PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

dokumen-dokumen yang mirip
Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

AHP (Analytical Hierarchy Process)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS TATA RIAS KECANTIKAN DI KABUPATAN GARUT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian Metode AHP

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Analytic Hierarchy Process

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUKUR KUALITAS SOFTWARE DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan,

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

PENERAPAN MICOROSOFT EXCEL PADA METODE KUANTITATIF BISNIS DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (PROSES ANALITIS HIERARKIS) ABSTRAK ABSTRACT

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

Analytical hierarchy Process

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB IV PEMODELAN DAN MANAJEMEN MODEL

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III ANP DAN TOPSIS

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD.

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGGUNAAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN INDIVIDUAL DEVELOPMENT PLAN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI TEKNIS PEKERJA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU FAVORIT DI MA AZ-ZAIN LENGKONG

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II LANDASAN TEORI. negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau

Gambar 4. Tahapan kajian

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Siti Mujilawati dkk: Penerapan Algoritma AHP 53

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB III METODE KAJIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

Transkripsi:

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk memilih lokasi pendirian perguruan tinggi swasta berdasarkan kriteria luas lahan, jumlah kelulusan SMA/SMK dan pendapatan masyarakat. Adapun alternative lokasi yang akan dipilih adalah Sumedang, Kerawang dan Kabupaten Bekasi Barat. Analitycal Hierarchy Process (AHP ) suatu metode yang mampu menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. I. PENDAHULUAN Perguruan tinggi adalah wadah atau penampung bagi para siswa yang ingin melanjutkan studinya ke tingkat yang lebih tinggi selain itu perguruan tinggi juga bertujuan untuk melahirkan mahasiswa yang mampu bersaing di segala bidang keilmuan, karena mahasiswalah tolak ukur majunya pendidikan di Indonesia. Perguruan tinggi bukanlah sekedar lembaga pendidikan saja, melainkan juga sebagai lembaga yang menjembatani antara mahasiswa dengan masyarakat sekitar agar ilmu yang didapat tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain. Oleh karena itu dalam membangun sebuah perguruan tinggi harus mempunyai konsep, tujuan dan lokasi yang jelas dan tidak asal-asalan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana menentukan lokasi perguruan tinggi s wastaberdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). II. KAJIAN PUSTAKA Analitycal Hierarchy Process (AHP ) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan

tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu : 1. Aksioma Resiprokal Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A. 2. Aksioma Homogenitas Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi. 3. Aksioma Ketergantungan Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut: 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Berbagai Keuntungan AHP : 1. Kesatuan : memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur 2. Kompleksitas: memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks 3. Saling ketergantungan: dapat menangani saling ketergantungan elemenelemen dalam satu sistem tak memaksakan pemikiran linier 4. Penyusunan hirarki: mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilahmilah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat 5. Pengukuran : memberi suatu sekalauntuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi : melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan

yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas 7. Sintesis : menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif 8. Tawar-menawar: mempertimbangkan prioritasprioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka 9. Penilaian dan konsensus : tak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda 10. Pengulangan proses : memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan Struktur Hirarki Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. 3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya 4. Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.jika

tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemenelemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Tabel 1.Intensitas Kepentingan Intensitas Pentingnya Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding yang lain 5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Penjelasan Dua elemen menyumbangnya sama pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi.konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %. Langkah penyelesaian dengan AHP 1. Menentukan jenis-jenis kriteria yang akan menjadi persyaratan calon pejabat struktural. 2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan. 3. Menjumlah matriks kolom. 4. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom. 5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil langkah ke 4 dan hasilnya 5 dibagi dengan jumlah kriteria. 6. Menentukan alternatifalternatif yang akan menjadi pilihan. 7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah matriks berpasangan antar alternatif. 8. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks,masing-masing matriksnya dijumlah per kolomnya. 9. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5. 10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan Pada langkah 2 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak λ1, λ2, λ3, λ4.., λn 11. Menghitung Lamda max dengan rumus 12. Menghitung CI dengan rumus 13. Menghitung CR dengan rumus dimana RC adalah nilai yang berasal dari tabel random seperti Tabel berikut. n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 RC 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten.

Jika CR > 0,1, maka maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang. 14. Menyusun matriks baris antara alternatif versus kriteria yang isinya hasil perhitungan proses langkah 7, langkah 8 dan langkah 9. 15. Hasil akhirnya berupa prioritas global Struktur sebuah model AHP adalah model dari sebuah pohon terbalik.ada suatu tujuan tunggal di puncak pohon yang mewakili tujuan dari masalah pengambilan keputusan.seratus persen bobot keputusan ada di titik ini.tepat dibawah tujuan adalah titik daun yang menunjukkan kriteria, baik kualitatif maupun kuantitatif.bobot tujuan harus dibagi di antara titik-titik kriteria berdasarkan rating. Dalam proses mennetukan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteriakriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria berikut: 1. Lengkap Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian keputusan. 2. Operasional Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi. 3. Tidak berlebihan Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. 4. Minimum Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis. III. PEMBAHASAN Sebagai studi kasus, dilakukan pengumpulan data tentang nilai kepentingan faktorfaktor yang berpengaruh dalam hal melakukan pemilihan lokasi untuk mendirikan sebuah PTS di Jawa Barat.Data-data yang terkumpul tersebut diolah dengan metode AHP.Data tersebut kemudian diuji inconsistency ratio-nya (CR) yaitu data yang Crnya kurang dari 10% yang dianggap konsisten.untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dilakukan analisa sensitivitas terhadap prioritas pemilihan alternatif yang ada. Analisa sensitivitas ini kecenderungannya sehingga dapat

diketahui pengaruhnya terhadap prioritas pemilihan alternatif lokasi. Kriteria fisik yang ditetapkan Ditjen Dikti yang harus dipenuhi adalah: (1) Ketersedian luas lahan satu lokasi minimum 30 Ha (LH),(2) Jumlah Lulusan SMA,SMK, MA, minimum 2.000 orang (JL), (3) Pendapatan Ratarata masyarakat, minimum $ 1.500 per tahun (PR). Sedangkan kabupaten yang potensial adalah (1) Sumedang (SMD), (2) Kerawang (KRW) dan (3) Kabupaten Bekasi Barat (KBB). Fokus Lokasi PTS Luas lahan Jumlah lulusan Pendapatan Rata-rata Sumedang Kerawang Kabupaten Bekasi Barat Perbandingan antara alternatif : Gambar 2 Hirarki pemilihan lokasi PTS Tabel 2 Perbandingan Berpasangan Alternatif Fokus LH JL PR LH 1 1/2 1/3 JL 2 1 1/5 PR 3 5 1 Penyusunan Periority Vector untuk masing-masing kriteria : Tabel 3 Perbandingan Berpasangan Kriteria LH SMD KRW KBB SMD 1 1/3 1/2 KRW 3 1 2 KBB 2 1/2 1 JL SMD KRW KBB SMD 1 2 4

KRW 1/2 1 3 KBB 1/4 1/3 1 PR SMD KRW KBB SMD 1 4 5 KRW ¼ 1 3 KBB 1/5 1/3 1 Hasil yang diperoleh setelah input data adalah sebagai berikut: Tabel 4 Normalisasi Matriks Fokus LH JL PR total rerata LH 0.166667 0.076923 0.217374 0.460964 0.153655 JL 0.333333 0.153846 0.130438 0.617617 0.205872 PR 0.5 0.769231 0.652188 1.921419 0.640473 Total 1 Tabel 5 Resume Prioritas LH JL PR Prioritas SMD 0.025166 0.114701 0.425961 0.565827 KRW 0.082814 0.065928 0.148002 0.296745 KBB 0.045675 0.025243 0.06651 0.137429 Total 1 Berdasarkan analisis dengan metode AHP menunjukkan bahwa Lokasi Sumedang adalah pilihan terbaik.hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai prioritas yang paling tinggi. Untuk melihat konsistensi dalam alternative diperlihatkan sebagai berikut: Karena CR < 0,1 (0.08239 < 0.1) maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan adalah konsisten. Konsistensi pada kriteria juga akan diperlihatkan sebagai berikut: Kriteria Lahan

Kriteria Jumlah kelulusan Kriteria Pendapatan Rata-rata Tabel 6 Consistency Ratio Kriteria Consistency Ratio (CR) LH 0.00794 JL -0.39586 PR 0.07493 Nilai Cr yang diperoleh menunjukkan bahwa kriteria luas lahan (0.007939) dan kriteria pendapatan rata-rata(0.07493) kurang dari 0.1 maka nilai perbandingan yang diperoleh adalah konsisten. Karena kriteria yang diuji adalah konsisten maka kriteria luas lahan dan pendapatan rata-rata dapat diterima. IV. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi PTS adalah Kriteria Luas lahan dengan persentase 0,7% dan Kriteria Pendapatan rata-rata masyarakat dengan persentase sebesar 7,49 %. 2. Perhitungan prioritas didapatkan nilai tertinggi sebesar 0.566 yaitu pada lokasi Sumedang.

V. DAFTAR PUSTAKA Ademarfuahlubis.blogspot.com, 2013 Bambangwisanggeni.wordpress.co m, 2013 Sutarman, 2013, Materi kuliah ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS, Unpas