QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK PENINGKATAN KINERJA KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL MAKANAN KHAS TRADISIONAL DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) TO INCREASE SMALL INDUSTRIAL PRODUCT QUALITY PERFORMANCE OF DANGKE TRADITIONAL SPECIAL FOOD AT ENREKANG REGENCY SOUTH SULAWESI Oleh: Muh. Ridwan Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. Makasar Telp. () 8768; Fax. () 877; HP 86 (Diterima: Juli 6, disetujui: Desember 6) ABSTRACT This research aimed at analyzing customer, product engineering competitive assessment, and operational strategy for increasing small industrial product quality performance of dangke traditional special food on the fulfillment of consumer need and desire. The research used analysis tool of Quality Function Deployment (QFD) to describe structured mechanism in deciding consumer need. QFD consisted of monitor and right control operational process. Result of the research showed that there were three attributes used for mainly consideration to consume dangke, i.e., aroma, taste, and price. Performance of the industry was satisfy enough for cow dangke and satisfy for water buffalo one. Price and package was the most critical attribute and needed to be developed and managed seriously. Economical production cost without decreasing its quality was needed to product cheaper dangke reached by consumer. The use of good and attractive package would give positive value of the product so that the consumer could pay it with higher price without decreasing satisfaction value received. Smaller package of the product (economical package) would give reachable price per unit. Package with leaves needed to be modified or changed with polypropylene plastic or aluminum foil one because it could protect water transpiration, texture, and color. 99,9% adalah usaha kecil menengah (UKM), sedangkan usaha besar hanya,%. UKM mampu menyerap 99,% dari seluruh jumlah tenaga kerja nasional (sekitar 76,97 juta orang). Khusus pada sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, UKM menyerap tenaga kerja sekitar 9%. P r o d u k p e r t a n i a n d a n agroindustri se-makin diharapkan perannya dalam pembangun-an nasional (Didu, ). Agar peran tersebut dapat dioptimumkan, perlu perubahan pembangunan pertanian ke arah agribisnis dan agroindustri. Industri yang seharusnya dikem- PENDAHULUAN Keberhasilan sektor industri dan per-dagangan telah memberikan sumbangan besar dalam menciptakan struktur ekonomi nasional. Industri kecil merupakan bagian penting dari sistem perekonomian nasional, karena b e r p e r a n d a l a m m e m p e r c e p a t pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan kerja d a n p e n i n g k a t a n p e n d a p a t a n masyarakat serta memperkokoh struktur industri nasional. Menurut Hanan (), dari segi kuan-titatif, pelaku usaha di Indonesia tercacat,6 juta unit. Dari jumlah tersebut, sekitar, juta unit atau Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 6 No., Des 6 - Mar 7: ISSN. 7-8 -9
76 agroindustri. Pengembangan produk Produk dangke terkenal di unggulan agroindustri memerlukan Kabupaten Enrekang, namun belum peningkatan nilai tambah dan daya mampu diperkenalkan maksimum saing. Oleh karenanya, diperlukan sampai ke luar daerah karena produk pengelolaan pengolahan profesional tersebut cepat rusak, sehingga tidak pada seluruh komponen sistem mulai memungkinkan dibawa untuk jarak dari pembibitan, budidaya, pascapanen, jauh. Penelitian Ridwan () peng-olahan, pengangkutan atau menunjukkan bahwa, 79% responden penyebaran, dan pemasaran. mengonsumsi dangke dalam bentuk Salah satu produk agroindustri digoreng, % dimasak, % dibakar, % peter-nakan yang memiliki nilai gizi gabungan digoreng-masak, dan tinggi adalah produk olahan susu sapi sisanya % gabungan digorengdan kerbau, yaitu dangke. Dangke bakar. Hal ini me-nunjukkan bahwa merupakan makanan khas Sulawesi konsumsi produk dangke di Kabupaten Selatan khususnya di Kabupaten Enrekang masih tradisional, belum ada Enrekang. Di samping nilai gizi tinggi, penganeka-ragaman produk tersebut, produk olahan susu ini disukai yang akan berpengaruh pada jumlah masyarakat karena pen-duduk konsumsi masyarakat atas produk Enrekang tidak terbiasa mengonsumsi tersebut. susu segar. Dangke diproduksi secara K o n s u m s i m a s y a r a k a t t r a d i s i o - n a l d e n g a n t e k n o l o g i Kabupaten Enrekang atas produk sederhana. dangke adalah % responden Dangke adalah produk susu mengonsumsi - buah/hari, % semacam keju tanpa pemeraman, dan mengonsumsi - buah/hari, dan tidak digumpalkan dengan renin sisanya 6% mengkonsumsi tidak melainkan dengan papain (getah menentu, tergantung keinginan dan perasan daun dan tangkai daun pepaya) kebutuhan. Nilai tersebut masih cukup atau kadang-kadang dengan air nenas rendah jika dibandingkan dengan muda atau de-ngan air perasan daun jumlah rerata anggota keluarga per siwalan. Yesilva (99) menyatakan rumah tangga yang berada pada kisaran bahwa pada pembuatan dangke, -6 orang. Hal ini menyi-ratkan penambahan papain saat susu mendidih bahwa dengan potensi jumlah penduduk meng-hasilkan rendemen dangke lebih dan rerata jumlah anggota keluarga per besar diban-ding penambahan sebelum rumah tangga yang relatif besar, susu dipanaskan. Dangke yang terdapat potensi peningkatan konsumsi disimpan pada suhu dingin (- C) masyarakat, yang salah satu pilihannya dengan penambahan asam sorbat dengan mengampanyekan kon-sumsi,%, masih layak dikonsumsi sampai p r o t e i n h e w a n i, y a n g d i i k u t i penyimpanan bulan ke-6, sedangkan peningkatan penganeka-ragaman tanpa penambahan asam sorbat produk dangke, sehingga tidak terpusat mempunyai umur simpan hanya pada bentuk goreng, masak, dan bakar. hari. Dangke yang disimpan pada suhu Sebagai suatu industri, usaha kamar ( C) dengan penambahan kecil dangke harus tumbuh dan asam sorbat,% mempunyai daya berkembang, atau sekurang kurangnya simpan sampai hari, sedangkan tanpa bertahan. Tekad untuk bertahan dan penambahan asam sorbat, daya tumbuh tersebut menuntut kesimpannya hanya dua hari saja. mampuan usaha kecil dan para Quality Function Development (QFD)... (Muh. Ridwan)
77 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang di-gunakan adalah: a) Penelitian pustaka, yaitu dengan penelu-suran buku, hasil penelitian, majalah, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b) Penelitian lapangan, yaitu melakukan pengamatan pada industri yang menjadi objek penelitian, untuk melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan, sistem produksi, produk, sarana dan faktor pen- dukung, pengumpulan data secara langsung dengan pengamatan maupun wawancara. Skala Penilaian Kriteria Identifikasi dan Rating Customer dan Engineering Requirement Identifikasi dan Rating Customer Requ-irement dan Engineering Requirement berbasis penilaian pakar menggunakan metode perban-dingan berpasangan (pairwaise comparison) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (Marimin, ). Skala penilaian perbanding-an berpasangan tersebut terlihat pada Tabel. Penilaian Customer dan Engineering Competitive Assesment Analisis posisi atau kedudukan produk di antara pesaingnya dilakukan dengan menggunakan alat analisis matriks House Of Quality (HOQ), yang kecenderungan politik, ekonomi, sosial, teknologi, serta kondisi kelompok pesaing ataupun pendukungnya. Kurang optimumnya usaha pembinaan yang dilakukan saat ini k e m u n g k i n a n d i s e - b a b k a n ketidakmampuan pihak pembina (pemerintah) dalam mengidentifikasi secara tepat terhadap apa yang dibutuhkan industri kecil untuk dapat berkembang dan sukses. Selain itu, harga produk yang lebih murah hanya mendukung keunggulan bersaing, jika produk sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karenanya, diperlukan analisis kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menentukan atribut p e n t i n g p e l a n g g a n, t i n g k a t k e p e n t i n g a n - n y a, p e n c a p a i a n perusahaan, dan perbandingan atribut perusahaan dan pesaing. Penelitian ini dipusatkan pada penen-tuan faktor yang menjadi prioritas untuk pengembangan dangke sebagai produk ung-gulan lokal di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana customer dan engineering competitive assesment produk industri kecil makanan khas tradisional dangke terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Tabel. Skala Penilaian Perbandingan Intensitas Kepentingan 7 9,, 6, 8 Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lain Satu elemen mutlak penting dari elemen yang lain Nilai-nilai di antara kedua nilai pertimbangan yang berdekatan Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 6 No., Des 6 - Mar 7: ISSN. 7-8 -9
78 (Marimin, ). bahwa dangke kerbau lebih berpotensi Sangat Tidak Memuaskan= d i k e m b a n g k a n k a r e n a d a p a t Tidak Memuaskan = memberikan kepuasan yang lebih Cukup = diban-dingkan dengan dangke sapi. Memuaskan = Secara umum, masyarakat Kabupaten Sangat Memuaskan = Enrekang lebih menyukai dangke Analisis Data kerbau dibandingkan dangke sapi. Penilaian kinerja kualitas produk N a m u n k a r e n a p e r t i m b a n g a n dilaksanakan dengan alat analisis kelangkaan bahan baku produk dangke Quality Function Deployment (QFD), kerbau, maka dangke sapi pun menjadi yaitu suatu alat yang menggambarkan pilihan, meskipun diketahui bahwa m e k a n i s m e t e r s t r u k t u r u n t u k rendemen dengan bahan baku susu sapi menentukan kebutuhan pelanggan dan lebih rendah dibandingkan dengan menerjemahkan kebutuhan tersebut ke bahan baku susu kerbau, sebagaimana dalam kebutuhan teknis yang sesuai. peneliti-an yang telah dilakukan pada Q F D m e n c a k u p m o n i t o r d a n produk dali di Tapanuli Utara (Sirait, pengendalian yang tepat dari proses 99). operasi menuju sasaran. Matriks House Selain hal tersebut, terdapat Of Quality adalah bentuk yang paling faktor yang lebih prinsip yang perlu dikenal dari QFD (Gaspersz, ). diperhitungkan, yaitu potensi produksi susu ternak kerbau jauh lebih kecil dibandingkan dengan ternak sapi. HASIL DAN PEMBAHASAN Apalagi dengan sapi impor jenis FH dan Kinerja produk seringkali Sachiwal yang banyak dikembangkan di disikapi ber-beda oleh konsumen Kabupaten Enrekang, sehingga untuk karena faktor kepentingan konsumen pengem-bangan dalam jumlah yang yang berbeda satu sama lain. Kinerja besar hal tersebut dianggap sebagai secara kuantitatif untuk lebih jelasnya suatu kendala. Di lain pihak. hal dapat dilihat pada matriks QFD atau tersebut juga dapat menjadi peluang, lebih dikenal dengan rumah kualitas ka-rena kekhasan dan kelangkaan (Gambar ). produk tersebut di pasaran, sehingga Customer Competitive Assessment untuk pengembangan lanjut dalam skala Gambar menunjukkan tingkat lebih besar sebaiknya kedua jenis kinerja dua jenis produk makanan khas produk tersebut dikembangkan secara tradisional dangke yang ada di bersama-sama, karena produk Kabupaten Enrekang. Produk dangke tersebut saling mendukung upaya kerbau secara umum memberi-kan pemenuhan kebutuhan dan keinginan kinerja dengan kategori memuaskan, konsumen. sementara dangke sapi hanya dapat Engineering Competitive Assessment memberi-kan kinerja kategori cukup. Gambar. menunjukkan bahwa Pada kedua jenis produk tersebut, kedua produk dangke yang dianalisis, atribut harga dan kemasan adalah yang baik dangke kerbau maupun dangke paling kritis dan kurang memberi-kan sapi, memiliki ciri yang relatif sama kepuasan pada konsumen, sehingga terutama hubungannya de-ngan bahan perlu mendapat perhatian serius. baku, kemasan, dan penyimpanan. Berdasarkan hasil penilaian di Perbedaan dapat terlihat pada aktivitas tingkat konsumen dapat disimpulkan t e k n i s h u b u n g a n n y a d e n g a n Quality Function Development (QFD)... (Muh. Ridwan)
79 Keterangan: Keterangan Kinerja: =Sangat Puas/Sangat Baik = Kuat =Puas/Baik = Sedang =Cukup/Sedang = Lemah =Tidak Puas/Kurang = Kuat Positif - = Positif =Sangat Tidak Puas/Sangat Kurang - = Negatif Harapan Konsumen Atribut Pelanggan Nilai kepentingan Harga Warna Rasa Aroma Tekstur Bentuk & Ukuran Kebersihan Kemasan Kinerja Proses 6 7 8 Dangke Sapi Dangke Kerbau Tingkat Kepentingan Bahan Baku Penanganan Bahan Baku Suhu Pemanasan Lama Pemanasan Jumlah Penambahan Koagulan Waktu Penambahan Koagulan Lama Pengadukan Penambahan Bahan Kimia/Lainnya Garam yang Ditambahkan Pencetakan Lama Pengepresan Lama Pengukusan Jenis Kemasan Suhu Penyimpanan Penyebaran Pemasanaran 8 8 8 6 7 66 7 7 Kinerja Produk Dangke Sapi Dangke Kerbau Nilai Relatif.6.8..6.98..68.6..7..9 Gambar. House Of Quality Produk Dangke. merupakan substrat yang baik untuk 99). pertum-buhan mikroba, sehingga tidak Hasil penilaian menunjukkan tahan disimpan pada suhu kamar. Salah bahwa dalam hal penambahan garam satu cara yang dilakukan untuk sebagai bahan pengawet, produk mencegah kerusakan dangke atau dangke kerbau bernilai lebih tinggi menghambat pertumbuhan mikroba daripada produk dangke sapi. Produk adalah dengan pemberian bahan dangke kerbau memberikan komposisi p e n g a w e t s e p e r t i g a r a m a t a u penam-bahan garam yang relatif penyimpanan pada suhu rendah (Djide, sesuai selera konsu-men dibandingkan Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 6 No., Des 6 - Mar 7: ISSN. 7-8 -9
8 (96 dalam Gunawan, 99), bahwa memengaruhi aroma dangke yang garam berfungsi memeras whey dari dihasilkan. Demikian pula dengan faktor curd, membantu mengatur kadar air teknis lainnya. Dangke kerbau dan keasaman, membantu pematangan, m e m i l i l k i a r o m a l e b i h b a i k dan pembentukan citarasa. dibandingkan dangke sapi. Pada penyebaran produk, dangke Hasil penilaian konsumen pada sapi memiliki jaringan penyebaran lebih masing-masing atribut menunjukkan luas, karena tersebar di seluruh bahwa dua atribut utama yang kurang wilayah produksi. Sementara itu, memberikan kepuasan pada konsumen dangke kerbau hanya tersebar di berturut-turut adalah atribut kemasw i l a y a h t e r t e n t u, s e h i n g g a a n, h a r g a, k e b e r s i h a n d a n ketersediaan produk dangke sapi lebih bentuk/ukuran, serta aroma. Secara banyak dibandingkan dengan dangke umum, atribut yang lebih kritis adalah kerbau. atribut harga dan kemasan, baik pada Strategi Operasi dangke sapi maupun kerbau. Atas dasar keinginan konsumen, Faktor yang berpengaruh kuat serta upaya peningkatan kepuasan untuk meningkatkan kinerja atribut konsumen dalam upaya peningkatan harga adalah bahan baku, pencetakan, daya saing produk yang dihasilkan, kemasan, suhu pe-nyimpanan, dan maka dapat dianalisis hubungan p e n y e b a r a n p e m a s a r a n. P e r l u keinginan konsumen dengan proses diupayakan sedapat mungkin untuk produksi yang dilakukan, sehingga menekan harga bahan baku yang d i h a r a p k a n d a p a t m e m b a n t u digunakan tanpa mengurangi kualitas memberikan kekuatan dan kelemah-an produk yang dihasilkan, untuk produk dalam upaya pemenuhan menghasilkan dangke yang lebih murah kebutuhan dan keinginan konsumen. dan terjangkau oleh konsumen. Gambar. menun-jukkan bahwa tiga Penggunaan kemasan yang baik atribut yang menjadi pertim-bangan dengan suhu penyimpanan yang utama konsumen dalam mengonsumsi terkendali dapat mem-pertahankan produk dangke di Kabupaten Enrekang, kondisi produk segar. Kemasan yang yaitu aroma, rasa, dan harga. Ketiga b e r p e n a m p i l a n m e n a r i k a k a n atribut terse-but sangat berhubungan memberikan nilai lebih pada produk kuat dengan bahan baku, dalam hal ini tersebut dan konsumen bersedia untuk susu. membayar dengan harga tinggi tanpa Secara spesifik, atribut aroma mengurangi nilai kepuasan yang sangat berhubungan kuat dengan faktor diterima. teknis berupa bahan baku, penanganan Pilihan lainnya adalah mengemas bahan baku, penambahan bahan kimia pro-duk dengan cetakan yang lebih a t a u b a h a n l a i n n y a t e r m a s u k kecil (kemasan ekonomis), sehingga penambahan garam, jenis kemasan, dan harga per unit produk lebih terjangkau penyebaran pemasaran. Artinya, jika oleh konsumen, yang secara tidak ingin menghasilkan suatu produk langsung akan memperluas pasar dangke dengan aroma baik, maka faktor produk dangke tersebut. Kemasan daun tersebut perlu men-dapat perhatian mungkin perlu dimodifikasi atau diganti. serius. Bahan baku berupa susu sapi Berdasarkan ciri produknya, dapat maupun kerbau dengan kualitas dan d i g u n a k a n p e n g e m a s p l a s t i k penanganan baik, akan sangat polipropilen atau dengan aluminium foil, Quality Function Development (QFD)... (Muh. Ridwan)
8 yang kurang menunjang, sehingga simpannya hanya hari saja (Yesilva, produknya kurang dapat memenuhi 99). standar mutu perdagangan, namun Prioritas atribut dalam upaya upaya peningkatan mutu makanan pemenuh-an kebutuhan dan keinginan tradisional dangke tetap harus di- konsumen industri kecil dangke secara upayakan sebagai suatu komoditi berturut turut adalah aroma, rasa, perdagangan. Kelemahan tersebut harga, kebersihan, warna, teks-tur, secara umum dapat di-perbaiki atau bentuk dan ukuran, serta kemasan. diatasi dengan penerapan cara produksi Hasil analisis terhadap keterhubungan yang baik (Good Manufacturing antara atribut tersebut dengan aktivitas Practices) dan penggunaan bahan teknis (relationship matrix) pada tambahan (Food Additives) yang aman industri kecil dangke di Kabupaten (Noor, 99). Hal tersebut tentunya Enrekang menunjukkan bahwa faktor harus ditunjang dengan promosi melalui teknis produksi, berupa bahan baku dan berbagai saluran, diversifikasi bahan penanganannya, harus mendapatkan pangan dan menu yang berorientasi prioritas utama dalam pemenuhan terhadap perkembangan budaya kebutuhan dan keinginan konsumen konsumen, ke-majuan pariwisata dan dengan nilai tingkat kepentingan permintaan pasar yang diharapkan masing-masing 8 dan 8 serta nilai mampu membangun popularitas produk relatif masing-masing,6 (6,%) tersebut di mata konsumen (Jambe, dan,8 (,8%). Apabila dianalisis 99). lebih lanjut, kedua faktor tersebut Model penyebaran secara mempunyai hubungan erat dengan tradisional yang tidak menjaga kondisi faktor lainnya. Bahan baku sangat s u h u o p t i m u m p r o d u k p e r l u berhubungan erat dengan penanganan dimodifikasi dengan alat khusus, bahan baku itu sendiri, demikian pula sehingga memungkinkan ketahanan sebaliknya penanganan bahan baku lebih lama serta jangkauan pemasaran akan berhubungan erat dengan bahan lebih jauh. Pemberian garam sebagai b a k u i t u s e n d i r i s e r t a s u h u bahan pengawet juga sebagai salah penyimpanan walaupun hubungan yang satu alternatif. Daya tahan dangke sedikit lebih lemah. Bahkan terdapat tanpa pemberian bahan pengawet hubungan negatif dengan penambahan hanya hari sedangkan dengan bahan kimia atau bahan lainnya, karena pemberian bahan pengawet dangke dengan penambahan bahan kimia atau dapat bertahan hingga bulan (Djide, bahan lainnya akan mengurangi ku- 99). Dangke yang disimpan pada alitas bahan baku serta produk yang s u h u d i n g i n ( - C ) d e n g a n dihasilkan. penambahan asam sorbat,%, masih layak dikonsumsi sampai penyimpanan KESIMPULAN b u l a n k e - 6, s e d a n g k a n t a n p a penambahan asam sorbat mempunyai. T i g a a t r i b u t y a n g m e n j a d i umur simpan hanya hari. Dangke p e r t i m b a n g a n u t a m a d a l a m yang disimpan pada suhu kamar mengonsumsi produk dangke di ( C) dengan penambahan asam Kabupaten Enrekang, yaitu aroma, sorbat,% mempunyai daya simpan rasa, dan harga. sampai hari, sedangkan tanpa. Kinerja produk industri kecil dangke penambahan asam sorbat, daya cukup memuaskan untuk dangke sapi dan memuaskan untuk dangke Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 6 No., Des 6 - Mar 7: ISSN. 7-8 -9
8. Keterhubungan (relationship matrix) Gunawan. 99. Pengaruh Penggunaan antara atribut dengan aktivitas Garam dan Kemasan Terhadap Daya Simpan Dali (Produk Olahan teknis menunjukkan bahwa faktor Susu Tradisional). Skripsi, bahan baku dan penanganan-nya Fakultas Teknologi Industri menjadi prioritas utama dalam Pertanian, Institut Pertanian Bogor, p e m e - n u h a n k e b u t u h a n d a n Bogor. keinginan konsumen, dengan nilai Hanan, A.M.. Sambutan Menteri tingkat kepentingan dan nilai relatif Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah. Makalah pada Seminar tertinggi dibandingkan atribut lain- Sehari Alih Teknologi Dalam nya, masing-masing 8 dan 8 Pengembangan Usaha Kecil serta,6 (6,%) dan,8 Menengah dan Agrobisnis. (,8%). Jakarta, 6 Mei. Mengangkat citra produk dangke J a m b e, A. A. G. N. A. 9 9. tidak cukup dilakukan dengan cara Pengembangan Bahan Pangan Tradisional Serta Prospeknya sepihak, maka diperlukan bentuk dalam Mengembangkan Makanan kerjasama pengembangan dengan pihak Tradisional Rakyat di Bali. Buletin universitas, departemen terkait atau PANGAN V(9):-. lembaga penelitian untuk menemukan Marimin.. Teknik dan Aplikasi bentuk dan pola pengembangan produk, Pengambilan Keputusan Kriteria terutama menyangkut harga yang M a j e m u k. P T. G r a m e d i a Widiasarana Indonesia, Jakarta. masih cukup tinggi, serta teknik dan metode pengemasan yang mampu N o o r, Z. 9 9. U p a y a Penganekaragaman Makanan meningkatkan daya simpan produk, Tradisional Melalui Peningkatan sehingga memungkinkan penyebaran Mutu. Buletin PANGAN V(9):- lebih luas serta nilai peningkatan nilai. estetika tanpa mengurangi ciri khas Ridwan. M.. Analisis Kinerja produk tersebut. Kualitas Industri Kecil Makanan Khas Tradisional Dangke Di Kabupaten Enrekang Sulawesi DAFTAR PUSTAKA Selatan. Kerjasama Dengan Lembaga Penelitian UNHAS Didu, S.M.. Rancang Bangun Makassar, Makassar. Sistem Penunjang Keputusan Pengembangan Agroindustri Sirait. 99. Pembuatan Dali Dari Susu Kelapa Sawit Untuk Perekonomian Sapi dan Susu Susu Kerbau. D a e r a h. D i s e r t a s i. S e k o l a h Penerbit Balai Penelitian Ternak Pascasarjana Teknologi Industri C i a w i B o g o r, P u s l i t b a n g Pertanian, IPB, Bogor. P e t e r n a k a n, B a d a n L i t b a n g Pertanian Deptan. Djide, M.N. 99. Analisis Mikrobiologi Dangke Asal Kabupaten Enrekang. Saaty, T.L. 986. Pengambilan Laporan Penelitian, Fakultas MIPA, Keputusan Bagi Para Pemimpin. Universitas Hasanuddin, Makassar. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Gaspersz, V.. Analisa Untuk P e n i n g k a t a n K u a l i t a s. P T. Yesilva, A. 99. Mempelajari Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pengaruh Saat Penambahan Quality Function Development (QFD)... (Muh. Ridwan)