PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKIP (PERMENPAN-RB No. 12/2015)

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

Disampaikan dalam Persiapan Asistensi Sakip Barenlitbang Kota Malang Malang, 11 April Oleh : Sugeng Widodo, AP, MM Inspektorat Kota Malang

KERTAS KERJA EVALUASI (KKE) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAK SKPD PROVINSI JAWA TENGAH

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

TEMPLATE KERTAS KERJA EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA SKPD kota TAHUN 2010 Y T a b c d e HITUNGAN

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas d

PEDOMAN EVALUASI INTERNAL ATAS LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK. PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 11.a TAHUN 2013

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

Sasaran Reformasi Birokrasi

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA MAHKAMAH AGUNG DAN PENGADILAN TINGKAT BANDING SELURUH LINGKUNGAN PERADILAN BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 50

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB II PERENCANAAN KINERJA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

A. PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)

2011, No Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 1 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BAB I P E N D A H U L U A N

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014


BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 12 TAHUN 2012 TENTANG

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1-C TAHUN <2017 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,52

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 15,44

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi. A. Perencanaan Kinerja 35 13,59

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PERATURAN BUPATI BERAU

Transkripsi:

PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKIP (PERMENPAN-RB No. 12/2015) Disampaikan oleh : Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Menjadi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Yang Mampu Mendorong Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Baik Di Jawa Tengah

GARIS KEBIJAKAN GUBERNUR JAWA TENGAH RPJMD PROV. JATENG 2013-2018 (PERDA JATENG No.5/2014) MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI 7 MISI : 1. Membangun Jateng berbasis Trisakti Bung Karno berdaulat di bidang Politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan; 2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran; 3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan transparan, mboten korupsi, mboten ngapusi ; 4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan; 5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak; 6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat; 7. Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. SASARAN: 1. Meningkatnya kinerja tata kelola pemerintahan; 2. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi aparatur serta sistem pola karier yg jelas; 3. Meningkatnya cakupan layanan pengukuran IKM; 4. Terwujudnya kelembagaan PTSP; 5. Terwujudnya tertib administrasi kependudukan; 6. Terwujudnya peny. pemerintahan bebas dari KKN; 7. Tercapainya LKD opini WTP; 8. Terwujudnya SPIP; 9. Terwujudnya penegakan dan harmonisasi produk hukum yg mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusivitas. mboten Korupsi, mboten Ngapusi! 2

Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance Area Perubahan Sumber daya manusia aparatur Peraturan Perundang-undangann Pengawasan Akuntabilitas Hasil Yang Ingin Dicapai SDM apatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Pelayanan publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat Budaya Kerja Aparatur (culture set dan mind set) Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

SAKIP DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH Dokumen Perencanaan Induk RENSTRA SKPD RPJP DAERAH RPJMD KERANGKA EKO. MAKRO DAERAH S-AKIP SPPN SPKN RKT RENJA RKA KUA/PPAS RKPD PK/TAPKIN RKO DPA APBD PENGUKURAN KINERJA MONEV KEG RFK LAKIP LAPORAN LAKS. KEG LRA SKPD LKPD LPPD EVALUASI AKIP WAS INTERNAL REVIU LKPD AUDIT LKPD OLEH BPK EKPPD PERDA LKPJ KEPALA DAERAH 5

6 5 4 3 2 Komitmen Pimpinan dan seluruh staf Instansi. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat. Menunjukkan tingkat pencapaian sasaran & tujuan yg telah ditetapkan. Berdasarkan suatu sistem yg menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan per-uu-an yang berlaku. 1 Jujur, objektif, transparan, dan akurat. Menyajikan keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

SIKLUS MANAJEMEN KINERJA PERENCANAAN STRATEGIS (Renstra, RKT, PK) IKU Action Plan EVALUASI & PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA IKU PENGUKURAN KINERJA IKU Check PELAPORAN KINERJA (LKJIP) IKU Do

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA SUDAH EFEKTIF???

DASAR HUKUM EVALUASI AKIP UU 25/2004 TENTANG SPPN; UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH; PP 8/ 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH; PP 39/2006 TENTANG TATA CARA DAL & EVAL. LAKS. REN. BANG.; INPRES 7/1999 TENTANG AKIP diganti PERPRES 29/2014 TENTANG S-AKIP; PERMENPAN 12/2015 TENTANG PEDOMAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERGUB JATENG 23/2013 TENTANG JUKLAK EVAL. AKIP PROVINSI JAWA TENGAH. 9

DASAR PERTIMBANGAN PERLUNYA EVALUASI SISTEM AKIP LKjIP sebagai alat evaluasi organisasi bersifat Self Assesment, sehingga diperlukan umpan balik dari pihak luar yang obyektif untuk perbaikan di masa mendatang; Akuntabilitas merupakan salah satu sasaran utama Reformasi Birokrasi. Kepala Daerah perlu mengetahui perkembangan efektifitas pembangunan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah di bawah kepemimpinannya saat ini. HASIL EVALUASI mendorong setiap SKPD untuk secara konsisten meningkatkan akuntabilitasnya dalam rangka pencapaian kinerja organisasinya sesuai Renstranya masing-masing.

TUJUAN EVALUASI AKIP Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP; Menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.

METODOLOGI EVALUASI Menggunakan teknik criteria referrenced survey yaitu menilai secara bertahap langkah demi langkah (step by step assessment) setiap komponen dan menilai secara keseluruhan (overall assessment) dengan kriteria evaluasi dari masing-masing komponen yang telah ditetapkan sebelumnya (tool : Lembar Kriteria Evaluasi) Dalam menilai apakah suatu instansi telah memenuhi suatu kriteria, harus didasarkan pada fakta obyektif dan profesional judgement dari evaluator dan supervisor.

RUANG LINGKUP EVALUASI Evaluasi atas penerapan Sistem AKIP dan pencapaian kinerja Instansi Evaluasi penerapan SAKIP mempertimbangkan upaya atau kemajuan yang telah dicapai sampai dengan pembahasan hasil evaluasi; Penyusunan rating atau kategori hasil evaluasi; Evaluasi dilakukan terhadap seluruh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang telah menyampaikan Laporan Kinerja

TEKNIK EVALUASI AKIP TINJAUAN/STUDI DOKUMENTASI Saran Hasil Evaluasi AKIP sebelumnya (Pelaksanaan saran, kendala/hambatan pelaksanaan saran) Dokumen Perencanaan terdiri dari Renstra, RKT, DPA dan PK (ada atau tidak ada, menilai keterkaitan antar dokumen dan dengan dokumen RPJMD serta IKU) WAWANCARA Partisipasi dan Co-Evaluation Konsultatif PENGHITUNGAN DAN PENGUKURAN DATA/STATISTIK Pengukuran Kinerja/Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Pelaporan Kinerja/LAKIP 15

KERANGKA LOGIS EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Internal dan Eksternal) P E N G U N G K I T ( 8 0 % ) H A S I L ( 2 0 % ) Plan Do Check IIMPLEMENTASI SISTEM AKIP PERENCANAAN KINERJA (30 ) PENGUKURAN KINERJA (25) PELAPORAN KINERJA (15) PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5) KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (5) BENCHMARK KINERJA (5) Action EVALUASI KINERJA (10) KINERJA DARI PENILAIAN STAKEHOLDER (5) 16 P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N

PERUBAHAN BOBOT PENILAIAN NO ASPEK SEBELUM SESUDAH SUB KOMPONEN 1 2 3 Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja 35% 30% 20% 25% 15% 15% 4 Evaluasi Kinerja 10% 10% 5 Capaian Kinerja 20% 20% a. Renstra 10% (pemenuhan, kualitas, dan Implementasi) b. RKT 20% (pemenuhan, kualitas, dan Implementasi) a. Pemenuhan pengukuran 5% b. Kualitas pengukuran 12,5% c. Implementasi 7,5% a. Pemenuhan pelaporan 3% b. Penyajian informasi kinerja 8% c. Pemanfaatan informasi kinerja 4% a. Pemenuhan evaluasi 2% b. Kualitas evaluasi 5% c. Pemanfaatan hasil evaluasi 3% a. Kinerja yang dilaporkan (output) 5% b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5% c. Kinerja yang diperbandingkan (benchmark) 5% d. Kinerja lainnya (penilaian dari eksternal) 5% Total 100% 100%

KATEGORI PENILAIAN HASIL EVALUASI (SCORING) NO KATE GORI SEMULA MENJADI INTERPRETASI 1 AA >85-100 >90-100 Sangat Memuaskan 2 A >75-85 >80-90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel 3 BB - >70-80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. 4 B >65-75 >60-70 Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. 5 CC >50-65 >50-60 Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar. 6 C >30-50 >30-50 Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar. 7 D 0-30 0-30 Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk penerapan manajemen kinerja; perlu perbaikan yang sangat mendasar

1. ASPEK PERENCANAAN KINERJA (BOBOT 30%) A. PERENCANAAN KINERJA (30%) I. PERENCANAAN STRATEGIS (10%) a. PEMENUHAN RENSTRA (2%) 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah disusun 2 Renstra SKPD telah disusun 3 RPJMD/Renstra telah memuat tujuan 4 Tujuan yang ditetapkan telah dilengkapi dengan ukuran keberhasilan (indikator) 5 Tujuan telah disertai target keberhasilannya 6 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat sasaran 7 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat indikator kinerja sasaran 8 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat target tahunan 9 RPJMD/Renstra telah menyajikan IKU 10 RPJMD/Renstra telah dipublikasikan b. KUALITAS RENSTRA (5%) 11 Tujuan telah berorientasi hasil 12 ukuran keberhasilan (indikator) tujuan (outcome) telah memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik 13 Sasaran telah berorientasi hasil 14 Indikator kinerja sasaran (outcome dan output) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik 15 Target kinerja ditetapkan dengan baik 16 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapai tujuan/sasaran/hasil program/hasil kegiatan 17 Dokumen RPJMN/Renstra telah selaras dengan Dokumen RPJMN/RPJMD 18 Dokumen RPJMD/Renstra telah menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3%) 19 Dokumen RPJMD/Renstra digunakan sebagai acuan penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran 20 Target jangka menengah dalam RPJMD/Renstra telah dimonitor pencapaiannya sampai dengan tahun berjalan 21 Dokumen RPJMD/Renstra telah direviu secara berkala

1. ASPEK PERENCANAAN KINERJA (BOBOT 30%) II. PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (20%) a. PEMENUHAN PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (4%) 1 Dokumen perencanaan kinerja tahunan telah disusun 2 Perjanjian Kinerja (PK) telah disusun 3 PK telah menyajikan IKU 4 PK telah dipublikasikan b. KUALITAS PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (10%) 5 Sasaran telah berorientasi hasil 6 Indikator kinerja sasaran dan hasil program (outcome) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik 7 Target kinerja ditetapkan dengan baik 8 Kegiatan merupakan cara untuk mencapai sasaran 9 Kegiatan dalam rangka mencapai sasaran telah didukung oleh anggaran yang memadai 10 Dokumen PK telah selaras dengan RPJMD/Renstra 11 Dokumen PK telah menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi) 12 Rencana Aksi atas Kinerja sudah ada 13 Rencana Aksi atas Kinerja telah mencantumkan target secara periodik atas kinerja Rencana Aksi atas kinerja telah mencantumkan sub kegiatan/ komponen rinci setiap periode yang akan 14 dilakukan dalam rangka mencapai kinerja c. IMPLEMENTASI PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (6%) 15 Rencana kinerja tahunan dimanfaatkan dalam penyusunan anggaran 16 Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untuk mengukur keberhasilan 17 Rencana Aksi atas Kinerja telah dimonitor pencapaiannya secara berkala 18 Rencana Aksi telah dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan 19 Perjanjian Kinerja telah dimanfaatkan untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV

2. ASPEK PENGUKURAN KINERJA (BOBOT 25%) B. PENGUKURAN KINERJA (25%) I. PEMENUHAN PENGUKURAN (5%) 1 Telah terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara formal 2 Telah terdapat ukuran kinerja tingkat eselon III dan IV sebagai turunan kinerja atasannya 3 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja 4 Indikator Kinerja Utama telah dipublikasikan II. KUALITAS PENGUKURAN (12,5%) 5 IKU telah memenuhi kriteria indikator yang baik 6 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja 7 IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP 8 Ukuran (Indikator) kinerja eselon III dan IV telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik 9 Indikator kinerja eselon III dan IV telah selaras dengan indikator kinerja atasannya 10 Sudah terdapat ukuran (indikator) kinerja individu yang mengacu pada IKU unit kerja organisasi/atasannya 11 Pengukuran kinerja sudah dilakukan secara berjenjang 12 Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan 13 Pengumpulan data kinerja atas Rencana Aksi dilakukan secara berkala (bulanan/triwulanan/semester) 14 Pengukuran kinerja sudah dikembangkan menggunakan teknologi informasi III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (7,5%) 15 IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran 16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja 17 Target kinerja eselon III dan IV telah dimonitor pencapaiannya 18 Hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat eselon IV keatas telah dikaitkan dengan (dimanfaatkan sebagai dasar pemberian) reward & punishment 19 IKU telah direviu secara berkala 20 Pengukuran kinerja atas Rencana Aksi digunakan untuk pengendalian dan pemantauan kinerja secara berkala

3. ASPEK PELAPORAN KINERJA (BOBOT 15%) C. PELAPORAN KINERJA (15%) I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%) 1 Laporan Kinerja telah disusun 2 Laporan Kinerja telah disampaikan tepat waktu 3 Laporan Kinerja telah di upload kedalam website 4 Laporan Kinerja telah disertai pernyataan telah direviu oleh APIP 5 Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (7,5%) 6 Laporan Kinerja menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome 7 Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai kinerja yang telah diperjanjikan 8 Laporan Kinerja menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja Laporan Kinerja menyajikan pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan 9 realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan 10 Laporan Kinerja menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya 11 Laporan Kinerja menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja instansi 12 Informasi kinerja dalam Laporan Kinerja dapat diandalkan III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (4,5%) 13 Informasi kinerja telah digunakan dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja 14 Informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan perencanaan Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan 15 kegiatan organisasi 16 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatan kinerja 17 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk penilaian kinerja

4. ASPEK EVALUASI INTERNAL (BOBOT 10%) D. EVALUASI INTERNAL (10%) I. PEMENUHAN EVALUASI (2%) 1 Terdapat pedoman evaluasi akuntabilitas kinerja 2 Terdapat pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya 3 Evaluasi program telah dilakukan 4 Evaluasi atas pelaksanaan Rencana Aksi telah dilakukan 5 Evaluasi akuntabilitas kinerja atas unit kerja telah dilakukan 6 Hasil evaluasi telah disampaikan dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan Evaluasi akuntabilitas kinerja atas kabupaten/kota telah dilaksanakan 7 (pertanyaan ini hanya berlaku untuk Provinsi) II. KUALITAS EVALUASI (5%) 8 Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan dengan menggunakan pedoman/juklak evaluasi yang selaras dengan pedoman/juklak evaluasi Menpan dan RB 9 Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh SDM yang berkompeten 10 Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja telah disupervisi dengan baik melalui pembahasan-pembahasan yang reguler dan bertahap 11 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja menggambarkan akuntabilitas kinerja yang dievaluasi 12 Evaluasi akuntabilitas kinerja telah memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan manajemen kinerja yang dapat dilaksanakan 13 Hasil evaluasi Propvinsi atas akuntabilitas kinerja kabupaten/kota telah disupervisi oleh Kementerian PAN dan RB (pertanyaan ini hanya berlaku untuk Provinsi) 14 Supervisi hasil evaluasi Provinsi atas akuntabiltas kinerja kabupaten/kota telah ditindak lanjuti (pertanyaan ini hanya berlaku untuk Provinsi) 15 Evaluasi program dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan program 16 Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan 17 Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan 18 Pemantauan Rencana Aksi dilaksanakan dalam rangka mengendalikan kinerja 19 Pemantauan Rencana Aksi telah memberikan alternatif perbaikan yang dapat dilaksanakan 20 Hasil evaluasi Rencana Aksi telah menunjukkan perbaikan setiap periode

5. ASPEK PENCAPAIAN SASARAN (BOBOT 20%) E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (20%) KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%) 1 Target dapat dicapai 2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya 3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (5%) 4 Target dapat dicapai 5 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya 6 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan BENCHMARK KINERJA (5%) 7 Kinerja Bidang Kesehatan 8 Kinerja Bidang Pendidikan 9 Kinerja Bidang Ketenagakerjaan 10 Kinerja Bidang Sosial 11 Kinerja Bidang Ekonomi KINERJA LAINNYA (5%) 12 Inisiatif dalam pemberantasan korupsi 13 Inovasi dalam manajemen kinerja 14 Penghargaan-penghargaan lainnya

KRITERIA PENILAIAN EVALUASI AKIP Dari setiap sub-komponen penilaian, dibagi ke dalam beberapa daftar pertanyaan/isian sebagai kriteria pemenuhan sub-komponen tersebut. Jawaban atau isian atas pertanyaan/isian dapat berupa nilai absolute dan nilai relatif, tergantung dari materi pertanyaan. Nilai absolute dapat berupa jawaban/isian ya/tidak untuk pertanyaan2 yang langsung dapat dijawab sesuai dengan pemenuhan kriteria. Nilai relatif berupa jawaban/isian a/b/c/d/e untuk pertanyaan2 yang membutuhkan judgement dari evaluator dan biasanya bersifat kualitatif. Untuk nilai absolute, setiap jawaban Ya diberikan nilai 1 sedangkan jawaban Tidak diberikan nilai 0. Untuk nilai relatif, untuk masing-masing jawaban a/b/c/d/e, secara umum penilaian didasarkan pada judgement Evaluator (0; 0,25; 0,5; 0,75, 1).

TABEL PENILAIAN RELATIF (QUALITATIF) JAWABAN RENTANG KRITERIA NILAI Hampir semua kriteria terpenuhi 90% - 100% a 1 Sebagian besar kriteria terpenuhi 75% - 90% b 0,75 Sebagian kriteria terpenuhi 40% - 75% c 0,5 Sebagian kecil kriteria terpenuhi 10% - 40% d 0,25 Sangat kurang memenuhi kriteria < 10% e 0

PENGECUALIAN ATAS PENILAIAN CAPAIAN KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT DAN OUTCOME) JAWABAN RENTANG KRITERIA NILAI Rata-2 realisasi melampaui target > 100% a 1 Rata-2realisasi sesuai target = 100% b 0,75 Rata-2realisasi mendekati target 80% - 100% c 0,5 Rata-2realisasi tidak mencapai target 50% - 80% d 0,25 Rata-2realisasi target sangat kurang < 50% e 0 PEMBANDINGAN CAPAIAN KINERJA YANG LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA JAWABAN RENTANG KRITERIA NILAI Peningkatan capaian sangat tinggi > 150% a 1 Peningkatan capaian tinggi 120% - 150% b 0,75 Peningkatan capaian agak tinggi 80% - 120% c 0,5 Peningkatan capaian cukup 50% - 80% d 0,25 Peningkatan capaian rendah 0% < 50% e 0

UNTUK MENJAGA OBYEKTIFITAS PROSES DAN PENILAIAN HASIL EVALUASI REVIU BERJENJANG Reviu tingkat 1 dilakukan di masing-masing Tim Evaluator dipimpin oleh Ketua Tim. Reviu tingkat 2 dilakukan dalam bentuk Forum Panel lintas Tim untuk menentukan nilai final, peringkat dan kategori.

KATEGORI PENILAIAN HASIL EVALUASI (SCORING) No Nilai Kategori Karakteristik Instansi 1. >85-100 Memuaskan (AA) Memimpin perubahan, berbudaya kinerja, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel 2. >75-85 Sangat Baik (A) Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. 3. >65-75 Baik (B) Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. 4. >50-65 Cukup (memadai) (CC) Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu beberapa perbaikan tidak mendasar. 5. >30-50 Kurang (C) Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar. 6. 0-30 Sangat Kurang (D) Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak perbaikan, sebagian perubahan bersifat sangat mendasar. 30

PERMASALAHAN UMUM IMPLEMENTASI SISTEM AKIP Target tidak ditetapkan secara benar, masih berorientasi output/ bukan outcome Inkonsistensi dan ketidak selarasan antara dokumen-dokumen perencanaan (RPJMD, IKU, Renstra-SKPD, RKT, RKA/DPA-SKPD dan PK), Dokumen-dokumen perencanaan belum pernah dilakukan reviu/evaluasi. Tidak ada hubungan kausalitas antara tujuan/sasaran dengan Program/Kegiatan Indikator kinerja tidak relevan, tidak dapat diukur secara obyektif, Pemantauan Pengukuran terhadap pencapaian target indikator Kinerja belum dilakukan secara rutin dan berkala. LKJIP masih melaporkan pelaksanaan kegiatan, bukan melaporkan pengukuran kinerja Evaluasi dan analisis secara self-assesment masih kurang Penyusunan dokumen penganggaran tidak mempedomani Renstra, RKT dan Renja. Belum ada pemberian reward and punishment berdasarkan evaluasi kinerja internal yang memadai. 31

DRAFT HASIL EVALUASI SAKIP KAB.PEMALANG TH. 2015 KOMPONEN/SUB KOMPONEN NILAI TOTAL NILAI KAB. PEMALANG A. PERENCANAAN KINERJA 30,00 22,02 B. PENGUKURAN KINERJA 25,00 12,75 C. PELAPORAN KINERJA 15,00 10,11 D. EVALUASI INTERNAL 10,00 6,73 E. PENCAPAIAN SASARAN / KINERJA ORGANISASI 20,00 15,13 JUMLAH 100,00 66,74 MASIH MENUNGGU HASIL REVIU DARI TPN/MENPAN-RB!!!!

AGAR NILAI HASIL EVALUASI LEBIH BAIK 1. Kesungguhan SKPD/Unit Kerja dalam penyusunan, reviu dan perbaikan perencanaan kinerja yang berorientasi hasil (result oriented); 2. Perkembangan pembangunan sistem pengukuran dan pengumpulan data kinerja di lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 3. Penerapan kebijakan penyusunan dokumen penetapan kinerja dan indikator kinerja utama (IKU); 4. Pengukuran capaian kinerja utama dan pengungkapan informasi capaian kinerja lain; 5. Monitoring dan evaluasi terhadap capaian kinerja pelaksanaan program (khususnya program-program strategis yang diprioritaskan). 6. Keterkaitan seluruh komponen-komponen aspek perencanaan kinerja dengan sistem penganggaran, kebijakan pelaksanaan dan pengendalian serta pelaporannya. 7. Meningkatkan transparansi informasi instansi pemerintah. 8. Memastikan disusunnya rencana aksi terhadap rekomendasi hasil evaluasi yang belum ditindaklanjuti.

TERIMA KASIH