Samsul Arifin Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Jember, Jember

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mekanisme Pembekuan Darah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB I PENDAHULUAN. baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA meter di atas permukaan laut. Nanas berasal dari Brazil, Argentina

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

HEMOSTASIS SISTEM PEMBEKUAN DARAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

AKTIVITAS HEMOSTATIK EKSTRAK ETANOL DAUN ANDONG (Cordyline fruticosa [L.] A.Cheval) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

makalah pembekuan darah

MAKALAH HEMATOLOGI Percobaan Pembendungan (Rumple Leed Test)

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

ABSTRAK. EFEK JUS PAPRIKA (Capsicum annuum L. annuum) TERHADAP WAKTU PEMBEKUAN DARAH PRIA DEWASA NORMAL

HEMOSTASIS. Tri Setyawati Dept Of Biochemistry Tadulako University

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat 3.2 Bahan 3.3 Hewan Uji

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat berperan dalam metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman. utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

Tubuh manusia mempunyai kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. trauma, penyakit periodontal, impaksi dan kebutuhan perawatan. dipisahkan dari jaringan lunak yang mengelilinginya menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi. (Wirawan R, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keterkendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat kompleks,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, salah satunya adalah ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi merupakan prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat mungkin terjadi atau dapat dikatakan mengancam jiwa pasien. Pasien sakit

DWI ARIFIYANI PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN BELIMBING WULUH DAN JUS BUAH DAN BATANG NANAS TERHADAP PERILAKU MODEL TIKUS STROKE

BAB I PENDAHULUAN. vaskular. Penyakit ginjal kronik (PGK) menjadi masalah global didunia dengan

1. SEL DARAH : ERITROSIT, LEUKOSIT, TROMBOSIT 2. PLASMA DARAH : CAIRAN DARAH

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Wiwik Yulia Tristiningrum M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ENZIM DAN APLIKASI MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang putih diklasifikasikan sebagai berikut: : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pemberian sediaan poliherbal menurunkan tekanan darah tikus model

CONTOH SOAL BIOLOGI S2LC 2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Keadaan fisiologik menunjukan darah selalu berada

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL CABAI RAWIT

BAB III PEMBAHASAN. Dari 2 artikel tentang syok traumatik diatas membahas tentang syok traumatik yaitu syok

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

Transkripsi:

PKMI-2-12-1 AKTIVITAS FIBRINOLISIS JUS BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR ASAM TRANEKSAMAT Samsul Arifin Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Jember, Jember ABSTRAK Jus bawang putih dapat mencegah terjadinya trombosis pada kardiovaskuler. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap fibrinolisis digunakan tikus wistar betina yang diberi bawang putih dengan dosis 2,4 dan 6 g/kg BB dengan disertai pemberian asam traneksamat sebagai antiplasmin selama 7 hari lalu diukur lysis timenya. Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok 1 (diberi asam traneksamat saja), kelompok yang diberi jus bawang putih dapat meningkatkan aktivitas fibrinolisis secara signifikan pada dosis 2,4 dan 6 g/kg BB. Sehingga bawang putih dapat digunakan untuk mencegah terjadinya trombosis. Pengaruh ini mungkin melalui peningkatan tissue plasminogen activator (t-pa). Kata kunci: Bawang putih, trombosis, fibrinolisis, tissue plasminogen activator. PENDAHULUAN Asetil salisilat yang digunakan untuk mencegah infark miokard akut dan angina adalah bersifat hepatotoksik. 1 Lebih dan 90% pasien infark miokard akut transmural berkaitan dengan trombosis koroner. 2 Trombosis merupakan pembentukan massa bekuan darah (trombus) dalam sistem kardiovaskuler yang tidak terkendali. 3 Trombus terbentuk jika trombosit melekat pada permukaan yang abnormal seperti plak aterosklerosis atau endotelium yang rusak sehingga merangsang trombosit mensekresi adenosin difosfat dan tromboksan A 2 (TXA 2 ). Adenosin difosfat akan menginduksi trombosit untuk melekat ke trombosit lain (agregrasi). Tromboksan A 2 merupakan perangsang agregasi trombosit yang sangat kuat dan menyebabkan vasokonstriksi. Selain itu trombosit yang sudah diaktifkan akan mempercepat pembentukan trombin dan mengaktifkan faktor V dan faktor VII serta akhirnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin. 4 Bila trombus terbentuk tidak dipecah maka lumen arteri tersumbat dan bisa terjadi iskhemia jaringan. Trombus akan dicegah dan dihancurkan oleh sistem antikoagulan dan fibrinolitik tubuh. Diketahui pula bahwa ajoene, allicin dan polisulfid yang terdapat dalam bawang putih sangat efektif sebagai antitrombosis. Menurut Chutani dan Bordia dengan mengkonsumsi bawang putih mentah 0,5 gram/kg per hari, aktivitas fibrinolisis meningkat 72 % 6 jam setelah makan bawang putih dan 84,8 % pada hari ke-28. 5 Selain itu pemberian bawang putih 2 gram/kg selama 4 minggu yang dilakukan oleh Huey Chen et al 6 mampu menurunkan adenosin difosfat serta berdasarkan penelitian Banerjee et al, 7 ajoene dan polisulfid mampu menghambat pembentukan tromboksan Az, sehingga bawang putih dapat digunakan sebagai antitrombosis.dari uraian di atas akan dibuktikan peranan jus bawang putih terhadap peningkatan waktu lysis time pada tikus Wistar yang di papar asam traneksamat.

PKMI-2-12-2 Hemostasis Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putus atau robeknya pembuluh darah. 8 Ada empat fase pada hemostasis, yaitu:konstriksi pembuluh darah, pembentukan jendalan (agregrat) trombosit, pembentukan jala fibrin dan pelarutan parsial atau total jendalan hemostatik atau trombus oleh plasmin. Koagulasi Ada 2 lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan intrinsik dan lintasan ekstrinsik. Kedua lintasan ini menjadi satu dalam final common pathway, yang melibatkan aktivasi protrombin menjadi trombin dan proses pemecahan fibrinogen yang dikatalisasi oleh trombin untuk membentuk bekuan fibrin. Dalam lintasan akhir bersama (final common pathway), faktor Xa mengaktifkan protrombin (faktor II) menjadi trombin (faktor IIa) yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Selain itu trombin juga mengubah faktor XIII menjadi XIIIa sehingga bekuan fibrin lebih stabil. 8 Sistem Antikoagulasi Sistem koagulasi normalnya berada dalam keseimbangan dinamis. Plasmin yaitu protease serin yang bertanggung jawab atas proses penguraian fibrin dan fibrinogen. Plasmin berada dalam sirkulasi sebagai zimogen inaktif yaitu plasminogen. Plasmin dalam sirkulasi dihambat oleh antiplasmin 2. Jika terdapat luka pada vaskuler plasminogen akan terikat dengan fibrinogen dan fibrin. 8 Dalam bekuan plasminogen akan diaktifkan oleh aktivator plasminogen jaringan (t-pa) yang dihasilkan oleh endotel vaskuler. Sehingga plasmin akan menguraikan fibrinogen dan fibrin menjadi fibrinogen degradation product (FDP). 1,7,9 FDP sendiri mempunyai sifat antikoagulan dan dengan demikian dapat menghambat proses koagulasi yang berlebihan. 2 Selain menguraikan bekuan tubuh juga menghambat kerja trombin oleh antitrombin. Inhibitor trombin yang paling penting adalah antitrombin III yang memberikan kurang lebih 75 % dari aktivitas antitrombin. Antitrombin III juga menghambat faktor IXa, Xa, XIa dan XIIa. Aktivitas antitrombin III diperkuat heparin melalui peningkatan pengikatan antitrombin III pada trombin. 8 Sel endotel mensintesis prostasiklin (PGI 2 ) yang merupakan inhibitor kuat agregrasi trombosit dengan melawan kerja tromboksan A 2. Prostasiklin bekerja dengan merangsang aktivitas adenilil siklase dalam membran trombosit sehingga camp meningkat dan akan melawan peningkatan Ca 2+ intrasel. Selain itu endotel juga menghasilkan ADPase yang menghidrolisis adenosin difosfat dan aktivator plasminogen jaringan (t-pa). 8,9 Asam Traneksamat Obat ini mempunyai indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokaproat, tetapi 10 kali lebih poten dan efek sampingnya lebih ringan. 1 Asam aminokaproat yang analog asam traneksamat bersifat menghambat secara kompetitif aktivasi plasminogen dan menghambat plasmin. 1,10 Plasmin adalah protease serin yang terutama bertanggung jawab atas penguraian fibrin dan

PKMI-2-12-3 fibrinogen. 8 Penderita disseminated intravascular coagulation (DIC) merupakan kontraindikasi karena dapat menyebabkan pembentukan trombus yang mungkin bersifat fatal. 1 Bawang Putih (Allium sativum) Tanaman bawang putih diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu) Bangsa : Lililes Famili (Suku) : Liliaceae Genus (Marga) : Allium Spesies (Jenis) : Allium sativum Struktur morfologi bawang putih terdiri atas: akar, batang utama, batang semu, tangkai bunga yang pendek atau sekali tidak keluar, dan daun. Akar bawang putih terbentuk di pangkal bawah batang sebenimya (discus). Sistem perakaran tanaman ini menyebar ke segala arah. Di atas discus terbentuk batang semu yang dapat berubah bentuk dan fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan atau disebut "umbi". Umbi bawang putih terdiri atas beberapa bagian bawang putih yang disebut "siung". Siung-siung ini terbungkus oleh selaput tipis yang kuat, sehingga tampak dari luar seolah-olah umbi yang berukuran besar. Bawang putih merupakan tanaman herba yang tumbuh berumpun dan memiliki ketinggian sekitar 60 cm. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwama putih. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang). Tanaman yang bunganya berwama putih ini banyak ditanam diladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar. 11 Bawang Putih Meningkatkan Fibrinolisis dan Antiagregrasi Berdasarkan uji in vitro maupun in vivo, bawang putih memiliki aktivitas antitrombosis. Aktivitas ini meliputi penurunan konsentrasi fibrinogen serum dan peningkatan aktivitas fibrinolisis. 12 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak bawang putih dan bawang putih mentah secara akut dan kronik akan meningkatkan aktivitas fibrinolisis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chutani dan Bordia dengan mengkonsumsi bawang putih mentah 0,5 gram/kg, aktivitas fibrinolisis meningkat 72% 6 jam setelah makan bawang putih dan 84,8 % pada hari ke-28 5 dan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Legnani et al, menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fibrinolisis sebanding dengan peningkatan tissue plasminogen activator (t-pa) pada pemberian bawang putih (Allium sativum) dalam bentuk powder secara akut dan kronik. 7 Uji in vivo lainnya pemberian bawang putih mentah 2 gram/kg selama 4 minggu pada tikus dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan waktu perdarahan, meningkatkan camp dan prostasiklin. 6 Menurut Banerjee et al 7 ekstrak bawang putih segar efektif menurunkan sintesis tromboksan A2 baik pada uji in vitro maupun in vivo. Penelitian lain menunjukkan bahwa bawang putih dapat menghambat trombin untuk menginduksi trombosit sehingga mengakibatkan menurunnya sintesis tromboksan A 2. Oleh karena itu bawang

PKMI-2-12-4 putih dapat menurunkan agregrasi trombosit sehingga dapat mencegah terjadinya trombosis. Allicin dan Derivatnya 95 % total sulfur dalam bawang putih terkandung pada sistein sulfosida dan y-glutamilsistein. Selanjutnya sebagian Y-glutamilsistein ini akan diubah menjadi sistein sulfosida juga. Sistein sulfosida sebagian besar terdiri dari alliin. Sistein sulfosida oleh enzim alliinase akan diubah menjadi senyawa-senyawa thiosulfonat diantaranya allicin, allil metan thiosulfonat. Di air senyawa-senyawa thiosulfonat secara spontan akan bembah menjadi senyawa sulfid diantaranya adalah diallil trisulfid, diallil disulfid, allil metil trisulfid dan allil metil disulfid. 13 Allicin yang terdapat dalam bawang putih adalah salah satu inhibitor kuat release dan antiagregrasi trombosit melalui inhibisi sintesis tromboksan A 2, hambatan aktivasi fosfolipase membran dan mobilisasi kalsium ke intraseluler. 12 Menurut G. Siegal et al allicin dapat menyebabkan hiperpolarisasi membran melalui pembukaan kanal ion K + yang selanjutnya akan menutup kanal Ca 2+ sehingga Ca 2+ intraseluler menurun dan mengakibatkan agregrasi trombosit menurun. 13 Diallil disulfid dan diallil trisulfid secara in vivo mampu menghambat secara aktif pembentukkan trombus pada stenosis arteri koronaria dan diduga polisulfid mampu menghambat sintesis.tromboksan A 2. 7 Hal ini didukung oleh hasil penelitian Belman S et al 15 yang menunjukkan bahwa diallil trisulfida, allil metil trisulfid dan diallil disulfid adalah inhibitor kompetitif dari enzim lipooksigenase dari soybean. Metil allil trisulfid (MATS) yang berasal dari degradasi allicin mampu secara efektif mengurangi kecenderungan penggumpalan trombosit. Hal ini didukung dengan penelitian 3 orang dan Nippon University School of Medicine yang menunjukkan bahwa efek dari diallil disulfid adalah sepersepuluh kali dari efek metil allil trisulfid. 5 Dengan memngkatnya kasus tromboemboli yang dapat menyebabkan gangguan pada kardiovaskuler seperti angina pektoris, ischemic attacks infark miokard dan lain lain yang merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Untuk itu maka pada penelitian ini secara umum bertujuan untuk mencari obat altematif dan mengembangkan obat yang potent, murah, aman dan mudah didapatkan terutama yang berasal dari tanaman, salah satu diantaranya adalah bawang putih, sehingga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya gangguan kardiovaskuler akibat tromboemboli. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa jus bawang putih dapat meningkatkan aktivitas fibrinolisis pada tikus yang dipapar asam traneksanat. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Gigi Unaversitas Jember dari tanggal 10 Juli 2004 sampai 16 Juli 2004.

PKMI-2-12-5 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah jus bawang putih dan asam traneksamat. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah: kandang tikus, tempat makanan dan minuman, timbangan, sonde, spuit, tabung, inkubator dan stopwatch. Pada penelitian digunakan tikus putih betina strain Wistar dengan berat badan 150-250 g berumur 3-4 bulan yang diperoleh dari PUSVETMA Surabaya, yang mengalami penyesuaian dan dipelihara dengan cara yang sama. Pembuatan Jus Bawang Putih Bawang putih yang telah dikupas diblender dengan kecepatan tinggi selama 10 menit. Jus bawang putih yang telah diperoleh digunakan untuk penelitian. Uji Aktivitas Fibrinolisis Tikus sebanyak 40 ekor dibagi secara acak dalam lima kelompok perlakuan masing-masing kelompok terdiri 8 ekor tikus putih. Jus bawang putih diberikan secara oral dengan menggunakan sonde sehari sekali selama 7 hari. Perincian mengenai perlakuan terhadap masing-masing kelompok adalah sebagai berikut: Kelompok kontrol: Kelompok kontrol: diinjeksi asam traneksamat 50 mg/kg. Kelompok Perlakuan Kelompok 2 : diinjeksi asam traneksamat 50 mg/kg dan jus bawang putih 2 g/kg Kelompok 3 : diinjeksi asam traneksamat 50 mg/kg dan jus bawang putih 4 g/kg Kelompok 4 : diinjeksi asam traneksamat 50 g/kg dan jus bawang putih 6 g/kg Kelompok Pembanding Kelompok 1 : aquadest 1 cc Setelah 7 hari, binatang percobaan dianestesi dengan eter dan diambil darahnya secara langsung melalui jantung (Cardiac puncture) sebanyak 2 ml. Darah yang diambil kemudian dimasukkan dalam tabung dan dibiarkan sampai terbentuk bekuan. Lysis time diukur mulai dari saat bekuan terbentuk sampai saat mulai terjadinya lisis dari bekuan. 16 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Anova. Apabila pada hasil perlakuan yang diberikan terdapat perbedaaan yang bermakna maka dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD dengan taraf 5 %. 17

PKMI-2-12-6 Kerangka Konseptual Penelitian Pengambilan darah dari jantung menyebabkan dilepaskannya tromboplastin jaringan. Selanjutnya tromboplastin jaringan akan mengaktifkan faktor VII menjadi faktor Vila. Sedangkan kaca tabling mengaktifkan faktor XII menjadi faktor XIIa. Selanjutnya faktor XIIa akan mengaktifkan faktor XI menjadi faktor XIa dan juga faktor XIa akan mengaktifkan faktor IX menjadi faktor IXa. Faktor IXa bersama dengan faktor Va, Vila, Villa dan Ca 24+ akan mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa. Aktifnya faktor Xa akan menyebabkan pengaktifan protrombin menjadi trombin yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Asam traneksamat secara tidak langsung meningkatkan bekuan darah dengan menghambat kerja plasmin secara kompetitif. Akibatnya adalah meningkatnya fibrin dalam darah. Selain mampu mencegah peningkatan agregrasi trombosit, bawang putih juga dapat meningkatkan aktivitas fibrinolisis baik pada pemberian secara akut maupun kronik. Pemberian bawang putih dalam bentuk powder dapat meningkatkan aktivitas fibrinolisis yang sebanding dengan peningkatan aktivitas tissue plasminogen activator. Bila terjadi peningkatan fibrin akibat paparan asam traneksamat, maka yang muncul adalah peningkatan lamanya waktu fibrinolisis. Lamanya waktu fibrinolisis ini dapat diukur dengan pemeriksaan lysis time. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kelompok tikus betina yang diinjeksi asam traneksamat dan diberi jus bawang-putih dapat meningkatkan aktivitas fibrinolisis. Dari tabel 3.1. dengan menggunakan uji anovaterlihat bahwa p=0,000, hal ini berarti terdapat perbedaan lysis lime yang signifikan antar kelompok-kelompok perlakuan (p < 0,05) Tabel 3.1. Tabel Hasil Uji Anova Variabel Tergantung F Sig Lysis Time 494,106,000 Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang nyata antar kelompok maka dilakukan uji lanjutan Tukey-HSD. Pada kelompok yang di beri asam traneksamat saja (kelompok satu), menunjukkan adanya peningkatan waktu lisis bekuan dan pada uji lanjutan Tukey-HSD terdapat perbedaan yang nyata dengan kelompok kontrol dan juga dengan kelompok jus bawang putih dosis 2,4 dan 6 gram/kg pada p < 0,05. Sedangkan pada kelompok perlakuan yang diberi jus bawang putih dosis 2,4 dan 6 gram/kg memperlihatkan perbedaan yang sangat nyata dengan semua kelompok percobaan.

PKMI-2-12-7 Tabel 3.2 Tabel hasil uii statistik Kelompok N Mean + Standar Deviasi Kontrol 6 1820,00+63,77* Satu 8 1932,50 ±17,45 b* Dua 6 1603,33+38,94* Tiga 5 1378,00+30,33* Empat 5 1095,00+3,87 a* Keterangan : N = Jumlah sampel Satuan lysis time = menit a = nilai terendah b = nilai tertinggi * = berbeda signifikan terhadap kontrol Berdasarkan data penelitian di atas, menunjukkan bahwa asam traneksamat pada tikus dapat menghambat fibrinolisis, hal ini disebabkan karena asam traneksamat dapat menghambat secara kompetitif aktivasi plasminogen dan menghambat kerja plasmin. 1,10 Plasmin adalah protease serin yang terutama bertanggungjawab atas penguraian fibrin dan fibrinogen, 8 sehingga jika jumlah plasmin berkurang maka fibrinolisis akan terhambat. Kemampuan jus bawang putih dalam meningkatkan aktivitas fibrinolisis pada tikus wistar yang dipapar inhibitor plasmin yaitu asam traneksamat dimungkinkan karena kandungan senyawa dalam bawang putih dapat meningkatkan aktivasi plasminogen dan aktivitas dari plasmin. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Legnani et al, yang menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fibrinolisis sebanding dengan peningkatan tissue plasminogen activator (t-pa) pada pemberian bawang putih dalam bentuk powder. 7 Plasmin yang meningkat selain menguraikan fibrin, juga akan menguraikan fibrinogen sehingga fibrinogen akan menurun jumlahnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harenberg et al 17 bahwa bawang putih mampu menurunkan fibrinogen secara signifikan sebesar 10%. Tissue plasminogen activator merupakan suatu protease yang dihasilkan oleh endotel vaskuler oleh karena itu dimungkinkan senyawa - senyawa yang terdapat dalam jus bawang putih seperti allicin dan turunannya mempengaruhi endotel vaskuler untuk mengeluarkan tissue plus ninogen activulor (t-pa) 8.Adanya pengaruh bawang putih terhadap endotel vaskuler ini juga didukung oleh hasil penelitian bahwa bawang putih dapat memodulasi produksi dan fungsi Endotelium Derived Relaxing Factor (EDRF). Dan ada dugaan senyawa yang mempengaruhi endotel vaskuler itu adalah allicin, oleh karena allicin dapat meningkatkan sintesis nitrit oksid (NO) oleh endotel vaskuler. 7 Pada tabel 3.2 dapat dideskripsikan bahwa dosis jus bawang putih pada kelompok dua, tiga dan empat akan menyebabkan perbedaan hasil lysis time yang berbeda secara bermakna. Sedangkan pada kurva dosis respon menunjukkan bahwa dosis bawang putih sebesar (5 gram/kg memberikan potensi atau respon yang paling besar terhadap peningkatan aktivitas fibrinolisis jika dibandingkan

PKMI-2-12-8 dengan dosis 2 dan 4 gram/kg. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis bawang putih yang diberikan maka aktivitas fibrinolisisnyajuga akan meningkat. Peningkatan aktivitas fibrinolisis ini mungkin karena pada dosis yang semakin besar maka jumlah tissue plasminogen activator (t-pa) semakin besar dan selanjutnya aktivitas plasmin juga meningkat sehingga aktivitas fibrinolisis akan meningkat. 2000 Lysis Time (menit) 1500 1000 500 0 21 24 63 Series2 Series1 Dosis Perlakuan (gram/kg BB) Gambar 3.1 Kurva dosis - respon pada kelompok yang diberi jus bawang putih KESIMPULAN - Jus Bawang putih berperan sebagai antitrombosis dengan meningkatkan fibrinolisis pada tikus yang dipapar asam traneksamat. - Jus bawang putih dengan dosis 2,4 dan 6 g/kg adalah dosis yang secara signifikan atau berpotensi meningkatkan aktivitas fibrinolisis pada tikus yang dipapar asam traneksamat. - Bawang putih mungkin dapat meningkatkan tissue plasminogen activator pada tikus yang dipapar asam traneksamat. DAFTAR PUSTAKA 1. Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Antikoagulan, antitrombosis, trombolitik dan hemostatik. Farmakologi dan terapi, 51 (4): 755-61. 2. Suyono, S, Sarwono, W dan Leurenttius L. 2001. Hematologi. Ilmu penyakit dalam.5(3) : 577-78. 3. Robbins SL dan Vijay Kumar. 1997. Gangguan cairan dan hemodinamik. Buku ajar patologi I. 3(4): 66-78. 4. Stamler, Kaplan. 1991. Pencegahan penyakit jantung : 148-51 5. Roser, David. 2000. Bawang putih untuk kesehatan : 52-60. 6. Huey Chen J, Hsiun-ing Chen, Shun -Jen Tsay and Chauying JJ. Chronic consumption of raw but not boiled welsh onion juice inhibit rat platelet.- function. [Serial on line] 2000. Available from http://www. nutrition, org 7. Banerjee. SK, Maulik SK, Effec of garlie on cardiovascular disorder; a review [Serial on line] 2002. Available from http://www. gordonresearch.com

PKMI-2-12-9 8. Murray, RK, Daryl KG, Peter AM dan Victor. 1999. Protein plasma imunoglobin dan pembekuan darah. Biokimia Harper. 59 (24): 743-53. 9. Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran: 579-88. 10. Katzung, B G. 2001. Farmakologi dasar dan klinik.541 11. Rukmana R. Budidaya bawang putih : 18-31. 12. Carol, AN. 1996. Garlic.Herbal medicine : 129-33. 13. The Phytochemistry of herbs. Available from http:// www. Garlic advanced, com 14. Siegal, G. et al. Changes in vascular tone and calcium metabolisme. Available ' from http:// www.mistral.co.uk. 15. Belman S, Solomon J, Block E and Barany G. Inhibition of soybean lipoxygenase and mouse skin tumor promotion by onion and garlic components, [serial on line] 1989. Available from http:// www.pubmed. com 16. Eveline, Jane, Hamot, Rini, R dan Irine EM. 2002. Clot retraction. Petunjuk praktikum patologi klinik 14 (1): 52-53. 17. Harenberg, Giese C and Zimmermann R. Effec of dried garlic on blood coagulation, fibrinolysis, platelet aggregation and serum cholesterol levels in patients with hyperlipoproteinemia. [Serial on line] 1988.Available from http:// www.pubmed. com 18. Santoso, Singgih. 2003. One way Anova. SPSS versi 10:261.

PKMI-2-12-9