PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI. Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005. Tentang TUPOKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAPPEBTI, DEPDAG BAB IX

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. Nomor : 86/MPP/KEP/3/2001. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

: KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. NOMOR : 556/MPP/Kep/10/1999

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

BAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka. Pasal 102

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. distributor, dan perdagangan. Suatu keuntungan yang besar telah memiliki jaringan

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR: KEP- 115/J.A/10/1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010

USULAN REORGANISASI LKPP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BAB XIV BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 1909

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi :

BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87

BAB II PERDAGANGAN BERJANGKA

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA KEPALA BADAN BIDANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MEMUTUSKAN : Pasal I...

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1372, 2014 BPKP. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER - 009/A/JA/01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005 Tentang TUPOKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAPPEBTI, DEPDAG BAB IX BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 651 1. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, selanjutnya disebut BAPPEBTI berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. 2. BAPPEBTI dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 652 BAPPEBTI mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa. Pasal 653 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 652, BAPPEBTI menyelenggarakan fungsi: 1. perumusan, pelaksanaan, pengamanan pelaksanaan kebijakan teknis, dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2. perumusan, pelaksanaan, pengamanan pelaksanaan kebijakan teknis, dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar fisik dan jasa; Page 1/19

3. perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan di bidang pasar fisik dan jasa; 4. pelaksanaan administrasi Badan. Bagian Kedua Susunan Organisasi BAPPEBTI teridiri dari : 1. Sekretariat Badan; 2. Biro Hukum; 3. Biro Perniagaan; 4. Biro Analisis Pasar 5. Biro Pasar Fisik dan Jasa Pasal 654 Bagian Ketiga Sekretariat Badan Pasal 655 Sekretariat Badan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Badan. Pasal 656 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 655, Sekretariat Badan menyelenggarakan fungsi: 1. koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; 2. koordinasi pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa; 3. pelaksanaan urusan dokumentasi dan perpustakaan; Page 2/19

4. koordinasi pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan Badan; 5. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, ketatausahaan, dan kearsipan serta organisasi dan ketatalaksanaan Badan; 6. pelaksanaan hubungan masyarakat, kerjasama dan bimbingna teknis; 7. koordinasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan perdagangan berjangka, publikasi dan informasi, serta hubungan dan kerjasama baik di dalam negeri maupun di luar negeri; 8. pelaksanaan ujian calon wakil pialang berjangka, wakil penasihat berjangka dan wakil pengelola sentra dana berjangka; Sekretariat Badan terdiri dari: Pasal 657 1. Bagian Program dan dan Pelaporan; 2. Bagian Keuangan; 3. Bagian kepegawaian dan Umum; 4. Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama; Pasal 658 Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan, pengaturan, pengawasan perdagangan berjangka, pasar fisik dan jasa serta pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan. Pasal 659 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 658, Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; 2. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan pengawasan di bidang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; 3. pelaksanaan urusan dokumentasi dan perpustakaan. Bagian Program dan Pelaporan terdiri dari: Pasal 660 1. Subbagian Program; 2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; 3. Subbagian Dokumentasi dan Perpustakaan. Page 3/19

Pasal 661 1. Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; 2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan di bidang pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; 3. Subbagian Dokumentasi dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan urusan dokumentasi dan perpustakaan serta penyajian bahan literatur tentang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa. Pasal 662 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan di lingkungan Badan. Pasal 663 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 662, Bagian keuangan menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan pengelolaan urusan perbendaharaan dan gaji pegawai di lingkungan Badan; 2. pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran di lingkungan Badan; 3. pelaksanaan urusan inventarisasi kekayaan milik negara di lingkungan Badan. Bagian Keuangan terdiri dari: Pasal 664 1. Subbagian Perbendaharaan dan Gaji; 2. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi; 3. Subbagian Inventarisasi Kekayaan Milik Negara. Pasal 665 1. Subbagian Perbendaharaan dan Gaji mempunyai tugas melakukan urusan perbendaharaan dan gaji pegawai di lingkungan Badan. 2. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran di lingkungan Badan. 3. Subbagian Inventarisasi Kekayaan Milik Negara mempunyai tugas melakukan urusan Page 4/19

inventarisasi kekayaan milik negara di lingkungan Badan. Pasal 666 Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, ketatalaksanaan, organisasi, dan ketatausahaan di lingkungan Badan. Pasal 667 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 666, Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi dan ketatalaksanaan Badan; 2. pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga Badan; 3. pelaksanaan urusan ketatausahaan, persuratan dan kearsipan Badan. Bagian Kepegawaian dan Umum terdiri dari : 1. Subbagian Kepegawaian; 2. Subbagian Perlengkapan; 3. Subbagian Tata Usaha. Pasal 668 Pasal 669 1. Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, pengembangan, kesejahteraan, dan disiplin pegawai Badan. 2. Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perlengkapan serta rumah tangga Badan. 3. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, persuratan dan kearsipan Badan. Pasal 670 Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan urusan hubungan masyarakat, kerjasama baik di dalam maupun di luar negeri, serta penyiapan bimbingan teknis dan pengembangan sumberdaya manusia pelaku usaha perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa melalui pendidikan dan pelatihan. Page 5/19

Pasal 671 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 670, Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan urusan penyebaran informasi, publikasi dan hubungan masyarakat; 2. pelaksanaan urusan kerja sama antar lembaga baik di dalam maupun luar negeri; 3. pelaksanaan penyiapan bimbingan teknis dan pengembangan pelaku usaha melalui pendidikan dan pelatihan perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa. Pasal 672 Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama terdiri dari : 1. Subbagian Hubungan Masyarakat; 2. Subbagian Kerjasama; 3. Subbagian Bimbingan Teknis; Pasal 673 1. Subbagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan publikasi dan informasi di bidang perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa; 2. Subbagian Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kerjasama di bidang perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa; 3. Subbagian Bimbingan teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pelaku usaha perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa. Bagian Keempat Biro Hukum Pasal 674 Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi perumusan dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian pelayanan hukum, pemeriksaan, penyidikan dan penetapan sanksi terhadap pelanggaran administratif di bidang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa. Page 6/19

Pasal 675 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 674, Biro Hukum menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan pengkajian dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundangundangan, interpretasi hukum, konsultasi hukum, dan penyediaan sarana penyelesaian perselisihan di bidang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; 2. pelaksanaan pemeriksaan, penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran administratif dan transaksi di bidang perdagangan berjangka serta pelanggaran di bidang pasar fisik dan jasa; 3. pelaksanaan penegakan peraturan dan merekomendasikan penetapan sanksi di bidang perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa. Biro Hukum terdiri dari: 1. Bagian Pelayanan Hukum; 2. Bagian Pelanggaran Administratif; 3. Bagian Pelanggaran Transaksi; Pasal 676 Pasal 677 Bagian Pelayanan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pengkajian dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum, dokumentasi hukum, konsultasi hukum, dan penyediaan sarana penyelesaian perselisihan di bidang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa; Pasal 678 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 677, Bagian Pelayanan Hukum menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan penyiapan kajian dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum dan dokumentasi hukum di bidang perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa; 2. pelaksanaan penyiapan konsultasi hukum, asistensi hukum, penyediaan sarana penyelesaian perselisihan di bidang perdagangan berjangka, pasar fisik dan jasa serta pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga Biro. Page 7/19

Pasal 679 Bagian Pelayanan Hukum terdiri dari: 1. Subbagian Peraturan perundang-undangan; 2. Subbagian Konsultasi Hukum; 3. Subbagian Tata Usaha Biro. Pasal 680 1. Subbagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian dan penyusunan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum, dan dokumentasi hukum di bidang perdagangan berjangka, serta pasar fisik dan jasa; 2. Subbagian Konsultasi Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penanganan laporan pengaduan, penyediaan sarana penyelesaian perselisihan, asistensi hukum serta urusan ketatausahaan dan rumah tangga Biro. Pasal 681 Bagian Pelanggaran Administratif mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran di bidang perdagangan berjangka yang dilakukan oleh penyelenggara, pelaku pasar dan penunjang serta pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha di bidang pasar fisik dan jasa. Pasal 682 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 681, Bagian Pelanggaran Administratif menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, Pengelola Agunan, Lembaga Sertifikasi Mutu dan Penyelenggara Pasar Lelang; 2. pelaksanaan penyiapan pemeriksaan, penyidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka, Lembaga Penjamin dan Agen Penjual Resi Gudang Bergaransi. Bagian Pelanggaran Administratif terdiri dari : 1. Subbagian Pelanggaran Administratif I; Pasal 683 Page 8/19

2. Subbagian Pelanggaran Administratif II. Pasal 684 1. Subbagian Pelanggaran Administratif I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemeriksaan dan penyidikan pelanggaran yang dilakukan oleh Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, Pengelola Agunan, Lembaga Sertifikasi Mutu dan Penyelenggara Pasar Lelang; 2. Subbagian Pelanggaran Administratif II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemeriksaan dan penyidikan pelanggaran yang dilakukan oleh Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka, Lembaga Penjamin dan Agen Penjual Resi Gudang Bergaransi; Pasal 685 Bagian Pelanggaran Transaksi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran transaksi dan praktek-praktek ilegal di bidang perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa. Pasal 686 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 685, Bagian Pelanggaran Transaksi menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pemeriksaan, penyidikan, dan rekomendasi penetapan sanksi terhadap praktek perdagangan berjangka yang dilarang dan praktek-praktek ilegal di bidang perdangan berjangka, pasar fisik dan jasa yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Banten dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. pelaksanaan penyiapan pemeriksaan, penyidikan dan rekomendasi penetapan sanksi terhadap praktek perdagangan berjangka yang dilarang dan praktek-praktek ilegal di bidang perdangan berjangka, pasar fisik dan jasa yang meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Bagian Pelanggaran Transaksi terdiri dari : 1. Subbagian Pelanggaran Transaksi I; 2. Subbagian Pelanggaran Transaksi II. Pasal 687 Pasal 688 Page 9/19

1. Subbagian Pelanggaran Transaksi I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemeriksaan, penyidikan dan rekomendasi penetapan sanksi terhadap tindakan praktek perdagangan berjangka yang dilarang dan praktek-praktek ilegal di bidang perdangan berjangka serta pasar fisik dan jasa yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Banten dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Subbagian Pelanggaran Transaksi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemeriksaan, penyidikan dan rekomendasi terhadap tindakan praktek perdagangan berjangka yang dilarang dan praktek-praktek ilegal di bidang perdangan berjangka serta pasar fisik dan jasa yang meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Bagian Kelima Biro Perniagaan Pasal 689 Biro Perniagaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pembinaan usaha, pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang perdagangan berjangka. Pasal 690 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 689, Biro Perniagaan menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan pembinaan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka; 2. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka; 3. pelaksanaan pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi keuangan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka; Biro Perniagaan terdiri dari : Pasal 691 1. Bagian Pembinaan Usaha; 2. Bagian Pengawasan Transaksi; 3. Bagian Pengawasan Keuangan dan Audit; Page 10/19

Pasal 692 Bagian Pembinaan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka. Pasal 693 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 692, Bagian Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan penyiapan pembinaan pelaku usaha Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka dan pelaku penunjang perdagangan berjangka serta pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga Biro; 2. pelaksanaan penyiapan pembinaan pelaku pasar perdagangan berjangka. Bagian Pembinaan Usaha terdiri dari: Pasal 694 1. Subbagian Pembinaan Usaha Kelembagaan dan Pelaku Penunjang; 2. Subbagian Pembinaan Usaha Pelaku Pasar. Pasal 695 1. Subbagian Pembinaan Usaha Kelembagaan dan Pelaku Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan pelaku usaha Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, Penasihat Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka dan Bank serta urusan ketatausahaan dan rumah tangga Biro. 2. Subbagian Pembinaan Usaha Pelaku Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan Pialang Berjangka, Wakil Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka. Pasal 696 Bagian Pengawasan Transaksi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka. Pasal 697 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 696, Bagian Pengawasan Page 11/19

Transaksi menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi di Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka serta kegiatan usaha Penasihat Berjangka dan Pengelola Sentra Dana Berjangka; 2. pelaksanaan penyiapan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi kepatuhan kegiatan transaksi pelaku pasar. Bagian Pengawasan Transaksi terdiri dari: Pasal 698 1. Subbagian Pengawasan Transaksi Kelembagaan dan Pelaku Penunjang; 2. Subbagian Pengawasan Transaksi Pelaku Pasar. Pasal 699 1. Subbagian Pengawasan Transaksi Kelembagaan dan Pelaku Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi di Bursa Berjangka dan penyelesaian transaksi di Lembaga Kliring Berjangka serta kegiatan usaha Penasihat Berjangka dan Pengelola Sentra Dana Berjangka. 2. Subbagian Pengawasan Transaksi Pelaku Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka. Pasal 700 Bagian Pengawasan Keuangan dan Audit mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi keuangan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka. Pasal 701 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 700, Bagian Pengawasan Keuangan dan Audit menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan penyiapan pemantauan, pengawasan dan evaluasi posisi keuangan serta laporan keuangan pelaku usaha perdagangan berjangka; 2. pelaksanaan penyiapan pemantauan, pengawasan dan evaluasi audit kepatuhan dan audit keuangan pelaku usaha perdagangan berjangka. Page 12/19

Pasal 702 Bagian Pengawasan Keuangan dan Audit terdiri dari: 1. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi Keuangan; 2. Subbagian Audit Kepatuhan dan Keuangan. Pasal 703 1. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi Keuangan mempunyai tuqas melakukan penyiapan bahan pemantauan, pengawasan dan evaluasi posisi keuangan serta pelaporan keuangan Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Pengelola Sentra Dana Berjangka. 2. Subbagian Audit Kepatuhan dan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, pengawasan dan evaluasi audit kepatuhan dan audit keuangan Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Pengelola Sentra Dana Berjangka. Bagian Keenam Biro Analisis Pasar Pasal 704 Biro Analisis Pasar mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pengkajian pasar, pengembangan pasar dan sistem informasi. Pasal 705 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 704, Biro Analisis Pasar menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan pengkajian pasar dan penyerahan komoditi, pengkajian posisi pemilikan kontrak berjangka, pengkajian perkembangan harga pasar fisik dan pasar berjangka di dalam dan di luar negeri serta pelaporan; 2. pelaksanaan pengembangan pasar, kelembagaan dan produk, pengkajian peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring, serta pengkajian kontrak berjangka dalam dan luar negeri; 3. pelaksanaan pengembangan dan fasilitas teknologi informasi serta pengelolaan data dan informasi. Page 13/19

Pasal 706 Biro Analisis Pasar terdiri dari : 1. Bagian Pengkajian Pasar; 2. Bagian Pengembangan Pasar; 3. Bagian Sistem Informasi. Pasal 707 Bagian Pengkajian Pasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengamatan kegiatan pasar fisik komoditi yang menjadi subjek kontrak berjangka, penyerahan komoditi, posisi kepemilikan kontrak berjangka, perkembangan harga pasar fisik dan pasar berjangka di dalam dan di luar negeri serta pelaporan. Pasal 708 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 707, Bagian Pengkajian Pasar menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pengkajian pasar fisik komoditi yang menjadi subjek kontrak berjangka dan penyerahan komoditi serta pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga Biro; 2. pelaksanaan penyiapan pengkajian posisi kepemilikan kontrak berjangka, perkembangan harga pasar fisik dan pasar berjangka di dalam dan luar negeri serta pelaporan. Bagian Pengkajian Pasar terdiri dari: Pasal 709 1. Subbagian Pengkajian Pasar Fisik dan Penyerahan; 2. Subbagian Posisi dan Pelaporan; Pasal 710 1. Subbagian Pengkajian Pasar Fisik dan Penyerahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian pasar fisik komoditi yang menjadi subjek kontrak berjangka dan penyerahan komoditi serta pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga Biro; 2. Subbagian Posisi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian posisi kepemilikan kontrak berjangka, perkembangan harga pasar fisik dan pasar berjangka Page 14/19

di dalam dan di luar negeri serta pelaporan. Pasal 711 Bagian Pengembangan Pasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengkajian kelembagaan dan produk pasar, pengkajian peraturan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka serta pengkajian kontrak berjangka dalam dan luar negeri. Pasal 712 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 711, Bagian Pengembangan Pasar menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pengkajian kelembagaan serta pengkajian produk yang dapat diperdagangkan di pasar berjangka; 2. pelaksanaan penyiapan pengkajian peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, serta kontrak berjangka dalam dan luar negeri. Bagian Pengembangan Pasar terdiri dari: 1. Subbagian Kelembagaan dan Produk; 2. Subbagian Tata Tertib dan Kontrak. Pasal 713 Pasal 714 1. Subbagian Kelembagaan dan Produk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian kelembagaan dan produk. 2. Subbagian Tata Tertib dan Kontrak mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, serta kontrak berjangka dalam dan luar negeri. Pasal 715 Bagian Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengembangan dan fasilitas teknologi informasi serta pengelolaan data dan informasi. Page 15/19

Pasal 716 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 715, Bagian Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pengembangan jaringan, program aplikasi dan bimbingan pengguna teknologi informasi; 2. pelaksanaan penyiapan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data. Bagian Sistem Informasi terdiri dari : 1. Subbagian Teknologi Informasi; 2. Subbagian Data. Pasal 717 Pasal 718 1. Subbagian Teknologi Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan jaringan, program aplikasi dan bimbingan pengguna teknologi informasi. 2. Subbagian Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data. Bagian ketujuh Pasal 719 Biro Pasar Fisik dan Jasa Biro Pasar Fisik dan Jasa mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang pasar lelang dan sistem resi gudang. Pasal 720 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 719, Biro Pasar Fisik dan Jasa menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan pembinaan di bidang pasar lelang dan sistem resi gudang; 2. pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi di bidang pasar lelang; Page 16/19

3. pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi di bidang sistem resi gudang. Biro Pasar Fisik dan Jasa terdiri dari : Pasal 721 1. Bagian Pembinaan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang; 2. Bagian Pengawasan Pasar Lelang; 3. Bagian Pengawasan Sistem Resi Gudang. Pasal 722 Bagian Pembinaan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bimbingan teknis, pelayanan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang. Pasal 723 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 722, Bagian Pembinaan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan bimbingan teknis dan pelayanan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang; 2. pelaksanaan penyiapan bimbingan teknis dan pelayanan pelaku Sistem Resi Gudang serta pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga Biro. Pasal 724 Bagian Pembinaan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang terdiri dari: 1. Subbagian Pembinaan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang; 2. Subbagian Pembinaan Pelaku Sistem Resi Gudang; Pasal 725 1. Subbagian Pembinaan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis dan pelayanan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang; 2. Subbagian Pembinaan Pelaku Sistem Resi Gudang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis dan pelayanan pelaku Sistem Resi Gudang serta Page 17/19

ketatausahaan dan rumah tangga Biro; Pasal 726 Bagian Pengawasan Pasar Lelang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengawasan, pemantauan, evaluasi transaksi Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang; Pasal 727 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 726, Bagian Pengawasan Pasar Lelang menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan penyiapan pengawasan, pemantauan, evaluasi transaksi Pasar Lelang; 2. Pelaksanaan penyiapan pengawasan, pemantauan, evaluasi Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang; Bagian Pengawasan Pasar Lelang terdiri dari : Pasal 728 1. Subbagian Pengawasan Transaksi; 2. Subbagian Pengawasan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang; Pasal 729 1. Subbagian Pengawasan Transaksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengawasan, pemantauan dan evaluasi transaksi; 2. Subbagian Pengawasan Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengawasan, pemantauan, evaluasi Penyelenggara dan Pelaku Pasar Lelang. Pasal 730 Bagian Pengawasan Sistem Resi Gudang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengawasan, pemantauan, evaluasi Pengelola Agunan, Lembaga Sertifikasi, Lembaga Penjamin, dan Agen Penjual. Pasal 731 Page 18/19

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 730, Bagian Pengawasan Sistem Resi Gudang menyelenggarakan fungsi: 1. pelaksanaan penyiapan pengawasan, pemantauan, evaluasi Pengelola Agunan dan Lembaga Sertifikasi; 2. pelaksanaan penyiapan pengawasan, pemantauan, evaluasi Lembaga Penjamin dan Agen Penjual. Pasal 732 Bagian Pengawasan Sistem Resi Gudang terdiri dari: 1. Subbagian Pengawasan Pengelola Agunan dan Lembaga Sertifikasi; 2. Subbagian Pengawasan Lembaga Penjamin dan Agen Penjual. Pasal 733 1. Subbagian Pengawasan Pengelola Agunan dan Lembaga Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengawasan, pemantauan dan evaluasi Pengelola Agunan dan Lembaga Sertifikasi; 2. Subbagian Pengawasan Lembaga Penjamin dan Agen Penjual mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengawasan, pemantauan, evaluasi Lembaga Penjamin dan Agen Penjual. Page 19/19