BAB I PENDAHULUAN. memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI JALAN ALTERNATIF MEMBANGUN KESEJAHTERAAN PETANI REMPAH-REMPAH. Rempah-rempah atau empon-empon yang dikenal oleh masyarakat Desa

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana umumnya desa-desa daerah pegunungan di Jawa. Daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

POLA TANAM MASYARAKAT PETANI PARANGTRITIS MENYIASATI KEBUTUHAN SINAR MATAHARI DAN MUSIM KEMARAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

BAB III MENELUSURI DESA SUNGAI KUNYIT HULU. yang letaknya 7 km dari kantor Kecamatan Sungai Kunyit Hulu dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

59 cukup luas untuk ukuran sebuah Desa tersebut dibatasi oleh beberapa Desa di sekitarnya, yaitu: a. Sebelah utara Desa Margoagung b. Sebelah timur De

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB III LAPORAN PENELITIAN

PENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. ternyata tidak pilih kasih. Artinya, ia tidak saja melanda daerah-daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB I. Dengan begitu para pemilik lahan dapat mengetahui batas-batas lahan

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

industri berbahan dasar olahan limbah yang dikenal khalayak umum. Perlu adanya tangan dan ide kreatif seseorang agar limbah yang tidak ternilai

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama dalam bidang pertanian. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan pada musim kemarau ditandai dengan sinar matahari yang lama. Fenomena sinar matahari yang lama adalah sebagai sumber energi yang digunakan untuk fotosintesis tumbuhan. Dengan adanya dua musim tersebut, para petani memanfaatkannya untuk kepentingan kehidupan mereka. Musim penghujan digunakan oleh para petani untuk menanam bermacam-macam tanaman di sawah maupun di ladang. Musim hujan bisanya berlangsung antara bulan Oktober sampai bulan Maret, sedangkan musim kemarau berlangsung mulai bulan April sampai dengan September. Oleh karena itu berbagai tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia menjadikan Negara ini kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Namun demikian, para petani masih belum bisa menikmati sepenuhnya apa yang dihasilkan, petani yang ada di negara Indonesia masih tergolong dalam kelompok kurang beruntung, meskipun hasil pertanian mereka melimpah. Negara kita yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) ini, tetapi masyarakatnya banyak yang miskin. Begitu juga 1

2 dengan petani, mereka adalah golongan penyumbang jumlah kemiskinan terbesar di Indonesia. Begitu juga petani yang ada di Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo juga mengalami nasib yang sama. Petani yang ada di desa ini ketika musim penghujan kebanyakan menanam padi di sawah atau menanam tanaman rempah-rempah di ladang dan lahan kering, Untuk tanaman padi masyarakat tergolong berpenghasilan rendah, dikarenakan sawah yang ada di desa dataran tinggi, tidak seluas sawah yang ada di dataran rendah. Karena lahan atau sawah petani berada di lereng gunung. Selain menjadi petani sawah, sebagian masyarakat Desa Baosan Kidul juga sebagai petani lahan kering, yakni petani rempah-rempah. Berbagai jenis rempah-rempah yang tumbuh, dikarenakan lahan pertanian yang ada di desa kebanyakan adalah lahan kering atau ladang, maka tanaman yang cocok untuk lahan seperti itu adalah jenis rempah-rempah. Adapun jenis rempah-rempah 1 yang ada adalah Jahe, Kunyit, Temulawak, Lengkuas, Kunci, dan lain-lainnya. Setiap panen petani yang ada di Desa Bosan Kidul mampu memanen hasil rempahrempah sebesar 6 ton jahe, 9 ton kunyit, 8 ton temulawak, 1 ton kunci, 3 ton lengkuas, dan 1 ton kencur. 2 Mayoritas penduduk desa bekerja sebagai petani lahan kering. Selain mengolah lahan sendiri, para petani yang ada di desa ini juga mengolah lahan milik perhutani dengan memanfaatkannya untuk tanaman rempah-rempah, Sehingga hasil rempah-rempah dari Desa Baosan Kidul sangat banyak. Dari 6958 1 Masyarakat Desa Baosan Kidul biasa menyebut tanaman rempah-rempah ini dengan sebutan empon-empon. 2 Data Potensi Desa dan Kelurahan Desa Baosan Kidul tahun 2014

3 jiwa penduduk Desa Bosan Kidul; 3 3262 jiwa memiliki mata pencaharian sebagai petani, 1088 bermata pencaharian sebagai buruh tani, 4 30 jiwa sebagai Pegawa Negeri Sipil, 11 jiwa sebagai pengrajin industri rumah tangga, 5 jiwa sebagai pedagang keliling, 740 jiwa sebagai peternak, 10 jiwa sebagai pensiunan, dan sisanya adalah lanjut usia serta anak-anak. Tabel 1.1 pembagian mata pencaharian No Mata pencaharian Jumlah penduduk Persent 1. Petani 3262 46,8 % 2. Buruh tani 1088 15,6 % 3. PNS 30 0,4 % 4. Pengrajin industri rumah 11 0,1 % tangga 5. Pedagang keliling 5 0,07 % 6. Peternak 740 10,6 % 7. Pensiunan 10 0,1 % 8. Lain-lain 1812 26 % Jumlah 6958 100% Data di atas menujukkan jumlah angka komunitas petani lebih banyak daripada jumlah angka pekerjaan lainnya. 46,8 % dari jumlah penduduk 6958 jiwa 3 Daftar isian potensi Desa dan Kelurahan Desa Baosan Kidul tahun 2014 4 Buruh tani adalah masyarakat yang berprofesi sebagai petani namun mereka tidak memiliki lahan atau memiliki lahan namun sedikit

4 adalah sebagai petani, sehingga mayoritas penduduk adalah bekerja sebagai petani. Lahan yang ditanami oleh petani kebanyakan adalah lahan milik perhutani. Perbandinagn luas lahan penduduk dengan lahan milik perhutani adalah 2 : 3, lebih luas lahan milik perhutani yang dioleh olah setiap warga. Lahan atau ladang milik sendiri yang dioleh seluas 298 ha sedangkan luas lahan perhutani yang diolah petani seluas 352 ha. Lahan milik perhutani adalah hutan pinus yang di bawahnya hanya ditanami rempah-rempah oleh masyarakat. Masyarakat memanen tanaman rempah-rempahnya setiap akan menjualnya, mereka menjual hasil rempah-rempah pada hari wage (pasaran Jawa) yaitu pasaran yang dilakukan setiap lima hari sekali menurut hari Jawa. Sekali menjual hasil rempah-rempah, ± satu karung yang beratnya antara 50-70 kg. Hasil penjualan mereka gunakan untuk membeli keperluan sehari-hari selama lima hari kedepan, sehingga tidak ada panen raya untuk petani. Meskipun Desa Baosan Kidul menghasilkan rempah-rempah sangat banyak namun, hasil yang diperoleh petani dalam bentuk uang masih tergolong sedikit. Karena nilai jual rempah-rempah di pasar desa harganya rendah. Tanaman rempah-rempah untuk layak jual dengan harga mahal perlu pengelolaan lagi untuk bisa dikonsumsi dan bisa menghasilkan lebih banyak uang, sementara itu para petani cenderung menjual rempah-rempahnya dalam kondisi basah tanpa proses pengelolaan pasca panen. Dari ungkapan responden yang berhasil dihubungi penulis, mereka berkeluh kesah tentang rendahnya harga penjualan rempah rempah.

5 Hoalah nang, kerjo sampek sempal boyo e hasile ora sepiro. Saiki regane kunir 600 repes, temu 600 repes, laos 900 repes, kunci 1200 repes.ngeneki rekosone dadi wong tani 5. Keadaan demikian yang membuat petani tetap berada digaris kemiskinan, padahal mereka memiliki penghasilan yang luar biasa apabila dikelola dengan baik. Faktor lain yang menjadi kendala para petani untuk bisa memperoleh penghasilan lebih besar adalah, karena mereka bekerja hanya sebatas sebagai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. tidak berorientasi untuk pemenuhan pasar dengan hasil pertanian mereka. Selama ini rempah-rempah ditanam dengan cara tradisional, yakni ditanam kemudian dipanen untuk dijual, belum ada upaya untuk membudidayakan dengan cara yang terbaru dan mengelolanya agar menghasilkan uang banyak. Padahal jika tanaman ini diolah lebih modern lagi atau diolah menjadi barang setengah jadi atau bahkan barang jadi, tentunya harganya akan meningkat. Dengan demikian jika petani-petani bisa menemukan hal yang lebih inisiatip untuk mengelola hasil tanamannya, khususnya dalam hal penanaman dan pengolahan pasca panen maka petani-petani akan lebih meningkat lagi hasil pertaniannya. Sehingga apabila para petani yang ada di Desa Baosan Kidul mampu memproduksi hasil rempah-rempahnya menjadi produk setengah jadi atau produk jadi, maka mereka bukan lagi menjadi penyumbang jumlah angka 5 (aduh nak, kerja sampai sakit punggung, tetapi hasilnya tidak seberapa, sekarang saja harga kunyit Rp, 600, temu Rp 600, laos Rp 900, kunci Rp 1200, seperti inilah sengsaranya jadi seorang petani ).Wawancara dengan bu samini ketika dia memanen hasil rempah-rempahnya pada tanggal 30 Maret 2015

6 kemiskinan di Indonesia, melainkan menjadi penyumbang angka pertumbuhan perekonomian nasional. Sebenarnya Indonesia telah menerima penghargaan Food Agricultural Organization (FAO) di Paris, sebagai Negara yang berpenghasilan mencapai swasembada beras pada tahun 1984, namun kejayaan itu hanya bertahan selama 10 tahun, karena sejak tahun 1993 Indonesia sudah mulai kekurangan pangan utamanya beras. Dengan demikian merupakan pertanda bahwa pembangunan pertanian mulai terpuruk karena fondasi yang kurang kuat sehingga bangunan tersebut runtuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelemahan pembangunan pertanian di Indonesia adalah; pengolahan hasil pasca panen, sarana dan prasarana, pemilikan tanah, akses modal, tingkat pendidikan, penguasaan teknologi, tingkat ketrampilan, dan sikap mental petani. 6 Salah satu indikator penting yang menunjukkan kemajuan suatu desa sudah cukup baik atau tidak ialah tingkat kegiatan pemasaran barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh desa tersebut. Makin banyak desa itu menjual hasilhasilnya ke luar desa, berarti bahwa semakin banyak pula barang-barang dan jasa yang dapat dibeli oleh masyarakat desa tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Dalam kenyataannya banyak potensi desa yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat belum dapat dimanfaatkan secara optimal disebabkan karena sarana prasarana, pengolahan, pengangkutan dan sebagainya belum tersedia secara memadai. kurangnya ketersediaan sarana prasarana tersebut, 6 Sukino, Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani. (Yogyakarta: Pustaka Baru Pres, 2013) hal 20

7 kurang memberikan incentive/perangsang bagi produsen di daerah pedesaan untuk menggali potensi yang ada. 7 B. Fokus Pendampingan Untuk mempermudah pemahaman penulisan ini maka penulis mempunyai fokus pendampingan. Adapun fokus pendampingannya adalah sebagai berikut; 1. Apa akar masalah rendahnya penghasilan petani rempah-rempah di Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo? 2. Bagaimana upaya memberdayakan petani rempah-rempah di Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo agar perekonomian mereka meningkat? C. Tujuan Pendampingan Adapun tujuan pendampingan ini adalah sebagai berikut; 1. Untuk mengetahui akar masalah rendahnya ekonomi petani rempahrempah di Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. 2. Untuk mengetahui upaya memberdayakan petani rempah-rempah di Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo agar perekonomian mereka meningkat. 7 Hadi Prayitno, Pembangunan Ekonomi Pedesaan, (Yogyakarta : BPFE, 1987). hal 33

8 D. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini pendamping mencoba menjelaskan gambaran umum tentang arah pendampingan, sehingga diketahui arah latar belakang pendampingannya, fokus pendampingan, tujuan pendampingan, dan sitematika pembahasan. BAB II : METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF Pendamping menyajikan konsep pengertian PAR (Participatory Action Research), prinsip-prinsip dalam PAR, langkah-langkah riset aksi dalam PAR, dan analisis stakeholder. Yang mana adalah menjelaskan mtodologi yang digunakan dalam penelitian. BAB III : DAKWAH DAN PEMBERDAYAAN Pada bab ini pendamping ingin menyajikan tentang teori-teori, yaitu konsep dakwah kontemporer dalam ranah pemberdayaan perspektif islam dan pemberdayan perspektif ilmu sosial. BAB IV : GAMBARAN UMUM DESA Dalam bab ini pendamping menyajikan sejarah desa, letak geografis desa, potensi desa yang berupa tumbuhan rempah-rempah Desa Baosan Kidul, dan adat kebudayaan masyarakat Desa Baosan Kidul. BAB V :ANALISIS MASALAH DAN PROBLEM Dalam bab ini pendaming menyajikan sebuah data lapangan apa yang menjadi masalah dan problem bagi masyarakat petani rempah-rempah di

9 Desa Baosan Kidul terutama dalam hal pasca panen, kegiatan masyarakat, analisi pengeluaran masyarakat. BAB VI :JALAN ALTERNATIF MEMBANGUN KESEJAHTERAAN PETANI REMPAH-REMPAH Yakni pendamping menyajikan alternatif membangun kesejahteraan petani rempah-rempah. BAB VII : REFLEKSI TEORITIK Yakni pendamping menyajikan efektifitas program yang selama ini berjalan dan bagaimana kelanjutan dari sebuah program itu. Dengan analisis teori yang dipaparkan pada bab sebelumnya. BAB VIII : PENUTUP Pada bab ini hanya berisi inti dari skripsi dan kesimpulan.