PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAGAIMANAKAH PENGELOLAAN KELAS UNTUK MEMBENTUK LINGKUNGAN BAHASA ARAB (BI AH AROBIYAH)?

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting

Margunani 1 Siti Fatimah 2

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

BAB VIII PENGELOLAAN KELAS. A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami definisi

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM.

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB II LANDASAN TEORETIS

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Pengelolaan Kelas. menjadi penghalang bagi proses pembelajaran. 1. Qur an surat Al-Maidah ayat 2:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI PAKEM PADA SISWA SD DI KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Sedangkan hakekat belajar adalah perubahan melalui aktivitas

Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 7 Ibid., hal.8.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

2014 Vol. 7 No. 2 Juli-Desember Jurnal Al-Ta dib KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kompetensi Dasar. Menerapkan kemampuan dasar mengajar dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan Dasar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan

MANAJEMEN KELAS GURU SEKOLAH DASAR

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB II KAJIAN TEORI. selain itu penelitian juga akan menjelaskan hubungan konsep teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

BAB II KONSEP TEORETIS. 1. Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk

PERANAN PENDEKATAN SISTEM PROSES KELOMPOK DALAM MENGOPTIMALISASIKAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN. Dra. Ni Wayan Ariawati, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

ANALISIS KETERAMPILAN MAHASISWA PPLK PGSD STKIP NASIONAL DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SDN 11 VII KOTO SUNGAI SARIAK

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

PERANAN PENGELOLAAN KELAS DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DIKLAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan), dan mengembangkan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU SD DABIN III UPTD DIKDAS DAN LS WONOSEGORO - BOYOLALI DALAM MENGELOLA KELAS MELALUI TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

Oleh: Guru Besar Universita Riau

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

NIM /2007 : K

: FATMAH DALUNGGU : S1 PENDIDIKAN EKONOMI ABSTRAK

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 4 Desember 2017

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. Pendidikan adalah suatu usaha kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu sekolah tentunya semakin banyak konflik.

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

Transkripsi:

Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN HUSNI EL HILALI Abstrak Kemampuan mengelola kelas menjadi salah satu ciri guru yang profesional. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Karena itu kemampuan kelas selalu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan agar terlaksana kegiatan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. Kata Kunci : pengelolaan kelas, pembelajaran, efektif A. PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional. Guru yang professional salah satu cirinya adalah guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya; kurikulum dengan segala komponennya; dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu serta berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan professional. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu 129

Husni El Hilali, Pentingnya Pengelolaan kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa. B. Pengertian Pengelolaan Kelas Ahmad (2004) menyatakan Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. Made Pidarta (2007) Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugastugas individual. Sudirman (dalam Djamarah 2006:172) Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksiedukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru. Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran (Mulyasa 2006:91). Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177) Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Nawawi (dalam Djamarah 2006:177) Manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitankegiatan yang kreatif dan terarah. Arikunto (1992) juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan. Pengelolaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). 130

Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 Berdasar pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. C. Tujuan Pengelolaan Kelas Menurut Ahmad (2004) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: 1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. 2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar. 3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. 4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. 5) Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa. (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis. 131

Husni El Hilali, Pentingnya Pengelolaan Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik. Djamarah (2006:185) menyebutkan Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut. 1). Hangat dan Antusias Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. 2). Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahanbahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. 3). Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. 4). Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. 5). Penekanan pada Hal-Hal yang Positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan 132

Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. 6). Penanaman Disiplin Diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. F. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas 1). Pendekatan Kekuasaan Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturn yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku. 2). Pendekatan Kebebasan Pengelolaan kelas bukan membiarkan anak belajar dengan bebas tanpa batas tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar. 3). Pendekatan Keseimbangan Peran Pendekatan ini dilakukan dengan member seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan murid selama belajar. 4). Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan proses pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik. 5). Pendekatan Suasana Emosi dan Sosial Goleman (1995) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa belajar tanpa keterlibatan emosional dan kegiatan saraf, kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam 133

Husni El Hilali, Pentingnya Pengelolaan ingatan. Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan social yang positif dalam kelas. Suasana hati yang saling mencintai antar guru dan murid-murid penting dalam menciptakan hubungan social pembelajaran. 6). Pendekatan Kerja Kelompok Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan. 7). Pendekatan Elektis atau Pluralistik Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. G. Komponen-Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal (Djamarah 2006:186). 134

Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok. Keterampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerakan mendekat, memberi pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan. Keterampilan memberi perhatian adalah dengan cara visual dan verbal. Tetapi memberi tanda, penghentian jawaban, pengarahan dan petunjuk yang jelas, penghentian penguatan, kelancaran dan percepatan, merupakan sub bagian dari ketrampilan pemusatan perhatian kelompok. Masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalahkelompok, dan menemukan serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, adalah tiga buah strategi yang termasuk ke dalam ruang lingkup ketrampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. H. Penutup Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Keberhasilan guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 135

Husni El Hilali, Pentingnya Pengelolaan DAFTAR BACAAN Ahmad, Rohani. 2004. pengelolaan pengajaran. Jakarta. Rhineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. E. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung, Remaja Rosda Karya Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. PT Refika Aditama, Bandung. http://one.indoskripsi.com/node/10486 http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemenkelas/ http://sekolah-dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalampengelolaan kelas.html http://gurukreatif.wordpress.com/2008/03/26/6-indikator-pengelolaankelas-yang-berhasil/ Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sardiman. 2004. Strategi Belajar Mengajar. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa (Sebuah Pendekatan Evaluatif). Jakarta, Rajawali Sutikno, Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif, Apa dan Bagaimana Mengupayakannya, NTP Press. Mataram. 136