INSTRUMEN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INSTRUMEN PENELITIAN"

Transkripsi

1 INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian kali ini kami ingin mengetahui bagaimana dinamika struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Agar kami mendapatkan informasi yang kami perlukan untuk dapat menggambarkan dinamika struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo kami mengambil beberapa item pertanyaan yang kemudian kami rumuskan sebagai berikut : Rumusan masalah : 1. Bagaiamana terbentuknya struktur sosial desa Wiyurejo? 2. Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo? 3. Siapa saja yang menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah? 4. Apakah ada simbol lain yang menjadi dasar penentuan dalam struktur sosial desa Wiyurejo? 5. Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap struktur sosial desa Wiyurejo? Landasan Teori : Untuk dapat menjawab rumusan masalah yang telah kami rumuskan tersebut kami menggunakan landasan teori dari James C Sccot mengenai pembentukan struktur sosial dikalangan petani. Karena, kami ingin mengetahui apakah faktor yang menjadi dasar penentuan struktur sosial pada kalangan petani sama dengan dasar yang digunakan sebagai dasar penentuan struktur sosial di kalangan peternak. Kami menggunakan teori tersebut karena menurut kami teori tersebut telah dapat menggambarkan secara keseluruhan dasar pembentukan struktur sosial tersebut. Tetapi yang menjadi objek kajian kami adalah dasar penentuan struktur sosial di kalangan peternak.

2 Metode Penelitian Kuantitatif :Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode kuantitatif yaitu pendekatan yang berhubungan dengan angka-angka statistik dan angka-angka yang dalam pengolahan datanya mengunakan skoring, indeks, tabel frekuensi dan tabel silang. Pada penelitian kuntitatif kami akan mencari pola-pola umum yang berkaitan dengan desa yang menjadi lokasi penelitian kami dan melakukan analisis untuk menyimpulkan data yang telah kami olah untuk menemukan keseragaman dalam setting penelitian kami. Kualitatif :Dalam penelitian ini selain menggunakan metode kami juga menggunakan pendekatan kualitatif sebagai cara untuk menganalisis kondisi yang ada di dalam masyarakat. Metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang orang yang diteliti. Dalam metode kualitatif kami memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sifat rfealitas sosal itu, dimana realitas sosial pada pendekatan ini bersifat ganda dan merupakan hasil konstruksi memikiran yang holistik dan penelitian kualitatif tidak dapat dikatakan penelitian yang bebas nilai karena peneliti terlibat secara langsung dengan informan. Pendekatan Kualitatif Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan Fenomenologi yaitu upaya untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana struktur dan hakikat pengalaman terhadap suatu gejala bagi sekelompok manusia?. Kami menggunakan pendekatan fenomenologi karena kami akan meneliti kehidupan peternak sehubungan dengan aktivitas kesehariannya yang berpengaruh terhadap dinamika struktur sosial di desa Wiyurejo. Oleh karena itu kami akan menganalisis kehidupan sehari hari dan aktivitas peternak.

3 Instrumen Penelitian Kualitatif Informan : 1. Peternak kaya 2. Peternak menengah 3. Peternak miskin 4. Ketua komunitas peternak dusun kalangan (pos 6) 5. Pengepul atau tengkulak 6. Petugas pos 6, Dusun Kalangan 7. Pejabat Desa 8. Kyai 9. Ketua PKK 10. Penyuluh ternak 11. Pencari Rumput Setting Sosial : - Lokasi : Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur - Waktu : Tanggal 1-4 Desember Aktor penelitian : Peternak di Desa Wiyurejo Pedoman Wawancara Bebas : 1. Identitas Informan 2. Awal menjadi seorang peternak 3. Keadaan status sosial ekonomi peternak - Kondisi ekonomi peternak - Jumlah kepemilikan hewan ternak - Simbol status yang dinggap berharga oleh peternak 4. Intensitas hubungan sosial yang terjadi antar peternak - Bentuk dari hubungan sosial yang terjadi di kalangan peternak - Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sosial

4 5. Peranan lembaga sosial (Organisasi peternak & KSSP) dalam pembentukan struktur sosial - Hubungan timbal balik antara struktur lembaga sosial dengan peternak desa - Peranan peternak untuk KSSP - Peranan KSSP dalam menentukan harga pembelian susu sapi - Peranan organisasi lainnya. Pedoman indepth interview khusus 1. Peternak kaya - awal mula kepemilikan ternak sapi - jumlah kepemilikan sapi - jumlah sapi produktif - produktivitas sapi dilihat dari jumlah susu yang dihasilkan sapi per hari - penghasilan yang didapat dari kop sae setiap 15 hari sekali - kondisi sosial ekonomi peternak setahun yang lalu hingga sekarang - kendala-kendala menjadi peternak - jenis pekerjaan non peternak (pekerjaan sampingan) - jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan (non peternak) per bulan - kepemilikan barang 2. Peternak menengah - awal mula kepemilikan ternak sapi - jumlah kepemilikan sapi - jumlah sapi produktif - produktivitas sapi dilihat dari jumlah susu yang dihasilkan sapi per hari - penghasilan yang didapat dari kop sae setiap 15 hari sekali - kondisi sosial ekonomi peternak setahun yang lalu hingga sekarang - kendala-kendala menjadi peternak - jenis pekerjaan non peternak (pekerjaan sampingan) - jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan (non peternak) per bulan - kepemilikan barang

5 3. Peternak miskin - awal mula kepemilikan ternak sapi - jumlah kepemilikan sapi - jumlah sapi produktif - produktivitas sapi dilihat dari jumlah susu yang dihasilkan sapi per hari - penghasilan yang didapat dari kop sae setiap 15 hari sekali - kondisi sosial ekonomi peternak setahun yang lalu hingga sekarang - kendala-kendala menjadi peternak - jenis pekerjaan non peternak (pekerjaan sampingan) - jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan (non peternak) per bulan - kepemilikan barang 4. Ketua komunitas peternak dusun kalangan (pos 6) - Awal mula terpilihnya informan menjadi ketua komunitas peternak - Alasan informan mau menjadi ketua komunitas peternak desa Wiyurejo - Sistem pemilihan ketua komunitas peternak di desa Wiyurejo - Tugas informan sebagai ketua komunitas peternak - Tingkat partisipasi anggota komunitas peternak di desa Wiyurejo(aktif/tidak) - Pengaruh informan terhadap para peternak - Kontribusi informan selama menjabat ketua komunitas peternak - Keuntungan menjadi seorang ketua komunitas peternak (perlakuan khusus dari anggota komunitas peternak) - Kerugian menjadi seorang ketua komunitas peternak - Hambatan informan sebagai ketua komunitas peternak - Harapan informan pada para peternak desa Wiyurejo (untuk kedepannya) - Harapan informan pada KUD (untuk kedepannya) - Ada tidaknya keinginan informan untuk mempertahankan jabatan

6 5. Pengepul atau tengkulak - Awal mula menjadi pengepul susu / tengkulak. - Peranan tengkulak bagi peternak. - Mekanisme penyetoran susu yang di lakukan oleh informan. - Kriteria susu yang berkualitas baik menurut informan. - Proses verifikasi data ketika peternak telah menyetorkan susu - Alasan peternak menjual susu di informan. - Distribusi susu yang telah ditampung oleh informan - Berapa liter susu yang diterima dalam sehari. - Bagaimana suka dan duka selama menjadi pengepul susu atau tengkulak. - Aturan yang membatasi aktivitas tengkulak. - Informan mengetahui fungsi kehadirannya bagi peternak. 6. Petugas pos 6, Dusun Kalangan - Awal mula menjadi petugas pos kopsae. - Tugas yang informan emban selama menjadi petugas pos kopsae. - Bagaimana mekanise penyetoran susu. - Bagaiamana kriteria susu yang berkualitas baik menurut informan. - Proses verifikasi data ketika peternak telah menyetor susu. - Acuan informan untuk menilai kualitas susu. - Harapan informan bagi peningkatan kualitas susu peternak. - Berapa liter susu yang disetorkan dalam sehari. - Bagaimana suka dan duka selama menjadi petugas pos kopsae - Hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sistematika penyetoran dan pendistribusian susu.

7 - Apa-apa saja yang harus diberikan kepada peternak mengacu pada kondisi peternak dan hewan ternak desa Wiyurejo. - Harapan Informan demi kemajuan peternak desa Wiyurejo 7. Pejabat Desa - Peran dan kontribusi informan sebagai perjabat desa - Sistem pembentukan dan pemilihan struktur birokrasi desa - Hubungan sosial informan dengan masyarakat desa - Pengaruh informan terhadap peternak di desa - Keuntungan dan kerugian informan sebagai pejabat desa - Hambatan informan sebagai pejabat desa - Pendapatan informan sebagai pejabat desa - Ada tidaknya perlakuan khusus terhadap informan selaku pejabat desa (fasilitas, jaminan sosial, dan pandangan masyarakat) - Ada tidaknya keinginan informan untuk mepertahankan jabatan 8. Tokoh Agama - Awal mula serta alasan informan menjadi tokoh agama. - Peranan informan terhadap kehidupan sosial masyarakat Desa Wiyurejo. - Pengaruh informan terhadap kehidupan sosial masyarakat Desa Wiyurejo. - Suka dan duka menjadi tokoh agama. - Perlakuan khusus dari masyarakat kepada informan. - Hubungan sosial informan dalam kehidupan sosial (formal & non-formal). - Hambatan yang dihadapi informan menjadi tokoh agama. - Kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan seorang tokoh agama. - Kegiatan keagamaan yang ada di Desa Wiyurejo 9. Ketua PKK - Identitas informan - Awal mula menjadi ketua pkk - Alasan menjadi ketua pkk - Pekerjaan/jabatan lain selain menjadi ketua PKK - Tugas ketua PKK - Keterlibatan PKK dalam struktur sosial masyarakat - Kegiatan PKK - Partisipasi masyarakat/anggota PKK dalam PKK - Perubahan sebelum dan sesudah menjadi PKK - Pengaruh PKK dalam kehidupan peternak - Kontribusi PKK terhadap kesejahteraan istri-istri peternak. - Tujuan utama dan tujuan khusus PKK

8 - Peranan PKK dalam pembentukan struktus sosial desa Wiyurejo - Hubungan antara keikutsertaan masyarakat Desa Wiyurejo dengan status ekonomi seseorang 10. Penyuluh ternak - Awal mula informan mejadi penyuluh ternak. - Apa saja tugas yang anda emban selama menjadi penyuluh ternak. - Bagaimana kondisi peternak di desa wiyurejo - Apa kekurangan dan kelebihan yang perlu diperbaiki guna meningkatkan produktivitas hewan ternak - Intensitas pemberian penyuluhan pada peternak. - Pengaruh penyuluhan terhadap kondisi perekonomian peternak (Sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan) - Hambatan yang dihadapi sebagai penyuluh ternak. - Bagaimana cara Informan memberikan penyuluhan kepada peternak. - Pendekatan apa sajakah yang dilakukan oleh informan agar peternak mau dan dapat memahami apa yang di informasikan oleh informan. - Apa-apa saja yang harus diberikan kepada peternak mengacu pada kondisi peternak dan hewan ternak desa wiyurejo. - Harapan Informan demi kemajuan peternak desa wiyurejo. 11. Pencari Rumput - Alasan informan menjadi pencari rumput - Apa yang informan emban sebagai pencari rumput - Suka duka / keuntungan dan kerugian sebagai pencari rumput - Hambatan / resiko sebagai pencari rumput - Akitivitas informan selain mencari rumput - Hubungan sosial informan dalam kehidupan sosial - Peran informan dalam KOPSAE 1. Jika terlibat, alasan informan 2. Jika tidak, alas an informan - Hubungan sosial informan dengan peternak - Rumput yang dihasilkan dalam sehari - Sistem pembayaran oleh peternak - Harapan informan terhadap peternak - Penghasilan informan dalam sebulan - Keadaan ekonomi informan - Keadaan dan usaha informan untuk kondisi ekonomi yang lebih baik bagi informan

9 Pendekatan kuantitatif Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berhubungan dengan angka-angka statistik dan angka-angka yang dalam pengolahan datanya menggunakan scoring, indeks, tabel frekuensi dan tabel silang. Pada penelitian kuantitatif ini nakan mencari pola-pola umum yang berkaitan dengan desa yang menjadi lokasi penelitian kami dan melakukan analisis untuk menyimpulkan data yang telah kami olah untuk menemukan keseragaman dalam setting penelitian kami. Dalam penelitian kuantitatif ini kami mengukur dengan menggunakan konsep antara lain: 1. Lembaga sosial Konsep lembaga sosial kami gunakan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yaitu terbentuknya struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo. Kami menggunakan konsep ini karena lembaga sosial dapat menggambarkan struktur sosial di desa Wiyurejo, dimana dapat dilihat pada konsep ini hubungan timbal balik antara peternak dan lembaga sosial yang ada. Termasuk di dalamnya peranan yang membentuk struktur sosial. Variabel : Selanjutnya, variabel yang kami gunakan adalah jenis lembaga sosial. Definisi Operasional Jenis lembaga sosial adalah variasi lembaga sosial yang ada di desa Wiyurejo yang diukur dari: 1. Jenis Lembaga Sosial yang ada di desa Wiyurejo. 2. Tingkat partisipasi peternak dalam organisasi peternak dan KSSP. 3. Tujuan Lembaga Sosial ` Indikator : - Jenis Lembaga sosial 1. KSSP 2. Organisasi Peternak - Tingkat partisipasi peternak : 1. Peranan anggota organisasi peternak (jabatan) 2. Peranan peternak untuk KSSP (apakah hanya untuk menyetor susu, mengikuti pelatihan, dsb) - Tujuan lembaga sosial 1. Memberdayakan peternak kecil 2. Meningkatkan kesejahteraan peternak kecil

10 3. Melindungi peternak kecil - Peran lembaga sosial terhadap pembentukan struktur sosial 1. KSSP sebagai pembeli tunggal hasil produksi susu sapi desa Wiyurejo 2. Peran organisasi peternak dalam memberdayakan peternak 3. Ketergantungan peternak desa Wiyurejo terhadap Koperasi KKSP. 2. Status sosial ekonomi Konsep status sosial ekonomi kami gunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo dan siapa saja yang menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah, serta ada tidaknya simbol lain yang menjadi dasar penentuan status sosial/struktur sosial di desa Wiyurejo. Kami menggunakan konsep status sosial ekonomi karena struktur sosial dapat diukur dari status sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat. Variabel Variabel yang kami gunakan untuk mengukur konsep status sosial ekonomi kami fokuskan pada tingkat status sosial Definisi Operasional Status sosial ekonomi adalah keadaan sosial ekonomi peternak yang diukur dari: 1. Keadaan ekonomi 2. Kepemilikan hewan ternak 3. Produktivitas susu 4. Bentuk yang menjadi simbol status sosial peternak Indikator - Keadaan ekonomi : 1. Pendapatan rata-rata sebulan dari mata pencaharian peternak 2. Pengeluaran untuk biaya hidup dalam sebulan untuk seluruh anggota keluarga 3. Kepemilikan barang - Kepemilikan hewan ternak 1. Jumlah hewan ternak produktif 2. Jumlah hewan ternak yang tidak produktif - Produktivitas susu 1. Jumlah susu yang dihasilkan rata-rata dalam sehari - Bentuk yang menjadi simbol status sosial peternak

11 3. Stratifikasi Sosial Konsep stratifikasi sosial kami gunakan untuk dapat menjawab dan menggambarkan rumusan masalah tentang siapa saja yang menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah yang ada di kalangan peternak desa Wiyurejo. Konsep stratifikasi sosial ini kami gunakan agar dapat menggambarkan struktur sosial yang terbentuk di antara kalangan peternak di desa Wiiyurejo, karena salah satu indikator struktur sosial adalah stratifikasi sosial. Variabel Variabel yang kami gunakan untuk mengukur konsep ini adalah tingkat stratifikasi sosial. Definisi Operasional Stratifikasi adalah konsep yang menjelaskan tentang tingkatan secara vertikal yang terdapat pada masyarakat yang diukur dari : - Kepemilikan hewan ternak - Penentuan status seseorang Indikator - Jumlah hewan ternak yang dimiliki responden yang terdiri dari 1. Pedhet 2. Dara 3. Babon 4. Pejantan - Penentuan status seseorang di kalangan peternak yang diukur dari : 1. Jumlah hewan ternak yang dimiliki 2. Materi 3. Jabatan 4. Lainnya - Orang yang dijadikan panutan 4. Hubungan Sosial Konsep hubugan sosial yang kami gunakan dalam penelitian ini untuk menjawab dan menggambarkan bentuk hubungan sosial yang terjadi di kalangan peternak desa Wiyurejo karena hubungan sosial yang dilakukan secara berulang-ulang menjadi suatu pola dan terjadi hubungan timbal balik antar peran-peran sosial dapat membentuk suatu struktur sosial. Selain itu juga menggambarkan norma sosial yang berkembang di kalangan peternak. Variabel Variabel yang kami gunakan untuk mengukur konsep hubungan sosial yaitu bentuk hubungan sosial

12 Definisi operasional Hubungan sosial adalah hubungan menyangkut interaksi antar peternak yang diukur dari: 1. Bentuk interaksi yang dilakukan oleh para peternak desa Wiyurejo 2. Intensitas interaksi Indikator - Bentuk interaksi sosial 1. Membantu sesama peternak 2. Pertemuan rutinitas peternak : a. Formal b. Non formal - intensitas interaksi sosial yang dilakukan peternak - Hubungan sosial yang terjadi antara KUD dengan peternak - Kepercayaan dalam hal hubungan sosial saat merawat hewan ternak 5. Norma Sosial Norma sosial adalah seperangkat kaidah atau aturan yang dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku, norma sendiri dalam masyarakat desa wiyurejo dalam bentuk tradisi dan kebiasaan, dalam norma sosial terdapat beberapa tingkatan yang daya pengikatnya antara satu dengan lainnya berbeda - Variabel Variabel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah norma dan tradisi - Definisi operasional Norma dan tradisi diukur dari beberapa indikator antara lain: dari tradisi yang ada di desa wiyurejo, tradisi yang berhubungan dengan kegiatan peternakan dan tradisi yang berhubungan life cycle manusia. - Indikator Tradisi yang ada di desa Wiyurejo: 1. Tasyakuran desa 2. Bantengan 3. Kuda lumping 4. Karnaval Tradisi yang berhubungan dengan kegiatan peternak: 1. Kelahiran sapi (brokoan) 2. Kematian sapi Tradisi yang berhubungan dengan life cycle manusia: 1. Kehamilan 2. Kelahiran 3. Sunatan 4. Pernikahan 5. kematian

13

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur sosial merupakan suatu susunan dan pola yang telah mengintenalisasi dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu untuk mengamati

Lebih terperinci

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA :

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : KUISIONER KULIAH LAPANGAN SOSIOLOGI PEDESAAN TAHUN 2011/2012 Kata Pengantar NO RESPONDEN : PEWAWANCARA : Kami adalah mahasiswa jurusan sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) Universitas

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Rumusan Masalah Pertama yaitu: Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo? Rumusan masalah yang pertama ini dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Deskripsi Makro Lokasi Penelitian Wiyurejo merupakan suatu desa yang dapat dicapai dengan waktu tempuh ± 1,5 jam dari kabupaten Malang dan memiliki waktu tempuh

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kualitatif Tradisi penelitian Kualitatif Paling tidak terdapat 5 macam tradisi dalam Penelitian Kualitatif 1.Biografi 2.Fenomenologi 3.Grounded Research 4.Etnografi 5.Studi Kasus Fokus

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan alur sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh debitur se-kecamatan Getasan yang bernaung dibawah KUD Getasan yang beralamat di Jl. Raya

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. 17 3.1. Objek Penelitian III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPBS Pangalengan yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penilitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penilitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penilitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013.

BAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kualitas sumber daya manusia dan persaingan dalam memperoleh pekerjaan di Indonesia menuntut tiap orang untuk berusaha menciptakan lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik. Masyarakat sebagai kumpulan individu memiliki harapan sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Lokasi dan Waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Lokasi dan Waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor pertanian terdiri dari sektor tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Sektor peternakan sebagai salah satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi adalah ilmu yang membicarakan cara, jalan, atau petunjuk praktis dalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode, dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam keluarga-keluarga ibu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam keluarga-keluarga ibu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai judulnya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Peneliti menganalisis proses internalisasi

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA

PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA 98 PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA Sumaryadi (2005), menyatakan bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi dari seluruh proses manajemen untuk pencapaian tujuan tertentu. Prinsip

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola konsumsi pangan pokok di Indonesia masih berada pada pola konsumsi tunggal, yaitu beras. Tingginya ketergantungan pada beras tidak saja menyebabkan ketergantungan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara sedang berkembang kemiskinan adalah masalah utama. Menurut Chambers (1983), kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar rakyat di negara sedang berkembang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dusun Sempol adalah salah satu dusun yang berada di Desa Mojomalang. Yang terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian 117 118 Tabel 2. Tabel Kebutuhan Data No Kebutuhan Data/ Informasi Sumber Data/Informasi Teknik Pengumpulan Data 1. Profil dan Sejarah lokasi a) Administrasi Geografis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng e) BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo) ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta TINJAUAN PUSTAKA Monokultur Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya

Lebih terperinci

REALITAS SOSIAL TINGKAT MESO

REALITAS SOSIAL TINGKAT MESO REALITAS SOSIAL TINGKAT MESO Lembaga tidak dapat direduksi menjadi struktur mesolevel karena domain institusional ini terdiri dari hubungan antara struktur meso serta penggunaan simbol budaya yang lebih

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Konstruksi Sosial Masyarakat terhadap Sungai ( Studi Fenomenologi mengenai Konstruksi Sosial Masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh : PERKAWINAN ADAT (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan manusia dan kualitas wilayahnya atau lingkungannya ke arah yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang yang dijalankan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Batasan Penelitian

METODOLOGI. Batasan Penelitian METODOLOGI Batasan Penelitian 1. Populasi adalah masyarakat desa di daerah penyangga TNGR yang mempunyai interaksi dengan kawasan berupa mengambil/pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk sosial dimana manusia itu sendiri memerlukan interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan oleh Maimunah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan oleh Maimunah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pemilihan Obyek Susu hewan ternak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dalam agama Islam, bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha. 39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian Desa Buminagara merupakan sebuah desa di Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati disistematikan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya PENDAHULUAN Latar Belakang Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya secara individu maupun kelompok bila berhadapan dengan penyakit atau kematian, kebingungan dan ketidaktahuan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang telah peneliti analisis terhadap 12 informan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative approach). Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dipilih di Kabupaten Ponorogo karena Konflik antar dua perguruan pencak silat ini memang sering terjadi khususnya

Lebih terperinci

PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF-KUANTITATIF SIFAT REALITAS SOSIAL PRINSIP DASAR PENELITIAN CARA PANDANG TERHADAP REALITAS SOS GENERALISASI PENELITI- DITELITI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses adaptasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Untuk dapat bertahan hidup di dalam lingkungannya manusia harus mampu beradaptasi. Proses adaptasi satu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir 49 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kemampuan masyarakat (peternak) untuk berpartisipasi dalam pembangunan harus didahului oleh suatu proses belajar untuk memperoleh dan memahami informasi,

Lebih terperinci

Profil Desa Toyomarto

Profil Desa Toyomarto GAMBARAN UMUM Desa Toyomarto merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan Singosari kabupaten Malang dengan luas wilayah kurang lebih 905 Ha. Letak geografi desa Toyomarto berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat perempuan di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kreatifitas pengrajin bambu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai

Lebih terperinci

KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah

KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah Nama Kelas :Ardi Susanto : 11.S1 TI.03 NIM : 11.11.4824 STMIK AMIKOM YOGYAKARTAA ABSTRAKSI Susu merupakan kebutuhan yang sangat vital, walaupun seseorang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masa mendatang), keterjangkauan pelayanan kontrasepsi (lokasi tempat tinggal,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masa mendatang), keterjangkauan pelayanan kontrasepsi (lokasi tempat tinggal, 92 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini meninjau hubungan dan pengaruh dari lemahnya motivasi untuk mengontrol fertilitas (umur wanita, keinginan menggunakan kontrasepsi di masa mendatang), keterjangkauan

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan Kesadaran Tolong Menolong 1. Pengertian Peranan Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN PPDH. Pedoman Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) PKH-UB 1

FORMAT LAPORAN PPDH. Pedoman Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) PKH-UB 1 FORMAT LAPORAN PPDH Pedoman Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) PKH-UB 1 Contoh Tingkatan Judul TINGKATAN JUDUL ATAU OUTLINE NUMBER 1.1 1.1.1 a. b. c. 1.1.2 1.2 1.2.1 1.2.2 a. b. Pedoman Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian integral bidang pertanian, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat petani pada umumnya dengan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional pada era reformasi dewasa. ini, merupakan momentum yang sangat penting dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional pada era reformasi dewasa. ini, merupakan momentum yang sangat penting dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian nasional pada era reformasi dewasa ini, merupakan momentum yang sangat penting dalam menghadapi globalisasi ekonomi atau era perdagangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sajogyo (1986) dalam bukunya sosiologi pembangunan menyebutkan bahwa pembangunan tidak terlepas dari modernisasi. Pembangunan sendiri memiliki begitu banyak definisi

Lebih terperinci

ANCAN PADA MASUARAK. (STUD1 KASUS Dl KAMPUNG IWUL BULAK, DESA IWUL KEG. PARUNG,-BOGOR ) OIeh CHRISTINA RUSHARIATI A

ANCAN PADA MASUARAK. (STUD1 KASUS Dl KAMPUNG IWUL BULAK, DESA IWUL KEG. PARUNG,-BOGOR ) OIeh CHRISTINA RUSHARIATI A CAUA HIDUP DAN FUN ANCAN PADA MASUARAK (STUD1 KASUS Dl KAMPUNG IWUL BULAK, DESA IWUL KEG. PARUNG,-BOGOR ) OIeh CHRISTINA RUSHARIATI A. 24 0966 JURUSAN ILMIU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Terjadinya perkawinan yang dilakukan oleh para pendatang Flores

BAB V PENUTUP. Terjadinya perkawinan yang dilakukan oleh para pendatang Flores BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Terjadinya perkawinan yang dilakukan oleh para pendatang Flores dengan orang kampung merupakan sebuah intrumen agar dualitas para pendatang dan orang kampung kemudian menjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Bab Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... v vii viii ix xii xiii xiv I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program 18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional a. Identifikasi Variabel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lain, biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi di

PENDAHULUAN. lain, biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam perusahaan khususnya dan umumnya organisasiorganisasi lain, biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan modal sosial di Suara Ibu Peduli dan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak ada masyarakat yang tidak berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Tidak jarang dalam perubahan tersebut terdapat nilai yang ditransformasikan. Bahkan, seiring

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat 5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Cisurupan terletak kurang lebih 18 Km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, melakukan penelitian serta dalam pengolahannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, melakukan penelitian serta dalam pengolahannya. 39 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami manusia sebagai makhluk budaya Mahasiswa mampu mengapresiasi kebudayaan Mahasiswa memahami problematika kebudayaan MANUSIA MANUSIA Apa

Lebih terperinci