Andri Helmi M, SE., MM.

dokumen-dokumen yang mirip
Break Even Point. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan

BAB VI ANALISIS BEP. Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu:

Department of Business Adminstration Brawijaya University

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

ANALISIS BREAK EVEN POINT

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

BAB II LANDASAN TEORI

BAB XI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

ANALISA BREAK EVENT POINT

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA BREAK EVEN POINT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

Analisis Keuangan agar Bisnis Sukses*

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 5 ANALISIS CPV

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan. Bun-Bun Homemade Cakes. Nama : Sulastri Syarinastiti Kelas : 3EA07 NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK KONVEKSI RIZKI PELITA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Novi Riana Dewi ( ) Dewi Ismia Desi ( ) Sukma Istantia ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani

BREAK EVENT POINT (BEP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

ANALISA BIAYA PRODUKSI

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN, DAN LABA SEBAGAI ALAT UNTUK MENYUSUN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA KEDAI MANG DEDE

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

Adalah suatu keadaan pada saat seluruh penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost) pada keadaan

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maret 2015 dan berlokasi di Jalan Kyai Maja No.7 Jakarta Selatan.

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar

Transkripsi:

Andri Helmi M, SE., MM.

Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis). Masalah break-even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap

BEP adalah suatu analisa yang mempelajari hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, keuntungan dan volume kegiatan. Analisa ini melibatkan antara; a. Harga jual produk b. Volume/tingkatan kegiatan c. Biaya variabel per unit d. Total biaya tetap e. Komposisi produk yang dijual Analisis titik impas (BEP) menjelaskan keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan/laba dan tidak pula menderita kerugian.

a. Harga jual produk perunit tidak berubah pada berbagai tingkatan volume penjualan selama periode yang dianalisis, b. Semua biaya dapat dikelompokkan pada biaya tetap dan variabel c. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah d. Tingkat efisiensi perusahaan tidak berubah e. Tingkat teknologi tidak berubah f. Perusahaan hanya memproduksi/menjual 1 macam produk.

Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubahubah secara proporsionil dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubahubah karena adanya perubahan volume kegiatan. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diprodusir lebih dan satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau sales mix -nya adalah tetap konstan.

1. Penentuan harga jual terendah 2. Penentuan Shut Down Point (SDP) 3. Penentuan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan pada berbagai tingkatan volume kegiatan 4. Penentuan produk yang harus dikurangi atau ditingkatkan produksinya agar diperoleh keuntungan 5. Adanya perubahan tingkat harga 6. Penggantian aktiva tetap

Dengan membuat gambar break even point (Chart) Perhitungan Matematis Efek perubahan berbagai faktor terhadap BEP Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP Efek perubahan sales mix terhadap BEP

1. Variabel Cost Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit. 2. Fixed Cost Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan. 3. Semi Variabel Cost Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biayabiaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu: Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila: 1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya. 2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayavc per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya. 3. Perubahan dalam sales price per unit Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya. 4. Terjadinya perubahan dalam sales mix Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

a. Atas dasar unit BEP (Q) = FC/(P-VC) b. Atas dasar sales dalam rupiah BEP (Rp) = FC/1-(VC/P)

Suatu perusahaan menjual produk A, kapasitas normal perusahaan ini dalam 1 tahun adalah 32.000 unit. Berikut data biaya penjualannya: harga jual/unit Rp. 500 HPP/unit Rp. 240 By pemasaran var/unit Rp. 40 By administrasi variabel/unit Rp 20 Total by pemasaran tetap Rp. 700.000 Total by adm tetap Rp. 500.000 Hitung; a. BEP dalam unit dan Rp. b. Jika diketahui tingkat keuntungan Rp. 400.000, hitung BEP nya dalam unit dan Rp. c. Jika = 25% TR, hitung BEP nya

Suatu perusahaan menjual produk A, kapasitas normal perusahaan ini dalam 1 tahun adalah 72.000 unit. Berikut data biaya penjualannya: harga jual/unit Rp. 2250 HPP/unit Rp. 800 By pemasaran var/unit Rp. 300 By administrasi variabel/unit Rp 200 Total by pemasaran tetap Rp. 1.700.000 Total by adm tetap Rp. 1.500.000 Hitung; a. BEP dalam unit dan Rp. b. Jika diketahui tingkat keuntungan Rp. 1.000.000, hitung BEP nya dalam unit dan Rp. c. Jika = 35% TR, hitung BEP nya

Perusahaan Indojaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki: Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,- Biaya variabel per unit Rp.40,- Harga jual per unit Rp. 100,- Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.

Cara Trial and Error yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan tertentu. Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya. Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.

Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah: (6.000 x Rp100) (Rp300.000 + (6.000 x Rp40)) Rp600.000 (Rp300.000 + Rp240.000) Rp.60.000 atau hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000unit Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEPnya terletak di bawah 6.000 unit.

Misal kita ambil volume produksi 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah : (5.000 x Rp100,00) (Rp300.000,00 + (5.000 x Rp40,00)) Rp500.000,00 (Rp300.000,00 + Rp200.000,00) Rp0,00. Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point yaitu yang di mana keuntungan netonya sama dengan nol.

Rumus Aljabar/Matematis a. Dasar unit b. Dasar sales (dalam rupiah)

Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per unit tetap konstan(p). Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan karena BEPnya akan turun. Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.

Misal dari contoh aplikasi, harga jual per unitnya naik dari Rp100,- menjadi Rp160,- Dengan adanya kenaikan P, BEPnya akan berubah menjadi lebih kecil. BEP yang baru sesudah kenaikan harga tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Efek perubahan sales-mix terhadap BEP Sales-mix untuk mencari break-even point dari dua atau lebih produk yang dihasilkan perusahaan. Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-nya secara totalitas akan berubah. Perhitungannya dengan cara mencari break-even point satu jenis produk karena adanya variable cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masingmasing jenis produk.

Contoh: Perusahaan IndoJaya bergerak dalam bidang produksi kain batik dan stagen merencanakan perluasan daerah pemasarannya. Penjualan kain batik direncanakan sebesar 25.000 unit @ Rp 3.500 dan stagen sebesar 15.000 unit @ Rp 1.000. Variable cost untuk setiap jenis produk adalah Rp 2.000 per unit kain batik, dan Rp 600 per unit stagen. Fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000. Hitunglah break-even point untuk kedua jenis produk tersebut!

keterangan produk Kain batik stagen total Penjualan Rp. 87.500.000,- Rp. 15.000.000,- Rp. 102.500.000,- Fixed Operation Cost - - Rp 28.275.000,- Variabel Operating cash Rp. 50.000.000,- Rp. 9.000.000,- Rp 59.000.000,- = Rp. 66.625.000,- (pembulatan)

Leverage operasi merupakan suatu pengukur perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh perubahan volume penjualan. Margin of Safety merupakan batas aman perusahaan menurunkan tingkat penjualan agar tidak menderita kerugian M/S = (budget Sales BEP)/ Budget Sales Shut down point adalah jumlah satuan barang yang akan dijual agar dapat menutup biaya tetap tunainya.