Pengujian Kultivar Kentang dan Klon-Klon Harapan IPB

dokumen-dokumen yang mirip
USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

ADAPTASI KLON-KLON BAWANG MERAH (Allium ascollonicum L.) DI PABEDILAN LOSARI CIREBON ABSTRACT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

PENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS. Oleh: Sartono Putrasamedja

PERBANYAKAN CEPAT TANAMAN DENGAN TEKNIK KULLTUR JARINGAN

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

Sumber : Nurman S.P. (

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Penggunaan Mulsa Plastik Pada Usahatani Kentang Di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PRODUKSI UMBI MINI (G0) KENTANG DARI STEK MINI DALAM RUMAH KETAT SERANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KHOIRUL UMMAH A

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

kg/hk kg/hk Kebun Kiara Jeuntas 19/02/2009 Penanaman stek kentang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB IV. METODE PENELITIAN

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

Prospek Plasma Nutfah Kentang Dalam Mendukung Swasembada Benih Kentang di Indonesia G. A. WATTIMENA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KENTANG MERAH PADA LAHAN DATARAN TINGGI KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU ABSTRAK

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Transkripsi:

Pengujian Kultivar Kentang dan - Harapan IPB I. Pendahuluan Indonesia sampai saat ini masih tergantung dari kultivar kentang luar negeri untuk berbagai keperluan dalam negeri. Kultivar Granola yang berasal dari Jerman untuk konsumsi dan kultivar Atlantik dari USA untuk keperluan prosesing (chip dan French fries). Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang dari tahun 2000 sampai 2004 ini sudah melepaskan beberapa kultivar kentang olahan seperti Merbabu 17, Amudra, Manora, BPH-3, BPH-9, dan FBA-4. Kultivar-kultivar ini sedang disosialisasikan ke petani kentang di Indonesia. Di laboratorium Kultur Jaringan Kentang (Dapartemen Agronomi dan Hortikultura dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB)) terdapat lebih dari 100 kultivar/ klon kentang untuk berbagai keperluan dan toleransi berbagai cekaman biologis dan non biologis. Kultivar kentang yang sudah habis berlaku masa paten maupun masa paten yang masih berlaku. -klon kentang hasil penyilangan dan hasil fusi protoplas sudah diuji dan diantaranya ada beberapa klon yang mempunyai harapan untuk diuji lanjut baik sebagai kentang konsumsi langsung maupun prosesing. -klon ini akan diuji ditempat petani dengan sistem mother-babytrials. IPB sebagai mother dan petani kentang sebagai baby. Petani kentang sebagai baby yang akan memilih klon-klon yang sesuai dengan keinginan mereka. Pengujian kultivar dan klon harapan IPB ini diawali dari tanaman in vitro di laboratorium. Bibit dari laboratorium belum dapat dipakai sebagai pemberi tekanan seleksi di lapang. Prosedur yang baku harus memproduksi dahulu umbi G1 atau G2 baru dilanjutkan ke uji di lapang. Dalam percobaan ini dilakukan metoda singkat yaitu evaluasi atau pra skrening terhadap hasil dan kualitas hasil untuk chip langsung pada tanaman di lapang dengan bibit berasal dari kultur jaringan. 1

II. Tujuan 1. Membandingkan kultivar kentang unggulan impor (terutama yang sudah habis masa paten) dengan klon-klon hasil pemuliaan tim peneliti kentang IPB. 2. Pemberian nama pada klon-klon unggul terpilih dan didokumentasikan pada bagian paten IPB dan proses selanjutnya didaftarkan ke Departemen Pertanian sesuai ketentuan hukum yang berlaku. 3. Pengujian lanjut dari klon-klon yang telah diberi nama diuji dan dikembangkan didaerah kerjasama IPB. 4. Dari sekian koleksi klon hasil pemuliaan silangan dan fusi protoplas untuk mendapat beberapa klon untuk mendapatkan PVT dan Hak Pelepasan Varietas. 5. Persarat DUS (District ness, Uniformity and stabil) atau BUSS (Beda, Unik, Seragam, Stabil) untuk PVT dan Hak Pelepasan VArietas adalah sama. Hanya pada Hak Pelepasan Varietas harus diuji multilokasi (3 lokasi, 2 musim) 6. Target Hak Pelepasan Varietas kalu ditolak, didaftarkan untuk PVT III. Tim Peneliti Tim peneliti percobaan I, II : 1. Prof. Dr. Ir. G. A. Wattimena, MSc (IPB) 2. Dr. Ir. Nurhayati Ansori Mattjik, MS (IPB) 3. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc (IPB) 4. Dr. Ir. Armini Wiendi, MS (IPB) 5. Ir. Nia Dahniar (IPB) 6. Ir. Wildan Mustofa, MM (PD Hikmah) Tim peneliti percobaan multilokasi : 1. Prof. Dr. Ir. G. A. Wattimena, MSc (IPB) 2. Dr. Ir. Nurhayati Ansori Mattjik, MS (IPB) 3. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc (IPB) 4. Dr. Ir. Armini Wiendi, MS (IPB) 5. Ir. Nia Dahniar (IPB) 2

6. Ir. Wildan Mustofa, MM (PD Hikmah) 7. Ir. Wawan Suwandi (BPSBTPH Jawa Barat) IV. Pelaksanaan Penelitian (Gambar 1.0) A. Skrening Kultivar dan - 1. Lokasi Percobaan I, II Desa Kertamanah Pangalengan, Bandung. Lahan kentang dari Ir. Wildan Mustofa (PD Hikmah). Luas lahan yang dibutuhkan 5000 m 2 (0.5 hektar). Percobaan uji multilokasi : 1., kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, dengan ketinggian 1600 mdpl, ph tanah 6.5, jenis tanah andosol. 2. Desa Margamukti, kampung Ciarileu, kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, ketinggian 1500 mdpl, ph tanah 6.5, jenis tanah andosol. 3. Kabupaten Majalengka (belum panen). 4. Kabupaten Garut (belum panen). 2. Kultivar kentang yang akan diujikan a. Kultivar unggulan (18) : Cardinal, Desiree, Katahdin, Nicola, Sequoia, Atlantik, Granola, Baraka, Eba, Kennebec, Multa, Prevalent, Norchip, Nooksack, Karnico, Alpha, Herta dan MS42.3. b. (33) : PAS 3063, PAS 3064, PAS 4002, PAS 4012, PAS 4014, PAS 4048, PAS 4050, AD4, AD5, AD6, AD7, AD9, AD12, AD27, Amcar 31, Amcar 33, BF15Car216, BF15Ni106, Carni 1, Carni 2, Fusi 79.49/32,,Fusi 54.4129.1288, IF, TSS14,TSS28,TSS94, TSS131, TSS141,TSS145, TSS147, TSS148, TSS149, TSS151. 3. Perbanyakan in vitro dan aklimatisasi Perbanyakan mempergunakan MS0 untuk mendapatkan 100-200 stek mikro untuk setiap kultivar memerlukan waktu 3 bulan (2-3 kali subkultur). Aklimatisasi : Pada toples dengan media campuran arang sekam : kasting (2:1) selama 3 hari di laboratorium, dirumah kasa selama 2 minggu dapat dipanen 1, sesudah itu panen 2 dan panen 3 yang berjarak waktu dua minggu setiap panen. 3

Stek mini yang dipanen ditanam dalam bak bibit yang berisi 200 tanaman. Media yang digunakan adalah campuran tanah : arang sekam (1:1). Setiap minggu sekali disemprot dengan vitabloom 1 g/l, insektisida dan fungisida. Bibit berumur 3-4 minggu sudah dapat dipindahkan ke lapang. 4. Penanaman Penanaman dilakukan tanggal : 4 April 2005 Jarak tanam : bibit tanaman asal stek mini ditanam dengan jarak 30 cm x 70 cm. Pemupukan dan Pembumbunan Terdiri dari pupuk kandang 20 ton/ha. Pupuk N 100 kg/ha, K 2 O 150 kg/ha, MgO 40 kg/ha, Furadan 3G 100 kg/ha atau Rhocap 10 G 50kg/Ha. Pupuk kandang, Furadan, Pupuk P, Pupuk MgO diberikan sekaligus pada waktu menanam. Pupuk P 2 O 5 dan K 2 O separuh diberikan pada waktu menanam dan sisanya diberikan bersamaan dengan pembumbunan pertama (30 hari setelah tanam). Pembumbunan kedua dilakukan sepuluh hari setelah pembumbunan pertama. 5. Pemeliharaan Penyemprotan insektisida dan fungisida diberikan 1 minggu sekali atau tergantung intensitas hama dan penyakit. Insektisida yang digunakan adalah Decis 2.5 EC, Padan 50 SP dan Curacron, sedangkan fungisida Dithane M-45, Ridomil MZ atau Ridomil gold MZ dan Pulsan (sandofan M / Curzate M). 6. Panen dan Sortasi Panen dilakukan tanggal : 2 Agustus 2005 Panen dilakukan setelah tanaman itu mati dan mengering. Panen dilakukan tidak pada waktu sedang hujan. Sortasi umbi antara umbi yang baik dan yang busuk dilakukan dilapang. Sortasi selanjutnya dilakukan digudang penyimpanan. 4

18 kultivar unggulan luar negeri 33 calon-calon klon IPB Perbanyakan tunas mikro di Lab. (2 bln) Pra aklimatisasi di Lab. (toples) (3 hari) Produksi bibit di rumah kasa Masih dalam wadah toples 10 HSA 7 HSP 1 7 HSP2 Panen 1 Panen 2 Panen 3 Bibit 3 MST Bibit 3 MST Bibit 3 MST Penanaman di Lapang (3-4 bulan) Panen HSA = Hari Setelah Aklimatisasi HSP = Hari Setelah Panen MST = Minggu Setelah Tanam Gambar 1. Diagram Alir Percobaan 5

B. Percobaan 11 klon terpilih dengan Atlantik sebagai klon pembanding : AD12, TSS 14, TSS 28, TSS 94, TSS 141, TSS 145, TSS 147, TSS 148, TSS 149, TSS 151. Penanaman dilapang dilakukan tanggal : 17 Desember 2005 Pemanenan dilakukan tanggal : 19 April 2006 C. Seleksi klon TSS terbaik yang diuji : TSS 14, TSS 94, TSS 147, TSS 149, TSS 151 terpilih : TSS 94, TSS 149, TSS 151 D. Percobaan multilokasi Lokasi : 1., kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, dengan ketinggian 1600 mdpl, ph tanah 6.5, jenis tanah andosol. 2. Desa Margamukti, kampung Ciarileu, kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, ketinggian 1500 mdpl, ph tanah 6.5, jenis tanah andosol. 3. Kabupaten Majalengka (belum panen) 4. Kabupaten Garut (belum panen). :TSS 94, TSS 149, TSS 151, AD12 (DEA), kultivar pembanding (Nadia, Atlantik dan Granola ). Penanaman : (Kec. Kertasari) tanggal 28 April 2007 pada musim penghujan. Desa Margamukti (Kec. Pangalengan) 12 September 2006 pada musim kemarau. Panen : tanggal 11 Agustus 2007. Desa Margamukti tanggal 15 Januari 2007. Evaluasi : kriteria sesuai PPPVH 2004 Sidang : mendapatkan hak PVH. 6

V. Hasil A. Pengujian dan seleksi klon/ kultivar di Desa Kertamanah Tabel 1. Seleksi klon/ kultivar Seleksi Tahap Awal Seleksi Tahap 1 Seleksi Tahap 2 Seleksi Tahap 3 Kultivar unggulan (18) : Cardinal, Desiree, Katahdin, Nicola, Sequoia, Atlantik, Granola, Baraka, Eba, Kennebec, Multa, Prevalent, Norchip, Nooksack, Karnico, Alpha, Herta dan MS42.3. (33) : PAS 3063, PAS 3064, PAS 4002, PAS 4012, PAS 4014, PAS 4048, PAS 4050, AD4, AD5, AD6, AD7, AD9, AD12, AD27, Amcar 31, Amcar 33, BF15Car216, BF15Ni106, Carni 1, Carni 2, Fusi 79.49/32,, Fusi 54.4129.1288, IF, TSS14, TSS28, TSS94, TSS131, TSS141,TSS145, TSS147, TSS148, TSS149, TSS151 11 klon : AD12, TSS 14, TSS 28, TSS 94, TSS 141, TSS 145, TSS 147, TSS 148, TSS 149, TSS 151, Atlantik sebagai pembanding. 5 klon : TSS 14, TSS 94, TSS 147, TSS 149, TSS 151 3 klon : TSS 94, TSS 149, TSS 151 B. Data rekapitulasi uji multilokasi di dan Tabel 2. Bobot umbi (kg) per petak (1.5 x 2.5 m) Kertasari 1600 m dpl Musim Hujan 2006/2007 Desa Margamukti 1500 m dpl Musim Kemarau 2006 TSS 94 21.87 a 23.05 ab TSS 149 24.30 a 15.32 cd TSS 151 15.73 bc 22.34 abc AD 12 17.43 b 17.26 bc NADIA 14.13 bc 21.34 bc ATLANTIK 8.73 d 9.06 d GRANOLA 12.70 c 28.90 a 7

Bobot umbi (kg) 35.00 3 25.00 2 15.00 1 5.00 Gambar 2. Grafik bobot umbi per petak dan Tabel 3. Jumlah umbi dan bobot umbi (kg) 10 tanaman contoh Kertasari 1600 m dpl Musim Hujan 2006/2007 Desa Margamukti 1500 m dpl Musim Kemarau 2006 Jumlah umbi (butir) Bobot umbi (kg) Jumlah umbi (butir) Bobot umbi (kg) TSS 94 156.67 a 8.067 ab 169.33 a 10.23 a TSS 149 191.33 a 10.30 a 90.67 b 5.14 bc TSS 151 183.33 a 6.90 b 191 a 7.99 ab AD 12 86.67 b 6.73 bc 81.67 b 5.65 bc NADIA 59.67 bc 5.30 bc 100.67 b 1 a ATLANTIK 44.00 c 3.47 c 45.67 c 3.48 c GRANOLA 73.33 bc 6.60 bc 145.00 a 1 a Ket : a,b,c adalah uji beda hasil transformasi x jumlah umbi, angka data asli 12.00 Bobot umbi (kg) 1 8.00 6.00 4.00 2.00 Gambar 3. Grafik bobot umbi 10 tanaman contoh dan 8

25 Jumlah umbi (butir) 20 15 10 5 Gambar 4. Grafik jumlah umbi 10 tanaman contoh dan Tabel 4. Tinggi tanaman pada umur 50 HST (10 tanaman contoh) Musim Hujan 2006/2007 Tinggi tanaman (cm) Musim Kemarau 2006 TSS 94 45.53 a 30.43 bcd TSS 149 38.73 b 28.57 cd TSS 151 25.10 c 24.47 d AD 12 43.13 ab 36.73 ab NADIA 25.60 c 34.33 abc ATLANTIK 25.27 c 25.07 d GRANOLA 20.93 c 39.53 a Tinggi tanaman (cm) 5 45.00 4 35.00 3 25.00 2 15.00 1 5.00 Gambar 5. Grafik tinggi tanaman umur 50 HST dan 9

Tabel 5. Persentase tanaman terinfeksi Virus Mosaik PVY (10 tanaman contoh ) Musim Hujan 2006/2007 Virus Mosaik PVY (%) Musim Kemarau 2006 TSS 94 2.23 ab b TSS 149 9.33 a 15.07 a TSS 151 2.33 ab b AD 12 5.63 ab 17.63 a NADIA 3.90 ab b ATLANTIK 3.17 ab b GRANOLA 1.27 b b Virus PVY (%) 2 18.00 16.00 14.00 12.00 1 8.00 6.00 4.00 2.00 Gambar 6. Grafik persentase tanaman terserang virus PVY dan Kp. Ciarileu Tabel 6. Pembagian kelas umbi hasil panen Oversize Large Medium Small Butir % Butir % Butir % Butir % TSS 94 2.00 a 1.20 a 23.33 ab 13.44 ab 81.67 a 47.34 ab 66.33 a 38.01 ab TSS 149 3.33 a 1.70 a 29.33 a 15.80 ab 94.33 a 49.27 ab 64.33 a 33.25 abc TSS 151 a a 14.00 bc 7.47 b 94.00 a 52.04 ab 75.33 a 40.49 a AD 12 7.67 a 8.75 a 16.33 bc 19.35 ab 43.67 b 48.87 ab 19.00 b 23.36 bc NADIA 5.00 a 7.15 a 5.33 c 10.04 b 36.67 bc 61.43 a 12.67 b 21.37 c ATLANTIK 2.33 a 5.29 a 13.00 bc 29.10 a 17.00 c 38.68 b 11.67 b 26.93 abc GRANOLA 3.67 a 6.32 a 15.33 bc 22.70 ab 35.67 bc 46.19 ab 18.67 b 24.79 bc 10

Jumlah umbi (%) 7 6 5 4 3 2 1 Oversize Large Medium Small Gambar 7. Grafik pembagian kelas umbi (%) Jumlah umbi (butir) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Oversize Large Medium Small Gambar 8. Grafik pembagian kelas umbi (butir) 11

Tabel 7. Persentase berat kering dan pati BB1 BB2 rata2 BK1 BK2 rata2 BK (%) Pati (%) TSS 94 91.30 73.52 82.41 19.09 16.67 17.88 21.70 15.34 TSS 149 115.13 134.76 124.95 23.64 29.73 26.69 21.36 15.04 TSS 151 84.59 103.21 93.90 17.36 24.75 21.06 22.42 15.98 AD12 73.12 119.13 96.13 14.27 28.34 21.31 22.16 15.75 NADIA 97.89 61.51 79.70 17.11 11.24 14.18 17.79 11.85 ATLANTIK 85.34 70.82 78.08 15.94 18.18 17.06 21.85 15.47 GRANOLA 74.15 95.49 84.82 13.04 17.60 15.32 18.06 12.10 Keterangan : BB (Berat Basah), BK (Berat Kering) Rumus % Pati = 17.55 + (( 0.891 x (% BK 24.18)) Tabel 8. Analisa pati dan sukrosa Gula Total (gram/ml) Gula Pereduksi (gram/ml) Sukrosa Pati (gram/ml) (%) (%) TSS 94 0.70 0.13 0.43 4.30 21.45 TSS 149 0.60 0.12 0.37 3.70 15.28 TSS 151 0.78 0.24 0.48 4.80 19.72 AD12 0.64 0.13 0.40 4.00 29.12 ATLANTIK 0.35 0.13 0.21 2.10 30.84 Keterangan : Sukrosa = (gula total gula pereduksi ) x 0.95 Analisa menggunakan metoda Spektrometer VI. Rencana Selanjutnya Selesaikan uji multilokasi Sidang Hak PVH Pendaftaran PVT 12

Perbanyakan Laboratorium (6 Minggu) Stek Mikro Aklimatisasi (Toples arang sekam) Rumah Skrin Stek Mini Penanaman Lapang Panen (3 bulan) Evaluasi I (Pertumbuhan dan Hasil) Terpilih Dormansi (3 bulan) Penanaman di lapang Panen Evaluasi II (Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas) Terpilih : DEA (AD 12, TSS 151, TSS 149, TSS 94) Perbanyakan In Vitro Aklimatisasi Pembuatan Umbi Mini di Skrin House Panen Bibit (Dormansi) Uji Multilokasi Gambar 9. Diagram alir percobaan I, II, Uji Multilokasi 13