BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur sosial merupakan suatu susunan dan pola yang telah mengintenalisasi dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu untuk mengamati hakekat tentang struktur sosial diperlukan pengamatan pada aktivitas sehari-hari masyarakat tersebut tak terkecuali struktur sosial masyarakat pedesaan yang dilihat dari aspek, kepemilikan jumlah hewan ternak, rata rata penghasilan peternak, status dan peranan peternak untuk desa tersebut, produktivitas susu yang dihasilkan, lembaga sosial yang digunakan untuk memenenuhi kebutuhan. Struktur sosial dipedesaan menyangkut pola hubungan sosialnya, interaksi yang terjalin secara intens dan menciptakan interdependensi yang berlangsung secara terus menerus dan akan membentuk sebuah pola yang terorganisir serta fungsi dan peranan yang ada di struktur sosial pedesaan. Pada dasarnya struktur sosial itu terbagi menjadi dua: yaitu, struktur sosial statis yang menyangkut bagaimana masyarakat tersebut terbentuk secara vertikal dan horizontal, vertikal terbagi menjadi: stratifikasi sosial (kepemilikan tanah, kepemilikanhewan ternak, kesalehan beragama, barang). Sedangkan horizontal berbentuk kelompok-kelompok sosial tertentu (kelompok ternak), comunity of feeling. Struktur sosial dinamis yaitu pola hubungan yang terorganisir (pattern). Pada umumnya struktur sosial di pedesaan adalah struktur sosial yang bersifat sederhana karena dilihat dari mata pencahariannya yang mayoritas sama atau seragam, aktivitas pedesaannya (localite activities) yang hanya terbatas pada persoalan bagaimana cara mempertahankan hidup dan mencapai kebutuhan subsitennya dan mereka tidak ingin mengambil resiko yang lebih besar dalam hal kebutuhan subsistennya. Satu hal yang harus digarisbawahi bahwa dalam melihat struktur sosial tidak bisa dengan kasat mata karena struktur sosial adalah suatu Kelompok 7 Desa Wiyurejo 1
realitas yang tidak nampak namun eksistensi fungsinya diakui dan telah menjadi pola dalam kehidupan sosial masyarakat desa. Dari hasil observasi sementara di lapangan, mayoritas penduduk desa Wiyurejo bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah, mereka merawat sapi milik mereka sendiri atau keluarga yang diwariskan secara turun-menurun, kemudian sapi tersebut menghasilkan susu yang dijual ke KSSP (Koperasi Susu SAE Pujon). Karena mayoritas adalah peternak maka struktur sosial di desa Wiyurejo banyak dipengaruhi oleh kegiatan atau aktivitas sehari-hari peternak. Oleh karena itu kami ingin mengetahui sejauh apa dinamika struktur sosial itu terbentuk dengan melibatkan peran peternak sebagai komponen pendukung yang utama. Dalam kajian ini, kami akan membahas tentang dinamika bagaimana struktur sosial yang terbentuk pada kalangan peternak di desa Wiyurejo kecamatan Pujon - Malang. Dimana dalam pembentukan struktur sosial secara teoritis ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya struktur sosial tersebut. Antara lain : status dan peran, stratifikasi sosial, jumlah kepemilikan hewan ternak, lembaga sosial, hubungan sosial dan norma yang menjadi landasan dalam proses berinteraksi. Menurut kami permasalahan terbentuk dan perubahan struktur sosial ini menarik untuk dikaji dikarenakan untuk melihat hal tersebut tidak dapat dikaji dari satu sudut pandang atau satu indikator, melainkan harus dilihat dari beberapa indikator yang relevan. Dalam melihat struktur sosial di kalangan peternak apakah sama halnya dengan struktur sosial yang ada pada kalangan petani, karena struktur sosial petani didasarkan pada kepemilikan lahan baik yang produktif maupun yang belum produktif. Kami ingin melihat struktur sosial peternak apakah sama dengan struktur sosial petani atau tidak, bisa saja kepemilikan hewan ternak menjadi suatu faktor yang mendukung dalam menciptakan struktur sosial desa Wiyurejo ataukah ada indikator atau faktor lain yang juga mendukung terbentuknya struktur sosial peternak Kelompok 7 Desa Wiyurejo 2
yang belum ketahui, Karena untuk melihat suatu struktur sosial tidak bisa dengan satu dimensi, kita harus mengetahui unsur apa saja yang menjadi landasan dalam pembentukan struktur sosial pada peternak desa wiyurejo baru setelah itu kita dapat menjawab pertanyaan bagaimana bentuk struktur sosial yang ada dan berkembang. Dalam proses pembentukan struktur sosial tidak hanya dipengaruhi satu asumsi saja melainkan kita harus melihat asumsi lain yang dijadikan landasan untuk membentuk struktur sosial itu sendiri. Contohnya: struktur sosial terbentuk berdasarkan kepemilikan hewan ternak. Namun sebelum kita menyetujui asumsi diatas kita terlebih dahulu melihat aspek lain yang juga mendukung terbentuknya struktur sosial pada.peternak desa Wiyurejo. Seperti: aspek penghasilan perbulan, bisa saja dalam pembentukan struktur aspek penghasilan perbulan peternak juga menjadi salah satu indikator. Kami memiliki asumsi lain dalam melihat struktur sosial di pedesaan, seperti: hasil perahan susu yang dihasilkan, omzet atau penghasilan yang didapat, status sosial ekonomi peternak serta peranan peternak dalam membentuk suatu struktur sosial di pedesaan. Di desa Wiyurejo kami ingin menggambarkan tentang struktur sosial secara empiris apakah pada kenyataannya, struktur sosial yang berkembang disana sama dengan asumsi teoritis yang menjelaskan tentang konseptualisasi struktur sosial yang mana didalamnya banyak dipengaruhi oleh dimensi-dimensi lain yang menganggap bahwa terdapat fungsi dari struktur sosial yang akhirnya akan menentukan bagaimana proses kehidupan masyarakat disuatu komunitas tertentu. Ketertarikan kami terhadap permasalahan ini karena peternakan merupakan aktivitas kunci dalam mengkaji struktur social di desa Wiyurejo, kami juga memiliki beberapa permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian ini, antara lain factor yang menjadi dasar pembentukan struktur social? Apakah dalam pembentukan struktur social di desa wiyurejo terdapat banyak dimensi sebagai factor pembentuknya, kami ingin menjelaskan apakah memang benar bahwa hewan ternak itu mempengaruhi struktur social kehidupan desa Wiyurejo, apakah posisi dalam Kelompok 7 Desa Wiyurejo 3
struktur social itu memang benar adanya diisi oleh orang yang sangat memiliki peranan penting dalam desa Wiyurejo, apakah ada symbol lain yang menjadi dasar pembentukan struktur social dan bagaimana implikasi pada struktur social desa Wiyurejo. Peternak juga lah yang nantinya menjadi tolak ukur mengenai bentuk struktur social di desa wiyurejo tentunya dengan data-data pendukung melalui kuesioner, apakah memang benar asumsi secara teoritis bahwa struktur social pedesaan masih bersifat sederhana dan sulit terjadi perubahan di dalam unsur-unsurnya, mengingat hakikat struktur social adalah pola yang terorganisir dan merupakan hasil pembentukan masyarakat melalui aktivitas sehari-harinya. Dari pengamatan yang dilakukan masyarakat desa wiyurejo memang memiliki tingkat keseragaman dalam hal aktivitasnya sehingga hal ini juga akan mempengaruhi indicator-indikator lain dalam kehidupan masyarakat pedesaan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo? 2. Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo? 3. Siapa saja yang di anggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah? 4. Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi dasar pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo? 5. Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa Wiyurejo? Kelompok 7 Desa Wiyurejo 4
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dinamika struktur sosial di desa Wiyurejo dalam hal pembentukan struktur sosial. 2. Untuk mengetahui apakah ada keterkaitan dari kepemilikan hewan ternak terhadap struktur sosial di desa Wiyurejo. 3. Untuk mengetahui siapa saja yang menempati posisi stuktur sosial pada lapisan atas dan bawah. 4. Untuk mengetahui apakah ada symbol lain yang digunakan sebagai penentu posisi dalam struktur sosial. 5. Untuk mengetahui apakah ada implikasi (pengaruh dan dampak) yang ditimbulkan dalam stuktur sosial tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara akademis adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan lapangan mata kuliah Sosiologi Pedesaan pada jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011/2012. 2. Melatih kepekaan untuk melihat fenomena sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat pedesaan. 3. Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa dalam proses analisis dan identifikasi dinamika struktur sosial pada masyarakat pedesaan. 4. Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk lebih memahami realitas sosial dan gejala sosial yang ada di Pedesaan. Kelompok 7 Desa Wiyurejo 5
1.5 Landasan Teori Struktur sosial adalah susunan bagaimana masyarakat itu terbentuk dalam suatu susunan baik secara vertikal maupun horizontal, selain itu struktur sosial dapat dilihat dari aktivitas masyarakatnya sehari-hari dalam suatu komunitas. Begitu pula dengan struktur sosial di pedesaan yang pada umumnya aktivitas penduduknya adalah homogen, mulai dari mata pencaharian, hubungan sosial yang masih bersifat intens dan stratifikasi sosial yang berdasarkan kepemilikan lahan atau kepemilikan hewan ternak. Dalam struktur sosial pedesaan secara umum adalah struktur sosial yang sederhana dengan tingkat kompleksitasnya masih rendah bukan hanya persoalan struktur yang sederhana namun pada struktur sosial pedesaan terdapat pola hubungan sosial dalam hubungan produksi antar kalangan peternak yang pada akhirnya pola hubungan tersebut akan membentuk suatu aktivitas lokal dan menjadi karakteristik tersendiri dari sebuah struktur sosial masyarakat. Pada struktur sosial pedesaan, pola hubungan sosialnya seperti yang dijelaskan diatas terbentuk karena intensitas interaksi pada masyarakat yang terjalin secara intens di kalangan peternak dan bentuk pertemuan yang dilakukan peternak sebagai sarana untuk bertukar pengalaman di kalangan peternak. Begitupula pada stratifikasi sosial di pedesaan terdapat suatu tingkatan yang menentukan status sosial ekonomi orang tersebut, peranan orang tersebut dalam kehidupan pedesaan serta kepemilikan hewan ternak yang menjadi tolak ukur dalam menentukan kedudukan seseorang dalam kehidupan masyarakat. dari uraian diatas, dapat diketahui keterkaitan antara pembentukan struktur sosial dengan teori dari James C Scoots, dalam teori tersebut dijelaskan bahwa pembentukan struktur sosial di kalangan petani ditentukan oleh kepemilikan lahan. Oleh karena itu dari landasan teori ini kami ingin melihat tentang dinamika struktur sosial di kalangan peternak apakah sama halnya dengan pembentukan struktur sosial di kalangan petani seperti yang dijelaskan oleh James. C Scoot. Kelompok 7 Desa Wiyurejo 6
1.6 Metode dan Prosedur Penelitian Pendekatan Kuantitatif : Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode kuantitatif yaitu pendekatan yang berhubungan dengan angka-angka statistik dan yang dalam pengolahan datanya mengunakan skoring, indeks, tabel frekuensi dan tabel silang. Pada penelitian kuntitatif kami akan mencari pola-pola umum yang berkaitan dengan desa yang menjadi lokasi penelitian kami dan melakukan analisis untuk menyimpulkan data yang telah kami olah untuk menemukan keseragaman dalam setting penelitian kami dan hal ini dilakukan agar kami dapat menarik suatu generalisasi empiris. Instrument Penelitian Kuantitatif Kami menggunakan teknik pengumpulan data yang baku dan terstandart, pendekatan tersebut menggunakan kuisioner sebagai instrument untuk menjawab research question. Kuisioner tersebut membantu dan mempermudah peneliti untuk mewawancarai setiap sample yang kami jadikan sebagai responden. Setiap kuisioner memiliki pertanyaan dalam bentuk pertanyaan tertutup dan setengah terbuka terdapat pertanyaan-pertanyaan yang diberi opsi jawaban berkode (coding) yang berupa skor untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis dan mengidentifikasi hasil wawancara Dalam teknik pengumpulan data, kami menggunkan teknik pengambilan sample dengan stratified random sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan menggunakan tingkatan dalam pengambilan respondennya. Populasi yang kami gunakan adalah dari organisasi peternak yang dikenal dengan Pos dusun Kalangan, jumlah populasinya adalah 644 Peternak, dalam daftar anggota Pos desa kalangan kami akan mengambil sample dengan kriteria yaitu: peternak kaya, peternak menengah dan peternak miskin dan kerangka samplingnya adalah 50 orang sebagai responden utama dan sebagai responden cadangan adalah 10 orang. Kelompok 7 Desa Wiyurejo 7
Setiap variabel akan dihitung jumlah skor dan kemudian di input ke dalam program office Microsoft Excel, untuk mencari skor maksimal yang kita peroleh dari data di lapangan, kemudian data tersebut digunakan untuk tabel frekuensi dan tabel silang untuk menganalisis data yang diperoleh sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan tentang dinamika struktur sosial masyarakat peternak di desa Wiyurejo. Disamping itu, kami juga akan menentukan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam proses pembentukan dan perubahan struktur sosial peternak desa Wiyurejo. Dalam instrument penelitian kuantitatif kami menggunakan beberapa variabel, antara lain: 1. Identitas responden, yang diukur dari: a. usia responden b. pendidikan terakhir c. jumlah anggota keluarga 2. Status sosial ekonomi peternak, yang diukur dari: a. status kepemilikan hewan ternak b. produktivitas susu yang dihasilkan c. pendapatan rata-rata responden d. pengeluaran rata-rata responden e. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas susu f. keadaan ekonomi peternak g. jumlah kepemilikan hewan ternak h. kepemilikan barang-barang berharga 3. Tingkat stratifikasi sosial, yang diukur dari: a. kepemilikan hewan ternak yang produktif dan tidak produktif b. faktor-faktor yang menjadi penentu kekayaan di desa wiyurejo c. orang atau kelompok yang paling berpengaruh terhadap kegiatan peternakan dan kegiatan lainnya di desa Wiyurejo Kelompok 7 Desa Wiyurejo 8
4. Jenis lembaga sosial, diukur dari: a. lembaga sosial yang ada didesa Wiyurejo b. intensitas kegiatan yang dilakukan lembaga sosial c. keikutsertaan masyarakat desa wiyurejo d. pengaruh KSSP terhadap kehidupan masyarakat e. fasilitas yang diberikan KSSP terhadap peternak 5. Bentuk hubungan sosial, diukur dari: a. bantuan yang diberikan kepada sesama peternak b. pertukaran informasi sesama peternak c. hubungan sosial antara pemilik hewan ternak dengan penggarap hewan ternak d. hubungan sosial peternak dengan KSSP 6. Norma dan tradisi, diukur dari: a. tradisi yang berkaitan dengan hewan ternak b. tradisi yang berkaitan dengan kegiatan desa wiyurejo c. tradisi yang berkaitan dengan life cyle manusia Tipe Penelitian Tipe penelitian yang kami gunakan untuk dalam penelitian tentang struktur sosial adalah deskriptif, karena kami disini menggambarkan bentuk struktur sosial yang ada dan menjelaskan fungsi dari struktur sosial didalamnya, karena dengan mengambarkan bentuk dari struktur sosial kita mengetahui bagaimana aktivitas masyarakat pedesaan secara menyeluruh dan utuh. 1.7 Lokasi Penelitian Penelitian kami akan diselenggaraan pada: Hari : Kamis - Minggu Tanggal : 1-4 Desember 2011 Lokasi : Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kelompok 7 Desa Wiyurejo 9
1.8 Sumber Data Terdapat dua macam sumber data yang digunakan, antara lain : 1. Data primer Data tersebut bersumber dari responden yang kami wawancarai. Dikarenakan jumlah penduduk Desa Wiyurejo yang padat, maka tidak memungkinkan apabila sample diambil secara keseluruhan. Maka dari itu, kami hanya menggunakan 50 orang saja sebagai sample di dalam penelitian kami.di dalam penelitian kali ini kelompok kami menggunakan metode pengumpulan data secara stratified random sampling. Responden yang kita ambil merupakan penduduk di Desa Wiyurejo yang tergolong dalam masyarakat peternak dengan matapencaharian sebagai peternak sapi perah. Untuk mengetahui masyarakat yang bermata pencaharian sebagai peternak, kelompok kami menggunakan daftar warga yang tergabung dalam anggota kelompok peternak. 2. Data sekunder Data ini diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti, kantor kelurahan dimana kami mendapatkan data monografi desa, profil desa dan data kelompok ternak dusun Kalangan, dan lain sebagainya guna membantu memudahkan kami dalam melakukan penelitian ini. 1.9 Metode Pengumpulan Data Di dalam pengumpulan data primer dan sekunder, kami menggunakan beberapa metode, antara lain : - Observasi lapangan Observasi dilakukan untuk mengamati segala macam fenomena sosial yang muncul. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan konsep, karena dari hasil observasi akan diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu fenomena. Kelompok kami telah melakukan observasi lapangan di desa Wiyurejo untuk menentukan tema yang yang akan kami angkat dalam penelitian ini dan mengambil Kelompok 7 Desa Wiyurejo 10
data-data yang diperlukan yang relevan dengan penelitian yang kami lakukan. Dalam observasi lapangan kelompok kami mneggunakan instrument check list untuk mengetahui aktivitas sehari-hari peternak - Wawancara langsung yang terstruktur Kami menggunakan metode ini dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Di dalam kuesioner terdapat daftar pertanyaan yang terstruktur dengan alternatif jawaban yang telah tersedia dalam bentuk pertanyaan yang tertutup dan setengah terbuka. Hal ini bertujuan untuk membatasi jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan penelitian. Sehingga dapat memudahkan input data, pengolahan data, dan analisis data hingga penyusunan laporan penelitian. - Wawancara mendalam (indepth interview) Untuk keperluan data kualitatif, maka diperlukan teknik wawancara mendalam. Biasanya di dalam metode ini, digunakan instrumen penelitian berupa interview guide dan pedoman wawancara untuk indepth interview. Di dalamnya berisi pedoman atau daftar pertanyaan yang sifatnya terbuka, sehingga dapat diperoleh jawaban yang lebih luas serta mendalam untuk mengetahui keadaan struktur sosial di desawiyurejo berkaitan dengan masyarakat peternak dan dalam guide interview kita akan menanyakan kondisi struktur sosial dengan lebih mendalam sehingga kita dapat mengetahui pola-pola umum yang ada di desa Wiyurejo terkait dengan struktur sosial. Selain pedoman wawancara, dalam penelitian ini kami juga akan menggunakan pedoman indepth interview untuk menyusun daftar pertanyaan guna melakukan probing (menggali informasi) tentang dinamika struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo, untuk mendukung data yang kami dapat dilapangan informan indepth interview kami pilih dengan sengaja sebanyak 11 Orang. Antara lain: 1. Peternak kaya: dalam hal ini kami dapat mengetahui bagaimana peternak kaya merawat hewan ternaknya dan keadaaan ekonominya, penggunaan tenaga kerja lain dalam proses produksi, hubungan sosial dengan sesama peternak. Kelompok 7 Desa Wiyurejo 11
2. Peternak miskin: dalam hal ini kami dapat mengetahui bagaimana peternak mengelola sapinya meskipun sapi yang dimiliki sedikit dan apa suka duka hidup dalam keterbatasan 3. Peternak menengah: dalam hal ini kami dapat mengetahui kondisi ekonomi dan bagaimana memanfaatkan hewan ternak yang dimiliki baik yang produktif dan tidak produktif, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produktifitas susu. 4. Ketua komunitas peternak dusun kalangan (pos 6): dalam hal ini kami dapat mengetahui bagaimana peranan organisasi peternak dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejhteraan sosial ekonomi peternak di desa Wiyurejo. 5. Pengepul atau tengkulak: dalam hal ini kami dapat keberadaan tengkulak dalam kehidupan peternak, apakah peternak merasa terbantu dengan kehadiran mereka atau mereka justru malah terganggu dengan kehadiran tengkulak di tengah kehidupan masyarakat. 6. Pejabat Desa: dalam hal ini kami dapat mengetahui kondisi desa Wiyurejo, keadaan sosial ekonomi, peran struktur organisasi kelurahan terhadap kehidupan masyarakat, permasalahan yang dihadapi oleh perangkat desa dalam urusan dengan kehidupan masyarakat 7. Penyuluh Ternak : dalam hal ini kami dapat mengetahui tentang aktivitas apa saja yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak, mengapa sapi harus diberikan vaksin dan vitamin, dan cara apa yang harus dilakukan agar susu yang dihasilkan peternak memiliki kualitas susu yang baik. 8. Petugas pos 6, Dusun Kalangan: dalam hal ini kami dapat mengetahui tentang bagaimana prosedur penyerahan susu yang dilakukan oleh peternak, bagaimana peternak melakukan seleksi terhadap susu yang dihasilkan peternak supaya susu yang disetor berkualitas, kriteria susu yang berkualitas dan sistem pembayaran hasil setor susu Kelompok 7 Desa Wiyurejo 12
9. Kyai: dalam hal ini kami dapat mengetahui tentang pengaruh kyai terhadap kehidupan sosial peternak, serta apa peranan terpenting mengapa kyai menjadi panutan. 10. Pencari Rumput: dalam hal ini kami dapat mengetahui bagaimana pekerjaan informan sebagai pencari rumput, suka duka dan mengapa informan memilih pekerjaan tersebut. 11. Organisasi PKK : dalam hal ini kami dapat mengetahui bagaimana peranan lembaga sosial ini dalam pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo. - Dokumentasi Untuk memperoleh gambaran tentang keadaan desa secara fisik ataupun keadaan sosial yang ada dengan menggunakan kamera digital dan dalam bentuk video yang nanti rencananya akan kami buat untuk menunjukkan gambaran umum tentang desa kami dengan foto-foto yang mendukung aktivitas penelitian kita. Teknik dokumentasi dengan menggunakan kamera digital dan merupakan bagian dari observasi lapangan namun bedanya dengan check list adalah kedua teknik tersebut adalah teknik visual atau gambar yang kami gunakan untuk membuktikan aktivitas sehari-hari peternak. A. Metode Analisis dan Interpretasi Data Analisis data kuantitatif pada penelitian sosiologi pedesaan ini dilakukan dengan, yang pertama, pengumpulan data melalui instrument kuesioner kemudian dari kuesioner tersebut jawaban responden harus dikoding untuk mempermudah analisis data, kemudian setelah dikoding, jawaban tersebut dihitung menggunakan miscrosft excel dan untuk memberikan skor pada tiap-tiap jawaban dalam kuesioner. Yang kedua, setelah melakukan skoring tahap selanjutnya adalah mengentri data tersebut kedalam tabel frekuensi dan selanjutnya adalah melakukan analisis pada tabel frekuensi tersebut dan membuat suatu interpretasi data yaitu dengan memberi Kelompok 7 Desa Wiyurejo 13
arti atau makna data, interpretasi tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan interpretasi pada variabel-variabel yang menjadi fokus question. Kemudian dari variabel-variabel tersebut kami membandingkan dan membuat tabel silang untuk melihat korelasi diantara variabel-variabel yang disilang.dari hasil analisis dan interpretasi tersebut dapat digeneralisasi dan membuat suatu kesimpulan dari permasalahan yang diteliti. Analisis data kualitatif, dilakukan dengan mengtranskip hasil indepth interview secara deskriptif yang kemudian dijadikan data pendukung tentang dinamika struktur sosial, data kualitatif ini digunakan untuk memahami karakteristik informan dan mencari keanekaragaman hasil indepth interview. Kelompok 7 Desa Wiyurejo 14