan daerah penyangga air DAS Ayung. Hal ini dikarenakan jenis tanah didominasi oleh tanah lempung yang lebih lama meresapkan air dari pada tanah berpasir. Kebiasaan masyarakat membakar sampah, baik sampah organik maupun anorganik, dengan adanya kegiatan bipori ini diharapkan akan termotivasi untuk memilah sampah organiknya untuk dimasukkan dalam lubang biopori. Sementara sampah anorganik bisa diolah lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan. Pembangunan infrastruktur yang semakin berkembang secara terus menerus tanpa diimbangi dengan pengetahuan yang luas terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya air, akan membawa dampak yang kurang seimbang sehingga dengan kegitan ini, masyarakat mempunyai modal pengetahuan untuk bisa menyeimbangkan pembangunan tersebut. Photo : Praktek pembuatan lubang biopori di Kiadan Teknik Biopori awalnya ditemukan oleh Kamir Raziudin Brata, seorang peneliti dan dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Pembuatan lubang resapan biopori mempunyai banyak fungsi dan manfaat, antara lain: Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah. Membuat kompos alami dari sampah organik Mengurangi genangan air sehinga menjauhkan dari penyakit kulit Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut 5

Mengurangi resiko banjir di musim hujan Maksimalisasi peran dan aktivitas fauna tanah mencegah terjadinya erosi tanah dan tanah longsor Selain fungsi yang positif terhadap air tanah, teknologi biopori juga dapat diterapkan pada beberapa tempat, contohnya: Perumahan yang 100% kedap air Saluran air Rumah-rumah yang memiliki lahan terbuka Kawasan persawahan di lahan miring Sekeliling pohon Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman 2.2 Pembuatan Lubang Resapan Biopori Setelah mendapatkan pemahaman teknik dan fungsi dari lubang resapan biopori, selanjutnya peserta akan menerapkan pembuatan lubang resapan biopori di masing-masing lokasinya. Cara pembuatan lubang resapan biopori relative sederhana yaitu : 1. Tancapkan mata bor pada tempat yang akan dibuat lubang biopori 2. Putar bor searah jarum jam 3. Keluarkan tanah pada lubang 4. Masukkan pipa dan bila perlu semen agar kuar dan tanah disekitar tidak jatuh 5. Tutup lubang untuk menghindari kaki atau hewan ternak yang masuk 6. Masukkan sampah organic ke dalam lubang secukupnya 6

Photo. Proses Pembuatan biopori di Bukian 7

Beberapa hasil pernyataan peserta terkait pembuatan biopori, antara lain: 1. Membuat lubang resapan biopori untuk mempercepat resapan air saat musim hujan sehingga tidak menggenang. Jarak rumah yang berdekat menyebabkan air tidak mengalir dengan baik. Photo. Lubang biopori yang dibuat diantara bangunan rumah di Bukian 2. Membuat lubang biopri dengan tujuan untuk menyuburkan tanah di dekat taman. Kompos yang dihasilkan bisa di pupukkan pada taman dekat lubang biopori. Photo. Pembuatan biopori di dekat taman 8

3. Pembuatan lubang biopori di dekat dapur. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuangan sampah organik yang dihasilkan saat proses memasak. Photo. Pembuatan biopori di dekat dapur 9

III. PENUTUP Pengembangan tekologi Biopori yang diperkenalkan oleh JANMA dalam upaya mendukung konservasi sumberdaya air di wilayah Pelaga, mendapat respons yang cukup positif dan dapat diterima oleh masyarakat. Total Biopori yang telah dibuat dari hasil training kepada warga Banjar Bukian, Kiadan, dan Tinggan sebanyak 355 lubang. Capaian ini melebihi dari target yang direncanakan sebanyak 300 lubang Biopori. Peserta sangat antusias dengan kegitan ini karena manfaat yang diperoleh untuk mendukung pengembangan konservasi tanah dan air di wilayah Plaga. Beberapa warga yang tidak ikut terlibat dalam training juga ikut mengaplikasikan pembuatan Biopori di rumahnya. Semoga pengembangan teknologi biopori yang cukup bermanfaat bagi masyarakat, sekolah dalam menjaga lingkungan yang lebih baik terus bisa dikembangkan oleh masyarakat dan semua pihak yang terkait di wilayah Pelaga dan sekitarnya dalam upaya mendukung pelestarian dan perlindungan sumberdaya air di wilayah hulu. === end=== 10

LAMPIRAN Tabel 1. Daftar nama warga yang membuat Biopori, Banjar Bukian No Nama Jumlah Biopori 1 I Wayan Supariasa 12 2 I Made Jana 11 3 I Ketut Kanot 11 4 I Ketut Mupu 10 5 I Made Kantor 10 6 I Wayan Debot 10 7 I Wayan Suba 5 8 I Made Rebo 7 9 I Nyoman Mustika 10 10 I Nyoman Pujana 10 11 I Gusti Ketut Rai 10 12 I Wayan Suarja 10 13 I Made Sukayasa 20 14 I Nyoman Warga 11 15 I Made Olog 5 16 I Ketut Konol 18 17 I Made Asa 5 11

Tabel 2. Daftar warga yang membuat biopori, di Banjar Kiadan No Nama Jumlah Biopori 1 I Nyoman Juta 10 2 I Made Keneng 10 3 I Ketut Bandung 10 4 I Wayan Gede Subawa 10 5 I Made Artana Yasa 10 6 I Ketut Nausa 10 7 I Ketut Saba 10 8 I Ketut Sidan 10 9 I Wayan Karta 10 10 I Nyoman Sridana 10 11 I Nyoman Terima 10 12 I Nyoman Taga 10 13 I Made Landes 10 14 I Ketut Gawa 10 15 I Wayan Sukada 10 16 I Wayan Warsa 10 17 I Wayan Darsi 10 18 I Wayan Tiasa 10 12