Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

SERANGAN PENYAKIT LANAS Phytopthora nicotianae PADA TEMBAKAU DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN AGUSTUS 2013

Fenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani

ANALISIS KONDISI ATMOSFER PADA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN (Studi kasus banjir, 27 dan 28 Agustus 2016) Abstrak

Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

1. BAB I PENDAHULUAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

I. INFORMASI METEOROLOGI

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

I. INFORMASI METEOROLOGI

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB

Bakar Serangan Luka Api pada Tebu

STASIUN METEOROLOGI PATTIMURA AMBON

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017 DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, PROVINSI SUMATERA UTARA

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Perancangan dan Integrasi Sistem. Penurunan Produksi Kelapa Sawit pada Kuartal-I Tahun 2016 Oleh : Hanif Ryanas ( )

ADAPTASI DAN MITIGASI FENOMENA EL NIÑO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DAMPAK EL NINO DAN LA NINA TERHADAP PELAYARAN DI INDONESIA M. CHAERAN. Staf Pengajar Stimart AMNI Semarang. Abstrak

MONITORING DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN SEPTEMBER 2016 FEBRUARI 2017

LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

INDONESIA KERJA NYATA

Benarkah Tahun 2002 akan Terjadi El-Niño dengan Intensitas Lemah?

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TANGGAL JUNI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

LAPORAN ANALISIS HUJAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 04 OKTOBER 2009

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Berburu Kwangwung Di Sarangnya

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KAB. KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 11 NOVEMBER 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

Serangan Hama dan Penyakit Tembakau Tahun 2015 di Kabupaten Probolinggo dan Dampak Kerugian

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Perkebunan Pendahuluan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa musim kemarau tahun 2016 ini adalah kemarau basah. Artinya musim kemarau tahun ini akan lebih banyak hujan dibandingkan dengan pola musim kemarau normal. Pola angin menimbulkan gangguan cuaca pada musim kemarau ini diprediksi berlangsung pada bulan Mei sampai Juni 2016. Kondisi demikian dapat menyebabkan terjadinya hujan berintensitas tinggi dan menimbulkan banjir, longsor, memicu hama penyakit tanaman yang pada gilirannya menimbulkan gagal panen dan sebagainya. Diharapkan informasi yang akurat mengenai adanya kemarau basah di tahun 2016 ini dapat memberikan kewaspadaan bagi para petani tembakau yang saat ini merupakan musim tanam tembakau. Kewaspadaan adanya kemarau basah bagi para petani tembakau sangat penting terutama dalam hal pengolahan tanah, pembibitan, saat pindah tanam dan saat panen tembakau. Bila perkiraan itu benar, maka para petani harus menghadapi perubahan cuaca ekstrim yang tentunya akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha tani tembakau. Para petani di daerah yang cenderung basah dan melimpah air, akan berhadapan dengan masalah banjir atau genangan air sehingga kondisi yang demikian akan memicu perkembangan hama penyakit pada tanaman tembakau.

Perkiraan Kemarau Basah Tahun 2016 Sering masyarakat lupa kalau kemarau itu bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Kemarau itu ada hujannya, tetapi di dalam ukuran tertentu jauh lebih rendah dari ambang batas yang kita tentukan sebagai musim hujan dan musim kemarau. Sedangkan kemarau basah adalah musim kemarau yang masih terjadi hujan sehingga kondisi kemarau yang semestinya kering menjadi basah. Fenomena yang satu ini bagi Indonesia akan membuat curah hujan lebih tinggi dibandingkan normalnya sehingga bisa membawa dampak buruk sekaligus baik. Sebanyak 75 persen El Nino / kemarau kuat biasanya diikuti dengan La Nina /penghujan berintensitas moderat atau kuat. La Nina diprediksi terjadi pada akhir tahun antara Oktober-Desember 2016. Pada periode tersebut bertepatan dengan periode awal musim hujan sehingga perlu diwaspadai peluang terjadinya curah hujan tinggi pada saat La Nina berlangsung. Menurut Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng, El Nino saat ini sudah semakin meluruh sehingga publik tidak perlu lagi mengkhawatirkan dampak El Nino. Hal yang harus diwaspadai saat ini adalah La Nina karena terkait dengan curah hujan berlebih. El Nino adalah fenomena menghangatnya suhu muka laut di Samudra Pasifik area khatuli stiwa yang memicu penurunan curah hujan di wilayah Indonesia, terutama di selatan khatulistiwa. Kondisi tersebut membuat kemarau panjang dan musim hujan terganggu. Sedangkan La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudra Pasifik area khatulistiwa, yang mendorong bertambahnya suplai uap air bagi Indonesia. La Nina diprediksi muncul bulan Oktober-Desember 2016 dengan peluang 50 persen. Itu bertepatan dengan awal musim hujan di sejumlah daerah. Kemungkinan adanya La Nina dapat meningkatkan jumlah curah hujan pada akhir musim kemarau 2016 sehingga kemungkinan menimbulkan apa yang disebut sebagai musim kemarau basah. Wilayah-wilayah yang berpeluang mengalami kemarau basah yaitu yang berada di selatan khatulistiwa, terutama wilayah Indonesia bagian tenggara (Tety, 2016).

Pengaruh Kemarau Basah pada Tanaman Tembakau Tanaman tembakau rentan sekali dengan banyaknya air pada pembibitan dan awal tanam jika tidak ada saluran pembuangan yang baik. Perkiraan kemarau basah terjadi bulan Mei dan Juni 2016, artinya tanam tembakau bisa jadi mundur. Musim kemarau basah membuat kondisi lingkungan menjadi basah, kelembaban tinggi, suhu rendah serta dapat memacu perkembangan penyakit menjadi lebih cepat. Tembakau tidak cocok di tanam di musim penghujan, itu sama saja dengan buang biaya dan tenaga karena tanaman tembakau bisa dipastikan akan mati/rusak. Perlu diketahui bahwa bagaimana petani tembakau dari awal mendapatkan bibit tembakau yang sehat? Tak jarang petani memahami ini. Dalam menyemaikan benih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bibit yang siap di tanam di lahan terbebas dari penyakit. Benih disemaikan bisa dalam bentuk bedengan atau di tanam satu-satu pada tray. Tanah yang digunakan sebaiknya sudah mengandung jamur Trichoderma sp, Gliocladium sp gunanya untuk mencegah serangan layu jamur dan Pseudomonas flourencens (Pf) untuk mencegah serangan layu bakteri (lanas). Umumnya petani ada yang membuat persemaian sendiri ada juga yang membeli bibit tembakau. Bibit tembakau yang baik akan tampak seragam pertumbuhannya, tidak ada gejala serangan penyakit. Dipersemaian jika disebar benih terlalu rapat menyebabkan kelembaban tinggi sehingga memicu perkembangan penyakit yang umumnya dikenal dengan nama londot atau Phytium ultimum dengan ciri khas robohnya bibit secara berkelompok dan pada batang bibit nampak busuk coklat, berair, kemudian pembusukan meluas ke atas berkembang menjadi busuk lunak, kebasahan, daun tanaman layu/chlorotic dan menyebabkan bibit collapse/mati. Bibit yang bergejala seperti ini sebaiknya jangan digunakan sebagai bibit dan umumnya gejala penyakit di persemaian disekitarnya juga mengandung penyakit. Jika dipaksa ditanam akan menyebabkan tanaman tembakau rusak lebih dari 20%.

Gambar 1. Bibit tembakau yang terlalu rapat dan tidak seragam Sumber : Ratmawati, 2015 Untuk menghindari serangan penyakit sebaiknya penggunaan tanah jangan terlalu basah, bila perlu tanah disterilkan, benih yang disebar jangan terlalu rapat dan diatur vertilisasinya, hindari bibit yang berasal dari persemaian yang terinfeksi dan manfaatkan agensia hayati pengendali penyakit di persemaian. Penjarangan waktu pembibitan juga penting dilakukan saat kemarau basah. Adanya hujan biasanya membawa berkah, tapi tidak untuk tanaman tembakau yang baru pindah tanam bisa menyebabkan tanaman tembakau layu dan mati akibat genangan air. Awal pindah tanam, tembakau rentan sekali layu dan mati, apalagi dengan adanya kemarau basah. Pembuatan bedengan dan saluran pembuangan air penting dilakukan untuk antisipasi genangan air yang menyebabkan kelembaban tinggi dan mudahnya terserang penyakit layu jamur maupun layu bakteri. Aplikasi jamur Trichoderma sp, Gliocladium sp gunanya untuk mencegah serangan layu jamur dan Pseudomonas flourencens (Pf) untuk mencegah serangan layu bakteri (lanas) sebelum pindah bibit tembakau ke lahan salah satu upaya pencegahan terjadinya serangan penyakit. Pengaturan jarak tanam juga salah satu antisipasi mengurangi kelembaban tinggi akibat kemarau basah. Sering melakukan pendangiran atau membalik tanah agar bila kondisi tanah basah dan lembab juga merupakan antisipasi pencegahan munculnya penyakit tembakau. Apabila pada saat panen dan penjemuran sebaiknya ketebalan rajangan tembakau dikurangi atau lebih tipis agar cepat kering dan daun tembakau tidak menghitam. Jika terlalu tebal saat penjemuran rajangan tembakau dapat

mengakibatkan warna rajangan tembakau menjadi menghitam dan aromanya kurang sedap (tembelik). Penutup Saat kemarau basah terjadi yang perlu dilakukan pada tanaman tembakau antara lain penjarangan waktu pembenihan, atur jarak tanam, aplikasi jamur Trichoderma sp, Gliocladium sp gunanya untuk mencegah serangan layu jamur dan Pseudomonas flourencens (Pf) untuk mencegah serangan layu bakteri (lanas), pembuatan saluran air, pendangiran dan mengurangi ketebalan penjemuran rajangan tembakau merupakan antisipasi agar tidak terjadi serangan OPT dan kerugian hasil yang tinggi. Referensi Tety, 2016. BMKG prakirakan awal musim kemarau terjadi pada Mei dan Juni 2016. http://possore.com/2016/03/14/bmkg-prakirakan-awal-musim-kemarauterjadi-pada-mei-dan-juni-2016/ Diakses 13 Mei 2016