BOKS 1 PENGARUH SHOCK NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENDAPATAN NEGARA MITRA DAGANG TERHADAP EKSPOR PROPINSI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017

Studi Awal terhadap Dampak Krisis Global pada Ekonomi Nusa Tenggara Barat

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016

Analisis Perkembangan Industri

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

Analisis Perkembangan Industri

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

Herdiansyah Eka Putra B

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Papua Triwulan III 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI JAWA BARAT

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. global yang perlahan-lahan mengalami kemajuan. Perkembangan ini didorong oleh

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH OKTOBER 2016

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH APRIL 2017

Transkripsi:

BOKS 1 PENGARUH SHOCK NLA TUKAR RUPAH DAN PENDAPATAN NEGARA MTRA DAGANG TERHADAP EKSPOR PROPNS BANTEN Pendahuluan Sektor industri di Banten yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian Banten (45,28% terhadap PDRB Banten tahun 2008) tidak dapat terlepas dari kegiatan perdagangan internasional. Berdasarkan data PEB Bank ndonesia menurut SC, pada tahun 2008 nilai ekspor sektor industri di Banten mencapai lebih dari 90% terhadap total nilai ekspor Banten. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari industri di Banten yang berorientasi ekspor. Namun di sisi lain, nilai impor Banten juga sangat besar dimana import content dunia usaha di Banten sangat tinggi (86,76% terhadap total impor Banten pada tahun 2008). Krisis keuangan global yang menimpa banyak negara maju di dunia berimbas pada kegiatan ekspor dan impor Banten. Depresiasi nilai tukar Rupiah terjadi setelah krisis yang seharusnya membantu peningkatan ekspor namun menjadi tertahan dan bahkan mengalami penurunan karena pendapatan negara mitra dagang seperti USA juga menurun. % Growth Volume Ekspor (y-o-y) 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00-20.00-40.00 2003 2004 2005 2006 2007 2008 % 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00-50.00 Growth Nilai Ekspor (y-o-y) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Growth Nilai Ekspor Banten (y-o-y) Poly. (Growth Nilai Ekspor Banten (y-o-y)) Growth Ekspor (y-o-y) Poly. (Growth Ekspor (y-o-y)) Grafik 1.1 Pertumbuhan Volume Ekspor Banten Sumber : Bank ndonesia Grafik 1.2 Pertumbuhan Nilai Ekspor Banten Sumber : Bank ndonesia Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dikaji bagaimana struktur ekspor Propinsi Banten serta pengaruh dari shock nilai tukar Rupiah dan perubahan pendapatan negara mitra dagang terhadap kegiatan ekspor Propinsi Banten. Hal ini penting untuk memberikan gambaran dan rekomendasi mengenai komoditas utama ekspor Banten dan dampak dari pergerakan nilai tukar serta pendapatan negara mitra dagang terhadap ekspor Propinsi Banten. Penelitian tersebut dikembangkan dengan metode analisis deskriptif, melalui suatu adaptasi terhadap model Performance-mportance Analysis untuk melihat komoditas unggulan ekspor serta menggunakan metode Vector Auto Regression untuk melihat dampak dari shock nilai tukar Rupiah dan pendapatan negara mitra dagang terhadap ekspor Banten. Hasil Penelitian Alas kaki merupakan komoditas utama ekspor Banten dengan pangsa mencapai 18,67% terhadap total ekspor, kemudian diikuti oleh beberapa produk mulai dari bahan plastik, Boks 1-1

produk kimia organik dan lainnya hingga komoditas plastik olahan. Dilihat dari negara tujuannya, USA merupakan negara tujuan utama ekspor Banten dengan rata-rata pangsa sebesar 17,78%. Komoditas yang memiliki rata-rata pangsa terhadap total nilai ekspor Banten tinggi dan ratarata pertumbuhannya pun tinggi adalah produk kimia organik sehingga digolongkan ke dalam kuadran dipertahankan yang berarti kestabilan industri tersebut harus dijaga karena menjadi penopang bagi ekspor Banten. Sedangkan untuk komoditas bahan plastik yang memiliki rata-rata pangsa relatif tinggi namun pertumbuhannya rendah berada pada kuadran prioritas tinggi yang berarti perlu didorong pertumbuhannya karena memiliki kontribusi yang tinggi terhadap total ekspor. No. Tabel 1. Sepuluh Komoditas Utama Ekspor Banten Jenis Barang Menurut Kode STC 2 digit Rata-rata Pangsa Terhadap Nilai Ekspor Rata-rata Pangsa Terhadap Volume Ekspor 1. 85 - Alas Kaki 18,67 1,80 2. 57 - Bahan plastik 10,60 14,81 3. 51 - Produk Kimia Organik 9,74 17,02 4. 84 - Pakaian Jadi 8,53 0,71 5. 64 - Kertas dan olahannya 7,17 16,35 6. 65 - Tekstil dan Produk Tekstil 6,35 3,10 7. 68 - Logam bukan besi 5,35 1,49 8. 63 - Barang-barang olahan dari kayu dan gabus 3,55 3,38 9. 67 - Besi dan baja 2,90 11,40 10. 58 - Plastik olahan 1.92 1,07 Tabel 2. Sepuluh Negara Tujuan Utama Ekspor Banten No. Negara Tujuan % 1 USA 17,78 2 China 11,46 3 Japan 10,70 4 Malaysia 6,04 5 Singapore 4,15 6 Belgium 4,06 7 Thailand 3,30 8 South Korea 3,12 9 Germany 2,98 10 Australia 2,95 Untuk komoditas besi dan baja, logam bukan besi, kertas dan olahannya, pakaian jadi serta tekstil dan produk tekstil dikategorikan ke dalam prioritas rendah yang berarti Boks 1-2

pengembangan jangka panjang dibutuhkan untuk menaikkan rating komoditas ini menuju kuadran yang lebih baik. Karena industi besi dan baja, tekstil dan produk tekstil, serta industri lainnya yang masuk ke dalam kuadran ini tingkat penyerapan tenaga kerjanya tinggi, maka dibutuhkan perhatian khusus untuk menjaga eksistensi industri-industri tersebut. Terakhir, untuk komoditas plastik olahan dan barang-barang olahan dari kayu dan gabus karena pangsa maupun pertumbuhannya relatif rendah, digolongkan ke dalam kuadran potensial, yang berarti masih potensial untuk dikembangkan di masa depan (Grafik 3). 20.00 85 - Alas kaki 20.00 85 - Alas kaki 18.00 51 - Produk kimia organik 18.00 51 - Produk kimia organik PangsaterhadapNilai EKspor(%) -Sumbu Vertikal Prioritas Tinggi 16.00 14.00 12.00 10.00 0.00 20.00 40.00 8.0060.00 80.00 100.00 Prioritas Rendah 6.00 4.00 dipertahankan 57 - Bahan plastik 84 - Pakaian jadi 65 - Tekstil dan Produk Tekstil 64 - Kertas dan olahannya 67 - Besi dan Baja 68 - Logam bukan besi 2.00 63 - Barang-barang olahan dari Kayu dan Gabus 0.00 Potensial 58 - Plastik olahan Pertumbuhan nilai (%) - Sumbu Horizontal Grafik 3. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Ekspor Banten (1) PangsaterhadapNilai Ekspor(%) -Sumbu Vertikal Prioritas Tinggi 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 Prioritas Rendah 6.00 4.00 dipertahankan 57 - Bahan plastik 84 - Pakaian jadi 68 - Logam bukan besi 65 - Tekstil dan Produk Tekstil 64 - Kertas dan olahannya 67 - Besi dan Baja 2.00 63 - Barang-barang olahan dari Kayu dan Gabus - Potensial 58 - Plastik olahan Pertumbuhan volume (%)-Sumbu Horizontal Grafik 4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Ekspor Banten (2) Jika dilihat dari hubungan antara pertumbuhan volume ekspor dengan kontribusinya terhadap nilai ekspor, komoditas yang masuk ke dalam kuadran dipertahankan adalah alas kaki dan produk kimia organik. Komoditas yang tergolong ke dalam kuadran prioritas tinggi adalah bahan plastik, komoditas yang tergolong ke dalam kuadran prioritas rendah adalah kertas dan olahannya, logam bukan besi, dan pakaian jadi. Tekstil dan produk tekstil, plastik olahan, besi dan baja, serta barang-barang dari kayu dan gabus tergolong ke dalam komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Response to Cholesky One S.D. nnovations ± 2 S.E. Response of LNVOL_X to LNVOL_X Response of LNVOL_X to LNRER Response of LNVOL_X to LNYUS.25.25.25.20.20.20.15.15.15.10.10.10.05.05.05.00.00.00 -.05 -.05 -.05 -.10 -.10 -.10 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik 5. Grafik mpulse Response antara Volume Ekspor dengan Nilai Tukar Riil dan PDB USA Boks 1-3

Response to Cholesky One S.D. nnovations ± 2 S.E..3 Response of LNX to LNX.3 Response of LNX to LNER.3 Response of LNX to LNY_US.2.2.2.1.1.1.0.0.0 -.1 -.1 -.1 -.2 -.2 -.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Grafik 6. Grafik mpulse Response antara Nilai Ekspor dengan Nilai Tukar Nominal dan PDB USA Respon yang diberikan oleh volume ekspor atas shock dari kenaikan nilai tukar riil adalah negatif pada awal terjadinya shock dan juga pada periode selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika nilai tukar Rupiah mengalami shock positif (terapresiasi) terhadap USD pada saat periode ke-1, volume ekspor Propinsi Banten akan mengalami penurunan dari periode ke-1 hingga periode ke-3 dan berangsur kembali ke titik keseimbangannya. Hal ini masih sejalan dengan teori yaitu ketika nilai tukar riil dari suatu negara meningkat akibat mata uangnya terapresiasi, maka harga barang-barang dari negara tersebut relatif menjadi meningkat dibandingkan dengan sebelum terapresiasi. Dengan kata lain, jika berbicara pada sisi sebaliknya, ketika rupiah terdepresiasi volume ekspor Banten secara empirikal akan terdorong meningkat (ceteris paribus). Jika dilihat dari kaitannya dengan risiko nilai tukar, depresiasi rupiah akan mengakibatkan terjadinya set off, dimana ketika rupiah terdepresiasi volume ekspor secara empirikal akan terdorong meningkat (nilai ekspor pun akan meningkat ceteris paribus) di sisi lain depresiasi yang terjadi justru dapat meningkatkan harga barang impor (import content untuk industri di Banten sekitar 80%). Akhirnya, depresiasi rupiah dapat menghambat ekspor dan menimbulkan efek saling menghilangkan sehingga net ekspor tidak langsung terdorong meningkat (exchange rate risk effect). Ditambah pula dengan adanya fakta bahwa import content industri di Banten yang tinggi, depresiasi yang terjadi justru dapat membawa neraca perdagangan Banten menjadi defisit. Begitu pula dengan respon dari volume ekspor terhadap pendapatan USA yang baru terasa dampaknya mulai periode ke-2. Berdasarkan Grafik 6 diketahui bahwa respon dari nilai ekspor terhadap shock positif (apresiasi) nilai tukar Rupiah terhadap USD tidak segera menurunkan nilai ekspor, dan akan terasa dampaknya pada periode ke-2 dan berangsur-angsur mendekati titik keseimbangannya pada periode ke-4. Begitu pula halnya dengan respon dari nilai ekspor terhadap shock positif pendapatan negara mitra dagang. Shock positif (peningkatan) pendapatan USA tidak langsung meningkatkan nilai ekspor, namun membutuhkan waktu penyesuaian. Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 dapat disimpulkan pula bahwa pengaruh dari pendapatan negara mitra dagang lebih besar daripada pengaruh nilai tukar terhadap ekspor Banten. Boks 1-4

Period S.E. LNVOL_X LNRER LNYUS 1 0.177623 100.0000 0.000000 0.000000 2 0.196528 98.71280 0.332747 0.954454 3 0.201924 97.24125 0.415009 2.343738 4 0.204518 95.87642 0.404581 3.718997 5 0.206391 94.60971 0.448951 4.941337 6 0.208008 93.43305 0.564366 6.002580 7 0.209478 92.35103 0.721190 6.927777 8 0.210831 91.36539 0.891713 7.742897 9 0.212077 90.47221 1.059767 8.468023 10 0.213223 89.66427 1.217961 9.117765 Cholesky Ordering: LNVOL_X LNRER LNYUS Tabel 3. Forecast Error Variance Decomposition Volume Ekspor Period S.E. LNX LNY_US LNER 1 0.132747 100.0000 0.000000 0.000000 2 0.175416 96.35078 1.550012 2.099210 3 0.206791 83.53206 1.203692 15.26425 4 0.217336 83.24904 2.558357 14.19260 5 0.239378 72.89449 12.10781 14.99770 6 0.268575 59.20394 24.81578 15.98027 7 0.286900 52.10268 31.67795 16.21937 8 0.295699 49.06897 34.20995 16.72108 9 0.300958 47.38359 35.35055 17.26585 10 0.304744 46.26168 36.22819 17.51013 Cholesky Ordering: LNX LNY_US LNER Tabel 4. Forecast Error Variance Decomposition Nilai Ekspor Rekomendasi Berdasarkan hasil uji empirikal dan analisis deskriptif terhadap pengaruh variabelvariabel yang diuji terhadap volume dan nilai ekspor Banten serta mengingat nilai impor Banten lebih besar dibandingkan dengan ekspornya, perlu dicari cara-cara untuk lebih meningkatkan ekspor dan mengurangi impor Banten seperti: a. Krisis yang melanda perekonomian banyak negara maju yang menjadi mitra dagang industri dari Banten mendorong penurunan ekspor, untuk itu diharapkan pemerintah dapat bekerjasama dengan pengusaha untuk mencari pasar-pasar yang baru di luar yang telah ada kini. b. Mengingat pakaian jadi merupakan salah satu dari sepuluh produk utama ekspor Banten namun perlu ditingkatkan pertumbuhan dan pangsanya, pembangunan industri di wilayah Banten Selatan dapat dijadikan alternatif solusi. Hal ini dikarenakan selain industri pakaian jadi dapat menyerap banyak tenaga kerja, juga karena masih adanya kesenjangan pembangunan di Banten Utara dan Banten Selatan, sehingga diharapkan pada jangka panjang dapat meningkatkan kesejahteraan Propinsi Banten dan mengurangi pengangguran. c. Disarankan pula untuk menggiatkan pengusaha untuk mengekspor barang jadi sehingga harga jualnya dapat lebih tinggi. d. Pemerintah Daerah Banten disarankan untuk meningkatkan kondisi infrastruktur dimana keadaan infrastruktur yang tidak memadai di sejumlah kawasan industri (seperti jalan di kawasan Cilegon) dapat menghambat kondisi usaha dan pada akhirnya kepada ekspor Banten. Boks 1-5

e. nfrasturuktur pelabuhan di Banten seperti Merak, Ciwandan dan Cigading saat ini belum memadai (sebagian besar digunakan sebagai lalu lintas barang yang berbentuk curah dan tidak dapat digunakan untuk barangbarang manufaktur lainnya) sehingga banyak industri di Banten tetap menggunakan jasa pelabuhan di Jakarta dan pada akhirnya meningkatkan biaya. Untuk itu disarankan untuk mempercepat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus yang di dalamnya termasuk pembangunan pelabuhan Bojonegara, dimana hal ini dapat menguntungkan pengusaha karena akan mengurangi biaya, dan pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian Banten. Boks 1-6