PENERIMAAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL: SUATU MODEL PENJELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajad S-2 Magister Sains Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Provita Wijayanti NIM : C4C005146

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE DAN RESIKO KESALAHAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS AUDIT (REDUCED AUDIT QAULITY)

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

PENGARUH KONFLIK BIAYA DENGAN KUALITAS AUDIT TERHADAP DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA)

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREMATURE SIGN-OFF DENGAN TURNOVER INTENTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING: Suatu tinjauan dari Goal Setting Theory

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang

FAJAR DWI NUGROHO B

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

Ceacilia Sri Mindarti Elen Puspitasari Universitas Stikubank Semarang. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

PENGARUH LOCUS OF CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

ANALISIS PENERIMAAN PEMERIKSA ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB I PENDAHULUAN. Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah

BAB I PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran atas bukti dan informasi yang diberikan oleh klien. SPAP (Standar

ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berat, oleh karena itu perbaikan kompetensi seiring

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meilinda Hariani, Ahmad Adri Binus University, Jln. Kepa Duri No. 92, Jakarta Barat 11510, ,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan dalam Putri, 2005). Oleh karena itu komitmen organisasi akan

(Empirical Study on Representation of Auditor at Pekanbaru and Padang) By: Meilda Wiguna

BAB I PENDAHULUAN. Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi,

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR. Oleh : Edy Suprianto. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGARUH DISKUSI PADA REVIEW PROSES PENGAUDITAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA AUDITOR DI JAWA TENGAH DAN DIY

PENGARUH KARAKTERISTIK INTERNAL DAN EKSTERNAL PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat,

Oleh: Meilinda Hariani, Ahmad Adri Binus University, Jln. Kepa Duri No. 92, Jakarta Barat Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

Transkripsi:

PENERIMAAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL: SUATU MODEL PENJELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh S2 Magister Akuntansi Diajukan Oleh: Nama : Abdonsius Sitanggang. Nim : C4C005119. PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JULI, 2007

Abstract The purpose of this research is to examine the Auditors personal characteristics association between Locus Of Control (LOC), Relativism (REL), Organizational Commitment (ORG_COM), Self-Rated Performance (SRP), Turnover Intention (To_INT) with Dysfunctional Audit Behavior (DAB). DAB is a continuing concern for the auditing profession that can in turn have both direct and indirect impact on audit quality and negative effects on the auditing profession (e.g Enron, WorldCom in USA and Kimia Farma in Indonesia), that created public pressures to improve the audit process and the auditing profession. The prior survey (Otley and Pierce, 1995) on The Big Six suggested that eighty nine percents of auditors admitted to enganging in some form of audit quality reduction behavior (e.g. Prematur Sign-Off). Donnelly et al. (2003) identified that auditors who are more accepting DAB tend to posses an External LOC, report lower level of SRP and exhibit higher To_INT. Leung and Cooper (2005) suggested that auditors have differences moral sensitivity in accounting profession in organizational structure (e.g.conflict of Interest). Samsul Ulum (2005) identified that auditors who have REL supported and accepted DAB (e.g Prematur Sign-Off). Chan and Leung (2006) reported that REL associated with ORG_COM. A survey was mailed to 570 Auditors KAP in DKI Jakarta. The response rate actual indicated 45% with 259 respondents. The Hypotheses was examined by using cross organizational design and a Structural Equation Modeling technique with AMOS versi 5.0 program. The survey result indicated and suggested that individual auditors who have more supported and accepted DAB tend to posses External LOC and REL. Auditors who have lower SRP and ORG_COM exhibit higher To_INT. Auditors who exhibit higher To_INT supported and accepted the DAB. Auditors who have higher External LOC with lower ORG_COM that causes lower level of SRP haven t supported and accepted the DAB, if auditors haven t intention to turnover (To_INT). Auditors personal characteristics play a role in identifying and explaining the auditors behaviors in their supporting and their accepting of DAB in auditing setting. Key Words: LOC, REL, ORG_COM, SRP, To_INT, DAB, Auditor and Auditing Setting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada akhir-akhir ini kasus audit pada perusahaan, seperti kasus Enron, WorldCom di USA (Duska dan Brenda, 2003) dan kasus Kimia Farma dan ditutupnya beberapa Kantor Akuntan Publik di Indonesia (www.bapepamlk.depkeu.go.id, 2000-2006) menjadi suatu persoalan besar bagi profesi akuntan publik dan menjadi tantangan berat untuk memperbaiki citra profesi audit. Pelanggaran-pelanggaran dalam profesi akuntansi di Indonesia yang dilakukan auditor pada prinsipnya menyangkut tentang publisitas, objektivitas opini, independensi, hubungan dengan rekan seprofesi, perubahan opini akuntan tanpa alasan dan bukti yang kuat serta wan prestasi pembayaran fee (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004). Otley dan Pierce (1995) menjelaskan bahwa perilaku auditor yang terdiri dari: Prematur Sign-Off Audit Procedures (menghentikan prosedur audit), Underreporting of Time (pelaporan tidak menurut anggaran waktu), Altering Audit Process dan Gathering Unsufficient Evidence (mengganti proses audit dan mengumpulkan bukti yang tidak cukup) adalah merupakan beberapa perilaku yang cenderung mengarah kepada persoalan-persoalan perilaku-perilaku para akuntan atau auditor, yang akan berdampak terhadap penurunan kualitas audit dan kecenderungan menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi akuntan dan akhirnya mematikan profesi itu sendiri. Kelly dan Margheim (1990) menyebutkan bahwa penurunan kualitas audit adalah sebagai akibat dari tekanan (pressure), sistem pengendalian (control system) dan gaya pengendalian (supervissory style). Dysfuctional Audit Behavior telah menjadi suatu pesoalan yang menyebar luas terutama setelah kasus Enron, dan penelitian sebelumnya masih gagal menjelaskan penyebab-penyebab

perilaku audit disfungsional tersebut dengan bukti-bukti yang kuat dan cukup (Otley dan Pierce.1995. Dysfunctional Audit Behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan, seperti terhadap sistem pengendalian (Otley dan Pierce, 1995; Lightner et.al, 1983 dan Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donnelly et al, 2003). Implikasinya adalah bahwa auditor cenderung menghasilkan audit yang kurang berkualitas dan dapat menyesatkan para pengguna laporan tersebut. Perdebatan Stock Exchange Commission (SEC) dalam diskusi Audit Effectivness, telah ditetapkan oleh American Institute Certified Public Accountant (AICPA) telah merekomendasikan bahwa Dysfunctional Audit Behavior adalah masalah yang memerlukan perhatian yang berkelanjutan (Public Oversight Board, 2000). Survey yang telah dilakukan terhadap auditor senior The Big Six telah mempertegas bahwa 89% mengakui turut serta atau terlibat dengan beberapa bentuk perilaku menurunan kualitas audit dalam Premature Sign-Off Audit Procedures, sementara 12% adalah turut serta dalam Underreporting of Time dan lain-lain (Otley dan Pierce,1995). Dysfunctional Audit Behavior dapat secara bersama-sama berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kualitas audit (Otley dan Pierce, 1995). Perilaku-perilaku yang mempengaruhi kulitas audit secara langsung adalah Prematur Sign-Off Audit Procedures yakni langkah-langkah audit tanpa kelengkapan, Gathering Unsufficient Evidences yakni pengumpulan materi bukti-bukti yang tidak cukup, Altering Audit Process yakni pemprosesan yang tidak akurat dan Omitted Audit Procedures yaitu menghilangkan langkah-langkah audit (Margheim dan Pany, 1986 dalam Otley dan Pierce, 1995); sedangkan Underreporting of Time yaitu pelaporan tidak menurut anggaran waktu berpengaruh secara tidak langsung terhadap Dysfunctional Audit Behavior (Kelly dan Margheim,1990; Smith,1995; Lightner et al., 1982

dalam Otley dan Pierce, 1995). Underreporting of Time menyebabkan keputusan-keputusan personal yang lemah, mengaburkan kebutuhan revisi budget sehingga berakibat terhadap tekanan waktu yang tidak diakui pada audit dimasa yang akan datang. Auditor yang lebih mendukung Dysfunctional Audit Behavior (DAB) cenderung memiliki External Locus Of Control (External LOC), melaporkan Self Rated Performance (SRP) yang rendah dan menunjukkan Turnover Intention (To_INT) yang lebih tinggi dan kharakteristik personal auditor berperan dalam menjelaskan atau mengidentifikasi penerimaan ataupun dukungan para auditor terhadap Dysfunctional Audit Behavior (DAB) (Donnely et al. (2003). Otley dan Pierce (1995); Donnelly et al. (2003) menyatakan bahwa kharakteristik personal auditor berpengaruh terhadap perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior); sedangkan Melone dan Roberts (1996) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan; demikian juga hasil penelitian Maryanti (2005) menemukan bahwa kharakteristik personal auditor berhubungan dengan perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior), kecuali Locus Of Control. Donnelly et al, (2003) menyatakan bahwa auditor yang memiliki peneilaian yang rendah terhadap kinerjanya sendiri (SRP) cenderung mendukung dan ikit serta dalam perilaku audit disfungsional (DAB), sedangkan menurut Gable dan Dangelo (1994) bahwa belum ada bukti yang meyakinkan terhadap hubungan antara tingkat kinerja sendiri dengan DAB secara umum. Malone dan Roberts (1996) menjelaskan bahwa faktor lingkungan seperti Time Pressure memberi kontribusi terhadap Dysfunctional Audit Behavior (DAB), tetapi belum ditemukan perbedaan individu atau perbedaan kharakteristik personal yang signifikan diantara para auditor yang mempengaruhi Dysfunctional Audit Behavior (DAB) tersebut. Jadi ada ketidak konsistenan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Otley dan Pierce (1995) menjelaskan bahwa tingkat tingginya persoalan atau kasus terhadap perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit

Behavior) berhubungan dengan profesi audit. Implikasi praktis yang menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku tersebut dan kekurangan literatur untuk menjelaskan faktor-faktor tersebut, maka memerlukan penelitian yang berkelanjutan untuk menguji topik ini. Para Akuntan dalam menjalankan profesinya cenderung mengabaikan persoalan etis bila menemukan masalah yang bersifat teknis (Volker,1984; Bebeau, et al., 1985 dalam Chan dan Leung, 2006); artinya bahwa para akuntan cenderung berperilaku tidak bermoral apabila dihadapkan dengan persoalan audit. Konsekuensinya adalah akan menurunkan kualitas audit dan hilangnya kepercayaan publik yang akan menimbulkan campur tangan pemerintah yang berlebihan serta akan mematikan profesi akuntan tersebut (Leung dan Cooper, 2005; dan Ponemon dan Gabhart, 1993; 1994 dalam Chan dan Leung, 2006). Robbins (1996) dalam Utaminingsih (2004) menyebutkan bahwa kemerosotan etika moral diduga karena nilai-nilai personil yang dimiliki tidak sesuai dengan nilai-nilai etis. Pokok persoalan etis yang besar dan umum dihadapi auditor adalah menyangkut persoalan tentang konflik kepentingan (Conflict of Interest), usul para klien untuk memanipulasi laporan keuangan dan usul para klien untuk menghindarkan pajak Leung dan Cooper (2005). Pokok-pokok persoalan ini dapat dianalogikan sebagai kecenderungan perilaku disfungsional. Sikap dan perilaku etis auditor dipengaruhi oleh posisi jabatan dan lingkungan pekerjaan. Dalam melakukan profesinya, auditor memiliki kode etik profesi, tetapi tidak merupakan jaminan bahwa auditor akan berperilaku etis segaimana diinginkan publik (Leung dan Cooper, 2005). Maka berperilaku etis dalam profesi akuntan sangat tergantung kepada orientasi etis individunya. Forsyth (1980) dalam Samsul Ulum (2005) menjelaskan bahwa Prematur Sign-Off Audit Procedure merupakan perilaku audit disfungsional ketika melakukan tugas pengauditan; hal ini selain dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kepentingan publik, juga akan

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yakni nilai-nilai personal, kharakteristik personal dan perilaku etis seorang auditor yang dilatar belakangi oleh kebutuhan fundamental individu auditor. Samsul Ulum (2005) menjelaskan bahwa jika auditor bersifat relativis, maka akan cenderung menolak prinsip yang bersifat universal (prinsip-prinsip audit berkualitas), sehingga cenderung melakukan Prematur Sign-Off Audit Procedure. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Dysfunctional Audit Behavior (DAB) adalah suatu perhatian yang berkelanjutan dan persoalan yang melebar luas dalam profesi audit (Public Oversight Board, 2000); penelitian yang telah dilakukan Donnelly et al. (2003); Melone dan Robert (1996), Otley dan Pierce (1995); Maryanti (2005); Chan dan Leung (2006); Leung dan Cooper (2005), rekomendasi dari Public Oversight Board (2000); Forsyth (1980) dalam Samsul Ulum (2005), serta pelanggaran-pelanggaran auditor di Indonesia, maka penting untuk menjelaskan kembali tentang perilaku para auditor ini. Orientasi Etis dalam penelitian ini akan diproksi oleh Relativism (Relativisme) dengan pertimbangan bahwa relativisme adalah sifat atau orientasi etis individu yang mengacu kepada penolakan terhadap prinsip atau aturan moral yang bersifat universal dan absolut (Forsyth, 1980 dalam Samsul Ulum, 2005). Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi industri dan perilaku organisasi serta teori etika. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model, yakni menguji kembali apakah hubungan yang disebutkan dalam teori dan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya sesuai (fit) dengan keadaan data saat ini (Blanthorne et al., 2006). Objek penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta dengan mengambil sampel auditor KAP di DKI. 1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas ada beberapa yang menjadi pokok perhatian sebagai dasar keinginan untuk melakukan penelitian ini. Pokok-pokok persoalan tersebut adalah: Perilaku audit difungsional atau Dysfunctional Audit Behavior (DAB) adalah suatu perhatian yang berkelanjutan dan persoalan yang melebar luas dalam profesi audit yang berdampak terhadap penurunan kualitas audit (Public Oversight Board, 2000); Belum ditemukannya perbedaan individu atau perbedaan kharakteristik personil diantara para auditor yang menurunkan kualitas audit (Melone dan Robert, 1996); Telah ditemukan dari hasil survey terhadap para auditor bahwa mayoritas responden melakukan Prematur Sign-Off (Otley dan Pierce (1995); Ketidak konsistenan penelitian Donnelly et al.(2003) dengan penelitian Maryanti (2005) dimana menurut Maryanti bahwa External LOC tidak berhubungan dengan DAB ; Tidak ada bukti yang kuat bahwa SRP berhubungan dengan DAB (Gable dan Dangelo, 1994 dalam Donnelly et al., 2003); Orientasi etis individu para auditor (Chan dan Leung, 2006; Leung dan Cooper, 2005) yang sejalan dengan hasil penelitian Samsul Ulum (2005), dimana Orientasi Etis auditor mempengaruhi kualitas audit dan auditor yang bersifat relativis cenderung melakukan Prematur Sign-Off Audit Procedures. Hal ini menjadi suatu ketertarikan untuk memasukkan variabel Relativism kedalam penelitian ini. Dampak dari pelanggaran-pelanggaran auditor di Indonesia dengan banyaknya KAP yang diberhentikan karena begagai kasus pelanggaran audit (www.bapepamlk.depkeu.go.id, 2000 2006) serta ketidak lengkapan literatur untuk menjelaskan penyebab perilaku audit disfungsional (DAB) tersebut. Maka masalah dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah hubungan antara Locus Of Control (LOC), Relativism (REL), Organizational Commitment (ORG_COM), Self_Rated Performance (SRP), dan Turnover Intention (To_INT) dengan penerimaan atau dukungan auditor terhadap Dysfuctional Audit Behavior (DAB).

1.3. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara kharakteristik personil para auditor yaitu LOC, REL, ORG_COM, SRP, dan To_INT dengan penerimaan atau dukungan mereka terhadap perilaku audit disfungsional (DAB); apakah hubungan yang telah disebutkan dalam teori dan penelitian sebelumnya sesuai (fit) dengan kondisi atau keadaan data sekarang. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yaitu : a. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengertian dan pemahaman bagi para manajer auditor atau para praktisi akuntansi atau akuntan publik tentang hubungan dan persoalan-persoalan kharakteristik personil auditor dengan perilaku mereka dalam melaksanakan fungsi sebagai auditor atau didalam melakukan profesinya, sehingga semakin memahami kharakteristik personil auditor, diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang pokok persoalan yang bagaimana yang sangat dominan berhubungan dan mempengaruhi perilaku audit disfungsional (DAB) tersebut. b. Memberi kontribusi tambahan terhadap pengembangan teori dalam literatur akuntansi tentang kharakteristik individu auditor dalam hubungannya dengan perilaku audit disfungsional (DAB). 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dibagi ke dalam 5 bab, yaitu:

Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan; Bab kedua adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari: landasan teori, hubungan masingmasing variabel dan penjelasan tentang penelitian-penelitian sebelumnya, kerangka pikir teori dan pengembangan hipotesis; Bab ketiga adalah metode penelitian yang terdiri dari: Jenis Penelitian, Populasi dan Penentuan Sampel, Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel Data, Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya, Gambaran Umum Responden, Uji Kualitas Data, Teknik Analisis data dan Pengujian Hipotesis; Bab keempat adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari Gambaran Umum Responden, Uji Kualitas Data, Uji Non Response Bias, Deskripsi Variabel Penelitian, Asumsi Responden Outlier (Mulitivariate Outlier), Model Pengukuran Confirmatory Factor Analysis, Full Structural Equation Model Analysis, Teknik analisis, Pengujian Hipotesis, dan Pembahasan Hipotesis. Bab kelima adalah Kesimpulan, Keterbatasan dan Implikasi.