Hotel Resor Tanaman Hias di Batu

dokumen-dokumen yang mirip
Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Hotel Resor di Labuan Bajo

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

PUB DAN HOTEL TRANSIT DI BALIKPAPAN

Fasilitas Rehabilitasi Psikotik di Surabaya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Perpustakaan Nasional di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LATAR BELAKANG MASALAH

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

Stadion Bola Basket di Balikpapan

Sekolah Tinggi Musik di Surabaya

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

Hotel Resort Di Gunungkidul

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

b e r n u a n s a h i jau

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. semakin sulit dikendalikan, sehingga hiruk pikuk kehidupan menjadi hal yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 188 Hotel Resor Tanaman Hias di Batu Nadya Suryani D. dan Timoticin Kwanda, B. Sc., MRP, Ph.D Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: nadya.suryani@yahoo.com ; cornelia@petra.ac.id Gambar. 1.1 Perspektif Bangunan Hotel resor Tanaman Hias di Batu Abstrak Fasilitas Hotel Resor Tanaman Hias Di Batu merupakan sebuah fasilitas akomodasi yang memiliki ciri khas berupa wisata tanaman hias, hal ini bertujuan untuk mewadahi pertumbuhan angka wisatawan Kota Batu yang meningkat setiap tahunnya, selain itu meberikan pilihan bagi wisatawan fasilitas akomodasi dan fasilitas wisata.kondisi suasana yang alami dan jauh dari keramaian kota sehingga kondisi udara dan view sangat mendukung untuk hadirnya sebuah tempat akomodasi, maka dipilihlah Kota Wisata batu yang memiliki kondisi tanah yang berkontur sehingga mendukung desain multimassa dan pemandangan yang indah serta natural. Proyek ini menggunakan pendekatan ekologi, dimana pendekatan ini menunjang tercapainya konsep yang diharapkan, yaitu mempertahankan kondisi asli site dan memperhatikan kondisi lingkungan maupun yang berada di sekitar lingkungan. Pendalaman yang dipilih adalah karakter ruang dimana diharapkan penginap dapat merasakan suasana ruang yang berbeda dan sesuai dengan konsep. Diharapkan hotel resor tanaman hias ini memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda dengan hotel resor lainnya. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar, khususnya di perkotaan dimana Pulau Jawa merupakan pulau di Indonesia dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi. Selain itu perkembangan kota yang pesat dimana pembangunan gedung-gedung bertingkat sehingga menyebabkan berkurangnya lahan hijau, banyak terjadi polusi udara baik oleh kendaraan maupun pabrik, dan terjadinya kemacetan lalu lintas, hal ini membuat terjadinya ketegangan antar penduduk. Kata kunci : Hotel Resor, Tanaman Hias, Batu, Landscape, Ekologi, Karakter Ruang. Gambar 1.1 Kondisi Perkotaan Sumber : Google Images Pekerjaan dan kondisi perkotaan membuat masyarakat membutuhkan refreshing dan hal itu merupakan hal wajib bagi masyarakat. Masyarakat menginginkan kondisi dan lingkungan yang berbeda dengan perkotaan sebagai tempar berlibur atau sekedar

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 189 menyegarkan pikiran. Tetapi masyarakat kota hanya memiliki sedikit waktu luang untuk berlibur sehingga dipilihlah Kota Batu yang terletak di Pulau Jawa Timur, dimana kondisi alamnya yang masih natural dan sejuk sangat mendukung, selain itu Kota Batu dijuluki sebagai Kota Wisata karena memiliki banyak tempat wisata yang menarik. Perekonomian Kota batu paling banyak didominasi oleh hasil perdagangan,hotel dan restoran sebesar 44%, karena keindahan alam dan letak kota batu sangat mendukung sebagai kawasan wisata dan kuliner. Tanaman hias merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang cukup menjanjikan di Kota Batu karena kondisi udara di Kota Batu yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman hias, selain itu tanaman hias banyak diminati wisatawan karena tanaman hias memiliki nilai positif tersendiri baik dari segi keindahan maupun manfaatnya bagi kehidupan manusia. Sehingga hal ini diangkat menjadi ciri khas khusus hotel resor. Gambar. 1.2 Diagram grafik jumlah wisatawan yang menginap di hotel Sumber: (http://www.kotawisatabatu.com) Dalam diagram tamu menginap mancanegara yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada bulan Juli sebesar 91%. Terutama jika dibandingkan dengan tahun yang lalu. Sedangkan pertumbuhan tamu menginap nusantara pada bulan Juni mengalami kenaikan sebesar 9% jika dibandingkan dengan tahun yang lalu. Semua peningkatan tersebut terjadi pada hotel berbintang. Meningkatnya angka wisatawan setiap tahunnya membuat pemerintah kota Batu menargetkan Kota Batu menjadi Kota wisata. Dimana tamu yang menginap di hotel pada Tahun 2010 tercatat sebanyak 537.723 pengunjung. Tamu yang menginap di hotel berbintang sebanyak 65% baik tamu domestic maupun tamu asing, dimana setiap tahun peningkatan pengunjung hotel berbintang naik sebesar 40,76% ( Batu dalam angka 2011-2012 ) Gambar. 1.4 Tanaman hias di Kota Batu B. Deskripsi Proyek Hotel Resor Tanaman Hias di batu ini merupakan Tempat akomodasi yang menyediakan berbagai fasilitas pendukung wisatawan dan memiliki ciri khas tanaman hias sebagai fasilitas utama yang terletak di Kota Batu. C. Data dan Lokasi Tapak Legenda : A. Lokasi site B. Kawasan wisata Songgoriti C. Dinas kebudayaan dan pariwisata D. Hotel Tawang Argo (Melati1) E. RS Batu F. Alun-alun Kota Batu G. Kusuma Agro H, Jawa Timur Park I. Stadion Brantas Gambar. 1.3 Distribusi kegiatan ekonomi Kota Batu Sumber: Profil Kota Batu 2011-2013 Gambar. 1.5 Lokasi Tapak Sumber: Google Map

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 190 KONDISI TAPAK Lokasi : Jln. Bukit Berbunga No 1 Sidomulyo, Batu Luas lahan : 19.937 m 2 Batas Administratif Utara : Sungai Brantas, kavling existing Selatan : Sungai Brantas, lahan pertanian Timur : Jalan Brantas Barat : Lahan pertanian PERATURAN PEMERINTAH Tata guna lahan : pelayanan umum KDB : 50-70% KLB : 60% TLB : 1-3 lantai Jenis jalan : arteri sekunder GSB jalan : 8 meter GSB samping : 4 meter GSB sungai : 4 meter Gambar. 2.1 Krangka Proses Perancangan E. Analisa View Tapak Gambar. 1.6 Tata Guna Lahan Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kota Batu: BAPPEDA, 2003-2013 II. PERANCANGAN A. Rumusan Masalah Perancangan Menata massa bangunan agar tidak merusak kondisi site yang telah ada serta menerapkan karakter pohon bonsai beringin kedalam bentuk massa bangunan agar memiliki ciri khas yang berbeda dengan hotel resor lainnya. B. Tujuan Perancangan Menyediakan fasilitas akomodasi wisata yang mendukung dan failitas pembelajaran serta wisata tanaman hias. C. Sasaran Perancangan Wisatawan keluarga muda baik mancanegara maupun nusantara dimana tujuan mereka berlibur untuk menikmati alam dan tempat wisata yang terdapat di Kota Batu. D. Kerangka Proses Perancangan Gambar. 2.2 Analisa View tapak F. Konsep Desain Interaksi dengan alam - Menghadirkan view berupa alam yang masih natural - Memaksimalkan penghawaan alami (Cross Ventilasi) - Menikmati keindahan alam berupa tanaman hias dimana dapat menambah wawasan agar lebih mengenal manfaat, tujuan dan cara perawatan tanaman hias - Gambar. 2.3 Konsep Interaksi Dengan Alam Bentukan massa bangunan mengambil karakter pohon bonsai beringin. - Untuk memberikan ciri khas pada bentuk bangunan. - Mendukung konsep interaksi dnegan alam - Memperkuat fungsi asli site sebagai tempat penjualan tanaman hias dan bonsai beringin.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 191 untuk hunian dimana membutuhkan privasi dan tingkat kebisingan yang rendah maka diletakkan pada posisi site paling belakang. Gambar. 2.4 Karakter Pohon Bonsai Beringin Dari analisa di atas maka karakter pohon bonsai beringin yang diharapkan ditransformasikan ke dalam bentuk massa bangunan,baik melalui bentuk, dan warna. Pada semua massa bangunan menmiliki konsep yang sama sehingga terjadi pengulangan desain dalam setiap massa dan membuat antar massa bangunan menjadi selaras. Gambar. 2.7 Zoning Bangunan Berdasarkan pembagian zoning bangunan maka bentuk dan luasan massa sesuai dnegan fungsi dan kebutuhan setiap bangunan, Fungsi dan bentuk massa bangunan Gambar. 2.5 Transformasi Bentuk Massa Bangunan Sumbu aksis bangunan dan sirkulasi : - Kontur terendah menuju kontur yang lebih tinggi ( lembah ke bukit ) - Berada di sudut belokan sungai (sehingga saat berada di jembatan dapat melihat belokan air sungai ) - Tegak lurus garis kontur sehingga dapat meminimalkan terjadinya cut&fill. Gambar. 2.8 Fungsi Bangunan H. Sirkulasi Hubungan antar massa bangunan : G. Zoning Bangunan Gambar. 2.6 Sumbu Aksis Pembagian zoning berdasarkan tingkat keramaian pengunjung dimana restaurant dan fasilitas umum diletakkan pada bagian paling depan, untuk fasiitas semi public diletakkan pada bagian tengah site dan Hotel resor didesain multi massa dimana massa bangunan memiliki fungsi yang berbeda dengan penataan sesuai fungsi, sehingga hubungan antar massa saling berurutan dan berkelanjutan. Sirkulasi menggunakan system loop dengan swimming pool di tengah sebagai penghubung. Dan agar tetap terlihat alami maka jalan dibuat tidak kaku dan mengalir sehingga lebih menyatu dengan kontur pada site.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 192 Layout Plan Gambar. 2.10 Proses Bentukan dan lletak Massa Massa berbentuk Persegi agar serasi Dengan bangunan Sekitar. Massa dibuat Multimassa agar tidak memotong kontur. Massa dimiringkan 20 agar sesuai dengan garis kontur dan massa menghadap best view berupa pegunungan 2. MEMPERTAHANKAN FUNGSI SITE Mempertahankan fungsi asli site sebagai tempat penjualan tanaman hias. Pada site terdapat bangunan kantor tanaman hias yang telah ada dan tetap dipertahankan baik bangunan maupun fungsi bangunan. Gambar. 2.11 Fungsi Asli Site 3. PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Kondisi site berpotensi untuk terjadinya penghawaan dan pencahayaan a lami, sehingga sebisa mungkin memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan secara alami. Gambar. 2.9 Sirkulasi Keterangan : Sirkulasi Pengunjung Sirkulasi Penginap Sirkulasi Service Pengunjung maupun penginap dapat menikmati view dan keindahan alam yang terdapat pada site tetapi terdapat pemisah antara sirkulasi penginap dan pengunjung sehingga privasi penginap tetap terjaga Gambar. 2.12 Pencahayaan dan Penghawaan Alami 4. MATERIAL BANGUNAN Menggunakan material yang terdapat pada sekitar site atau yang dipakai pada bangunan sekitar site sehingga terjadi keselarasan antar bangunan. I. Pendekatan Desain Sesuai dengan konsep desain dimana mempertahankan kondisi asli site yang telah ada dan memaksimalkan potensi site yang tersedia maka menggunakan pendekatan ekologi. 1. MEMINIMALKAN CUT & FILL Sehingga tidak merusak kondisi eksisting site yang telah ada dan tidak merusak ekosistem dalam tanah. Gambar. 2.13 Material Bangunan 5. LAPANGAN KERJA BARU Menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk Kota Batu khususnya penduduk Desa Sidomulyo yang terkenal dengan wisata tanaman hias.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 193 Gambar. 2.14 Potongan Site Lebar dan luas massa bangunan mengikuti lebar antar kontur sehingga massa bangunan tidak memotong kontur,selain itu tinggi antar massa berbeda-beda dengan pertimbangan aliran udara dan juga agar setiap massa bangunan telihat lebih dinamis. sementara sehingga diharapkan setiap penginap dapat merasakan suasana dan kesan yang berbeda saat mereka menginap di tempat lain, memberikan ciri khas dan keunikan sesuai konsep desain. F. Analisa Disain Gambar. 2.15 Analisa Disain VIEW View berorientasi ke pegunungan sebagai best view Bukaan massa dan arah hadap massa sebagian besar menghadap ke pegunungan dan sungai. ANGIN Peletakan massa dan jumlah massa yang banyak diharapkan tidak mengganggu sirkulasi udara, sehingga angin dapat bertiup dan memaksimalkan penghawaan alami pada bangunan. MATAHARI Orientasi bangunan dan bukaan pada bangunan dibuat berlawanan arah dengan arah Timur-Barat sehingga bangunan tidak menerima beban panas yang terlalu besar serta pembukaan dan view dapat dinikmati tanpa terganggu silau matahari. Massa bangunan dibuat Memiliki banyak bukaan dan massa banyak, agar beban panas dalam bangunan lebih sedikit serta penghawaan alami dapat dimaksimalkan Gambar. 2.17 Suasana Dibawah Pohon Mengambil suasana santai dibawah pohon dan diterapkan ke dalam kamar penginapan baik dari segi interior kamar, pencahayaan, material, dimensi dan skala ruang. Gambar. 2.18 Suasana Kamar Warna coklat sering dikenal sebagai warna kayu, memberikan kesan alami, akrab, dan berkesan hangat. Memberikan suasana yang akrab di dalam ruangan sama halnya dengan kedekatan keluarga. Menggambarkan alam dan menimbulkan suasana natural. www. anneahira.com. Gambar. 2.16 Pencahayaan dan Penghawaan Alami H. Pendalaman Pendalaman yang dipilih adalah karakter ruang karena fungsi utama merupakan tempat peristirahatan Gambar. 2.19 Pendekatan Healing Architecture

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 194 Pada pagi hari menggunakan pencahayaan alami. Cahaya yang masuk ketika berada di bawah pohon melalui sela-sela daun sehingga menciptakan bayangan sesuai pergerakan arah matahari. Hal ini di terapkan ke dalam desain melalui kisi-kisi kayu sebagai sosoran teras yang ditanami dengan tanaman rambat. Pada malam hari diharapkan suasana kamar seakan berada di halaman dimana lampu taman menggunakan lampu sorot yang ditanam di bawah untuk memperjelas kesan tekstur batang pohon. Gambar. 2.20 Pencahayaan Melalui Sela-sela Daun Tanaman rambat dibuat cukup panjang sebagai shadding dan jumlah daun di tata sehingga terdapat rongga untuk memasukkan cahaya. Gambar. 2.24 Pencahayaan Pada Malam Hari Terdapat 4 buah tipe kamar dengan 2 tipe kamar pada Room Unit A dan 2 tipe kamar pada Room Unit B. Gambar. 2.21 Pencahayaan Alami Dalam Kamar Penghawaan dalam kamar menggunakan penghawaan pasif dimana udara dapat masuk melalui kisi-kisi kayu yang terdapat di atas teras dan keluar melalui kisi-kisi yang berada di atas pintu masuk kamar, sehingga terjadi cross ventilasi. Gambar. 2.25 Denah Lt 1 Room Unit 1 Room Unit A terdiri dari 3 massa,dimana dua massa berlantai dua sedangkan massa tengah berlantai 3. Dengan p x l sebesar 3,5 x 8, dibuat antar kamar tidak sejajar agar menambah privasi dan memperkuat view berupa pegunungan sebagai best view. Gambar. 2.22 Penghawaan Pasif Interior kamar pada bagian dinding belakang didesain dengan susunan ranting kayu pohon yang diawetkan dan menjadi ornamen sampai pelafon atas tempat tidur. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kesan rimbun di bawah pohon dimana diharapkan ketika orang tidur mereka melihat ke atas seakan - akan mereka tidur di bawah pohon. Gambar. 2.23 Ranting Pohon Dalam Kamar Gambar. 2.26 Denah Lt 1 Room Unit 2 Room Unit B terdiri dari 3 lantai dengan jumlah kamar 24 kamar. Memiliki 2 tipe kamar, single bad room dan two bad room. Setiap kamar memiliki dua buah teras depan dan belakang, dimana pada bagian depan teras

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 188-195 195 menghadap ke swimming pool dan teras belakang menghadapa sawah sebagai view. J. Struktur Sistem struktur yang digunakan adalah system kolombalok beton, dengan terdapat kantilever dengan bentang terpanjang sebesar 4m. UP-FEED : PDAM Meteran Tandon bawah Pompa DOWN-FEED : PDAM Meteran Tandon Bawah Pompa Tandon Atas Pompa Boiler Pipa Vertikal Gambar. 2.27 Aksonometri Struktur Bangunan Sistem penyaluran beban : Atap Rangka atap Blandar Balok Kolom Ke Tanah. Rangka atap menggunakan kuda-kuda kayu dan setengah kuda-kuda dengan penutup atap menggunakan genteng. Rangka kayu dipilih agar bangunan lebih terlihat natural dan juga pada massa tertentu seperti restauran dan spa rangka atap kudakuda di expose. K. Utilitas Air Bersih Utilitas Air Bersih Sistem air bersih menggunakan system up-feed dan downfeed. Pada penginapan, restaurant, dan Spa & Massage menggunakan tendon atas sehingga pompa tidak bekerja setiap saat, sedangkan untuk massa lobby, service yang berlantai satu dan penggunaan airnya cukup jarang menggunakan system Up-Feed. Gambar. 2.28 Utilitas Air Bersih III. KESIMPULAN Desain ini dimulai dari meningkatnya kebutuhan akomodasi di Kota Batu dan kebutuhan masyarakat kota akan tempat wisata yang terjangkau dan memiliki suasana yang berbeda dengan kota, sehingga terciptalah hotel resor yang mengangkat tema berupa tanaman hias. Untuk menunjang suasana alam maka dipilihlah pendekatan ekologi dimana kondisi asli site dipertahankan dan memaksimalkan potensi site yang telah ada seperti penghawaan dan pencahayaan alami serta view alam. Pendalaman yang dipilih adalah karakter ruang dengan tujuan memberikan suasana yang berbeda dan unik sehingga hotel resor memiliki suatu keunikan tersendiri yang menarik dan berbeda dengan hotel resor manapun. DAFTAR PUSTAKA Adler, David & Tutt, Patricia. New Matric Handbook. London: The Architectural Press. 1979 A. S Horaby. OXFORD Advanged Lgarger s Digtionary. BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Batu. Rencana Detail Tata Ruang Kota Batu: BAPPEDA, 2003-2013 Callender, John Hancock and Joseph de Ciara. Time Saver Standards for Building Types. 3 rd edition. United States : MeGraw Hill. 1990. Fred, Lawson. Hotel, Motel & Condominium. London: The Architectural Press. 1976 McCluskey, Jim. A Handbook of Environmental Design, London : E. & F.N.SPON, 1987 Neufert, Ernst. Neufert s Architect Data. New York : Hasted Press. 1980 Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Malang. RDTRK Kecamatan Bumiaji Kota Administratif Batu 2003-2013. SK Menteri Perhubungan no. PM 10/301/phb 77, Tentang Peraturan Klasifikasi Usaha Hotel W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta 1976 Tanaman Hias, http://id.wikipedia.org/wiki/tanaman_hias Prinsip Desain Hotel Resor, http://jurnal.budiluhur.ac.id/wp content/uploads/2007/01/skets-v2-n1-maret2006 artikel3.pdf ( Januari 2007 ).