PENGARUH KESEMPATAN KERJA, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, EKSPOR, INFRASTRUKTUR JALAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016:

NOVI NURUL ALIYAH B

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

ANALISIS PENGARUH BELANJA MODAL DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA (Dalam Tahun )

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL. Tabel 5.1. Output regresi model persentase penduduk miskin absolut (P 0 )

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH FERTILITAS, MORTALITAS, DAN TRANSMIGRASI BINAAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI SUMATERA UTARA OLEH SITI HARIYATI

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DIJAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROPINSI ACEH. Hermansyah Putra* dan Muhammad Nasir** ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

Analisis Determinan Indeks Pembangunan Manusia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

III. METODE PENELITIAN

Oleh YULIANITA RATNA DWIHAPSARI B

Transkripsi:

ISSN 2302-0172 10 Pages pp. 21-30 PENGARUH KESEMPATAN KERJA, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH Vera Sisca HS 1), Abubakar Hamzah 2), Mohd. Nur Syechalad 3) 1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Fakultas ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: Poverty population of an area can be affected by several factors such as employment, education and health. This study is aimed to determine the effect of employment opportunities, education and health on poverty in Aceh Province. The data used are secondary data for the period 1991-2012. Data analysis equipment used is multiple linear regression with the method of ordinary least squares (OLS). The study found that employment opportunities, education and health are significantly negative effect on the level of poverty in the province of Aceh. The greater the number of employment opportunities, the better the quality of education and health status, the smaller the number of poor. The conclusion of this study is the level of poverty in the Aceh Province is significantly affected by the job opportunities, education and health. Therefore the Aceh provincial government is necessary to open employment opportunities for the community, improving the quality of education and health status. Keyword : Poverty, Employment Opportunities, Education and Health. Abstrak: Kemiskinan penduduk suatu daerah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Data yang digunakan adalah data sekunder selama periode tahun 1991-2012. Peralatan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS). Penelitian menemukan bahwa kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Semakin besar jumlah kesempatan kerja, semakin baik kualitas pendidikan dan derajat kesehatan, semakin kecil jumlah penduduk miskin. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh secara nyata dipengaruhi oleh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Karena itu pemerintah Provinsi Aceh dipandang perlu membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, meningkatkan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan. Kata Kunci : Kemiskinan, Kesempatan Kerja, Pendidikan dan Kesehatan. PENDAHULUAN Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi jumlah masyarakat miskin, setiap negara berupaya melakukan pembangunan. Salah satu sasaran dari pembangunan adalah memperbaiki kondisi ekonomi suatu masyarakat menjadi lebih baik agar jumlah masyarakat miskin dapat berkurang. Kemampuan pemerintah dalam mengurangi jumlah masyarakat miskin dalam suatu negara dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan. Sebaliknya angka kemiskinan yang tinggi dapat mengurangi prestasi pemerintah dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan pembangunan yang tidak mengubah kondisi kemiskinan akan menyisakan masalah yang memicu permasalahan sosial dan politik. Stabilitas negara akan terganggu dan biasanya 21 - Volume 1, No., November 2013

secara simultan akan berbalik mengganggu kinerja perekonominan yang sedang dibangun. Karena itu, masalah kemiskinan telah menjadi agenda bersama setiap negara yang tergabung dalam membangun komitmen tujuan pembangunan millenium (Sundaya, 2008). Secara teoritis, kemiskinan yang dialami oleh masyarakat suatu daerah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai suatu lapangan kerja atau semua jenis pekerjaan yang tersedia bagi tenaga kerja untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja. Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan usaha atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah terisi dan kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai partisipasi dalam pembangunan (Siregar, 2003). Selanjutnya pendidikan dan kesehatan masyarakat suatu daerah juga dapat berpengaruh terhadap kemiskinan di daerah tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Samuelson dan Nordhaus (2007), penyebab dan terjadinya penduduk miskin di negara yang berpenghasilan rendah adalah karena dua hal pokok, yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Hal ini dipertegas oleh Arsyad (2009) menjelaskan intervensi untuk memperbaiki kesehatan dari pemerintah juga merupakan suatu alat kebijakan penting untuk mengurangi kemiskinan. Salah satu faktor yang mendasari kebijakan ini adalah perbaikan kesehatan akan meningkatkan produktivitas golongan miskin. Kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output sehingga dapat membantu masyarakat untuk keluar dari jurang kemiskinan. Program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Aceh tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga diharapkan mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Kemampuan pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sebaliknya program pembangunan dapat dikatakan mengalami kegagalan apabila tidak mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Tingkat kemiskinan di Aceh pada tahun 2010 menurun hingga 20,98 persen dari 21,80 persen pada tahun 2009 dan 23,53 persen pada tahun 2008. Penurunan ini sejalan dengan penurunan tingkat kemiskinan secara nasional, meskipun tren tingkat kemiskinan Indonesia jauh lebih rendah yaitu menjadi 13,33 persen pada tahun 2010. Berdasarkan populasi, penduduk miskin Aceh menurun dari 959,7 ribu jiwa pada tahun 2008 menjadi sebanyak 861,9 ribu jiwa pada tahun 2010, dimana sebagian besar dari mereka berada di daerah pedesaan yaitu menjadi 688,5 ribu jiwa (79,88 persen). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tingkat kemiskinan yang dialami oleh Volume 1, No. 4, November 2013-22

masyarakat dalam suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh kesempatan kerja. Kesempatan kerja pada dasarnya dapat diartikan sebagai jumlah angkatan kerja yang bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama periode tahun 2008-2010 kondisi ketenaga kerjaan di Aceh menunjukkan perkem bangan yang membaik. Hal ini diketahui dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang semakin menurun dari 9,56 persen menjadi 8,71 persen lalu menjadi 8,37 persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang semakin meningkat dari 60,32 persen menjadi 63,17 persen selama 2008-2010. Peningkatan TPAK ini didukung oleh peningkatan angkatan kerja di Aceh pada tahun 2010 berjumlah 1,939 juta orang, meningkat dari 1,793 juta orang dan 1,898 juta orang pada tahun 2008 dan 2009. Sedangkan penduduk Aceh yang bukan angkatan kerja cenderung menurun dari 1,180 juta orang pada tahun 2008 menjadi 1,130 juta orang pada tahun 2010. Kemampuan angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan tentunya terkait dengan pendidikan yang mereka miliki. Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja di Provinsi Aceh juga dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan masyarakat di provinsi tersebut. Selama periode tahun 2008-2010 tingkat kualitas pendidikan di Provinsi Aceh sudah menunjukkan sedikit perbaikan (BPS, 2011). Keberhasilan upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari kondisi output pendidikan dengan indikatornya antara lain adalah persentase penduduk Aceh yang mampu membaca dan menulis (angka melek huruf). Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Aceh terus mengalami peningkatan dari 96,20 persen hingga 96,88 persen selama 2008-2010. Bahkan angka ini telah melebihi capaian angka melek huruf Indonesia sebesar 92,19-92,91 persen. Selain menggunakan angka melek huruf (AMH), peningkatan output pendidikan Aceh juga tercermin dari persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki. Secara umum, terdapat peningkatan persentase penduduk 10 tahun ke atas yang mempunyai ijazah SLTA menjadi 23,10 persen dan perguruan tinggi yaitu diploma (DIII) dan sarjana (S1) menjadi 7,69 persen dan pascasarjana (S2-S3) menjadi 0,23 persen. Selain kesempatan kerja dan tingkat pendidikan, kualitas kesehatan kesehatan masyarakat suatu daerah juga dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Gambaran mengenai kualitas kesehatan masyarakat dalam suatu daerah dapat dilihat dari angka harapan hidup dan angka kesakitan. Kualitas kesehatan penduduk Aceh yang dilihat menurut angka harapan hidup (AHH) menunjukkan peningkatan. Penduduk Aceh berumur 0 tahun pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai usia 68,70 tahun, meningkat sebesar 0,10 tahun dibanding dengan perkiraan tahun 2008 dan 2008 yang mencapai masing-masing 68,50 tahun dan 68,60 tahun. Namun demikian, capaian angka ini masih dibawah rata-rata AHH penduduk Indonesia berusia 0 tahun pada tahun 2010 yang diperkirakan akan mencapai usia 23 - Volume 1, No. 4, November 2013

69,43 tahun. Paparan di atas menginformasikan bahwa tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh cenderung mengalami penurunan selama periode tahun 2008-2010. Dalam periode tahun yang sama, kesempatan kerja yang didasarkan pada jumlah angkatan kerja yang bekerja cenderung mengalami peningkatan. Demikian pula halnya dengan tingkat pendidikan dan kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat Provinsi Aceh cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase penduduk yang miliki ijazah sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Selanjutnya derajat kesehatan masyarakat yang baik didasarkan pada angka harapan hidup dan angka kesakitan juga mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kemiskinan di Provinsi Aceh terkait dengan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan?. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh KAJIAN KEPUSTAKAAN Faktor Penyebab Kemiskinan World Bank mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dari perspektif akses dari individu terhadap sejumlah aset yang penting dalam menunjang kehidupan, yakni aset dasar kehidupan (misalnya kesehatan dan ketrampilan/ pengetahuan), aset alam (misalnya tanah pertanian atau lahan olahan), aset fisik (misalnya modal, sarana produksi dan infrastruktur), asset keuangan (misalnya kredit bank dan pinjaman lainnya), dan aset sosial (misalnya jaminan sosial dan hak-hak politik). Ketiadaan akses dari satu atau lebih dari asset aset di atas merupakan penyebab seseorang masuk ke dalam kemiskinan. Menurut Todaro dan Smith (2006), kemiskinan yang terjadi di negara negara berkembang akibat dari interaksi antara 6 karakteristik berikut: 1. Tingkat pendapatan nasional negara-negara berkembang terbilang rendah, dan laju pertumbuhan ekonominya tergolong lambat. 2. Pendapatan perkapita negara-negara berkembang juga masih rendah dan pertumbuhannya sangat lambat, bahkan ada beberapa yang mengalami stagnasi. 3. Distribusi pendapatan sangat timpang atau sangat tidak merata. 4. Mayoritas penduduk di negara-negara berkembang harus hidup di bawah tekanan kemiskinan absolut. 5. Fasilitas dan pelayanan kesehatan buruk dan sangat terbatas, kekurangan gizi dan banyaknya wabah penyakit sehingga tingkat kematian bayi di negara-negara berkembang sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di negara maju. 6. Fasilitas pendidikan di kebanyakan negaranegara berkembang maupun isi kurikulumnya relatif masih kurang relevan maupun kurang memadai. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2007), penyebab dan terjadinya penduduk miskin di negara yang berpenghasilan rendah adalah Volume 1, No. 4, November 2013-24

karena dua hal pokok, yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pemberantasan penyakit, perbaikan kesehatan dan gizi, perbaikan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf, dan peningkatan keterampilan penduduknya. Kelima hal itu adalah upaya untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Kesempatan Kerja dan Kemiskinan Kemampuan seseorang untuk memperoleh pekerjaan berdampak langsung pada perolehan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja dapat berpengaruh pada probabilitas seseorang untuk masuk dalam katagori miskin dan tidak miskin. Dengan kata lain, kesempatan kerja dapat berpengaruh pada kemiskinan. Adanya keterkaitan antara kesempatan kerja dengan kemiskinan seperti dikemukakan oleh Sukirno (2004) bahwa efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Pendidikan dengan Kemiskinan Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal manusia (human capital) dan mendorong penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya. Rendahnya produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses mereka untuk memperoleh pendidikan (Rasidin dan Bonar, 2004). Siregar dan Wahyuniarti (2008), di dalam penelitiannya menemukan bahwa pendidikan yang diukur dengan jumlah penduduk yang lulus pendidikan SMP, SMA, dan diploma memiliki berpengaruh besar dan signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin. Ini mencerminkan bahwa pembangunan modal manusia (human capital) melalui pendidikan merupakan determinan penting untuk menurunkan jumlah penduduk miskin. Adanya keterkaitan antara pendidikan dengan kemiskinan juga dinyatakan oleh Jhingan (2003:223) mengemukakan tiga ciri utama negara berkembang yang menjadi penyebab dan sekaligus akibat yang saling terkait pada kemiskinan. Pertama, prasarana dan sarana pendidikan yang tidak memadai sehingga menyebabkan tingginya jumlah penduduk buta huruf dan tidak memiliki keterampilan ataupun keahlian. Kedua, sarana kesehatan dan pola konsumsi buruk sehingga 25 - Volume 1, No. 4, November 2013

hanya sebagian kecil penduduk yang bisa menjadi tenaga kerja produktif. Ketiga, penduduk terkonsentrasi di sektor pertanian dan pertambangan dengan metode produksi yang telah usang dan ketinggalam zaman. Kesehatan dengan Kemiskinan Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi. Selanjutnya, Arsyad (2009:221) menjelaskan intervensi untuk memperbaiki kesehatan dari pemerintah juga merupakan suatu alat kebijakan penting untuk mengurangi kemiskinan. Salah satu faktor yang mendasari kebijakan ini adalah perbaikan kesehatan akan meningkatkan produktivitas golongan miskin. Kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output energi. Keterkaitan antara kesehatan dengan kemiskinan juga dikemukakan oleh Samuelson dan Nordhaus (2007), penyebab dan terjadinya penduduk miskin di negara yang berpenghasilan rendah adalah karena dua hal pokok, yaitu rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, dan lambatnya perbaikan mutu pendidikan. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pemberantasan penyakit, perbaikan kesehatan dan gizi, perbaikan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf, dan peningkatan keterampilan penduduknya. Kelima hal itu adalah upaya untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, landasan teoritis maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah, kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. METODE PENELITIAN Variabel penjelas bagi kemiskinan dibatasi hanya pada kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan. Kesempatan kerja yang dimaksudkan adalah jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh yang berhasil memperoleh pekerjaan. Pendidikan yang dimaksudkan adalah kualitas pendidikan dapat diukur dari output pendidikan yakni jumlah lulusan. Pendidikan diproxi dari jumlah penduduk lulusan sekolah menengah (SMP, SLTA dan Perguruan tinggi) dan dinyatakan dalam satuan orang. Selanjutnya kesehatan didasarkan pada indikator tingkat kesehatan suatu masyarakat yang dalam hal ini adalah angka harapan hidup. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari BPS Provinsi Aceh dan BAPPEDA Provinsi Aceh.. Volume 1, No. 4, November 2013-26

Keseluruhan data tersebut berbentuk data time series (runut waktu) selama periode tahun 1991-2012 (n = 22). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, seperti statistik keuangan daerah dari BPS, dan laporan perkembangan ekonomi keuangan daerah yang diterbitkan oleh Kantor Bank Indonesia Banda Aceh. Metode Analisis Data Untuk menguji pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh digunakan formula analisis regresi linear berganda (Multiple Regresion) diformulasikan sebagai berikut (Gujarati, 2006:134). Y = β 0 + β 1X 1 + β 2X 2 + β 3X 3 + e Di mana β 0 : Konstanta Y : Kemiskinan X 1 : Kesempatan Kerja X 2 : Pendidikan X 3 : Kesehatan β 1, β 2 dan β 3 : Koefisien regresi X 1, X 2 dan X 3 e : Error term Penggunaan regresi linier berganda sebagai peralatan analisis data seperti dijelaskan di atas, mensyaratkan adanya uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Operasional variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Masing-masing variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Kemiskinan adalah suatu situasi atau kondisi yang dialami oleh seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi (Parwoto, 2002:45). Kemiskinan yang dimaksudkan dalam penelitian ini diukur dari jumlah penduduk miskin dengan satuan jiwa. 2. Kesempatan kerja diproxi kan dari jumlah angkatan kerja yang bekerja dalam periode tahun tertentu dinyatakan dengan satuan orang. 3. Pendidikan diukur dari output pendidikan yakni jumlah lulusan. Karena itu, pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini diproxi dari persentase penduduk lulusan sekolah menengah (SMP, SLTA) dan erguruan tinggi dan dinyatakan dalam satuan persen. 4. Kesehatan diukur melalui usia harapan hidup yaitu suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup per penduduk (dalam tahun) sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk dalam suatu wilayah dan waktu tertentu (dalam satuan tahun). HASIL PEMBAHASAN Analisis Pengaruh Kesempatan Kerja, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan di Provinsi Aceh Hasil analisis regresi pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh merupakan bentuk linier berganda dengan pendekatan kuadrat terkecil (ordinary least square), diperoleh hasil persamaan sebagai berikut. 27 - Volume 1, No. 4, November 2013

Y = 2.277.816,24-1,2202498X 1-820.097,30X 2-72.008,607X 3 Dimana: Y = X 1 = X 2 = X 3 = Kemiskinan Kesempatan Kerja Pendidikan Kesehatan Berdasarkan hasil estimasi model regresi, diketahui bahwa koefisien regresi variabel kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan bernilai positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi besar kesempatan kerja, semakin tinggi pendidikan dan semakin baik derajat kesehatan masyarakat akan semakin sedikit jumlah masyarakat miskin. Dengan kata lain, peningkatan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan dapat menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat, sehingga ada hubungan yang tidak searah antara kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan dengan tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Uji terhadap signifikansi pengaruh kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh menunjukkan nilai t hitung > t tabel dan nilai p- value < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial, ketiga variabel independen tersebut dapat menerangkan variasi kemiskinan di Provinsi Aceh pada level di atas 95 persen. Dengan kata lain, secara parsial kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Aceh. Adanya pengaruh signifikan (nyata) kesempatan kerja terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh mengindikasikan bahwa peningkatan kesempatan kerja dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pada akhirnya mereka dapat keluar dari jurang kemiskinan. Demikian pula halnya dengan adanya pengaruh signifikan (nyata) pendidikan dan derajat kesehatan terhadap kemiskinan. Meningkatnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat dapat membuat mereka bekerja secara lebih baik, dan pada akhirnya mereka dapat keluar dari jurang kemiskinan. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan dan derajat kesehatan berdampak negatif pada kemiskinan di Provinsi Aceh. Pembuktian Hipotesis Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar 16,758 dengan p-value sebesar 0,000. Nilai F tabel pada ( df1=3 dan df2 = 18) menunjukkan angka sebesar 3,160. Karena nilai F hitung > F tabel (16,758 > 3,160) dapat diartikan secara simultan ketiga variabel independen yang meliputi kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh, sehingga hipotesis yang menyatakan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif secara nyata terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh dapat diterima. Hasil pengujian statistik uji t menunjukkan nilai t hitung masing-masing variabel, yakni sebesar -7,295 untuk variabel kesempatan kerja, sebesar -2,114 untuk pendidikan dan sebesar - 9,502 untuk variabel kesehatan. Nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95% ( df n-2 = 22-2 = 20) menunjukkan angka sebesar 2,086. Dengan Volume 1, No. 4, November 2013-28

membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dapat diinterpretasikan bahwa secara parsial kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif secara nyata terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa adanya pengaruh negatif kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan yang secara matematis dapat dilihat dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel (menunjukkan angka negatif), sudah sesuai dengan landasan teoritis, penelitian terkait dan kerangka pemikiran logis. Semakin besar kesempatan kerja yang ditandai dengan semakin banyaknya penyerapan tenaga kerja, semakin tinggi tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat akan semakin rendah tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Sebaliknya apabila kesempatan kerja berkurang, tingkat pendidikan dan derajat kesehatan juga rendah maka kemiskinan akan semakin tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kesempatan kerja berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh, dapat disimpulkan semakin besar kesempatan kerja akan semakin sedikit jumlah penduduk miskin. 2. Pendidikan berpengaruh negatif terhadap kesmikinan di Provinsi Aceh. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin baik tingkat pendidikan, akan semakin sedikit jumlah penduduk miskin. Kesehatan berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin baik derajat kesehatan masyarakat akan semakin sedikit jumlah masyarakat miskin. Sebaliknya apabila derajat kesehatan masyarakat menurun, maka jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh akan meningkat. 3. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan statistik uji F dan uji t, menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan (nyata) terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh. Artinya peningkatan jumlah kesempatan kerja, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat secara nyata dapat mengurangi jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh. Saran 1. Sebaiknya pemerintah Provinsi Aceh memperluas kesempatan kerja di Provinsi Aceh, sehingga penduduk yang masuk dalam katagori angkatan kerja dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Peningkatan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan mendorong pihak swasta untuk dapat membuka lapangan kerja di Provinsi Aceh. Selain itu, pemerintah Aceh juga dapat mengundang investor untuk melakukan investasi dengan tujuan dapat menyediakan kesempatan kerja bagi penduduk Provinsi Aceh. 29 - Volume 1, No. 4, November 2013

2. Sebaiknya pemerintah Provinsi Aceh meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Aceh. Secara operasional, upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan penggunaan anggaran pendidikan untuk mendukung program pendidikan bagi anak usia sekolah. Tingkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Dengan demikian jumlah penduduk lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi semakin meningkat. Meningkatnya kualitas pendidikan ditandai dengan semakin banyaknya jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi memungkinkan penduduk Aceh untuk dapat bekerja sehingga mampu memperoleh pendapatan yang lebih baik, dan pada gilirannya dapat mengeluarkan mereka dari jurang kemiskinan. 3. Pemerintah Provinsi Aceh dipandang perlu mengambil kebijakan yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tingkatkan alokasi belanja pemerintah dalam bidang kesehatan terutama untuk penyediaan infrastruktur pendukung layanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk penyediaan tenaga kesehatan sebagai provider layanan kesehatan guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan jasa kesehatan. Tingkatkan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan bagi masyarakat, dan 4. pertahankan kebijakan asuransi kesehatan bagi seluruh penduduk Aceh. DAFTAR KEPUSTAKAAN Sundaya, Y., 2008. Perluasan Model Ekonomi Rumahtangga Usaha Tani. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. Siregar, H., dan Tatan S. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pasar Tenaga Kerja dan Implikasi Kebijakannya Terhadap Sektor Pertanian di Kabupaten Bogor. Hasil Penelitian. IBP Bogor. Arsyad, L., 2009. Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat. Bagian Penerbitan STIE Yogyakarta: YKPN. Badan Pusat Statistik, 2002. Statistik Daerah Provinsi Aceh, BPS Provinsi Aceh. Samuelson, Paul A dan William D. Nordhaus, 2007. Ilmu Makro Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Media Global Edukasi. Sumodiningrat, G., 2009. JPS dan Pemberdayaan. Jakarta: Gramedia. Todaro, MP dan Smith, 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Sembilan. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Jhingan, ML., 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Gujarati, D., 2006. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa: Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Sukirno, S., 2004. Makro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press. Volume 1, No. 4, November 2013-30