Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pedoman Wawancara Siswi Sebagai Informan Tambahan Nama : Kelas : Pertanyaan 1. Menurut Adik penting tidak rasa percaya diri saat berpidato? Alasannya?

PERANAN PEMBIMBIMBING KEGIATAN PUBLIC SPEAKING (MUHADOROH) DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWI DI PESANTREN DARUL HIKMAH MEDAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

PELATIHAN PUBLIC SPEAKING PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK DUSUN PULUHAN, DESA BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2

BAB III LANDASAN TEORI

GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad

BAB VI PENUTUP. Bedasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa selain bermakna

EKO SAPUTRO F

PUBLIC SPEAKING : SENI MENJADI PEMBICARA YANG OKE MENURUT PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

KETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN NASKAH PUBLIKLASI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sifatnya verbalsampai kepada kegiatan visual. Dalam kegiatan

Diajukan Oleh : Camilla Emanuella Sembiring

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan data penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, maka

BE PUBLIC SPEAKER. Menjadi Public Speaker Yang Hebat. Oleh: Supriadi. MOTIVATOR HUMOR

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

MOTIVASI DAN KOMUNIKASI

TINGKATKAN PERCAYA DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

Interpersonal Communication Skill

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

SIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI?

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

Modul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adaperilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan sehari hari tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

Cara Mengatasi Kecemasan

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

BAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara

BAB III METODE PENELITIAN

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Interpersonal Communication Skill

Materi Minggu 1. Komunikasi

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing Tiens Kota Medan Naila Vellayati. Abstrak

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

POLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAHASISWA PAPUA DI LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB-3 PEMAHAMAN DIRI (SELF AWARENESS) 3-1 KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Copyright 2012 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MT, MM.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7?

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang

Muhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar di hadapan publik.

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

Transkripsi:

Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani Abstrak Penelitian ini berjudul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Hikmah Medan pada bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Objek dari penelitian ini adalah strategi meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam berpidato di Pesantren Darul Hikmah Medan. Subjek dalam penelitian ini ada enam orang yang terdiri dari tiga orang pembimbing kegiatan public speaking yaitu siswi kelas dua tingkat Aliyah (SMA) sebagai informan utama dan tiga orang siswi yang masih aktif dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) sebagai informan tambahan. Dalam menentukan informan dilakukan secara purposive yaitu dengan menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih sebagai informan melalui tujuan penelitian. Penentuan informan utama dilihat dari kredibilitas dan prestasi. Sedangkan penentuan informan tambahan diambil dari anak bimbingan informan utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasinarasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembimbing berperan dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam berpidato. Pembimbing mengajarkan tentang teknik-teknik berpidato dan mengajarkan membuat naskah pidato yang baik kepada anak-anak bimbingannya setiap hari Minggu setelah shalat ashar. Melalui proses bimbingan inilah siswi-siswi memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang pidato. Kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi adalah dengan selalu memotivasi dan memberikan tips-tips kepada anak-anak bimbingannya agar siswi-siswi tersebut tidak merasa tertekan dan tidak percaya diri saat berpidato. kata Kunci: Peranan, Pembimbing, Kepercayaan Diri, Siswi 1

PENDAHULUAN Fokus Masalah Ketidakmampuan berkomunikasi dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri ketika ia tampil didepan umum. Bagi mereka yang memiliki rasa takut untuk berbicara didepan publik, akan muncul rasa panik yang sangat mengganggu pikiran. Saat sebelum mulai berbicara didepan publik, tubuh yang belum siap akan mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari reaksi panik akibat tekanan harus tampil. Detak jantung menjadi semakin cepat, telapak tangan mulai berkeringat, saat berdiri kepala terasa pusing dan kedua kaki gemetar. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum. Pidato atau muhadoroh merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswi pesantren Darul Hikmah dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum at. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan bakat para siswi untuk berani bicara didepan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang mualimah yang profesional. Kegiatan ini wajib diikuti oleh setiap siswi yang ada didalam pesantren. Baik siswi dari kelas satu dan dua tingkat Tsanawiyah sampai kelas satu tingkat Aliyah. Bagi siswi kelas dua tingkat Aliyah mereka sudah dijadikan pembimbing (supervisor) bagi adik-adik kelasnya. Sedangkan bagi siswi kelas tiga tingkat Tsanawiyah dan Aliyah hanya difokuskan untuk lebih berkonsentrasi pada Ujian Nasional. Proses bimbingan dilaksanakan pada hari Minggu agar tidak menggangu kegiatan belajar. Para siswi dilatih dan diberi arahan-arahan oleh pembimbing (supervisor) agar mereka tidak merasa canggung, malu, tidak bersemangat, dan tidak percaya diri ketika harus tampil berpidato didepan teman-teman yang lain. Kegiatan muhadoroh ini dimulai dengan membagi seluruh siswi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari delapan sampai sepuluh siswi. Setelah pembagian kelompok maka ditetapkan satu orang pembimbing dalam satu kelompok yang bertugas membimbing siswi dalam latihan mempersiapkan diri untuk tampil berpidato. Masalah yang paling penting disini adalah bagaimana meningkatkan mental siswi untuk lebih berani dan percaya diri saat berpidato. Karena rasa 2

percaya diri menjadi modal utama seorang pembicara. Dengan sikap berani dan percaya diri, siswi yang tampil berpidato tidak akan merasa tertekan dan melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan seorang pembicara. Sikap percaya diri saat berpidato didasari dengan pengetahuan yang cukup dari seorang pembicara tentang pidato itu sendiri. Disinilah letak pentingnya seorang pembimbing dalam membimbing anak-anak bimbingannya. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Hikmah Medan karena Pesantren Darul Hikmah banyak mencetak prestasi dalam lomba pidato. Salah satunya lomba pidato POS PEDAKU pada tahun 2012. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk membuat judul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Konteks Masalah Berdasarkan fokus masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini konteks masalah sebagai berikut: mengetahui bagaimana peranan pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan jurnal ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauhmana peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. 2. Untuk mengetahui kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi Pesantren Darul Hikmah Medan. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Kelompok Kecil Rakhmat (2005: 141) menyatakan komunikasi kelompok kecil mempunyai dua tanda psikologis yaitu: (1) anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (2) nasib anggota kelompok saling bergantungan sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. 3

2. Pengertian Komunikasi Antarpribadi Liliweri (1991:12) Mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi antarpribadi yang dimaksudkan dalah suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Secara keseluruhan, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. 3. Teori Self Disclosure Gambar 3.1: Jendela Johari I II OPEN AREA BLIND AREA Known by ourselves and known by Known by others but not known by Others ourselves III HIDDEN AREA Known by ourselves but not known by others IV UNKNOWN AREA Not known by ourselves and not known by others Sumber: Budyatna&Leila Mona, Teori Komunikasi Antarpribadi, 2011, Hal:40 Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain. Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang ia lakukan. Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup. 4

Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain. (Liliweri, 1991) 4. Pengertian Pembimbing Pembimbing adalah seseorang (individu) yang memberikan layanan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Yusuf & Nurihsan, 1994:94). Pengertian Public Speaking Pidato, dalam pengertian sempit adalah seni berbicara di depan umum atau publik. Pidato tidak hanya merupakan paparan informatif yang berisi keterangan atau penjelasan, tetapi persuasive, yakni mengandung ajakan atau bujukan sehingga para hadirin tergerak hatinya untuk melaksanakannya. (Hidayat, 2006:19) 5. Pengertian Percaya Diri Yusuf (2005) menyatakan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif pendekatan kualitatif. Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:31).Penelitian ini berusaha memberikan dekskripsi terhadap terhadap kegiatan public speaking (muhadoroh) dipesantren dan peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi ketika tampil berpidato. 5

Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah strategi meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam Berpidato di Pesatren Darul Hikmah Medan. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pembimbing dan anak bimbingan (siswi) dalam konseling kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah Medan. Penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Penentuan informan utama dilihat dari kredibilitas dan prestasi. Sedangkan penentuan informan tambahan diambil dari anak bimbingan informan utama. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan Wawancara Mendalam dan Observasi. 2. Studi Kepustakaan Buku, jurnal, majalah, dan internet. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data - data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata - kata, kalimat - kalimat, atau narasi - narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Observasi 1. Kegiatan Bimbingan Peneliti mengobservasi proses bimbingan kegiatan public speaking di pesantren Darul Hikmah Medan. Siswi-siswi di Pesantren darul Hikmah dilatih untuk menggunakan waktu seefisien mungkin. Tidak ada hari kosong yang tidak diisi dengan aktivitas. Setiap hari di pesantren selalu ada kegiatan agar waktu tidak terbuang sia-sia. Setiap hari Minggu diadakan kegiatan bimbingan setelah shalat ashar di aula pesantren. Siswi-siswi berkumpul untuk mengikuti bimbingan. Tanpa disuruh oleh pembimbing mereka sudah duduk rapi membentuk lingkaran. 6

Suasana saat bimbingan terlihat sangat akrab. Tidak ada jarak senioritas yang menghalangi kedekatan diantara pembimbing dengan adik-adik bimbingannya. Pembimbing dengan sabar membimbing dan mengajarkan teknik berpidato kepada adik-adik bimbingannya. 2. Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Pidato atau yang sering disebut muhadoroh oleh para siswi Pesantren Darul Hikmah ini merupakan suatu kegiatan yang disslaksanakan pada malam hari. Kegiatan ini dilakukan oleh para siswi dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum at. Kegiatan ini rutin dilaksanakan sepanjang tahun. Hal ini dilakukan bertujuan menjadi media untuk meningkatkan bakat para santriwati untuk berani bicara di depan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang mualimah yang profesional. Sudah menjadi anggapan umum bahwa seorang alumni lulusan pesantren adalah pandai berpidato walaupun anggapan ini tidak seratus persen benar, karena terbukti tidak sedikit juga alumni pesantren justru kurang memiliki keberanian berbicara didepan umum atau berpidato. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum, oleh sebab itu keberanian berbicara di depan umum harus terus dibiasakan sehingga benar-benar menjadi sebuah kebiasaan. Yang tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya; kebiasan, latihan, dan dukungan dari semua pihak. Para siswi terlihat begitu piawai dalam menyampaikan pidatonya. Mereka tidak merasa canggung, malu atau terlihat tertekan saat tampil berbicara menyampaikan pidato didepan umum. Mereka sangat tenang saat berpidato. Ini terlihat dari gerakan tubuh (gesture) yang terlihat luwes dan suara mereka yang terdengar jelas. Materi yang mereka sampaikan juga menarik dan tidak membosankan. Pembahasan Kecemasan berkomunikasi adalah batu sandungan yang besar bagi seorang pembicara. Perasaan ini menghilangkan kepercayaan diri. Rasa tidak percaya diri amat mempengaruhi kredibilitas komunikator. Betapa pun bagusnya pesan yang 7

disampaikan, betapapun sistematisnya organisasi pesan yang dibuat, tanpa kepercayaan diri dan kredibilitas, pembicara akan kehilangan pendengar. Dari hasil wawancara dengan tiga orang pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah, diketahui bahwa keseluruhan pembimbing di Pesantren Darul Hikmah selalu berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri adik-adik bimbingannya. Upaya-upaya tersebut adalah mengajarkan kepada adik-adik pengetahuan tentang public speaking (pidato), mengajarkan cara membuka pidato, bagaimana membuat pendengar tertarik dan tidak merasa bosan. Pembimbing juga melatih gerak tubuh (gesture). Gerakan isyarat yang mengikuti kata-kata dapat membantu memberi tekanan pada pengertian apa yang diucapkan tanpa mengalihkan pesan. Ketika pembicara mengucapkan kata ayo kepada audiens seharusnya diikuti gerakan tangan diangkat dan dikepalkan. Cara lain yang digunakan pembimbing adalah dengan selalu memotivasi siswi-siswi yang dibimbing dengan cerita-cerita penuh inspirasi dan dukungan berupa kata-kata yang dapat membesarkan hati mereka, seperti memberikan pujian disetiap penampilan mereka. Selain gesture vokal juga harus diperhatikan saat berpidato. Salah satunya adalah Intonasi. Ketepatan berbicara akan menghindarkan dari kesalahan tafsir. Selain itu audiens juga lebih mudah menerima pesan apabila pembicara mengucap tiap kata dengan ejaan yang tepat. Dalam melatih vokal pembimbing menyarankan kepada adik-adik untuk mengucapkan kata-kata sesuai dengan ejaannya seperti; mengucap kata suka, dengan ejaan su-ka, bukan sukak. Pembimbing juga sering menyuruh siswi mengucapkan alphabet A,B, sampai Z saat bimbingan. Karena hal ini dapat memperjelas artikulasi seseorang saat berbicara. Kekuatan suara pun tidak lepas dari perhatian pembimbing. Karena dalam berpidato isi dari apa yang disampaikan si pembicara yang menjadi fokus perhatian audiens melalui suara si pembicara. Oleh karena itu saat latihan pembimbing selalu memperhatikan vokal adik-adik bimbingannya, karena biasanya bila mereka merasa malu, canggung dan tidak percaya diri maka saat berbicara suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya. Cara yang paling tepat yang biasa diterapkan pembimbing adalah dengan sering menyuruh adik-adik satu satu untuk membaca teks dengan kuat-kuat. Pembimbing juga memberikan tipstips yang mudah diterapkan oleh adik-adik untuk menghilangkan rasa takut saat 8

berpidato. Tips-tips tersebut diantaranya; membaca doa sebelum tampil berpidato, harus banyak latihan sebelum berpidato, menguasai materi pidato, cukup tidur/istirahat agar tenang dan percaya diri saat berpidato, penampilan harus baik, beberapa menit sebelum naik podium dianjurkan untuk rileks dengan cara tarik napas dalam, dan menghembuskan napas perlahan-lahan sampai tiga kali berturutturut. Keseluruhan dari informan tambahan yaitu tiga orang siswi yang bertujuan untuk menegaskan informasi yang diterima dari informan utama. Dari hasil wawancara para siswi mengatakan bahwa rasa percaya diri dalam berpidato meningkat setelah mengikuti bimbingan. Seluruh informan tambahan ini mengatakan bahwa pengetahuan tentang pidato mereka dapatkan dari ukhti atau kakak pembimbing yang selalu sabar membimbing mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) sangat berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi saat tampil berpidato dengan melakukan upaya-upaya seperti; mengajarkan tentang teknik-teknik berpidato dan mengajarkan membuat naskah pidato yang baik kepada anak-anak bimbingannya. Kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri anak bimbingannya adalah dengan memberikan motivasi untuk terus giat berlatih dan belajar tentang pidato. Saran Kegiatan bimbingan seharusnya dilaksanakan dua kali dalam seminggu, dengan adanya pertambahan waktu diharapkan proses bimbingan lebih efektif. 9

DAFTAR PUSTAKA Al Aqsari, Yusuf. 2005. Kunci Sukses Membangun Percaya Diri. Jakarta: Cendekia. Budyatna dan Mona, Leila. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Salemba Humanika. Hidayat, M.S. 2006. Public speaking dan Presentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Moleong, Rexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan nurihsan, Juntika A. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. 10